Memotret Bunga Sakura di Jepang: Saran Tempat Panorama & Fotografi Pro (1)
Musim semi di Jepang sinonim dengan mekarnya bunga sakura. Tetapi, dengan membedakan waktu penampilan terbaik di antara sejumlah wilayah, bagaimana Anda bisa bepergian untuk memotret gambar bunga yang serba mencengangkan? Di Bagian 1 dari serial yang terdiri atas 2 bagian ini, mari kita cermati sebagian tempat panorama saat bunga mekar penuh, dari pertengahan Maret sampai awal April, dan mempelajari sejumlah saran tentang bagaimana memotret bunga sakura pada saat yang paling baik. (Dilaporkan oleh: Fumio Tomita, Makoto Hashimuki, Shirou Hagihara)
1: Pohon Bunga Sakura nan Megah Isshingyo (Prefektur Kumamoto, Kyushu)
Tingkatkan suhu warna dengan WB untuk mereproduksi cahaya pagi
Ini adalah pemandangan pohon bunga sakura yang saya tangkap, yang tertimpa cahaya pertama di pagi hari. Karena suhu warna cahayanya rendah di pagi hari, warna-warni seperti merah, jingga dan kuning, ditangkap dengan cara yang menegaskan warna bunga sakura secara keseluruhan bersama-sama dengan suasana pagi hari. Saya memutuskan sudut untuk membidiknya, setelah mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti bentuk pohon, jumlah kuntum bunga, posisi bunga rapeseed yang biasanya mekar pada musim semi di Jepang (bagian bawah foto), dan latar belakang.
Pada pagi dan larut senja, saat cahaya melemah, suasana pagi tidak akan tergambarkan jika dibidik dengan AWB (Auto White Balance). Namun demikian, dengan meningkatkan suhu warna dalam pengaturan WB kamera, warna kemerahan pada gambar secara keseluruhan ditingkatkan, sehingga Anda dapat menggambarkan pohon yang bermandikan cahaya pagi atau larut senja. Harap diperhatikan, jangan menetapkan suhu warna terlalu tinggi, karena foto akan tampak tidak wajar.
EOS-1Ds Mark III/ EF70-200mm f/2.8L IS USM/ FL: 95mm/ Manual exposure (f/18, 1/3 det., EV±0)/ ISO 100/ WB: 7.000K
Foto oleh: Fumio Tomita/ Lokasi: Minamiaso-mura, Aso-gun, Prefektur Kumamoto
Waktu penampilan terbaik: Akhir Maret/ Waktu pemotretan: 07:00
Contoh negatif: Apabila membidik dengan menggunakan AWB, dampak cahaya pagi akan lemah
EOS-1Ds Mark III/ EF70-200mm f/2.8L IS USM/ FL: 95mm/ Manual exposure (f/16, 1/3 det., EV±0)/ ISO 100/ WB: Auto
Foto oleh: Fumio Tomita
Apabila membidik dengan menggunakan AWB, warna kemerahan cahaya pagi akan ditekan. Oleh karenanya, walaupun warna asli bunga sakura direproduksi, namun kamera tidak menyampaikan dampak visual bunga sakura yang diselimuti cahaya pagi.
2: Ryuganbuchi, Uruigawa River (Prefektur Shizuoka, Central Honshu)
Mengurangi pencahayaan untuk mencegah blowout di area bersalju
Foto ini diambil di lokasi pepohonan bunga sakura di latar depan dan Gunung Fuji menjulang di latar belakang. Karena kabut menjadi semakin tebal di musim semi, saya menyarankan untuk memotret di pagi hari saat udara lebih bersih. Untuk dampak maksimum, juga sebaiknya membidik ketika bunga sakura sedang mekar sepenuhnya. Jika Anda tidak cermat mengenai pencahayaannya, gambar Gunung Fuji yang tertutup salju di puncaknya, dapat lebih rentan terhadap blowout. Untuk hasil yang lebih baik, cobalah mengurangi pencahayaan untuk bidikan Anda.
Selain itu, karena lokasi ini akan menjadi ramai dikunjungi oleh banyak fotografer, gunakan ujung telefoto kamera untuk memangkas orang dari bidikan Anda. Ada jembatan sempit dengan volume lalu-lintas yang tinggi, jadi waspadailah keadaan sekeliling Anda untuk menghindari kecelakaan.
EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 93mm/ Manual exposure (f/8, 1/320 det.)/ ISO 400/ WB: Auto
Foto oleh: Makoto Hashimuki/ Lokasi: Kuzawa, Fuji-shi, Prefektur Shizuoka
Waktu penampilan terbaik: Akhir Maret/ Waktu pemotretan: 11:00
Contoh negatif: Dengan menyertakan orang di dalam bingkai, akan mengubah foto menjadi semacam catatan tentang pemandangan pada waktu itu
EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 88mm/ Manual exposure (f/8, 1/400 det.)/ ISO 400/ WB: Auto
Foto oleh: Makoto Hashimuki
Jika menyertakan orang di dalam bingkai, ini akan menjadi bidikan deskriptif, yang hanya menunjukkan apa yang ada pada pemandangan tersebut. Pilih sudut dan lokasi pemotretan Anda, supaya tidak ada orang yang muncul dalam foto.
3: Taman Gokanjoshi (Prefektur Gunma, Honshu Timur)
Sertakan bunga sakura di bagian atas dan bawah untuk menggambarkan kesan kerimbunan
Bidikan ini diambil di tengah-tengah jalur lintas alam yang menuju pegunungan. Gunung Myogi tampak diapit di antara bunga sakura, di bawah dan di atas. Dengan menaikkan ketinggian tripod supaya terdapat jarak antara bunga sakura yang menggantung di atas dan gunung yang tampak sedekat mungkin, mengisi ruang kosong yang menggambarkan kesan kerimbunan. Ini menghasilkan gambar yang menyampaikan wewangian bunga yang kental di musim semi.
Terlebih lagi, dengan menempatkan pohon bunga sakura secara vertikal dalam gambar untuk memaksimalkan visibilitas cabang pohon, akan menegaskan kecantikan bunga sakura yang memesona saat tertimpa cahaya matahari larut senja. Pada waktu yang bersamaan, kesan ketinggian dihadirkan dalam gambar, mengekspresikan skala dan kemegahan Gunung Myogi.
Apabila mengambil foto dari lokasi ini, kebanyakan orang akan menyusun bidikan mereka dengan hanya menggunakan gunung dan bunga sakura di bawahnya. Meskipun ini masih memungkinkan untuk mengekspresikan kesan skalanya hanya dengan menempatkan pegunungan di balik bunga sakura, namun tambahan bunga sakura yang menggantung di atas akan meningkatkan daya pikat gambar dan menghadirkan keberadaan bunga sakura pada tingkat yang begitu agung.
Karena langit di latar belakang terlihat cerah, kamera akan terdampak oleh kecerahannya apabila menggunakan pencahayaan otomatis, yang menyebabkan gambar menjadi lebih gelap. Demi menggambarkan keindahan bunga sakura dalam pemandangan ini, maka penting untuk membuat gambar tampak seperti yang Anda lihat, atau agak lebih cerah. Jadi, untuk bidikan ini, kompensasi pencahayaan ditetapkan ke EV+1,0.
EOS 5D Mark II/ EF17-40mm f/4L USM/ FL: 20mm/ Aperture-priority AE (f/11, 1/15 det., EV+1,0)/ ISO 200/ WB: Daylight
Foto oleh: Shirou Hagihara/ Lokasi: Nakagokan, Annaka-shi, Prefektur Gunma
Waktu penampilan terbaik: Awal April/ Waktu pemotretan: 17:30
Contoh negatif 1: Dengan menempatkan bunga sakura hanya di bagian bawah gambar, akan mengurangi daya tarik gambarnya
EOS 5D Mark II/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 85mm/ Aperture-priority AE (f/11, 1/20 det., EV-0,7)/ ISO 200/ WB: Manual
Foto oleh: Shirou Hagihara
Apabila hanya menempatkan bunga sakura di bagian bawah gambar, kesan skala lanskap secara keseluruhan akan meningkat, tetapi kehadiran bunga sakura menjadi lemah.
Contoh negatif 2: Tanpa kompensasi pencahayaan positif, bunga sakura akan tampak lebih gelap
EOS 5D Mark II/ EF17-40mm f/4L USM/ FL: 20mm/ Aperture-priority AE (f/11, 1/15 det., EV±0)/ ISO 200/ WB: Daylight
Foto oleh: Shirou Hagihara
Karena langit memenuhi sebagian besar gambar, bunga sakura tampak gelap jika kompensasi pencahayaan tidak digunakan, dan daya tarik gambarnya pun hilang.
Lokasi tempat:
1: Pohon Bunga Sakura nan Megah Isshingyo (Prefektur Kumamoto)
2: Ryuganbuchi, Uruigawa River (Prefektur Shizuoka)
3: Taman Gokanjoshi (Prefektur Gunma)
Dalam bagian berikutnya, kami akan memperkenalkan tempat panorama berikut ini yang mencapai kemekaran penuhnya agak lambat, dari pertengahan sampai akhir April (warna biru pada peta):
- The Boat Houses of Ine (“Ine-no-funaya”) dan Bunga Sakura di Kuil Kaizoji (Prefektur Kyoto, Honshu Bagian Barat)
- Taman Takada (Prefektur Niigata, Timur Laut Honshu)
- Taman Kitakami Tenshochi (Prefektur Iwate, Timur Laut Honshu)
- Bunga Sakura Ageishi Fudo (Prefektur Fukushima, Timur Laut Honshu)
Untuk mendapatkan saran dan teknik lainnya tentang memotret bunga sakura, bacalah:
Memotret Bunga Sakura: Haruskah Saya Bidik Pada Sudut Lebar atau Telefoto?
Cara Menangkap Bunga Sakura Secara Detail Namun Terlihat Membuai Dengan Soft Filter
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Mengenai Penulis
Lahir pada tahun 1977 di Shizuoka Prefecture, Hashimuki menekuni fotografi setelah membeli kamera tanpa cermin pada tahun 2012. Terpesona oleh Gunung Fuji, ia kemudian membeli EOS 6D Canon dan lensa untuk menekuni fotografi secara lebih serius. Bidikan Gunung Fuji karyanya, ditampilkan di banyak publikasi di Jepang, termasuk majalah dan kalender fotografi.
Instagram: @hashimuki
Lahir di Tokyo. Setelah lulus dari Tokyo College of Photography, ia belajar di bawah naungan fotografer, dan kemudian menjadi fotografer freelance. Ia mengkhususkan diri dalam lanskap alam di dalam negeri Jepang.
Lahir pada tahun 1959 di Yamanashi. Setelah lulus dari Nihon University, Hagihara ikut dalam peluncuran majalah fotografi, “Fukei Shashin”, tempat ia bekerja sebagai editor dan penerbit. Tak lama kemudian, ia berhenti bekerja dan menjadi fotografer freelance. Pada saat ini, Hagihara aktif dalam fotografi dan karya tulis yang berpusat pada lanskap alam. Ia adalah anggota Society of Scientific Photography (SSP).
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation