Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

3 Langkah untuk Menangkap Gambar Close-up Atlet yang Sedang Beraksi Secara Mengesankan

2018-08-23
2
1.59 k
Dalam artikel ini:
Fotografi olahraga tidak sekedar mengabadikan suatu aksi laga dan suasana. Di sini juga ada faktor yang sangat manusiawi, entah itu keindahan bentuk manusianya, atau memperlihatkan luapan emosi pada saat yang menentukan. Berikut ini sebagian saran tentang cara memperlihatkannya dalam potret dramatis, bidikan pada suatu pemandangan di lapangan—bukan di dalam studio. (Dilaporkan oleh: Shugo Takemi)

 

Atlet gimnastik pria saat memegang lingkaran angkat tubuh yang memperlihatkan otot lengan

EOS-1D X/ EF400mm f/2.8L IS II USM/ FL: 400mm/ Manual exposure (f/2.8, 1/800 det.)/ ISO 800/ WB: Auto

Dalam gimnastik, kemampuan angkat tubuh dengan bergantung pada sepasang cincin atau lingkaran angkat tubuh, harus memanfaatkan kekuatan otot lengan semaksimal mungkin, jadi saya tahu yang perlu diperlihatkan dalam bidikan ini. Untuk menarik perhatian ke bentuk dan intensitas otot, saya mencari posisi pemotretan yang memberikan latar belakang gelap.

 

Langkah 1: Pilih lensa super telefoto

Lensa super telefoto sempurna untuk menarik perhatian ke bagian tertentu sang atlet (misalnya, otot lengan, seperti gambar di atas). Untuk foto ini, saya memilih untuk menggunakan lensa prima super telefoto 400mm, EF400mm f/2.8L IS II USM, yang memungkinkan bidikan close-up, hanya pada lengan dan kepala sang atlet.

Saya lebih suka menggunakan lensa prima daripada lensa zoom apabila mengambil bidikan close-up semacam itu: Hal ini menyingkirkan godaan untuk melakukan zoom out dan menggunakan sudut yang lebih lebar untuk menangkap bagian tubuh lainnya, khususnya apabila menggunakan superzoom yang mencakup kisaran sudut yang sangat besar dari lebar ke telefoto. 

 

Lensa yang digunakan: EF400mm f/2.8L IS II USM

EF400mm f/2.8L IS II USM

Apabila memotret acara olahraga, Anda harus berkeliling dan langsung bereaksi pada saat tertentu. Saya memilih lensa ini karena beratnya hanya 3.850g, agak ringan untuk lensa super telefoto, sehingga saya bisa leluasa bergerak. Depth-of-field yang dangkal membantu menonjolkan subjek utama.

 

Jika Anda memiliki kamera EOS R series, pertimbangkan: RF400mm f/2.8L IS USM

RF400mm f/2.8L IS USM super telephoto lens

Lensa prima super telefoto 400mm f/2.8L profesional dari Canon yang beratnya hanya 2.890g untuk dudukan RF, lebih ringan secara signifikan. Dengan lensa ini, Anda tidak perlu menggunakan adaptor dudukan!

Baca juga:
Lensa RF vs Lensa EF: Apa perbedaannya, dan Cara Menentukannya?

 

Langkah 2: Buatlah latar belakang segelap dan sesederhana mungkin

Untuk bidikan di atas, kebetulan ada layar tampilan video besar di belakang, yang memberikan latar belakang gelap. Sudut pandang sempit lensa, dapat meniadakan gangguan lebih jauh lagi, menyederhanakan latar belakang hanya pada elemen yang paling esensial. Kesederhanaan tersebut, membantu memfokuskan perhatian pemirsa pada subjek bidikan—bentuk fisik atlet gimnastik yang mengesankan.

 

Saran: Gunakan monopod untuk kombinasi sempurna, stabilitas dan mobilitas

Semakin panjang lensa, semakin Anda perlu waspada untuk menstabilkan bidikan Anda. Pada saat yang sama, dept-of-field yang dangkal juga berarti bahwa, Anda mungkin harus berkeliling untuk membuat penyesuaian halus pada komposisi Anda. Saya menggunakan monopod, yang bisa menyangga sekaligus leluasa untuk menggerakkan kamera.

 

Posisi pembidikan

Diagram pembidikan (posisi atlet gimnastik, layar dan fotografer)

Dengan memasangkan perlengkapan pada monopod, saya memotret sang atlet dari jarak 20m, menggunakan layar tampilan gelap di belakang untuk menciptakan latar belakang yang gelap. Jarak dari sang atlet ke layar sekitar 15m.

 

Langkah 3: Agak mengurangi pencahayaan untuk mendapatkan efek bidikan studio

Untuk lebih jauh lagi menyempurnakan bidikan, kurangi pencahayaan sekitar 1 stop kecepatan rana dari correct exposure. Hal ini membuat latar belakang yang gelap semakin gelap, menciptakan penampilan yang serupa dengan bidikan studio.

 

Saran: Atur waktu pelepasan rana untuk menghasilkan kontras terbaik

Secara alami, para atlet yang bertanding selalu bergerak cepat, dan berubah posisi, demikian juga kemunculan mereka di setiap kali pencahayaan berubah. Untuk memastikan agar tubuh sang atlet tampak menonjol, Anda dapat memaksimalkan kontras antara i) bagian tubuh yang disinari cahaya dan ii) latar belakang yang gelap. Untuk bidikan ini, saya melepas rana pada saat atlet gimnastik sedang berpegangan pada cincin angkat tubuh yang tampak terang benderang oleh pencahayaan di lokasi.

 

Cara lain untuk menggunakan teknik ini

1. Tarik perhatian pada emosinya

Close-up pada pemain anggar yang berteriak

EOS-1D X/ EF800mm f/5.6L IS USM/ FL: 800mm/ Manual exposure (f/5.6, 1/500 det.)/ ISO 12800/ WB: Auto

Apa pun luapan emosi yang terpancarkan, entah itu teriakan frustrasi atau tangis kebahagiaan, bidikan close-up telefoto pada latar belakang gelap membantu memperlihatkan luapan emosi yang terpancarkan pada wajah sang atlet.

 

2. Mengabadikan bidikan yang mengerahkan segala kekuatan, darah, keringat dan air mata

Close-up pada otot punggung

Kamera APS-C EOS/ EF28-200mm f/3.5-5.6 USM/ FL: 100mm/ Shutter-priority AE (f/7.1, 1/400 det.)/ ISO 1600/ WB: Manual

Menuntun perhatian ke tampilan keringat bisa menghasilkan bidikan yang sangat menggugah. Keringat pada kulit sang atlet yang memancarkan cahaya, dan menonjol pada latar belakang gelap yang kontras.

 

Juga baca artikel berikut ini mengenai fotografi olahraga:
Fotografi Olahraga: Cara Menegaskan Kecepatan Dengan Mengontraskan Suasana yang Tenang dengan Suasana yang Bergejolak
Kamera FAQ #18: Cara Menggunakan High-speed Continuous Shooting untuk Membekukan Momen Secara Lihai

Cermati juga semua lensa super telefoto ini!

RF100-500mm f/4.5-7.1L IS USM

Lensa zoom super telefoto profesional yang juga sangat bagus untuk fotografi kehidupan alam liar dan lanskap,​​​​​​.

​​​

RF100-300mm f/2.8L IS USM

Lensa zoom telefoto profesional yang canggih dari Canon, mempertahankan aperture konstan besar f/2.8 pada seluruh rentang zoom. Sempurna untuk para fotografer aksi laga yang memerlukan fleksibilitas, jangkauan dan kecepatan.​​​​​

 

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Shugo Takemi

Lahir pada tahun 1985, Takemi lulus dari Department of Photography di Nihon University’s College of Art. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia direlokasi ke Vancouver di Canada, dan di sana ia bekerja untuk surat kabar lokal, MINKEI NEWS VANCOUVER. Setelah kembali ke Jepang, ia terlibat dalam berbagai aktivitas fotografi berbagai genre. Karyanya termasuk fotografi untuk majalah, poster untuk peristiwa olahraga dan aneka program. Ia juga seorang fotografer untuk komite aplikasi, Tokyo 2020 Olympic Games dan Paralympic Games. Pada saat ini, ia aktif sebagai fotografer freelance.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami