Memang sulit mendapatkan gambar bintang gemintang yang bagus apabila bulan terlihat, tapi ini sebetulnya bisa dilakukan! Cari tahu cara melakukannya dalam satu eksposur. (Dilaporkan oleh: Minefuyu Yamashita, Digital Camera Magazine)
EOS 5D Mark IV/ EF16-35mm f/2.8L III USM/ FL: 16mm/ Manual exposure (f/2.8, 30 det.)/ ISO 3200/ WB: Tungste
Perlengkapan lainnya: Tripod
Langkah 1: Fase bulan manakah yang dibidik—Bulan sabit
Percaya atau tidak, gambar di atas mungkin tampak seperti bulan purnama, padahal sebenarnya itu adalah bulan sabit yang membesar! Jika Anda benar-benar membidik pada malam bulan purnama, Anda tidak akan dapat melihat bintang. Hal yang sama berlaku pula untuk fase bulan purnama. Jika Anda ingin memotret bintang dan bulan dalam bingkai yang sama, pilih malam bulan sabit.
Bulan purnama: Cahaya bulan menarik kehadiran bintang
Pelajari lebih lanjut mengenai cara memotret bulan di:
Tips Eksposur dan Perangkat untuk Fotografi Bulan
Langkah 2: Jam berapa membidiknya—Saat bulan rendah
Untuk mendapatkan bintang yang lebih jernih, cobalah membidik saat bulan berada pada tingkat terendah di langit. Ini mengurangi dampak cahaya purnama.
Untuk mendapatkan warna biru indah nan cemerlang dalam bidikan utama, saya mulai memotretnya sekitar 1 jam setelah matahari mulai tenggelam. Saya menyelesaikan bidikan sebelum bulan menghilang. Saat bulan terbenam, bulan akan berada terlalu dekat ke cakrawala dan menyebabkan garis langit dekat cakrawala berubah merah.
Catatan: Bulan sabit yang membesar, biasanya tenggelam 2 hingga 3 jam setelah matahari terbenam.
30 menit setelah matahari terbenam
Saat langit masih cerah, 30 menit setelah matahari terbenam, bintang gemintang tidak akan terlihat.
Langkah 3: Tentukan panjang fokus yang akan menghasilkan komposisi ideal—16mm
Saat saya melihat pemandangannya, saya membayangkan untuk membingkai bulan dan bintang gemintang bersama dengan siluet pepohonan di darat. Menempatkan siluet pepohonan di sekeliling bulan dan bintang, akan menuntun mata pemirsa ke subjek utama: sang bulan. Untuk menghasilkan komposisi itu, saya memerlukan bidang pandang sudut ultra lebar, yang dapat dicapai dengan menggunakan ujung lebar lensa zoom sudut ultra lebar.
Saya melangkah ke jalinan pepohonan dan semak-semak yang tumbuh di sepanjang pantai, dan mencari cabang pohon yang bentuknya akan membuat siluet yang menarik.
Saran: Angin yang berembus melalui pepohonan dapat menyebabkan buram gerakan pada siluet. Tunggu sampai tiupan angin berhenti sebelum Anda melepaskan rana.
Langkah 4: Temukan pengaturan pencahayaan yang tepat—30 detik; agak lebih cerah
Saya memilih untuk membidik pada pencahayaan 30 detik, karena kalau lebih lama dari itu, akan menyebabkan gambar bintang menjadi jejak bintang. (Ini berdasarkan pada 500 Rule (Versi Inggris).)
Pencahayaan diperlukan agak lebih terang untuk mencegah siluet cabang pohon membaur ke dalam kegelapan. Saya mengendalikan ini dengan menyesuaikan kecepatan ISO.
Hal ini menyebabkan sorotan cahaya pada bulan sabit meledak, sehingga membuatnya mirip bulan purnama. Namun demikian, ini berhasil di sini karena menonjolkan langit malam dan membuat langit terlihat lebih berdampak.
Saran:
- Jika kamera Anda memiliki fungsi bulb timer (hampir semua kamera model menengah dan canggih memilikinya), manfaatkan ini.
- Untuk menghindari goyangan kamera, lepaskan rana dengan fungsi self-timer atau Touch Shutter, atau remote switch (saklar jauh). Anda juga dapat menggunakan fungsi Remote Live View Shooting pada aplikasi Canon Camera Connect.
- Fungsi Remote Live View Shooting juga berguna apabila kamera atau remote switch tidak memiliki fungsi timer.
Menggunakan fungsi Remote Live View Shooting pada Camera Connect
Dalam mode Bulb (Bola Lampu), tekan tombol pelepas rana (diindikasikan dalam warna merah) untuk mulai pencahayaan.
Tampilan akan berubah dan menunjukkan “Shooting”, dan laluan waktu akan diperlihatkan dalam ‘A’. Jika Anda menggunakan fungsi bulb timer (pengaturan waktu bola lampu), pencahayaan akan berakhir secara otomatis setelah waktu yang ditetapkan sebelumnya. Jika tidak, tekan tombol stop (‘B’) untuk menghentikan pencahayaan.
Perlu saran dan inspirasi lainnya tentang memotret bintang serta benda angkasa lainnya? Bacalah sejumlah artikel ini:
Astrofotografi: Apa yang Harus Dihindari Saat Memotret Bintang
Teknik Astrofotografi dengan EOS R
Satu Lokasi, Dua Rupa: Memotret Mercusuar saat Purnama v.s di Bawah Bintang Gemintang
Teknik Komposisi: Menciptakan ilusi Bulan Tampak Lebih Besar
Seni Shutter Lambat: Menggunakan Zoom Burst untuk Mengubah Bintang Gemintang di Langit menjadi Hujan Meteor
Mulai serius tentang astrofotografi dan memikirkan perlengkapan apa untuk menambah peralatan Anda? Berikut sejumlah hal untuk dipertimbangkan:
Kamera khusus untuk astrofotografi:
Canon EOS Ra: Untuk Memotret Bintang
Lensa sudut lebar yang cepat untuk gambar yang lebih cerah dan lebih jernih:
Astrofotografi: Menangkap Langit Berbintang yang Jernih dengan Lensa f/1.4
EF35mm f/1.4L II USM: Lensa Prima Spesifikasi Tinggi Akan Mengubah Astrofotografi Yang Anda Ketahui
Lensa Fisheye untuk menangkap lebih banyak langit:
EF8-15mm f/4L Fisheye USM: Lensa My Go untuk Memotret Lanskap Bintang
(Ikuti terus tentang berbagai versi RF mount dari deretan lensa ini!)
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir pada tahun 1979 di Aichi. Setelah mendapatkan pengalaman kerja sebagai perancang interior dan grafis, Yamashita menjadi fotografer independen pada tahun 2011. Karyanya sudah digunakan di banyak kalender.