Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Produk >> Semua Produk

Ulasan Lensa: EF24-70mm f/2.8L II USM, Pendamping Saya yang Tak Tergantikan

2017-08-10
3
9.02 k
Dalam artikel ini:

Bagi fotografer lanskap, Jiro Tateno, EF24-70mm f/2.8L II USM adalah lensa yang tidak pernah ia tinggalkan saat bepergian. Ia memberi tahu alasannya, dan memperlihatkan kepada kita sebagian pemandangan indah yang telah ia tangkap dengan lensa zoom standar ini. (Dilaporkan oleh: Jiro Tateno)

Bidikan pemandangan larut senja yang memukau, dengan lensa EF24-70mm f/2.8L II USM

 

Fitur zoom membantu saya memotret alam, bahkan pada ruang yang begitu sempit

Saat saya mulai serius menggeluti fotografi, lensa pertama yang saya beli adalah lensa zoom standar, yang menghasilkan pemandangan dengan sudut pandang yang mendekati penglihatan mata manusia. Meskipun saya sudah berganti kamera sejak saat itu, namun lensa zoom standar selalu merupakan bagian perlengkapan saya yang tak tergantikan. Hal ini karena pemotretan saya yang terutama adalah lanskap alam, dan menurut saya, penting untuk memiliki lensa yang bisa melakukan zoom serta meliput kisaran fokus standar.

Kemampuan zoom mungkin tidak akan begitu penting kalau saya bisa sesuka hati menggeser posisi pembidikan. Namun demikian, saat saya berada di alam raya, sering kali ruang kerja saya terbatas—kemungkinan ada bahaya di bawah kaki saya, atau saya bisa berada dalam situasi yang tidak memungkinkan saya lebih dekat ke subjek atau mundur selangkah, seperti yang saya inginkan. Saya pernah mengalami hal-hal yang menjengkelkan. Saya tidak dapat mencapai sudut pandang yang saya inginkan pada lensa prima. Sehubungan dengan hal itu, lensa yang bisa melakukan zoom, memungkinkan saya melakukan sedikit penyesuaian untuk menghasilkan komposisi ideal, meskipun ruang gerak kaki saya terbatas.

Di antara sejumlah lensa yang saya miliki, EF24-70mm f/2.8L II USM adalah lensa yang paling sering saya gunakan, dan menurut saya, paling dapat diandalkan.

Pepohonan bunga sakura di Gunung Yoshino, dibidik dengan lensa EF24-70mm f/2.8L II USM

EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 41mm/ Manual exposure (f/11, 1/60 det.)/ ISO 100/ WB: Daylight

Bidikan ini diambil pada suatu musim semi, saat saya mengunjungi Gunung Yoshino, sekitar 3 hari setelah bunga sakura mekar sepenuhnya. Sesungguhnya, bunga sakura yang mekar sudah mulai berguguran, dan setiap hembusan angin yang menembus celah pepohonan, semakin banyak menebarkan kelopak bunga, namun, momen seperti itulah yang sangat membekas dalam sanubari saya. Saya menemukan tempat yang bagus dan mengamati serta menanti momen tersebut terjadi lagi dan lagi untuk waktu yang sangat lama.

Dapatkan beberapa gambaran mengenai tempat dan cara memotret bunga sakura di sini:
Memotret Bunga Sakura di Jepang: Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3
Cara Menangkap Bunga Sakura Secara Detail Namun Terlihat Membuai Dengan Soft Filter

 

Lensa yang serbaguna merupakan bonus untuk pemotretan yang melibatkan lintas alam dan pendakian pegunungan

Menurut hemat saya, sudut pandang lensa 24 hingga 70mm adalah yang paling efektif untuk memotret, bukan hanya lanskap, tetapi juga untuk memotret orang. Lensa ini memungkinkan Anda menangani beragam luas situasi. Kisaran sudut lebarnya sungguh bagus untuk memotret lanskap yang luas serta bidikan close-up berbagai subjek, misalnya pepohonan dan bebatuan, sedangkan pada kisaran telefoto menengah, hingga 70mm, Anda bisa mengambil bidikan close-up bunga atau subjek lain dari jarak yang agak jauh. Saya sering menuntaskan seluruh bidikan, hanya dengan satu lensa ini.

Kalau dulu saya melakukan bidikan sambil mendaki Gunung Yoko di Pegunungan Yatsugatake, di bagian sentral Jepang, saya menyiapkan diri untuk situasi apa pun, membawa 4 atau 5 lensa. Namun, pada akhirnya, saat menuruni pegunungan, saya hanya menggunakan lensa EF24-70mm f/2.8L II USM. Semenjak itu, apabila saya pergi memotret yang melibatkan pendakian gunung atau berjalan jauh, biasanya saya membawa lensa ini sebagai lensa utama, dan hanya satu atau dua lensa lainnya.

Senja hari, dibidik dengan lensa EF24-70mm f/2.8L II USM

EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Manual exposure (f/13, 30 det.)/ ISO 100/ WB: Daylight

Setelah matahari terbenam, secara bertahap, awan mulai berubah warna dan gradasinya yang indah menyebar melintasi langit. Saya ingin menangkap pantulan langit ini di atas permukaan laut. Saya mengambil bidikan ini menggunakan filter ND dan filter GND.

 

Produksi warna begitu memuaskan, dan resolusi gambar yang luar biasa tajam

Apabila menyangkut soal performa, lensa ini tidak tercela. Saya pernah menggunakan model lensa EF24-70mm terdahulu, dan warna yang dihasilkan serta ketajaman gambarnya cukup memuaskan, tetapi dengan model seri II ini, terasa bahwa seluruh lensa telah disempurnakan secara menyeluruh.

Apabila saya membidik dengan fokus yang dalam, lensa menangkap gambar yang serba istimewa, begitu tajam, dari latar depan hingga ke latar belakang, sampai ke tepi sudut pandang. Bahkan, gambar dengan efek bokeh yang saya manfaatkan semaksimal mungkin, ditangkap seperti yang saya bayangkan. Kualitas gambar juga tampak sama apabila Anda memotret langit berbintang—manfaatkan aperture maksimum f/2.8 yang cerah, dan lensa ini akan membantu Anda menangkap bintang-gemintang yang tak terhitung banyaknya. Anda juga bisa menggunakan lensa ini dengan pikiran yang tenang jika Anda ingin mengambil bidikan cahaya latar yang menyertakan matahari dalam bingkai.

Pepohonan maple pada musim gugur, dibidik dengan lensa EF24-70mm f/2.8L II USM

EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 24mm/ Manual exposure (f/8, 1/2 det.)/ ISO 100/ WB: Daylight

Bidikan pohon maple ini berikut daun musim gugur, diambil saat hujan rintik-rintik. Saat saya sedang memotret, tiba-tiba hujan menjadi deras, jadi saya bernaung di bawah pohon di sekitar sana. Pemandangan yang dipenuhi warna musim gugur, dan dedaunan merah berserakan di tanah, begitu memesona, bahkan setelah hujan berhenti, saya tetap tinggal berlama-lama di sana.

 

Mitra tepercaya yang senantiasa mendampingi saya

Lensa yang sangat andal ini bagaikan mitra setia bagi seorang fotografer. Saya perkirakan bahwa di masa mendatang pun akan selalu ada situasi di mana hanya lensa ini yang akan menjadi sang penyelamat saya dalam mengekspresikan gambar seutuhnya, seperti yang saya inginkan.

Sekarang ini, saya tidak bisa membayangkan, bepergian tanpa lensa ini. Seandainya ada seseorang yang menanyakan kepada saya, lensa mana yang akan saya pilih kalau saya hanya boleh membawa satu lensa, saya akan memilih lensa ini tanpa ragu. Sedalam itulah makna lensa EF24-70mm f/2.8L II USM bagi saya.

Lanskap bersalju, dibidik dengan lensa EF24-70mm f/2.8L II USM

EOS 5D Mark III/ EF24-70mm f/2.8L II USM/ FL: 47mm/ Manual exposure (f/13, 1/5 det.)/ ISO 100/ WB: Daylight

Malam sebelum saya membidik gambar ini, saya mengamati salju yang turun perlahan di keheningan alam, kemudian saya pergi tidur dengan mengantisipasi bahwa keesokan harinya, saya bangun dan melihat pemandangan serba putih yang indah. Inilah pemandangan yang menyapa saya saat saya bangun dan melihat keluar pada keesokan paginya. Pemandangannya jauh lebih indah dari yang saya bayangkan.

 

EF24-70mm f/2.8L II USM

 

EF24-70mm f/2.8L II USM
Konfigurasi lensa: 18 elemen dalam 13 kelompok
Jumlah bilah aperture: 9
Aperture minimum: f/22
Jarak pemfokusan minimum: 0,21m
Diameter filter: φ82mm
Dimensi eksternal: Kira-kira φ88,5x113,0mm
Bobot: Kira-kira 805g

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

 

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Jiro Tateno

Lahir di Tokyo tahun 1975. Daru sekitar tahun 1990, ia menambatkan diri dengan alam melalui kegiatan memancing, dan fotografi. Dari tahun 1999, ia berkelana ke seluruh negeri, mengambil sejumlah foto dengan tema "Natural Beauty" (Keindahan Alam). Pada saat ini, ia memasok foto hasil karyanya untuk berbagai majalah, buku, poster, kalender dan lain sebagainya. Ia mengadakan pameran foto "Okinawa" pada tahun 2010, dan "Northern Lights - Journey of Light/ Iceland" pada tahun 2017.

 

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami