Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Produk >> Semua Produk Dalam Fokus: EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM- Part3

Ulasan Lensa Zoom Telefoto EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM

2017-04-27
2
4.39 k
Dalam artikel ini:

EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM baru dilengkapi dengan Nano USM, teknologi motor ultrasonik yang memungkinkan gerakan AF tanpa hambatan, serta panel tampilan informasi lensa LCD, yang diperkenalkan pertama kali dalam seri lensa EF. Selain itu, penyempurnaan sudah pula dilakukan pada konstruksi lensa dan tata-letak elemen untuk performa penggambaran yang lebih baik. Berikut ini, mari kita cermati berbagai fitur lensa ini yang memikat, menggunakan contoh dari fotografi rel kereta api. (Dilaporkan oleh: Koji Yoneya)

 

Desain terkini dan operabilitas yang mudah

Kisaran panjang fokus lensa zoom telefoto sangat bervariasi. Apabila menggunakan panjang fokus 70-200mm pada kamera full-frame 35mm, kadang kala kita menjumpai pemandangan di mana kita berharap panjang fokus pada ujung telefoto bisa agak lebih panjang, dan ini berlaku untuk fotografi lanskap, olahraga, serta rel kereta api.

Apabila dihadapkan dengan situasi semacam itu, keempat lensa Canon dengan kisaran zoom 70-300mm (EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM, EF70-300mm f/4-5.6 IS USM, EF70-300mm f/4-5.6L IS USM dan EF70-300mm f/4.5-5.6 DO IS USM) dapat memenuhi kebutuhan kita dengan menawarkan panjang fokus yang sedikit lebih panjang. Apabila digunakan dengan kamera format APS-C, panjang fokus menjadi semakin panjang (setara 112-480mm dalam format 35mm), jadi kisaran zoom ini bisa jadi merupakan pilihan ideal untuk menangkap subjek tertentu.

Banyak teknologi baru yang sudah diperkenalkan pada EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM, tetapi, contoh terbaik adalah penggunaan teknologi Nano USM untuk AF drive. Motor ultrasonik (USM) yang dikembangkan oleh Canon telah diwujudkan ke dalam chip tipis untuk mencapai AF yang lebih cepat dan mulus. Selain itu, untuk pertama kali dalam jajaran lensa EF, EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM dilengkapi dengan panel LCD yang menampilkan informasi lensa.

 

EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM menerapkan konstruksi lensa 17 elemen dalam 12 kelompok, dan tata-letak elemen lensa, termasuk posisi lensa UD, juga sudah diperbarui. Selain itu, lensa ini dilengkapi dengan 9 bilah aperture, dan efek IS pun sudah ditingkatkan hingga sekitar empat stop.

Dengan sistem pemfokusan belakang yang digunakan EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM, bagian depan lensa tidak bergerak maupun berputar sewaktu pemfokusan. Pemfokusan manual purna waktu juga didukung pada lensa.

Cincin zoom lebar terletak di bagian tengah, sedangkan cincin pemfokusan di bagian depan lensa. Desainnya keren, nyaris tanpa tonjolan pada sakelar, dan bentuk silindris datar yang meruncing ke arah dudukannya.

 

Informasi pemotretan ditampilkan pada panel LCD tampilan informasi di bagian atas

Tampilan jarak pemfokusan.

 

Tampilan jumlah goyangan.

 

Satu fitur penampilan eksternal yang menawan mata yaitu panel tampilan informasi lensa LCD di bagian atas lensa. Di samping informasi yang mencakup jarak pemfokusan dan panjang fokus, panel ini juga menunjukkan jumlah goyangan kamera, yang merupakan tambahan yang sama sekali baru. Mode tampilan menampilkan jumlah goyangan sudut yang dialami lensa, baik pada arah vertikal maupun horizontal, dan pasti praktis selama pembuatan film yang menggunakan fungsi Live View.

Sakelar mode tersedia di sudut kiri bawah panel tampilan informasi lensa, dan bisa digunakan untuk beralih di antara ketiga mode. Jika lensa dipasang pada kamera format APS-C, mode tampilan Panjang fokus menunjukkan panjang fokus yang setara dalam format 35mm.

Selain sakelar mode, sakelar pemilihan lainnya termasuk sakelar mode fokus untuk memilih AF atau MF, sakelar Image Stabilizer, serta tuas pengunci cincin zoom pada sisi kanan lensa. Tuas pengunci cincin zoom mengunci lensa ke ujung sudut lebar untuk mencegahnya menjulur sendiri sewaktu Anda menenteng lensa.

Berikutnya, mari kita mencermati sebagian contoh foto rel kereta api yang diambil dengan menggunakan EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM dan EOS 5D Mark IV.

 

Pada kecepatan rana yang tinggi

Pada awal pagi di musim dingin, saya sedang bersiap melakukan perjalanan ke stasiun kereta kecepatan tinggi, Mishima dan Shin-Fuji di sepanjang jalur Tokaido Shinkansen. Di sini, Anda bisa menangkap bidikan yang menampilkan keduanya, Gunung Fuji dan rel kereta api kecepatan tinggi, Shinkansen.

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 160mm/ Manual exposure (f/8, 1/4.000 det., EV±0)/ ISO 1600/ WB: Daylight

Dihadapkan pada kondisi yang tidak bersahabat untuk lensa, di mana bagian depan bullet train (kereta peluru) berada di sudut kiri komposisi, saya mengambil bidikan di bawah sinar lembut matahari terbit pada musim dingin dengan panjang fokus ditetapkan ke 160mm. Pengaturan yang saya pilih ISO 1600, 1/4.000 det. dan f/8. Walaupun kereta api terletak di sudut, namun lensa ini tidak hanya mampu menangkap area di sekitar lampu depan, namun roda (cakram rem) yang tampak "dibekukan" dengan penggunaan rana kecepatan tinggi, juga secara jelas direproduksi, bahkan saya pun bisa melihat lekukannya.

 

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 70mm/ Manual exposure (f/4, 1/8.000 det., EV±0)/ ISO 200/ WB: Daylight

Bidikan ini diambil pada ujung sudut lebar dengan panjang fokus 70mm. Walaupun ada secercah cahaya yang jatuh dan distorsi laras teramati, namun semua ini bisa dikoreksi sewaktu pasca-pemrosesan. Yang lebih mengejutkan saya yaitu penggambarannya yang istimewa pada keempat sudut gambar.

 

 

Kiri: f/5, 1/2.500 det.
Kanan: f/11, 1/500 det.
Kedua gambar: EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 118mm/ Manual exposure (EV±0)/ ISO 200/ WB: Daylight

Dalam fotografi rel kereta api, ada kalanya kita ingin menangkap kereta api yang melaju dari udara dengan lanskap megah di latar belakang. Walaupun kereta api terlihat kecil dalam gambar, namun para penggemar rel kereta api, tetap ingin menangkapnya serinci mungkin.

Kedua bidikan pada contoh di atas, menunjukkan pemandangan Satta Pass dari udara, suatu tempat yang telah menjadi pusat lalu-lintas strategis sejak dulu. Di sini, Anda bisa membandingkan antara bidikan yang diambil pada aperture maksimum f/5 (kiri), dan satunya lagi pada aperture yang distop hingga f/11 (kanan).

Tujuan kereta api ditampilkan di bagian depan, dan dengan memperbesar bagian ini ke ukuran yang sesungguhnya, kita bisa melihat kata "Shizuoka" pada contoh kiri yang diambil pada f/5 walaupun fokus agak buram. Sementara itu, pada contoh kanan, aperture distop hingga f/11, fokusnya tajam, dan kata "Atami" bisa diindentifikasi. Dari kedua contoh ini, kita bisa menyimpulkan, bahwa daya penggambaran lensa cukup bagus untuk menangani resolusi EOS 5D Mark IV, yang memiliki kira-kira 30,4 juta piksel efektif.

 

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 70mm/ Manual exposure (f/8, 1/2.000 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Daylight

Bidikan ini diambil pada ujung sudut lebar (70mm) dengan aperture ditetapkan ke f/8. Selain kereta api pada sudut kiri gambar, bahkan pemandangan di seberang pantai pun, di bagian tengah gambar, tergambarkan secara jelas.

 

Bidikan panning

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 200mm/ Manual exposure (f/22, 1/80 det., EV±0)/ ISO 100/ WB: Daylight

Lensa ini dilengkapi dengan fitur Image Stabilizer (IS) yang bisa dihidupkan atau dimatikan dengan menggunakan sakelar pada sisi kiri laras lensa. Model lensa lain, pada umumnya dilengkapi dengan sejumlah opsi, seperti Mode 1 untuk bidikan diam normal dan Mode 2 untuk bidikan yang mengikuti subjek, tetapi mode ini tidak tersedia pada EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM. Alih-alih, lensa secara otomatis melakukan koreksi IS secara optimal setelah menentukan, apakah bidikan tersebut normal atau panning.

Pelajari lebih lanjut tentang cara mengambil bidikan panning di sini:
Bagaimana Mengambil Bidikan Panning?

Contoh ini menunjukkan bidikan yang mengikuti subjek (panning) yang diambil pada 1/80 det. Karena memang sulit untuk "membekukan" gerakan kereta api Shinkansen yang melaju pada kecepatan sangat kencang, maka, memiliki fitur ini untuk membantu koreksi goyangan, sungguh sangat membantu.

 

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 165mm/ Manual exposure (f/11, 1/30 det., EV±0)/ ISO 200/ WB: Cloudy (Mendung)

Ini adalah bidikan panning lokomotif uap. Bagian luar yang berwarna hitam tampak telah berubah menjadi kilauan warna yang dipernis, akibat hujan yang menderanya.

 

Pada ujung telefoto, dan dengan bokeh

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 300mm/ Aperture-priority AE (f/9, 1/1.000 det., EV-0,3)/ ISO 400/ WB: Daylight

Ini adalah foto kereta api Gakunan Railway yang digunakan untuk melayani jalur Keio Inokashira (Shibuya ke Kichijoji). Saya menangkap dari depan kereta api, yang menurut saya menyerupai wajah yang menawan, dengan ujung telefoto 300mm sewaktu menggunakan pelacakan AF dalam Al Servo AF. Penggambaran pada ujung telefoto dihasilkan tanpa cela.

 

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 219mm/ Manual exposure (f/8, 1/800 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Daylight

Saya kebetulan melihat tanda musim semi di distrik industri yang dilalui jalur kereta api kecil. Dengan mengaktifkan AF untuk menetapkan fokus pada bunga plum yang mulai merekah, saya terpana oleh kecepatan AF yang dioperasikan. Saya mengambil bidikan pada f/8, yang menciptakan efek bokeh yang wajar dan tidak disengaja.

 

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 219mm/ Manual exposure (f/5.6, 1/200 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Auto

Lokomotif uap pada jalur kereta api Oigawa yang akan berangkat. Terdapat pesan yang menggantung di depan kereta api yang ditujukan kepada para siswa yang sedang duduk, menunggu pemeriksaan untuk masuk. Efek bokeh latar depan juga terlihat cukup menyenangkan.

 

Bidikan close-up

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 70mm/ Manual exposure (f/8, 1/40 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Auto

Saya menetapkan lensa ke jarak pemfokusan yang paling terdekat untuk menangkap roda lokomotif uap. Walaupun bidikan ini diambil sambil menggenggam kamera pada 1/40 det., namun fitur IS mampu mengatasi goyangan kamera secara efektif. Kita bisa melihat, bahwa lensa juga unggul dalam penggambaran dari jarak dekat, secara jelas menggambarkan kilau kusam komponen logam yang tertutupi oleh tetesan air.

 

Dalam low light (rendah cahaya)

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 238mm/ Manual exposure (f/5.6, 1/160 det., EV±0)/ ISO 1600/ WB: Shade (Teduh)

Di bawah cahaya temaram senja, ada saat ketika AF mencari-cari fokus, namun begitu, AF berhasil menetapkan fokus.

 

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 244mm/ Manual exposure (f/8, 1/5 det., EV±0)/ ISO 1600/ WB: Daylight

Lampu depan sorot-tinggi menjadi sumber cahaya yang sangat benderang dan mungkin bisa menyebabkan ghosting (semacam bentuk bayangan yang teramati secara jelas), tetapi seperti ditunjukkan dalam contoh, ghosting diminimalkan hingga level yang bisa diabaikan.

 

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 83mm/ Manual exposure (f/4.5, 1/8 det., EV±0)/ ISO 3200/ WB: Auto

Sungguh asyik menangkap gambar kereta api Gakunan Railway bersama dengan bentangan malam sebuah pabrik. Pada aperture maksimum, cahaya yang melimpah menciptakan efek nan indah.

 

EOS 5D Mark IV/ EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM/ FL: 96mm/ Manual exposure (f/11, 20 det., EV±0)/ ISO 200/ WB: Auto

Untuk menciptakan jejak cahaya, saya menggunakan pencahayaan lama 20 detik untuk memotret kereta api yang melaju melintasi distrik industri. Rincian pabrik direproduksi secara indah. Tadinya saya cemas, bahwa EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM akan memerlukan tripod, tetapi mungkin, karena bobot cahaya lensa, tidak ada goyangan kamera yang teramati dalam gambar.

 

Kesimpulan

Karena performa kamera sudah maju, begitu pula lensanya. EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM menawarkan fitur yang memberikan pencerahan, misalnya kecepatan AF Nano USM yang pesat, sementara panel tampilan informasi lensa baru juga memberikan keasyikan tersendiri untuk menggunakannya. Bukan hanya itu, tetapi performa penggambarannya pun disempurnakan dengan perubahan yang dilakukan pada konstruksi lensa dan tata-letak elemennya. Semua kemajuan yang mendasar ini merupakan faktor kunci yang ikut andil dalam penampilan lensa yang lebih memikat.

Secara pribadi, saya menggunakan EF70-200mm f/4L IS USM, tetapi saya selalu harus memasang extender, karena panjang fokus telefoto terlalu pendek. Dengan mempertimbangkan kualitas gambar dan nilai aperture maksimum, menurut saya, EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM cukup bagus kalau Anda ingin melakukan perjalanan dengan bawaan ringan. Jika Anda merencanakan untuk membeli lensa zoom telefoto, mungkin hal ini bisa menjadi salah satu opsi untuk dipertimbangkan.

Masih ragu apakah lensa ini sesuai bagi Anda? Mungkin, artikel ini bisa membantu:
Apa perbedaan antara Lensa telefoto 200mm dan 300mm?

Jika Anda sangat gemar memotret kereta api, mungkin Anda juga tertarik untuk membaca artikel ini:
Cara Menangkap Bidikan Mengesankan pada Kereta Api yang Melaju dengan Pemotretan Beruntun

 

Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

 

Mengenai Penulis

Digital Camera Watch

Menyampaikan berita harian yang terkait topik,misalnya tentang kamera digital dan perangkat periferal, serta perangkat lunak imaging. Juga menerbitkan berbagai artikel, seperti ulasan tentang penggunaan model kamera digital yang sesungguhnya, dan sampel foto yang diambil dengan menggunakan model baru.

http://dc.watch.impress.co.jp/

Koji Yoneya

Lahir pada tahun 1968 di Yamagata, Yoneya telah berkeliling Jepang dan dunia demi mencari suatu hubungan antara orang dan rel kereta api dalam sejumlah foto rel kereta yang mencerminkan kehidupan sehari-hari. Pada bulan Juni 2017, ia akan mengadakan pameran tunggal berdasarkan tema pemandangan yang ditangkap dari jendela kereta api.

http://www.geocities.jp/yoneya231/

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami