Canon Photo Party di Albirex Soccer Festival: Melestarikan Kenangan untuk Album Foto Keluarga
Kenangan pertama adalah kenangan yang menyenangkan, selalu layak diabadikan dalam foto. Apa lagi jika foto tersebut adalah foto anak Anda yang mencurahkan seluruh jiwa raga dan segenap upaya ke dalam hobi favoritnya. Bagi banyak remaja penggemar sepak bola di Singapura, Albirex Soccer Festival, yang diadakan pada 26 Juni 2017, adalah kompetisi sepak bola pertama dalam kehidupan mereka. Laporan ini berfokus pada Canon Photo Party yang diadakan dalam acara ini. (Dilaporkan oleh: SNAPSHOT)
Murid taman kanak-kanak juga ikut memeriahkan acara ini - pertandingan sepak bola pertama dalam hidup mereka!
Berpartisipasi dalam kompetisi untuk pertama kali, juga berarti menerima piala untuk pertama kali. Hal ini mungkin juga merupakan saat pertama kali anak-anak ini mengalami kegembiraan tersebut.
Albirex Niigata-Singapore Soccer School adalah satu-satunya sekolah sepak bola di Singapura yang dijalankan oleh klub sepak bola profesional Jepang. Diadakan pada 26 Juni 2017 di stadium tempat tinggal mereka, di Jurong East Stadium, Singapura, Albirex Soccer Festival menargetkan pertama kali kepada pelajar sekolah berusia muda. Pelajar sekolah yang memenuhi syarat, berpartisipasi dalam acara ini, di salah satu dari dua kategori: kategori U6 untuk usia 5-6 tahun, dan kategori U9 untuk yang berusia 7-9 tahun. Dengan kata lain, acara itu merupakan turnamen yang unik dengan fokus utamanya adalah anak-anak muda usia.
Ketika ditanyakan mengenai sasaran utama untuk acara ini, manajer sekolah sepak bola, Mr. Keiji Shigetomi mengatakan, “Saya ingin mereka [anak-anak] mengalami kompetisi mereka yang pertama kali. Anak-anak muda usia biasanya memiliki lebih sedikit peluang untuk berpartisipasi dalam kompetisi resmi, jadi saya ingin menciptakan suatu kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi dalam kompetisi.” Ia telah mengamati, bahwa tujuan berpartisipasi dalam kompetisi eksternal adalah kemenangan, dan untuk bisa meraihnya, suatu tim harus terdiri atas sejumlah atlet terbaik yang telah menjalani seleksi. Oleh karena itu, anak-anak yang tubuhnya lebih kecil dan relatif tidak berpengalaman dari segi keterampilan, cenderung memiliki peluang yang sangat kecil untuk berpartisipasi dalam kompetisi. Namun demikian, sepak bola, "adalah olahraga di mana Anda belajar paling banyak dengan berpartisipasi dalam berbagai pertandingan". Acara ini tampaknya merupakan hasil diskusi sehari-hari antara para pelatih mengenai, bagaimana mereka bisa mengikutsertakan anak-anak muda usia dalam olahraga.
Menurut Mr. Shigetomi, ini merupakan pengalaman pertama bagi banyak anak-anak dalam kategori U-6. Karena anak-anak pada usia itu belum memiliki kekuatan fisik keterampilan untuk menangani bola, ia memikirkan berbagai cara untuk menciptakan peluang yang sebanyak mungkin bagi anak-anak untuk beraktivitas. Mereka membuat aturan yaitu, 5 anak dalam 1 tim, sehingga tiap anak akan memiliki lebih banyak kesempatan memegang bola. Program ini, yang terdiri atas 2 tahap penentuan kualifikasi dan turnamen final, dirancang untuk tidak menyingkirkan tim yang kalah, tetapi memutuskan, tim mana yang akan bermain dalam pertandingan final: Aturan pun disusun secara sangat hati-hati, untuk memastikan bahwa tiap tim berkesempatan untuk bermain minimal dalam 2 pertandingan. Tim dibentuk untuk memastikan campuran pemain yang tidak berat sebelah, dari tingkat usia dan pengalaman yang bervariasi, dari kedua tim, U-6 dan U-9, dan pengelompokan baru diumumkan pada hari pertandingan. Untuk pertandingan yang sesungguhnya, hanya ada satu poin penting: Penjaga gawang tidak ditetapkan. Hal ini memungkinkan tiap pemain memiliki peluang lebih besar untuk mengejar bola.
