Membidik untuk Menyeimbangkan Warna: Gemerlap Bima Sakti Pada Padang Hijau
Fotografi lanskap yang memukau sering kali merupakan hasil dari keputusan yang sangat diniatkan mengenai berbagai hal, misalnya, kapan harus membidik, perlengkapan yang akan digunakan, komposisi, dan warna. Minefuyu Yamashita berbagi keputusan yang mencapai keseimbangan warna idealnya dalam lanskap yang menakjubkan ini. (Dilaporkan oleh Minefuyu Yamashita, Digital Camera Magazine)
EOS R/ RF15-35mm f/2.8L IS USM/ FL: 15mm/ Manual exposure (f/2.8, 5 det.)/ ISO 5000/ WB: 4000K
Visi di balik bidikan
Pemandangan yang sangat mengesankan, terbentang di depan mata saya: mercusuar menerangi kegelapan yang sunyi, dan di belakangnya, tampak Bima Sakti nun tinggi di langit malam. Saya ingin bidikan saya mengekspresikan keheningan dan keagungan pemandangannya.
Pentingnya nuansa hijau
Salah satu cara untuk melakukannya secara langsung dari kamera adalah dengan menyesuaikan white balance sehingga seluruh gambar akan menghasilkan nada warna yang lebih sejuk. Setelah menganalisis pemandangannya, saya memutuskan bahwa saya perlu menambahkan cukup warna biru untuk membuat rerumputan tampak hijau subur dan diterangi oleh mercusuar yang menonjol. Warnanya yang hijau tua, menjulang melawan kegelapan malam, akan menambahkan elemen musim panas ke dalam gambar.
Saya ingin agar padang nan hijau ini dan Gugus Bima Sakti cukup memenuhi bingkai sehingga seluruh pemandangan ini akan menarik perhatian.
1. Hijau: Keputusan lensa—panjang fokus 15mm
Apabila memutuskan kadar kehijauan pemandangan yang akan disertakan dalam bingkai, saya mencurahkan segenap perhatian pada keseimbangannya dengan Bima Sakti. Saya tidak ingin hanya mengisi bingkai dengan langit: Saya ingin hamparan tanah itu pun tampak menonjol. Untuk memastikan agar Bima Sakti maupun perbukitan rumput hijau tidak akan tampak terlalu kecil, saya tidak dapat memotret terlalu lebar. Saya menemukan sudut pandang terbaik pada 15mm.
11mm
15mm
Meskipun panjang fokus 11mm memungkinkan lebih banyak memuatkan langit ke dalam bingkai, namun, pemandangan di daratan tampak lebih kecil dan kurang berdampak daripada yang diinginkan.
Saran: Kedalaman dan dimensi menjadi lebih kentara apabila pemandangannya lebih besar dalam bingkai
Pemandangan cenderung kehilangan kedalaman dan terlihat kurang berdimensi apabila dibidik pada malam hari, tetapi dengan menyusun komposisinya sedemikian rupa, hal ini dapat memperbesar penampakan detailnya dalam bingkai dan akan memberikan kedalaman serta dimensi yang lebih besar. Anda dapat memotret di malam hari, tetapi sebaiknya menyadari elemen komposisi yang sama, yang biasa Anda perhatikan apabila memotret di siang hari!
2. Biru: Pengaturan white balance—4000K
Untuk menonjolkan suasana malam nan hening, saya niatkan untuk menambahkan nada warna biru pada gambarnya. Namun begitu, saya harus memastikan untuk tidak memberinya secara berlebihan:
- Bima Sakti tidak boleh terlalu kebiruan.
- Rerumputan hijau yang terhampar di tanah seharusnya tidak menerpakan warna biru.
Saya mencapai keseimbangan sempurna apabila saya menetapkan suhu warna secara manual ke 4000K. Ini cukup untuk memastikan bahwa Bima Sakti menonjol dengan tetap mempertahankan warna hijau yang subur.
Terlalu biru pada 3000K
Apabila saya menetapkan white balance ke 3000K, gambar menjadi lebih biru dan tampak bagaikan dalam mimpi. Namun demikian, banyak detail yang akhirnya menyatu dengan warna biru, dan rerumputan tampak seakan menerpakan biru yang tidak alami.
Kalau Anda ingin menghabiskan lebih banyak waktu memotret dan hanya sedikit mengedit foto di depan komputer, mengutak-atik pengaturan white balance akan menawarkan perbaikan secara cepat. Selain itu, dapat mempratinjau hasil bidikan Anda di Live View, atau di jendela bidik elektronik jika Anda menggunakan mirrorless kamera! Ketahui Selengkapnya di:
Dasar-Dasar White Balance untuk Menghasilkan Nada Warna Dambaan!
Bagaimana Menorehkan Warna dengan Fungsi White Balance Correction
3. Putih: Pemisahan antara mercusuar dan Bima Sakti—Waktu tertentu dalam sehari
Saya menunggu sampai Bima Sakti naik lebih tinggi di langit, meninggalkan lebih banyak ruang antara Bima Sakti dan mercusuar.
Waktu yang salah
Bima Sakti sebagian terhalang oleh cahaya dari mercusuar dan tidak menonjol.
Mercusuar menghubungkan langit dengan hamparan daratan dan melengkapi gambarnya. Ini juga berfungsi sebagai aksen. Namun demikian, ada beberapa alasan mengapa gambar terlihat lebih baik apabila terdapat lebih banyak ruang antara mercusuar dan Bima Sakti:
- Mercusuar sangat terang, dan ini akan mengalihkan perhatian dari Bima Sakti jika jaraknya terlalu dekat.
- Pemisahan memastikan bahwa kedua elemen yang berlawanan dengan latar belakang yang lebih gelap, menciptakan kontras dan memungkinkan masing-masing elemen lebih menonjol.
Setelah ada cukup ruang antara Bima Sakti dan mercusuar, temukan sudut pandang terbaik dengan dampak yang cukup, seperti yang dijelaskan pada poin 1.
Untuk saran dan tutorial lebih lanjut mengenai astrofotografi dan memotret lanskap, baca:
Bidikan Jitu: Bulan dan Bintang Bima Sakti Di Atas Laut
Seni Shutter Lambat: Menggunakan Zoom Burst untuk Mengubah Bintang Gemintang di Langit menjadi Hujan Meteor
Satu Lokasi, Dua Rupa: Memotret Mercusuar saat Purnama v.s di Bawah Bintang Gemintang
Gambar utama dalam artikel ini dibidik pada RF15-35mm f/2.8L IS USM. Untuk gagasan lainnya mengenai perlengkapan astrofotografi dan cara menggunakannya, baca yang berikut ini:
EF8-15mm f/4L Fisheye USM: Lensa My Go untuk Memotret Lanskap Bintang
Teknik Astrofotografi dengan EOS R (juga bisa digunakan pada kamera sistem EOS R yang lebih baru!)
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir pada tahun 1979 di Aichi. Setelah mendapatkan pengalaman kerja sebagai perancang interior dan grafis, Yamashita menjadi fotografer independen pada tahun 2011. Karyanya sudah digunakan di banyak kalender.