Memotret Pohon Sakura Tunggal: 3 Teknik untuk mendapatkan Foto yang Mengesankan
Pohon sakura yang berdiri sendiri dalam keadaan mekar sepenuhnya, bisa tampak semegah pemandangan seluruh deretan pohon sakura. Malahan, banyak pohon sakura di Jepang yang memiliki kisah unik, dan bahkan mungkin memiliki arti penting secara historis dan budaya! Berikut ini sejumlah gagasan dan saran untuk mendapatkan foto yang indah, dengan menggunakan contoh pohon sakura tunggal yang terkenal. (Dilaporkan oleh Jiro Tateno, Chikako Yagi, Digital Camera Magazine)
1. Kurangi sedikit pencahayaan pada bidikan agar pohon sakura merah muda tampak menonjol
EOS R5/ FL: 31mm/ Aperture-priority AE (f/9, 1/25 det., EV -1,0)/ ISO 100/ WB: Daylight/ Foto oleh: Chikako Yagi
Nama pohon: Komatsunagi no Sakura (Sakura of Komatsunagi)
Lokasi: Achi Village, Nagano Prefecture
Waktu terbaik untuk melihatnya: Pertengahan April hingga awal Mei
Mengenai pohon sakura: Komatsunagi no Sakura (駒つなぎの桜)
Katanya, usia pohon ini sekitar 400-500 tahun. Nama “Komatsunagi no sakura, artinya “pohon sakura tempat seseorang mengikatkan kudanya”. Menurut legendanya, pohon ini pernah menjadi tempat menambatkan kuda dari seorang samurai terkenal, Minamoto no Yoshitsune saat dia meloloskan diri dari penganiayaan abangnya yang cemburu.
Sebelum: Dibidik dengan latar belakang yang lebih terang
Pohon sakura tidak terlalu menonjol apabila latar belakangnya terlalu terang.
Teknik: Pencahayaan ke kiri + komposisi
- Cahaya matahari sudut rendah (menjelang senja)
- Kurangi sedikit cahaya di bawah “correct” exposure (pencahayaan ke kiri)
- Kurangi penampilan langit di bingkai sebanyak mungkin
Cahaya bersinar melalui kelopak bunga sakura yang membuat pohon sakura lebih dimensionalitas dan menonjolkan detailnya. Namun demikian, jika keadaan di sekelilingnya juga sama terang, pohon sakura akan membaur ke dalam latar belakang! Saya memutuskan untuk menambah kontras tonal antar pohon dan latar belakang sehingga pohon sakura tampak lebih menonjol. Ini dicapai melalui ketepatan waktu bidikan, pengaturan pencahayaan dan komposisi yang ditentukan.
Sudut pencahayaan
Saya memilih untuk membidik saat menjelang senja, ketika sinar cahaya muncul dari sudut yang lebih rendah sehingga menciptakan efek bagaikan sorotan pada pohon.
Pengaturan pencahayaan
Memotret dalam mode AE prioritas aperture pada f/9 untuk menjaga detail bunga dalam fokus yang tajam, saya menggunakan kompensasi pencahayaan negatif untuk sedikit mengurangi pencahayaan pada bidikan sehingga elemen di sekitar pohon menjadi siluet. Tatkala sinar matahari menyinari kelopak bunga sakura, kelopaknya tetap terang meskipun segala sesuatu di sekitar pohon Sakura menjadi siluet.
Saran Pro: Jangan terlalu banyak mengurangi pencahayaannya! Pertahankan sebagian detail bayangan agar konteks sekitarnya tetap terlihat!
Komposisi
Langit yang cerah akan bersaing dengan kelopak bunga sakura yang pucat untuk menarik perhatian pemirsa, jadi saya berusaha untuk sebanyak mungkin tidak menampilkan langit dalam bingkai.
Lensa yang direkomendasikan: Lensa zoom standar
Coba: RF24-70mm f/2.8L IS USM
Jika Anda menggunakan kamera sistem EOS R, pertimbangkan versi dudukan RF native dari lensa 24-70mm f/2.8L Canon yang populer. Aperture maksimumnya yang lebar memberikan fleksibilitas ekstra bahkan saat langit berubah gelap, dan beratnya hanya sekitar 900g: cukup besar untuk fungsi zoom dan kemampuannya dalam kondisi minim cahaya!
Selengkapnya mengenai Komatsugi no Sakura
Pohon sakura tampak gemerlap di malam hari, dan terlihat anggun pada latar pegunungan dan langit malam. Keberadaan sawah di dekatnya, berarti Anda juga bisa mendapatkan bidikan pantulan yang menarik kalau kondisinya tepat.
Alamat: Chisato, Achi Village, Shimo-Ina Province, Nagano Prefecture, 395-0304
Informasi selengkapnya: https://zekkeijapan.com/spot/index/1025/ (Versi Inggris)
2. Ambil sudut rendah dan penuhi bingkai dengan pohon sakura untuk menunjukkan skalanya
EOS R5/ RF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 50mm/ Manual exposure (f/8, 1/160 det.)/ ISO 200/ WB: 4.900K/ Foto oleh: Jiro Tateno
Nama pohon: Miharu Takizakura (Pohon Sakura Air Terjun Miharu)
Lokasi: Miharu, Fukushima Prefecture
Waktu terbaik untuk melihatnya: Pertengahan hingga akhir April
Mengenai pohon sakura: Miharu Takizakura (三春滝桜)
“Waterfall Sakura” atau Sakura Air Terjun, adalah pohon sakura menangis, dan diperkirakan usianya sudah lebih dari 1000 tahun. Kemungkinan, ini adalah salah satu pohon sakura tunggal yang paling terkenal di Jepang, dan ditetapkan sebagai kekayaan alam nasional pada tahun 1922.
Sebelum: Pohon sakura terlihat biasa saja
Bidikan tinjauan yang diambil dari posisi dan sudut yang lebih tinggi. Ruang di sekitar pohon membuatnya terlihat kecil.
Teknik: Sudut kamera, posisi, dan komposisi
- Posisi rendah, sudut rendah: kamera sedikit miring ke atas
- Penuhi bingkai dengan seluruh pohon; minimalkan ruang kosong
Kekayaan nasional ini juga merupakan salah satu dari tiga pohon sakura terbesar di Jepang. Tingginya sekitar 13,5m dan cabangnya merentang selebar 25m ke arah utara-selatan dan timur-barat. Ukuran dan kehadiran yang megah itulah yang ingin saya tangkap dalam foto saya.
Sudut dan posisi kamera
Sama seperti memotret subjek manusia, Anda juga dapat membuat pohon terlihat lebih mengesankan dan megah dengan memotretnya menggunakan kamera di bawah ketinggian mata dan sedikit memiringkannya ke atas, itulah yang saya lakukan untuk menangkap gambar “Setelah” mengambilnya.
Panjang fokus dan lensa
Untuk bidikan ini, saya menginginkan efek yang lebih alami, maka saya memotret pada 50mm, yang terkenal karena perspektif netralnya. Anda juga dapat memasangkan posisi rendah dan sudut kamera dengan lensa sudut lebar atau lensa fisheye—perspektif yang berlebihan pada lensa ini akan memberikan tampilan yang sangat unik.
Baca juga:
Teknik Komposisi untuk Lensa Sudut Lebar
Memotret Bunga Sakura: Haruskah Saya Bidik Pada Sudut Lebar atau Telefoto?
Komposisi
Semakin banyak ruang yang Anda tempatkan di sekeliling pohon sakura, tampilan pohon sakura akan semakin kecil. Saya menyusun bidikan sedemikian rupa sehingga seluruh lebar gambar dipenuhi oleh pohon, tanpa ada ruang kosong di kiri dan kanan. Jika Anda menggunakan lensa yang lebih lebar, maju lebih dekat sehingga pohon memenuhi bingkai!
Teknik bonus: Bagaimana kalau saya menginginkan lebih banyak langit?
EOS R5/ RF15-35mm f/2.8L IS USM/ FL: 21mm/ Manual exposure (f/2.8, 15 det.)/ ISO 2000/ WB: 4.000K/ Foto oleh: Jiro Tateno
Miharu Takizakura gemerlap di malam hari. Pohon sakura tampak elok, tetapi jika Anda tetap tinggal sampai setelah lampu padam (setelah jam 9 malam menurut jadwal tahun sebelumnya), Anda dapat mengambil foto pohon sakura yang indah dengan latar langit berbintang. Di sini, pohon sakura dan langit sama-sama penting, jadi saya menciptakan bidikan minimalis dengan langit memenuhi dua pertiga bingkai. Pada saat yang sama, saya masih mengisi sepertiga bagian bawah bingkai dengan pohon sebanyak mungkin untuk mempertahankan dampaknya.
