Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Fotografi Lanskap Minimalis dengan Bentangan Langit

2020-09-18
1
1.4 k
Dalam artikel ini:

Fotografer alam pasti tidak akan menghindari langit. Bukan saja bentangannya yang luas dan menyatukan kita dengan jagat raya, namun langit pun bisa menjadi kanvas yang dramatis untuk bidikan kita! Tetapi, kalau kita tidak menanganinya dengan cukup baik, komposisinya akan terkesan memiliki terlalu banyak ruang kosong. Membidik gambar langit pada rasio 7:3 akan melatih Anda untuk lebih cermat memanfaatkan ruang dalam bidikan Anda. Siap, siaga, jepret! (Dilaporkan oleh Toshiki Nakanishi, Digital Camera Magazine)

Langit biru di atas lahan pertanian

EOS R/ RF28-70mm f/2L USM/ FL: 31mm/ Flexible-priority AE (f/11, 1/320 det.)/ ISO 400/ WB: Daylight

 

Langkah 1: Ketahui apa yang bisa Anda capai dengan menyatukan lebih banyak langit

Apabila kita menyaksikan pemandangan yang memukau—seluruh padang bunga yang indah di bawah langit biru nan jernih, misalnya—kita tergoda untuk menyertakan segalanya dalam bingkai. Tetapi, menyatukan sejumlah unsur utama dalam proporsi yang sama, akan membuatnya saling berebut perhatian, dan tanpa subjek utama yang jelas, pemirsa tidak akan tahu apa yang harus dilihatnya.


Contoh negatif: 50% langit, 50% bumi

Ladang bunga lavender, pepohonan dan langit

Subjek utamanya yang mana? Tidak terlalu jelas di sini.

Dalam situasi tertentu, akan lebih masuk akal untuk menyertakan lebih banyak langit dalam bingkai, misalnya saat Anda memotret langit malam yang bertaburan bintang gemintang. Itulah saat Anda harus berani menyertakan lebih banyak langit dalam bingkai sehingga subjek utamanya—langit—menjadi semakin jelas. Tentu saja, Anda juga harus tetap cermat dalam memastikan penempatan langit dan bumi secara seimbang!


Contoh yang bagus: 80% langit, 20% bumi

Langit berbintang di atas pegunungan bersalju

Subjek utama tampak lebih jelas


TJ: Manakah yang lebih baik, telephoto atau sudut lebar?

Kesan luas yang diciptakan oleh lensa sudut lebar sungguh bagus untuk menonjolkan detail langit secara ekspresif. Pernak-pernik ini khususnya terlihat bagus apabila terdapat banyak gumpalan awan yang menarik: perspektif sudut lebar meningkatkan pergerakan awan dan membuatnya seakan bergerak hingga keluar bingkai.

Langit biru di atas lahan pertanian

Memotret pada sudut lebar akan meningkatkan kesan lapang.

 

Langkah 2: Pemandangan bumi mungkin terlihat cantik, tetapi harus selektif mengenai elemen apa yang Anda sertakan!

Pelangi adalah suatu contoh pemandangan yang akan tampak terlalu ramai: kita terlalu terlena untuk memotretnya sehingga tanpa disadari, kita menyertakan terlalu banyak elemen pada bumi. Apa pun keputusan Anda, apakah membuat bidikan langit 70% atau 80%, sebaiknya pertimbangkan keterkaitan antara subjek utama (langit) dengan subjek kedua (bumi/lahan) saat Anda menyusun komposisi.


Contoh negatif: Terlalu banyak elemen pada bumi

Pelangi (bidikan yang gagal)

Lahan di latar depan tampak gelap, dan menghabiskan sebagian besar ruang bingkai, menyebabkan seluruh gambar tampak tidak bagus, mengganggu pandangan kita ke pelangi.


Contoh yang bagus: Setelah merapikan komposisi

Pelangi ganda

Saya susun ulang gambar untuk mengurangi penyertaan lahan yang menyederhanakan bidikan. Saya juga memastikan bahwa semua elemen tampak seimbang dengan baik. Mata pemirsa ditarik dan menetap pada subjek utama—pelangi ganda.

Baca juga: Saran Kilat untuk Memotret Pelangi


Pengingat: Pastikan Cakrawala Anda tegak lurus! (Electronic Level [Timbangan Kedataran Elektronik] memiliki keterbatasan)

Dengan langit yang begitu luas, kemiringan apa pun di cakrawala akan terlihat sangat jelas. Periksa kemiringan saat Anda membidik. 

Gambar miring secara horizontal, sudah dikoreksi

Saran: Di sini, kita lebih memperhatikan mengenai selurus apa cakrawala terlihat dalam gambar, bukan separalel apa cakrawala itu terhadap bumi. Jadi, menggunakan timbangan kedataran secara fisik maupun elektronik, tidak terlalu membantu. Gunakan tampilan kisi-kisi agar Anda dapat melihat lebih baik. Kalau mengoreksinya pada pasca-penyuntingan, Anda harus merotasi dan mengkrop bidikannya, yang bisa menghilangkan kesan “lebar” pada fotonya.

 

Langkah 3: Manfaatkan gumpalan awan agar berdampak lebih dahsyat

Hari yang cerah dan jernih, tidak bagus untuk fotografi langit. Sebagai gantinya, cobalah memotret dengan pencahayaan yang agak lama pada hari mendung, atau bahkan saat menjelang matahari terbit atau setelah matahari terbenam.


Bidik dengan pencahayaan lama untuk menangkap pergerakan awan

Awan hitam nan dramatis di atas pegunungan

Salah satu kondisi yang sangat bagus untuk bidikan langit yang dramatis adalah ketika terdapat angin kencang dan banyak awan. Untuk meningkatkan ekspresi pergerakan awan yang berarak perlahan, cobalah mengambil bidikan dengan pencahayaan yang agak lama, menggunakan filter ND untuk mengurangi cahaya.


Replika sorotan kilauan sinar surya yang mencengangkan

Sinar surya di atas cakrawala

Sinar surya mengintip dari atas cakrawala sebelum matahari terbit dan setelah matahari terbenam, bisa menampilkan pemandangan yang sungguh memukau. Apabila membidik pemandangan semacam itu, ingatlah Langkah 2! Langit dan berkas cahaya adalah subjek utama Anda, jadi ingat dan upayakan mengurangi proporsi ruang yang terambil oleh subjek kedua.

 

Periksa mandiri: Pertanyaan untuk diajukan ke diri Anda saat membidik


1. Apakah proporsi bingkai yang ditempati oleh langit tampak sesuai?

Rasio perbandingan proporsi langit terhadap bumi, tergantung pada pemandangannya. Yang sangat penting adalah mempertimbangkan, apa yang ingin Anda sampaikan melalui penggunaan ruang yang dipenuhi oleh langit.

Langit merah muda dan ungu serta bulan

Pada gambar di atas, bulan purnama melayang di atas langit nan indah. Komposisi yang seimbang dihasilkan dengan rasio 7:3 antara langit terhadap daratan.


2. Apakah komposisi Anda menonjolkan bagian terbaik langit?

Contoh negatif: Terlalu banyak daratan

Gradasi warna biru langit saat matahari terbit

Langit menjelang fajar pada bidikan di atas merupakan ombre atau gradasi warna langit yang indah, tetapi perhatian saya pun tertuju pada daratan, dan hal itu terlihat pada gambar ini. Langit bisa terlihat lebih mengesankan kalau porsi daratan berkurang. Harus bersikap pasti tentang subjek apa yang ingin Anda tampilkan, dan susun sedemikian rupa sehingga semua mata hanya tertuju ke subjek tersebut!


Untuk gagasan lainnya mengenai fotografi langit dan lanskap, bacalah:
Memulai Fotografi Lanskap: 5 Hal Untuk Diketahui
Membuat Keputusan dalam Fotografi Lanskap: Memutuskan, Apakah Menyertakan atau Tidak Menyertakan Matahari dalam Bingkai
Menangkap Warna Cemerlang dan Benderang Matahari Terbit
4 Kunci Membidik Lanskap Menjelang Fajar

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Toshiki Nakanishi

Lahir pada tahun 1971 di Osaka. Setelah mempelajari fotografi secara otodidak, Nakanishi memindahkan basis kegiatan fotografinya ke kota Biei yang terletak di Kamikawa-gun, Hokkaido. Selain menangkap lanskap yang fokus pada cahaya, ia juga menghasilkan berbagai karya yang menonjolkan keindahan kiasan alam. Ia juga adalah Pimpinan PHOTO OFFICE atelier nipek.

http://www.nipek.net/

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami