Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

7 Fotografer Berbagi Ilmu: Pengaturan AF & Drive yang Saya Alihkan Berdasarkan Pemandangannya

2023-03-22
0
409

Kamera sistem EOS R yang lebih canggih dari Canon, memang layak membanggakan kemampuan AF dan pelacakan subjek yang dimilikinya, serta sekian banyak fungsi untuk mengaktifkan/menonaktifkan atau melakukan penyesuaian menurut kebutuhan Anda. Fitur atau fungsi apa saja yang tersedia, dan bagaimana semua ini dapat membantu Anda untuk membidik secara lebih efektif dan efisien? Kami menanyakan kepada 7 fotografer yang memiliki spesialisasi dalam genre yang berbeda-beda, dan berikut ini para fotografer tersebut berbagi sejumlah saran. (Dilaporkan oleh: Kazuo Nakahara, dari Panduan Pemotretan EOS R7 oleh Digital Camera Magazine)

Dalam artikel ini:

Pendahuluan: Kustomisasi pengaturan AF dan drive

Pendahuluan: Kustomisasi pengaturan AF dan drive

Kamera mirrorless canggih seperti EOS R7 dan EOS R6 Mark II dirancang dengan kecepatan, pendeteksian subjek, dan performa pelacakan yang dibutuhkan oleh fotografer yang memotret aksi laga. Meskipun pengaturan default biasanya bekerja dengan sangat baik, namun, mengubahnya dapat membantu Anda menangani subjek dan pemandangan tertentu secara lebih efisien.

Sebelum kita menjelajahi pengaturan yang digunakan oleh para fotografer dari berbagai genre yang kami tanyakan, ini adalah panduan singkat tentang sejumlah fungsi yang disebutkan.

Fungsi Deskripsi
AF operation (Pengoperasian AF) Servo AF atau One-Shot AF?
AF area mode (Mode area AF) Menentukan ukuran area AF aktif
Subject tracking (Pelacakan subjek) Apabila diaktifkan, bingkai pelacakan akan mengikuti subjek yang dideteksi ketika subjek tersebut bergerak.
Subject to detect (Subjek untuk dideteksi) Jenis subjek apakah yang Anda inginkan kamera untuk memprioritaskannya selama pelacakan?
Jika Anda memilih “None” (Tidak ada), bingkai pelacakan tidak akan ditampilkan dan kamera akan menentukan subjek utama secara otomatis dari cara Anda menyusun bidikan.

Catatan: EOS R6 Mark II dan kamera yang lebih baru, memiliki mode “Subject detection - Auto” (Pelacakan subjek- Otomatis) yang secara otomatis mendeteksi hewan, kendaraan dan manusia. Jika beberapa subjek terdeteksi, kamera memilih subjek utama berdasarkan informasi kontekstual, seperti komposisi.
Eye detection (Pendeteksian mata) Apabila ini diaktifkan, kamera mendeteksi mata manusia dan hewan.
Switching tracked subjects (Beralih subjek yang dilacak) Seberapa mudahkah kamera mengalihkan titik AF ke subjek lain?

“0” adalah yang “paling melekat” pada subjek awal; "2" adalah yang paling sensitif terhadap subjek baru.
Servo AF characteristics (Karakteristik Servo AF) 5-6 "kasus" yang memungkinkan Anda menyesuaikan perilaku Servo AF dengan subjek atau situasi pemotretan Anda.
Preview AF (Pratinjau AF) Apabila diaktifkan, kamera melanjutkan operasi pemfokusan sehingga siap untuk segera memfokus saat Anda menekan separuh tombol rana. Ini serupa dengan “Continuous AF” (AF Beruntun) pada sebagian kamera EOS lainnya.
Limit AF areas (Membatasi area AF)
Ini memungkinkan Anda membatasi area AF yang tersedia di menu Quick Control ke area yang biasa Anda gunakan.
Orientation linked AF point (Orientasi terkait titik AF) Memungkinkan Anda mengatur apakah titik/area AF tetap berada di posisi yang sama saat Anda beralih antara pemotretan horizontal dan vertikal.
Baca juga: 5 Pengaturan Dasar EOS R5/ EOS R6 untuk Kustomisasi Dari Awal
MF peaking Bantuan pemfokusan visual sewaktu melakukan pemfokusan manual.
Lihat: Focus Guide & MF Peaking: Mempermudah Fokus Manual
Fungsi Silent Shutter (Rana Senyap) Menonaktifkan suara pelepas rana, bunyi bip, dan suara pengoperasian lainnya, penembakan lampu kilat, dan sumber cahaya lain seperti sinar bantu AF. Menggunakan mode rana elektronik.
Mode Shutter (Mode Rana) Memungkinkan Anda memilih cara pelepasan rana (tirai pertama elektronik, mekanis, atau elektronik).
Baca juga: Shutter Modes & Continuous Shooting Modes: Kapan menggunakan apa?
Drive mode Pilih dari mode bidikan tunggal, berbagai mode pemotretan beruntun, dan mode self-timer.
Pre-shooting (Pra-pemotretan) Tersedia selama RAW burst mode. Apabila diaktifkan, menekan separuh tombol rana akan merekam momen hingga kira-kira 0,5 detik sebelum Anda menekan tombol rana sepenuhnya.

Pemandangan 1: Rel Kereta Api—Rana mekanis vs. elektronik

Pemandangan 1: Kereta Api – Rana mekanis vs. elektronik

Oleh: Yuta Murakami
Membidik dengan rana elektronik dalam mode pemotretan beruntun kecepatan tinggi (H+)


“Gunakan rana elektronik dalam pemandangan di mana distorsi tidak akan terlihat jelas”

Saya menyukai bagaimana kamera seperti EOS R7 memungkinkan saya membidik hingga 30 fps, yang sempurna untuk membekukan laju kereta peluru dan subjek berkecepatan tinggi serupa dalam posisi yang ideal. Namun demikian, distorsi rana bergulir perlu diwaspadai. Anda dapat menyiasatinya dengan mengetahui secara pasti, kapan Anda menggunakannya. Misalnya, hindari menggunakannya di lokasi di mana Anda menghadap ke sisi kepala kereta: distorsi rana bergulir sangat jelas terlihat pada subjek yang berjalan secara horizontal melintasi gambar.

Gambar di atas, dibidik dalam mode pemotretan beruntun berkecepatan tinggi dengan rana elektronik. Karena bentuk kereta api yang ramping dan penempatan diagonalnya dalam bingkai, setiap distorsi rolling shutter (rana bergulir) tidak akan terlihat jelas kecuali Anda melakukan perbandingan yang cermat.

Fungsi Pengaturan
AF operation (Pengoperasian AF) Servo AF
AF area mode (Mode area AF) Spot AF
Subject tracking (Pelacakan subjek) On (Hidup)
Subject to detect (Subjek untuk dideteksi) Mobil/kendaraan (kamera dengan pendeteksian kereta api)
Eye detection (Pendeteksian mata) Off (Mati)
Switching tracked subjects (Beralih subjek yang dilacak) Pada subjek (1)
Servo AF characteristics (Karakteristik Servo AF) Kasus 1
(Pengaturan multi-tujuan yang serba-guna)
Preview AF (Pratinjau AF) Off (Mati)
Limit AF areas (Membatasi area AF) Spot AF, 1-point AF
Orientation linked AF point (Orientasi terkait titik AF) Sama
MF peaking Off (Mati)
Fungsi Silent Shutter (Rana Senyap) Off (Mati)
Mode Shutter (Mode Rana) Rana mekanis/elektronik
(Tergantung situasinya)
Drive mode High-speed continuous shooting + (Pemotretan beruntun kecepatan tinggi +)
Pre-shooting (Pra-pemotretan) Off (Mati)

Pemandangan 2: Aviasi—Pemotretan beruntun kecepatan rendah/kecepatan tinggi

Pemandangan 2: Aviasi – Pemotretan beruntun kecepatan rendah vs. kecepatan tinggi

Oleh: Charlie Furusho
Pemotretan beruntun berkecepatan tinggi diperlukan untuk menangkap kedipan lampu anti-tabrakan pada pesawat terbang.


“Pilih mode pemotretan beruntun berdasarkan kecepatan subjek Anda”

Saya biasanya lebih suka menggunakan mode pemotretan beruntun kecepatan rendah karena mode ini memungkinkan saya melihat setiap bidikan dengan lebih baik melalui viewfinder. Sekitar 3 fps cukup untuk mendapatkan bidikan yang bagus dari pesawat yang sedang bergerak.

Namun demikian, saya memang menggunakan mode pemotretan beruntun kecepatan tinggi dalam pemandangan tertentu. Salah satu pemandangan tersebut adalah ketika saya ingin mengabadikan kedipan lampu anti-tabrakan merah pada pesawat terbang saat memotret di larut senja atau malam hari. Waktu lainnya adalah ketika saya ingin mengabadikan asap ban dari pesawat yang sedang mendarat.

Fungsi Pengaturan
AF operation (Pengoperasian AF) Servo AF
AF area mode (Mode area AF) Meluaskan area AF
Subject tracking (Pelacakan subjek) On (Hidup)
Subject to detect (Subjek untuk dideteksi) Mobil/kendaraan (kamera dengan pendeteksian pesawat terbang)
Eye detection (Pendeteksian mata) Off (Mati)
Switching tracked subjects (Beralih subjek yang dilacak) Pada subjek (1)
Servo AF characteristics (Karakteristik Servo AF) Kasus A
Preview AF (Pratinjau AF) Off (Mati)
Limit AF areas (Membatasi area AF) Default
Orientation linked AF point (Orientasi terkait titik AF) Sama
MF peaking Off (Mati)
Fungsi Silent Shutter (Rana Senyap) Off (Mati)
Mode Shutter (Mode Rana) Electronic shutter (Rana elektronik)
Drive mode High-speed continuous shooting/
Low-speed continuous shooting (Pemotretan beruntun kecepatan tinggi/rendah)
(Tergantung situasinya)
Pre-shooting (Pra-pemotretan) Off (Mati)

Pemandangan 3: Motorsports – Subject tracking (Pelacakan subjek) on/off (hidup/mati)

Pemandangan 3: Motorsports – Subject tracking (Pelacakan subjek) on/off (hidup/mati)

Foto oleh: Hirohiko Okugawa
Apabila saya melakukan bidikan panning pada mobil GT, saya biasanya menggunakan 1-point AF (AF 1 titik) dan menempatkan titik AF di dekat pintu.


“Menonaktifkan pendeteksian subjek, memudahkan untuk melihat mobil GT saat mengambil bidikan panning”

Apabila memotret dengan kamera DSLR, saya biasanya menggunakan 1-point AF untuk bidikan panning. Untuk mobil formula, saya akan menempatkan titik AF pada helm pengemudi; untuk mobil GT, saya akan menempatkan titik AF di dekat pintu.

Saya menggunakan teknik pemfokusan yang sama pada kamera mirrorless seperti EOS R7. Namun demikian, saya menggunakan pelacakan subjek secara selektif. Pelacakan subjek berguna untuk mobil formula, karena titik AF tetap berada pada helm pengemudi. Namun demikian, apabila saya mengambil bidikan panning mobil GT, pendeteksian subjek menyulitkan untuk mengikuti mobil saat saya melakukan panning pada kamera: ini menyebabkan posisi dan bentuk titik AF terus berubah-ubah. Oleh karena itu, saya biasanya menonaktifkannya sebelum mencoba bidikan semacam itu.

Fungsi Pengaturan
AF operation (Pengoperasian AF) Servo AF
AF area mode (Mode area AF) AF 1 titik
Subject tracking (Pelacakan subjek) On/Off
(Tergantung situasinya)
Subject to detect (Subjek untuk dideteksi) Kendaraan
Eye detection (Pendeteksian mata) On (Hidup)
Switching tracked subjects (Beralih subjek yang dilacak) Prioritas awal (0)
Servo AF characteristics (Karakteristik Servo AF) Kasus 4 (Untuk subjek yang mempercepat atau memperlambat gerakan secara cepat)
Preview AF (Pratinjau AF) Off (Mati)
Limit AF areas (Membatasi area AF) Default
Orientation linked AF point (Orientasi terkait titik AF) Titik AF terpisah: Area + pt
MF peaking Off (Mati)
Fungsi Silent Shutter (Rana Senyap) Off (Mati)
Mode Shutter (Mode Rana) Rana Mekanis
Rana elektronik
Drive mode High-speed continuous shooting + (Pemotretan beruntun kecepatan tinggi +)
Pre-shooting (Pra-pemotretan) Off (Mati)

Pemandangan 4: Bon-Bin/Hewan—Preview AF (Pratinjau AF) dan pra-pemotretan

Pemandangan 4: Bon-Bin/Hewan – Preview AF (Pratinjau AF) dan pra-pemotretan

Foto oleh: Yurika Terashima
Pra-pemotretan membantu mengabadikan momen tak terduga untuk pemandangan seperti burung yang sedang terbang.