Lensa yang direkomendasikan: Lensa zoom sudut lebar
Coba: RF15-35mm f/2.8L IS USM
Lensa zoom sudut lebar akan membantu Anda menangkap bidikan menakjubkan dan imersif dari pemandangan megah yang terbentang tepat di hadapan Anda, seperti gambar Miharu Weeping Sakura yang masif di atas. Dapatkan kamera dengan aperture maksimum yang besar dan Anda akan memiliki perlengkapan yang baik untuk juga menangkap pemandangan di langit berbintang!
Selengkapnya mengenai Miharu Takizakura
Bersiaplah menghadapi keramaian saat bunga sakura mekar sepenuhnya, karena ini adalah pohon yang sangat populer. Biaya masuk 500 Yen
Ada banyak bunga lain di area yang sama, termasuk pohon sakura lainnya dan bunga lobak kuning. Malahan, seluruh kota Miharu merupakan tempat melihat sakura yang populer.
Alamat: 296 Takizakurakubo, Miharu-cho, Tamura-gun, Fukushima Prefecture, 963-7714
Informasi selengkapnya: https://www.japan-guide.com/e/e7792.html (Versi Inggris)
Situs resmi: https://miharukoma.com/experience/183 (Terjemahan mesin)
3. Menyeimbangkan pohon semata wayang dengan pemandangan yang sama-sama mengesankan
EOS R5/ RF70-200mm f/4L IS USM/ FL: 200mm /Manual Exposure (f/4, 1/100 det.)/ ISO 200/ WB: 4.900K/ Foto oleh: Jiro Tateno
Nama pohon: Inai no Ipponzakura (Pohon Sakura Tunggal di Inai)
Lokasi: Hachimantai City, Iwate Prefecture
Waktu terbaik untuk melihatnya: Akhir April hingga awal Mei
Mengenai pohon sakura: Inai no Ipponzakura (為内の一本桜)
Terletak di atas bukit kecil dengan Gunung Iwate terlihat di baliknya, pohon ini merupakan tempat pemotretan dan lokasi pembuatan film yang populer.
Teknik: Kompresi telefoto dan waktu pemotretan
- Gunakan kompresi telefoto untuk membuat gunung terlihat lebih besar
- Bidik di malam hari untuk mendapatkan efek “sorotan”.
Yang menarik dari spot pemotretan ini bukan hanya pohon sakura semata wayang, tapi juga pemandangan Gunung Iwate di baliknya. Tempatnya agak jauh dari pohon, dan gunung berjarak lebih dari 10km. Ada beberapa cara untuk menyusun bidikan, tergantung pada apa yang ingin Anda tegaskan. Saya ingin pohon sakura menjadi bintang gambarnya. Subjek gunung seharusnya bisa melengkapinya, tetapi tanpa membuat pohon sakura terlihat terlalu kecil atau tidak berarti.
Lensa dan komposisi:
Anda mungkin familier dengan teknik menampilkan manusia mungil dengan struktur yang jauh lebih besar untuk menekankan skala pemandangan yang Anda potret. Tetapi, tahukah Anda bahwa Anda juga bisa bermain-main dengan perspektif dan kompresi untuk membuat sesuatu yang kecil tampak lebih besar?
Apabila saya menggunakan lensa telefoto, ada dua hal yang terjadi:
- Saya dapat mengisi lebih banyak bingkai dengan pohon sakura Inai bahkan ketika berdiri lebih jauh.
- Efek kompresi telefoto “menarik” Gunung Iwate dan membuatnya tampak lebih dekat dan lebih besar.
Sekarang, pohon sakura terlihat hampir sebesar gunung raksasa!
Anda mungkin harus sedikit bereksperimen dengan jarak pemotretan dan panjang fokus untuk menemukan pembingkaian (framing) yang ideal.
Saran Pro: Panjang fokus dan jarak pemotretan Anda akan mengubah seberapa besar (atau kecil) tampilan pohon dan gunung antara satu sama lain. Sebagai contoh, dengan panjang fokus yang lebih panjang, misalnya 400mm, Anda dapat menarik gunung sedemikian rupa sehingga memenuhi seluruh latar belakang, yang akan mengubah efeknya secara keseluruhan.
Waktu
Inilah yang saya dapatkan saat memotret sekitar tengah hari:
Matahari sudah tinggi di langit dan menyinari seluruh pemandangan, sehingga gunung ini juga mendapat penerangan yang baik. Ini menghasilkan bidikan yang bagus, namun menurut saya pohon sakuranya tidak terlalu menonjol seperti yang saya inginkan.
Sama seperti foto pohon sakura Komatsunagi yang dibidik oleh Chikako Yagi di #1, bidikan utama pohon sakura Inai saya diambil pada malam hari ketika cahaya hanya menyinari pohonnya saja, tanpa ada cahaya di lereng gunung. Efek sorotan membantu membuat pohon lebih menonjol.
Catatan penting: Perhatikan sudut pencahayaan
Pencahayaan “sorotan” yang indah dapat diprediksi! Pelajari sudut dan arah cahaya pada waktu yang berbeda dalam sehari. Aplikasi seperti Sun Surveyor dapat membantu. Struktur dan bentang alam di sekitarnya, misalnya pegunungan, mungkin juga berfungsi seperti bendera hitam alami atau snoot (tabung atau benda serupa yang digunakan dalam pencahayaan fotografi, untuk mengontrol arah dan radius pancaran cahaya) pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, sehingga menciptakan efek sorotan yang indah.
Lensa yang direkomendasikan: Lensa zoom telefoto
Coba: RF70-200mm f/4L IS USM
Tanyakan kepada fotografer alam atau lanskap siapa pun, dan mereka mungkin akan memberi tahu Anda bahwa lensa zoom telefoto adalah salah satu perlengkapan penting mereka, terutama apabila mengunjungi tempat yang berbukit dan pegunungan. RF70-200mm f/4L IS USM memberikan keseimbangan yang baik antara portabilitas, ketangguhan, dan performa—sempurna untuk jalan kaki lintas alam dan mendaki.
Selengkapnya tentang Inai no Ipponzakura
Meskipun jalan menuju pohon sakura tersebut dirawat dengan hati-hati oleh penduduk desa, tanahnya adalah milik pribadi jadi berhati-hatilah dan tunjukkan rasa hormat! Masyarakat di Iwate Prefecture menyebut pohon ini sebagai “stasiun terakhir musim semi” sebab pohon ini mekar lebih lambat dibandingkan pohon sakura lainnya di kota ini, karena lokasinya yang berada di ketinggian.
Alamat: Tameuchiyama, Noda, Hachimantai City, Iwate Prefecture
Informasi selengkapnya: https://www.tohoku-sakurakaido.jp/en/sakuratourism/view/96 (Versi Inggris)
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir di Tokyo tahun 1975. Daru sekitar tahun 1990, ia menambatkan diri dengan alam melalui kegiatan memancing, dan fotografi. Dari tahun 1999, ia berkelana ke seluruh negeri, mengambil sejumlah foto dengan tema "Natural Beauty" (Keindahan Alam). Pada saat ini, ia memasok foto hasil karyanya untuk berbagai majalah, buku, poster, kalender dan lain sebagainya. Ia mengadakan pameran foto "Okinawa" pada tahun 2010, dan "Northern Lights - Journey of Light/ Iceland" pada tahun 2017.
Chikako Yagi baru berusia dua puluh tahun ketika ia mulai mengajar dirinya tentang fotografi dengan menggunakan kamera SLR film. Ia meninggalkan pekerjaan tetapnya untuk menjadi fotografer lanskap purna waktu pada tahun 2016. Ia magang pada fotografer terkenal, seperti Kiyoshi Tatsuno dan Tomotaro Ema, ia adalah anggota Shizensou Club, yang didirikan oleh salah satu mantan fotografer lanskap paling terkenal dari klub ini. Pada tahun 2013, ia dipilih sebagai salah satu dari 10 Fotografer Top Tokyo Camera Club.
www.chikakoyagi.com
Instagram: @chikako_yagi