Pemain muda usia sedang berkompetisi. Ekspresi wajah serius yang hanya akan Anda lihat dalam pertandingan pertama.
Setelah berkompetisi, para pelajar mengadakan pertemuan darurat untuk pertandingan berikutnya. Pelajar kelas tiga biasanya memprakarsai pertemuan tersebut secara sukarela.
Seluruhnya ada 50 peserta, dengan usia berkisar antar 5-9 tahun, yang ambil bagian dalam Albirex Soccer Festival perdana ini. Bagi sebagian besar dari mereka, ini adalah kompetisi sepak bola pertama dalam hidup mereka.
"Saya tidak mengira bahwa anak-anak tersebut secara otomatis mengadakan sendiri pertemuan mereka setiap kali setelah akhir pertandingan", kata Mr. Ryo Ishibashi, pelatih yang bertanggung jawab atas susunan alur acara pada hari itu. "Memang, sungguh menjengkelkan kalau kalah dalam pertandingan. Meskipun tidak memberi petunjuk apa pun secara khusus kepada mereka, saya bisa melihat berbagai kelompok anak-anak dengan wajah serius berinteraksi dalam diskusi." Pada setiap diskusi, biasanya pelajar "senior" kelas 3 yang menjadi pusat pemrakarsa, menyerukan kepada tim mereka, mengumpulkan mereka dan membahas strategi untuk pertandingan berikutnya. Bagi pelajar kelas 3, bukan masalah bahwa mereka lebih berpengalaman mengenai tim dalam kompetisi. Namun, dalam acara ini, mereka mungkin menyadari, bahwa mereka adalah senior, dan mengambil kendali serta menunjukkan keterampilan kepemimpinan mereka. Dan, tentu saja, besar kemungkinan bahwa setiap pertemuan pasca-pertandingan, adalah pengalaman pertama bagi anak-anak muda usia.
"Saya sungguh senang melihat begitu banyak orang tua yang datang untuk mendukung acara ini", kata Mr. Ishibashi. Meskipun para orang tua bisa melihat anak-anak mereka, mengejar bola dengan sekuat tenaga serta ekspresi wajah yang serius, namun, ini mungkin merupakan pengalaman baru melihat anak-anak mereka berkumpul dan membahas strategi bersama rekan baru mereka, atau meneteskan air mata kebahagiaan, atau kekecewaan, setelah menang, dan kalah sebagai satu tim. Malahan, kata Mr. Ishibashi, para orang tua lebih banyak memberikan semangat dengan sorak-sorai mereka dan mengambil foto lebih banyak daripada biasanya. "Selama acara berlangsung, [para orang tua] turun ke lapangan untuk membantu mengambil foto anak-anak, dan ada beberapa yang begitu antusias dan hanyut dalam pemotretan sehingga tanpa disadari, mereka masuk ke area pertandingan", kata Mr. Ishibashi, sambil tertawa gembira. Begitulah, bukan hanya anak-anak saja yang menemukan hal-hal baru ketika berpartisipasi dalam kompetisi semacam ini.
Mr. Keiji Shigetomi (kanan), manajer sekolah sepak bola yang bertanggung jawab untuk menyusun rencana dan mengelola acara pertandingan, bersama dengan pelatih, Mr. Ryo Ishibashi (kiri). Ketika ditanyakan mengenai tanggapan mereka tentang acara ini, mereka menjawab "Untuk acara selanjutnya, kami ingin mengundang tim dari sekitar wilayah untuk ikut serta dalam kompetisi program pertukaran ini, yang pasti akan semakin memperdalam cinta mereka terhadap sepak bola."
Para orang tua yang bersemangat, turun ke lapangan agar bisa lebih dekat untuk memotret anak mereka yang memperlihatkan wajah penuh dengan kegembiraan
Albirex Soccer Festival adalah acara yang memberikan kesempatan kepada para orang tua untuk melihat sekilas anak-anak mereka, dengan ekspresi wajah yang menunjukkan tekad kuat, dalam pertandingan sepak bola bersama rekan mereka. Pihak yang mendukung upaya fotografi para orang tua, tidak lain, adalah Canon Photo Party, suatu proyek yang sudah dilaksanakan sekian banyak kali pada acara musik di berbagai negara di Asia. Kali ini, mereka juga memberikan dukungan fotografi untuk acara olahraga. Ada lebih dari 30 kamera yang siap digunakan, semuanya adalah model kamera termutakhir, seperti EOS M6 dan EOS 800D. Pada hari acara berlangsung, setiap kamera ini habis dipinjamkan secara gratis kepada para orang tua yang berharap dapat menangkap foto anak-anak mereka yang sedang beraksi.
"Memang, kemampuan smartphone agak terbatas apabila menyangkut soal fotografi olahraga. Hal ini akan menjadi kesempatan yang bagus untuk [yang menghadiri acara] mengetahui kemampuan kamera yang lebih baik," kata Mr. Dai Kichiji, Kepala Pemasaran untuk Canon Singapore, pendukung resmi proyek ini. "Apabila memotret pertandingan sepak bola, satu hal yang harus Anda awasi yaitu, kecepatan rana. Kami menetapkan kamera ke shutter-priority AE, dan shutter speed ke 1/320 detik sebelum menyerahkannya kepada para orang tua.”
Hal ini dilakukan karena salah satu keunggulan utama kamera adalah AF speed yang sangat cepat. Namun demikian, jika shutter speed (kecepatan rana) lambat, ini akan menyebabkan subjek menjadi buram, berapa pun kecepatan AF-nya, dan akibatnya, ekspresi wajah anak-anak akan tampak buram. Oleh karena itu, tim Canon Photo Party memutuskan untuk membantu para orang tua mengambil bidikan "frozen in motion" (membekukan gerakan) yang benar dengan memastikan bahwa kamera ditetapkan dengan pengaturan optimal untuk melakukannya. Memiliki kemampuan untuk mengubah pengaturan kamera agar sesuai dengan pemandangan yang akan dipotret merupakan salah satu manfaat dari perangkat fotografi khusus, seperti kamera.
Mr. Kichiji memperhatikan, bahwa pengguna kamera pada acara ini "memang sangat senang bilamana mereka mengambil foto yang bagus. Mereka juga mengajukan banyak pertanyaan tentang apa yang mereka tidak yakin." Hanya dengan mengingat beberapa pengaturan kamera yang penting, siapa pun akan dapat memperbaiki keterampilan fotografinya. Para orang tua yang antusias dengan sepak bola ini mungkin saja baru menemukan hobi baru untuk ditekuni.
Pada hari acara berlangsung, tersedia 30 kamera untuk dipinjam secara gratis di gerai Canon Photo Party.
Para orang tua dapat turun ke lapangan untuk memotret secara dekat, anak mereka yang sedang beraksi. AF cepat kamera EOS memastikan bahwa mereka bisa menangkap bidikan yang jernih dan bersih dari ekspresi sekilas wajah anak-anak mereka.
Staf Canon Photo Party juga ada di lapangan untuk membantu mereka yang baru pertama kali menggunakan kamera, yang tidak tahu pasti bagaimana mengoperasikan kamera. Dengan menggunakan mode shutter-priority AE, Anda dapat menangkap gambar olahraga yang tajam, seperti sepak bola, di mana pergerakan subjek sering tidak terduga.
Menjalin ikatan baru antara orang tua dan anak melalui kontes foto
Canon Photo Party mendukung upaya fotografis para orang tua yang antusias, yang turun ke lapangan demi mengabadikan momen yang tak ternilai dari anak-anak mereka yang sedang berlatih untuk bermain di acara sepak bola baru ini. Setelah kompetisi, diadakan kontes foto di mana para peserta bisa mengajukan foto yang mereka ambil, dan terkumpul lebih dari 50 entri seluruhnya. "Di antaranya, ada beberapa foto yang buram, tetapi Anda bisa merasakan getaran perasaan orang tua yang secara penuh perhatian menyaksikan anak-anak mereka, terpancarkan dari setiap foto tersebut", kata Mr. Ryo Ishibashi. Setelah menjalani prosedur seleksi yang ketat oleh para pemain dan pelatih Albirex Niigata Singapore, terpilihlah foto paling bagus dari anak-anak penggemar sepak bola. Mari kita temui para pemenang, serta mendengarkan apa yang dikatakan mereka!
Pertanyaan 1: Pendapat mereka tentang karya kemenangan mereka/ Pertanyaan 2: Tanggapan mereka mengenai fotografi.
Saya dapat menangkap ekspresi kegembiraannya setelah mencetak sebuah gol! - Overall Best Award: Kyoko Saito-
Jawaban atas Pertanyaan 1: Memotret putra saya setelah mencetak gol. Dapat secara jelas menangkap momen saat seluruh jiwa raganya penuh dengan kegembiraan dalam bentuk sehelai foto yang dibuat untuk kenangan berharga bagi saya dan anak saya.
Jawaban atas Pertanyaan 2: Saya begitu terlena saat bersorak untuk anak-anak sehingga saya lupa bahwa saya seharusnya memotret mereka! Meskipun saya menyesal telah melewatkan banyak kesempatan untuk mengambil foto, tetapi tetap saja, hal itu merupakan pengalaman yang menarik. Memang sulit menangkap subjek yang pergerakannya tidak terduga. Terlebih lagi, saya sibuk mengatur posisi terbaik untuk mengambil bidikan yang bagus.
Lawan dan kawan - Merit Award: Aiko Hirasawa-
Jawaban atas Pertanyaan 1: Ini saat putra saya menendang bola dan mencetak gol. Mengejar bola, bersama lawan dan kawan sesama tim, tetapi di atas semua itu, mereka adalah teman-temannya. Saya dapat menangkap sikap berani pada wajah anak-anak ini yang tumbuh sebagai lawan yang hebat.
Jawaban atas Pertanyaan 2: Cukup sulit untuk mendapatkan bidikan sempurna yang saya inginkan, karena saya harus menggerakkan kamera untuk bisa mengimbangi subjek yang selalu bergerak.
Merasakan kemenangan mendapatkan piala MVP – Merit Award: Nobusuke Shichijo-
Jawaban atas Pertanyaan 1: Putra saya yang tertua menerima piala MVP. Ia tampak senang sekali, dan ketika ia meminta saya mengambil fotonya, ia berpose seperti ini. (tertawa)
Jawaban atas Pertanyaan 2: Saya biasanya mengambil foto yang biasa-biasa saja menggunakan smartphone, tetapi ketika melihat melalui viewfinder kamera DSLR, saya mulai fokus pada detail yang halus serta ekspresi wajah subjek saya. Sungguh merupakan pengalaman yang amat sangat menarik.
Albirex Soccer School juga memiliki pelatih berbahasa Inggris. Mereka merekrut anak-anak dari segala lapisan masyarakat, bukan hanya warga Jepang. Bagi pihak yang berminat, pastikan membaca informasi selengkapnya melalui tautan di bawah ini.
ALBIREX SINGAPORE SOCCER SCHOOL (halaman bahasa Jepang)
http://www.albirex.com.sg/school/
Untuk informasi selengkapnya mengenai Canon Photo Party, silakan buka:
Canon Photo Party
Ayo, Ikut Bergabung dalam Canon Photo Party!
Sebagian artikel yang berguna untuk fotografi olahraga:
Fotografi Olahraga: Cara Menegaskan Kecepatan Dengan Mengontraskan Suasana yang Tenang dengan Suasana yang Bergejolak
Kamera FAQ #18: Cara Menggunakan High-speed Continuous Shooting untuk Membekukan Momen Secara Lihai
Kamera FAQ #22: Bagaimana Membuat Foto Olahraga Terlihat Lebih Dinamis?
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!