“Aktifkan pra-pemotretan dan pratinjau AF untuk mengabadikan momen tak terduga”

Pra-pemotretan adalah fitur yang tersedia saat Anda mengaktifkan pemotretan RAW burst. Cara ini akan merekam momen yang terjadi hingga 0,5 detik sebelum Anda melepaskan rana, yang memang bagus untuk mendapatkan bidikan dalam pemandangan yang mungkin sulit mengatur waktunya.

Saya merekomendasikan untuk menggunakannya bersamaan dengan mode Pratinjau AF, di mana kamera tetap fokus selama kamera dihidupkan. Hal ini meningkatkan peluang Anda untuk mendapatkan bidikan fokus pada momen yang tidak terduga.

Fungsi Pengaturan
AF operation (Pengoperasian AF) Servo AF
AF area mode (Mode area AF) Spot AF
Subject tracking (Pelacakan subjek) On (Hidup)
Subject to detect (Subjek untuk dideteksi) Prioritas-hewan
Eye detection (Pendeteksian mata) On (Hidup)
Switching tracked subjects (Beralih subjek yang dilacak) Pada subjek (1)
Servo AF characteristics (Karakteristik Servo AF) Kasus A
Preview AF (Pratinjau AF) On/Off
(Tergantung situasinya)
Limit AF areas (Membatasi area AF) Default
Orientation linked AF point (Orientasi terkait titik AF) Titik AF terpisah: Pt
MF peaking Off (Mati)
Fungsi Silent Shutter (Rana Senyap) On (Hidup)
Mode Shutter (Mode Rana) Rana mekanis
Drive mode High-speed continuous shooting + (Pemotretan beruntun kecepatan tinggi +)
Pre-shooting (Pra-pemotretan) On/Off
(Tergantung situasinya)

Pemandangan 5: Potret Wajah—Silent Shutter Mode (Mode Rana Senyap)

Pemandangan 5: Potret Wajah – Silent Shutter Mode (Mode Rana Senyap)

Foto oleh: Maiko Fukui
Model: Sako Kuroiwa


“Aktifkan mode rana senyap untuk menangkap ekspresi sejujurnya”

Saya biasanya menggunakan mode rana senyap dalam bidikan di mana saya mengambil foto dan video, serta menginginkan foto ekspresi subjek yang sejujurnya. Tidak ada bunyi bip atau bunyi rana yang merusak momen! Mode ini juga bagus untuk memotret acara yang lebih tenang seperti konser, di mana suara rana akan sangat mengganggu.

Fungsi Pengaturan
AF operation (Pengoperasian AF) Servo AF
AF area mode (Mode area AF) AF seluruh area
Subject tracking (Pelacakan subjek) On (Hidup)
Subject to detect (Subjek untuk dideteksi) Manusia
Eye detection (Pendeteksian mata) On (Hidup)
Switching tracked subjects (Beralih subjek yang dilacak) Pada subjek (1)
Servo AF characteristics (Karakteristik Servo AF) Kasus A
Preview AF (Pratinjau AF) Off (Mati)
Limit AF areas (Membatasi area AF) Default
Orientation linked AF point (Orientasi terkait titik AF) Sama
MF peaking On (Hidup)
Fungsi Silent Shutter (Rana Senyap) On/Off
(Tergantung situasinya)
Mode Shutter (Mode Rana) Rana mekanis
Drive mode Low-speed continuous shooting (Pemotretan beruntun kecepatan rendah)
Pre-shooting (Pra-pemotretan) Off (Mati)

Pemandangan 6: Fotografi Kasual dan jalanan—Spot AF/Flexible Zone AF

Pemandangan 6: Fotografi Kasual dan jalanan – Spot AF/Flexible Zone AF

Foto oleh: Kaworu Kobayashi
Apabila melakukan pemfokusan yang mendalam pada cahaya latar, saya menjalankan AF pada area yang lebih luas.


“Gunakan AF Zona Fleksibel untuk subjek bergerak dan pemfokusan mendalam pada cahaya latar”

Meskipun saya biasanya menggunakan Spot AF untuk pemfokusan yang presisi, ada dua situasi di mana saya akan beralih ke AF Zona Fleksibel.

Salah satu situasi tersebut adalah apabila melibatkan anak-anak, hewan, dan subjek lain dengan gerakan yang tidak terduga dan/atau tidak kentara. Untuk pemandangan seperti itu, saya akan menggunakan AF Zona Fleksibel dan pemotretan beruntun.

Situasi lainnya adalah apabila saya memotret dalam kondisi cahaya latar. Sulit untuk menetapkan fokus dengan Spot AF, jadi saya menggunakan Flexible Zone AF untuk menemukan fokus di area umum. Ini sangat efektif apabila saya menginginkan depth-of-field yang besar.

Fungsi Pengaturan
AF operation (Pengoperasian AF) One Shot AF
AF area mode (Mode area AF) Spot AF/ Flexible Zone AF
(Tergantung situasinya)
Subject tracking (Pelacakan subjek) On (Hidup)
Subject to detect (Subjek untuk dideteksi) Manusia
Eye detection (Pendeteksian mata) On (Hidup)
Switching tracked subjects (Beralih subjek yang dilacak) Pada subjek (1)
Servo AF characteristics (Karakteristik Servo AF) Kasus A
Preview AF (Pratinjau AF) Off (Mati)
Limit AF areas (Membatasi area AF) Default
Orientation linked AF point (Orientasi terkait titik AF) Sama
MF peaking On (Hidup)
Fungsi Silent Shutter (Rana Senyap) Off (Mati)
Mode Shutter (Mode Rana) Rana tirai pertama elektronik
Drive mode Single shot (Bidikan tunggal)
Pre-shooting (Pra-pemotretan) Off (Mati)

Pemandangan 7: Fotografi alam—One Shot AF/Servo AF

Pemandangan 7: Fotografi alam – One Shot AF/Servo AF

Foto oleh: Chikako Yagi
Jika titik AF terus bergeser ke berbagai bagian subjek Anda, coba gunakan Servo AF yang dipadukan dengan pelacakan subjek.

“Servo AF ideal untuk memotret secara close-up subjek yang bergerak tertiup angin”
Depth-of-field sangat dangkal selama pemotretan close-up. Hal ini, dikombinasikan dengan pergerakan subjek akibat angin, dapat menyebabkan titik fokus terus bergeser. Solusi saya untuk ini adalah menggunakan Servo AF dengan pelacakan subjek diaktifkan. Ini memastikan bahwa fokus tetap pada subjek saat Anda menekan separuh tombol rana, sehingga menghasilkan gambar yang lebih tajam.

Fungsi Pengaturan
AF operation (Pengoperasian AF) One Shot AF/
Servo AF (Tergantung situasinya)
AF area mode (Mode area AF) Meluaskan area AF
Subject tracking (Pelacakan subjek) On/Off
(Tergantung situasinya)
Subject to detect (Subjek untuk dideteksi) Tidak ada
Eye detection (Pendeteksian mata) Off (Mati)
Switching tracked subjects (Beralih subjek yang dilacak) Pada subjek (1)
Servo AF characteristics (Karakteristik Servo AF) Kasus A
Preview AF (Pratinjau AF) Off (Mati)
Limit AF areas (Membatasi area AF) Default
Orientation linked AF point (Orientasi terkait titik AF) Sama
MF peaking On (Hidup)
Fungsi Silent Shutter (Rana Senyap) Off (Mati)
Mode Shutter (Mode Rana) Rana mekanis
Drive mode Single shot (Bidikan tunggal)
Pre-shooting (Pra-pemotretan) Off (Mati)


Anda mungkin juga tertarik untuk membaca:
Saran ISO AUTO: Cegah Keburaman Subjek dengan Pengaturan yang Wajib Tahu!
Panduan Fv Mode: Apa dan Bagaimana Menggunakannya
Burung Terbang: Pengaturan Kamera untuk Meningkatkan Bidikan Anda yang Berhasil
7 Pengaturan Kamera yang Pasti Membuat Bidikan Lebih Mulus

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Kazuo Nakahara

Lahir di Hokkaido pada tahun 1982, Nakahara berpaling ke fotografi setelah bekerja di perusahaan manufaktur bahan kimia. Ia mengambil jurusan fotografi di Vantan Design Institute dan ia juga berprofesi sebagai penceramah untuk lokakarya serta seminar fotografi, selain bekerja dalam bidang fotografi komersial. Ia juga merupakan perwakilan dari situs web informasi fotografi, studio9.

http://photo-studio9.com/

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami