Satu Lokasi, Dua Rupa: Memotret Mercusuar saat Purnama v.s di Bawah Bintang Gemintang
Kunci untuk membuat tiap foto langit malam terlihat unik, terletak pada apa yang Anda pilih untuk menjadi komponen sentra dalam foto. Anda juga dapat menambahkan variasi dengan memotret pada waktu berbeda dalam satu hari, serta dari sudut yang berlainan. Artikel ini memperkenalkan sebagian teknik untuk menangkap langit malam sebelum dan sesudah sang bulan menggelincir. (Dilaporkan oleh: Minefuyu Yamashita, Digital Camera Magazine)
EOS 5D Mark III/ EF16-35mm f/2.8L II USM/ FL: 18mm/ Manual exposure (f/2.8, 30 det.)/ ISO 2500/ WB: Cahaya neon
Penampilan #1: Di bawah keajaiban langit berbintang
Lokasi:
- Untuk menangkap langit penuh bintang, saya menjauhi lokasi untuk memotret Langit Bagian Barat yang masih memancarkan sinar bulan ke tempat lain untuk menangkap Langit Bagian Utara.
(Ini dibidik menjelang dini hari. Pada saat ini, satu-satunya arah yang masih tampak gelap gulita adalah Langit Bagian Utara.)
- Saya memilih sudut bawah yang menghadap ke mercusuar.
Pengaturan kamera yang penting:
- Panjang fokus: 18mm, yang menyertakan langit berbintang tanpa membuat mercusuar tampak terlalu kecil.
- Kecepatan rana: 30 detik, untuk menangkap bintang sebagai titik cahaya yang terpusat,
- Aperture dan kecepatan ISO: f/2.8 (maksimum) dan ISO 2500, sehingga bidikan itu cukup terang untuk menjaga bentuk mercusuar tetap bisa dikenali.
Lainnya:
Untuk menambah dampak kilauan bintang, saya tujukan untuk menggambarkan cahaya dari mercusuar sebagai sumber cahaya terpusat, persis seperti bintang gemintang. Semburan sorotan pada lampu mercusuar tidak terganggu.
Apa yang membuat bidikan ini bagus
Butir 1: Memilih bagian langit tanpa sumber cahaya yang tidak diinginkan
Bintang gemintang terlihat paling terang apabila sang bulan berada di bawah cakrawala dan langitnya tampak gelap gulita. Dengan mempertimbangkan pengaruh sumber cahaya yang tidak diinginkan dan posisi matahari terbit, saya memilih untuk membidik pada Langit Bagian Utara. Anda dapat mengecek waktu di depan untuk mengetahui kedudukan bulan, baik secara online atau melalui aplikasi smartphone seperti Sun Surveyor (Versi Inggris).
Butir 2: Membidik dari sudut rendah
Untuk meminimalkan pengaruh semua sumber cahaya, saya memilih sudut rendah yang menengadah ke atas, melihat ke mercusuar, supaya saya bisa menyertakan langit berbintang yang gelap di latar belakang. Dengan melakukan hal itu, bisa menciptakan efek perspektif yang berlebihan pada mercusuar, dan karenanya, mengarahkan perhatian pemirsa ke sumber cahaya di bagian tengah gambar.
Butir 3: Pencahayaan 30 det. atau kurang untuk menangkap bintang gemintang sebagai titik cahaya terpusat
Untuk menangkap bintang gemintang sebagai titik cahaya terpusat, sebaiknya menjaga waktu pencahayaan ke sekitar 30 detik atau lebih singkat. Durasi yang lebih lama dari ini akan menghasilkan jejak cahaya yang terlihat jelas. Untuk menyesuaikan kecepatan rana, naikkan kecepatan ISO. Dalam contoh ini, saya menetapkan kecepatan ISO ke 2500.
Pahami hal ini: Kecepatan rana memengaruhi bentuk bintang
Meskipun panjang fokus juga penting, namun kecepatan rana yang lebih lambat menyebabkan bintang gemintang menjadi lebih buram, sehingga membuatnya tampak kurang berkilau.
Shutter Speed (Kecepatan Rana): 15 det.
Shutter Speed (Kecepatan Rana): 40 det.
Terinspirasi untuk membidik bentangan bintang? Berikut ini sebagian saran dan tutorial:
Seni Shutter Lambat: Menggunakan Zoom Burst untuk Mengubah Bintang Gemintang di Langit menjadi Hujan Meteor
Bentangan Bintang yang Mencengangkan: Memotret Pemandangan Spektakuler Bunga Cherry yang Bermekaran dan Bimasakti di Malam Hari
EF8-15mm f/4L Fisheye USM: Lensa My Go untuk Memotret Lanskap Bintang
Teknik Astrofotografi dengan EOS R
Penampilan #2: Drama bulan purnama
EOS 5D Mark III/ EF16-35mm f/2.8L II USM/ FL: 16mm/ Aperture-priority AE (f/2.8, 10 det., EV+0,3)/ ISO 800/ WB: Cahaya neon
Perlengkapan:
- Lensa sudut lebar untuk menonjolkan keluasan bentangan alam atau lanskap.
- Untuk mencegah mercusuar tampak terdistorsi secara tidak wajar dalam gambar, saya memasang tripod di tempat yang sejajar dengan mercusuar.
Pengaturan kamera yang penting:
- White balance: “Tungsten light" (cahaya neon) untuk menambah nada sejuk yang menonjolkan suasana bidikan malam.
- Aperture: Banyak fotografer yang akan menggunakan aperture lebih kecil untuk pemandangan seperti ini, tetapi saya memilih menggunakan aperture maksimum f/2.8 dan menetapkan fokus pada mercusuar. Hal ini membuat sang bulan tampak lebih redup yang memberikan kesan lebih lembut pada foto bidikannya.
- Kecepatan rana: 10 detik, untuk mencegah semburan sorotan dekat lampu mercusuar.
- Kecepatan ISO: Serendah mungkin tanpa mengorbankan gradasi pada langit. Saya menemukan keseimbangan pencahayaan yang tepat pada ISO 800.
Komposisi:
Saya ingin membuat mercusuar terlihat sejelas mungkin. Hal ini tidak hanya menetapkan komposisinya, tetapi juga menonjolkan kesan kemegahannya, menjulang tinggi di sekeliling tempat, di bawah sinar bulan. Awan yang bergerak di langit menambah kesan fantastis ke gambarnya.
Apa yang membuat bidikan ini bagus
Butir 1: Ciptakan kedalaman dengan panjang fokus sudut lebar
Untuk bidikan sinar bulan ini, saya tidak ingin hanya menggunakan keluasan vertikal dan horizontal untuk menegaskan kesan skala, tetapi saya juga ingin memanfaatkan kedalaman yang unik, yang diciptakan oleh lensa sudut lebar. Saya membidik pada 16mm dan menyertakan rerumputan di latar depan serta cakrawala di latar belakang dalam bingkai, yang menciptakan efek perspektif yang berlebihan di area sebelum dan setelah mercusuar.
Butir 2: White balance – “Tungsten light” untuk menekankan kebiruan langit
Sama seperti matahari tenggelam, bulan dengan warna kekuningan mulai berubah menjadi nada kemerahan saat bergerak mendekati cakrawala. Gambarnya akan menyerupai bidikan suasana senja, seandainya saya menetapkan white balance ke Auto. Alih-alih, saya menetapkan white balance ke "Tungsten light" untuk menyampaikan kesan yang saya dapatkan pada lokasi bidikan tersebut dengan lebih baik.
Butir 3: Pencahayaan 10 detik untuk mencegah semburan sorotan
Mercusuar sedang berputar secara perlahan sambil memancarkan cahaya, yang dapat menyebabkan foto di-blow out, tergantung keberadaan Anda pada situasi itu. Saya mengukur waktu yang diperlukan untuk cahaya, untuk membuat perombakan sepenuhnya, dan menetapkan kecepatan rana ke 10 detik agar bidikan tidak akan kelebihan cahaya.
Pahami hal ini: Pentingnya cahaya bulan
Bidikan di bawah diambil ketika sang bulan bersembunyi di balik awan. Hanya dengan cahaya dari mercusuar, rerumputan di latar depan tampak gelap dan dimensi mercusuar pun tidak terlihat.
---
Untuk gagasan lainnya tentang cara menghasilkan penampilan berbeda dari lokasi yang sama, baca juga artikel berikut:
Satu Lokasi, Dua Rupa: Nightscape Abstrak – Tenteram vs. Semarak
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir pada tahun 1979 di Aichi. Setelah mendapatkan pengalaman kerja sebagai perancang interior dan grafis, Yamashita menjadi fotografer independen pada tahun 2011. Karyanya sudah digunakan di banyak kalender.