Komposisi sangat memengaruhi kesan sebuah foto. Berbagai elemen yang secara umum mewujudkan komposisi mencakup posisi subjek dalam gambar, posisi (high atau low) dan sudut pemotretan. Dalam artikel ini, mari kita belajar mengenai prinsip komposisi dasar. (Dilaporkan oleh: Ryosuke Takahashi)
Halaman: 1 2
Pola komposisi dasar
Apabila kita melihat suatu gambar, hal pertama yang kita rasakan adalah kesan umum yang kita dapatkan dari gambar tersebut. Kecuali, jika secara khusus subjeknya sungguh memikat mata, kita berupaya merasakan sesuatu dari keseimbangan gambar secara keseluruhan. Cara subjek diposisikan menentukan penyampaian sebuah gambar, entah itu menunjukkan suasana yang rileks atau tegang. Komposisi terdiri atas posisi keberadaan subjek serta faktor lain yang terlepas dari subjeknya.
Langkah pertama untuk mempelajari dasar-dasar komposisi adalah menentukan tempat untuk subjek. Teknik komposisi dasar yang pada umumnya diterapkan yaitu metode Centre Composition (Komposisi Tengah), yang menempatkan subjek di tengah gambar. Jenis komposisi lainnya termasuk Diagonal Composition (Komposisi Diagonal) yang menempatkan subjek pada garis diagonal untuk memandu perhatian pemirsanya, metode S-curve Composition (Komposisi kurva-S) untuk menonjolkan kedinamisan jalan atau sungai yang berkelok-kelok, dan Rule of Thirds (Aturan Segi Tiga), yaitu, gambar dibagi (secara vertikal maupun horizontal) tiga, dan subjek ditempatkan pada salah satu lintasan garis horizontal dan vertikal.
Berguna untuk potret dan segala macam pemandangan, tata letak dasar ini menempatkan subjek di tengah gambar.
Dalam teknik ini, subjek ditempatkan secara diagonal melintasi gambar. Komposisi ini kerap digunakan pada bidikan lanskap, dan efektif untuk berbagai subjek, seperti punggung gunung. Contohnya, dengan menempatkan punggung gunung secara diagonal akan membantu menciptakan kesan yang kuat.
S-curve Composition kerap ditemukan pada foto lanskap. Anda dapat menciptakan kesan yang dinamis dengan menyertakan subjek bentuk-S yang jauh dalam gambar, misalnya sungai.
Rule of Thirds memecah gambar secara vertikal dan horizontal menjadi tiga, membentuk sembilan bagian yang terbagi sama rata. Subjek utama ditempatkan pada persilangan garis-garis ini. Salah satu teknik yang paling sering digunakan, Rule of Thirds, efektif untuk menciptakan komposisi yang stabil.
Contoh Rule of Thirds
Program AE (f/10, 1/320 det)/ ISO 100/ WB: Daylight
Pada contoh ini, gambar dibagi menjadi tiga, baik secara horizontal maupun vertikal, dan subjek diposisikan pada persilangan garis vertikal dan horizontal. Tanpa batu karang di latar depan, akan menciptakan ruang kosong yang besar di kanan bawah sehingga membuat gambar terlihat tidak seimbang. Di sini, dengan adanya batu karang di depan, komposisi ini tampak seimbang dengan baik.
Contoh Diagonal Composition
Aperture-priority AE (f/10, 1/100 det, EV -0.3)/ ISO 100/ WB: Daylight
Pada gambar ini, roda-roda disusun secara diagonal yang menegaskan kedalamannya dan menciptakan suasana yang menarik. Jika diambil secara langsung dari depan, gambar akan terlihat hambar. Kesan yang disampaikan sebuah foto kepada pemirsanya, secara signifikan dipengaruhi oleh posisi pemotretan.
Sudut pemotretan dan efek visual
Selain cara subjek diposisikan, sudut pemotretan juga merupakan faktor lainnya yang memengaruhi komposisi secara signifikan. Bahkan, apabila subjek ditangkap dari posisi yang sama, hasilnya akan sama sekali berbeda, tergantung pada sudut penempatan kamera. Ilustrasi ini menjelaskan perubahan pada efek visual apabila kamera digenggam pada ketinggian yang berbeda-beda. Tampak secara jelas bahwa dengan memvariasikan sudut pemotretan akan memengaruhi hasil akhir gambar subjek dan latar belakangnya.
- High angle (Sudut tinggi)
- Eye level (Level mata)
- Low angle (Sudut rendah)
Apabila fotografer berdiri dan mengarahkan kameranya lurus ke subjek, sudut pemotretan ini disebut level mata. Jika fotografer melihat ke bawah pada subjeknya, ini adalah sudut tinggi, sedangkan jika ia melihat ke atas, ini adalah sudut rendah.
Efektif untuk menangkap seluruh lingkungan, bidikan high-angle menghasilkan penggambaran sederhana hanya dengan sedikit efek perspektif.
Karena efek visual yang diciptakannya, low-angle menghasilkan bidikan dengan dampak yang lebih kuat.
Lahir di Aichi tahun 1960, Takahashi memulai karier freelance pada tahun 1987 setelah bekerja pada studio foto iklan dan penerbit. Melakukan pemotretan untuk majalah besar, ia telah bepergian ke banyak penjuru dunia dari tempat kedudukannya di Jepang dan Tiongkok. Takahashi adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS).