Lensa sudut ultra lebar wajib dimiliki untuk memotret lanskap yang luas. Apakah RF10-20mm f/4L IS STM merupakan tambahan yang layak untuk koleksi lensa Anda? Fotografer lanskap, Takashi Karaki membandingkannya dengan RF15-35mm f/2.8L IS USM yang sudah dimilikinya. (Dilaporkan oleh: Takashi Karaki, Digital Camera Magazine)
Titik periksa #1: Apakah 5mm lebih lebar akan membuat perbedaan yang begitu besar?
Apabila memotret dalam kisaran sudut lebar (di bawah 35mm), bahkan 1mm pun, membuat perbedaan besar pada bidang pandang. Bidang pandangnya 130° pada 10mm, 20° lebih besar daripada 110° yang Anda dapatkan pada 15mm.
Saya sudah membidik pemandangan indah di seluruh Jepang, dan di banyak lokasi yang memerlukan lensa sudut ultra lebar untuk mendapatkan dampak maksimal. Ruang untuk bergerak mundur biasanya juga terbatas. Saya sudah “terselamatkan” oleh ujung 10mm RF10-20mm f/4L IS STM yang tak terhitung banyaknya!
Dibidik dari posisi yang sama
RF10-20mm f/4L IS STM @ 10mm
RF15-35mm f/2.8L IS USM @ 15mm
Saya ingin menangkap sebanyak mungkin Jembatan Seto Ohashi sepanjang 11 km dalam bingkai. Pada 15mm, pemotongan pada sisi kanan jembatan tidak bisa dihindari, sedangkan pada 10mm, hal ini mudah dilakukan. Kesan perspektif visual juga lebih kuat pada 10mm: Anda bisa melihat, bagaimana jembatan membentang secara dinamis dari latar depan hingga ke kejauhan.
Dibidik pada jarak pemfokusan terdekat
RF10-20mm f/4L IS STM @ 10mm
Jarak fokus terdekat: sekitar 0,25m
RF15-35mm f/2.8L IS USM @ 15mm
Jarak fokus terdekat: sekitar 0,28m
Pada 15mm, Anda bisa mendapatkan bidikan close-up es yang berdampak, tetapi bagian langit tidak begitu banyak. 10mm memungkinkan langit ombre (warna-warni) yang indah juga disertakan dalam bingkai.
Titik periksa #2: Fotografi bintang tanpa jejak cahaya
Aperture maksimum yang lebih besar, membuatnya lebih mudah untuk menangkap bentangan bintang dengan titik cahaya bintang yang sangat jelas, khususnya di lokasi yang gelap, seperti di puncak gunung dan di tepi laut Hokkaido. Anda bisa membidik dengan pencahayaan yang lebih singkat untuk menghindari terjadinya jejak cahaya.
Meskipun keunggulan 1-stop RF15-35mm f/2.8L IS USM dibandingkan aperture maksimum f/4 RF10-20mm f/4L IS STM mungkin tidak terlihat banyak, namun hal ini mengurangi separuh waktu pencahayaan yang diperlukan untuk mendapatkan kecerahan yang sama. Contohnya, pencahayaan 30 detik pada f/2.8 akan memerlukan pencahayaan 60 detik untuk menghasilkan kecerahan yang sama pada f/4: terlalu lama untuk menghindari terjadinya jejak cahaya.
EOS R5/ RF15-35mm f/2.8L IS USM/ FL: 15mm/ Manual exposure (f/2.8, 30 det.)/ ISO 4000/ WB: 3.500K
Pada f/2.8, saya hanya memerlukan pencahayaan 30 detik untuk menghasilkan kecerahan yang diperlukan. Hal ini menghasilkan bintang yang cukup tajam tanpa banyak jejak cahaya yang terlihat.
Titik periksa #3: Kualitas gambar sudut pada ujung sudut lebar
Kualitas gambar sudut selalu menjadi perhatian apabila memotret dengan lensa sudut lebar. Mungkin terdapat vinyeting atau keburaman periferal, tergantung pada desain lensa, dan hal ini khususnya terlihat pada jenis bidikan tertentu. Saya sangat mewaspadainya apabila memotret langit dari puncak gunung, atau apabila saya ingin menempatkan punggung gunung di sejumlah sudutnya.
Baik RF15-35mm f/2.8L IS USM maupun RF10-20mm f/4L IS STM, keduanya memiliki elemen lensa asferis yang mengoreksi aberasi distorsi. Keduanya juga menggunakan teknologi optik baru yang menghasilkan kualitas gambar yang istimewa pada seluruh gambar. Namun demikian, apabila membandingkan gambar yang dibidik di bawah kondisi yang sama, menurut saya, RF15-35mm f/2.8L IS USM tampaknya memberikan kualitas optik yang sedikit lebih baik.
RF10-20mm f/4L IS STM
RF15-35mm f/2.8L IS USM
Sudut kiri
RF10-20mm f/4L IS STM
RF15-35mm f/2.8L IS USM
Sudut kanan
RF10-20mm f/4L IS STM
RF15-35mm f/2.8L IS USM
Perhatikan keburaman dan hilangnya detail di sudut bidikan gambar pada RF10-20mm f/4L IS STM, khususnya di bagian tepi bunga. Detailnya lebih tajam pada gambar RF15-35mm f/2.8L IS USM.
Titik periksa #4: Performa cahaya latar
Apalah artinya fotografi lanskap kalau tanpa memotret dalam cahaya latar yang dramatis? Baik RF15-35mm f/2.8L IS USM maupun RF10-20mm f/4L IS STM, keduanya didesain untuk menghasilkan kualitas gambar yang tidak tercela, bahkan dalam cahaya latar. Lensa ini memiliki dua lapisan anti-reflektif khusus yang berbeda untuk mengurangi ghosting dan flaring:
- SWC (Subwavelength Structure Coating) (Versi Inggris): Mencegah pantulan sekunder dengan memperhalus jalur cahaya yang memasuki lensa pada sudut datang yang tinggi.
- ASC (Air Sphere Coating) (Versi Inggris): Mencegah pantulan cahaya yang masuk pada sudut datang yang kecil (nyaris tegak lurus ke lensa)
Namun demikian, semua ini tidak menghilangkan ghosting dan flaring sepenuhnya. Dari pengalaman pribadi saya, ghosting dan flaring terlihat dalam gambar yang dibidik sekitar 10 menit setelah matahari terbit, dan 10 menit sebelum matahari terbenam. RF10-20mm f/4L IS STM juga tampak agak lebih rentan terhadap ghosting dan flaring dalam cahaya latar, mungkin karena elemen depannya yang menonjol. Namun demikian, hal ini bisa dengan mudah ditangani dan tidak akan menghalangi Anda untuk memotret dalam cahaya latar.
Beberapa saran untuk mengurangi ghosting dan flaring:
- Pastikan sumber cahaya utama berukuran kecil. Posisikan di tengah-tengah bingkai.
- Bidik apabila matahari agak tersembunyi di balik awan.
RF10-20mm f/4L IS STM
EOS R5/ RF10-20mm f/4L IS STM/ FL: 10mm/ Manual exposure (f/7.1, 1/640 det.)/ ISO 320
Cahaya dari matahari yang sedang terbenam cukup benderang dalam bidikan ini, yang membuat saya khawatir mengenai ghosting dan flaring. Untungnya, hal itu tidak kentara, dan pencahayaan yang dramatis serta sudut pandang panorama 10mm, bekerja sama untuk menciptakan bentangan salju larut senja yang memukau.
RF15-35mm f/2.8L IS USM
EOS R5/ RF15-35mm f/2.8L IS USM/ FL: 15mm/ Manual exposure (f/13, 1/800 det.)/ ISO 800
“Diamond Daisen”—matahari terbit bagaikan berlian yang bersinar, tepat di atas puncak Gunung Daisen, gunung tertinggi di wilayah Chugoku. Cahaya matahari pagi yang benderang menyinari secara langsung ke dalam lensa, tetapi gambar yang dihasilkan tampak bersih dan jernih. Detail di awan juga tertangkap secara indah.
Pilihan fotografer: RF10-20mm f/4L IS STM*
*Catatan: ini adalah pendapat penulis
Saya senang menggunakan RF15-35mm f/2.8L IS USM, tetapi saya sangat antusias dengan peluncuran RF10-20mm f/4L IS STM, lensa zoom sudut lebar pertama di dunia dengan dukungan autofokus non-fisheye untuk kamera full-frame yang dimulai dari 10mm. Ada banyak hal yang membuat saya penasaran: jenis kemungkinan yang disediakan oleh cakupan ekstra 5mm, kualitas gambar pada sudut, dan apakah aperture maksimum f/4 akan merugikan. Saya menjawab semua pertanyaan itu ketika saya membandingkan kedua lensa tersebut.
Walaupun RF15-35mm f/2.8L IS USM memiliki performa yang sedikit lebih baik daripada RF10-20mm f/4L IS STM, namun menurut saya, RF10-20mm f/4L IS STM masih merupakan tambahan yang sangat bagus untuk perlengkapan fotografer lanskap. Pada 10mm, lensa ini menghasilkan gambar yang terlihat alami tanpa tandingan, nyaris tidak terlihat adanya aberasi distorsi (yang tidak diinginkan). Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa lensa ini telah menunjukkan kepada saya cara baru untuk melihat dunia, memperluas visi dan berbagai kemungkinan kreatif saya!
Ini tidak berarti bahwa saya melepaskan RF15-35mm f/2.8L IS USM yang sudah saya percayai. Aperture maksimum f/2.8 memberikan keuntungan yang pasti untuk fotografi malam hari, dan saya suka, karena saya bisa menggunakan filter PL yang dipasang dengan sekrup di bagian depan.
Rekomendasi bagi pengguna
Jika Anda baru pertama kali membeli lensa sudut ultra lebar, pertimbangkan untuk memiliki RF10-20mm f/4L IS STM terlebih dulu. Anda bisa menambahkan RF15-35mm f/2.8L IS USM nanti, jika Anda merasa memerlukannya.
Saran untuk komposisi: 10mm sangat bagus untuk menampilkan detail latar belakang, bahkan dalam bidikan close-up
Bidang pandang 10mm yang sangat besar, memungkinkan Anda menyertakan detail latar belakang bersama subjek di latar depan. Hal ini khususnya berguna untuk pemandangan di mana elemen langit, seperti matahari senja atau bintang, berperan penting dalam komposisi Anda. Bergerak sedekat mungkin ke subjek utama Anda, dan miringkan lensa untuk menyesuaikan cakrawala dan proporsi latar belakang yang akan disertakan dalam bingkai.
Saran Pro: Posisi pembidikan rendah yang dipadukan dengan sudut rendah (lensa dimiringkan ke atas), sering kali membuat gambar Anda semakin berdampak!
EOS R5/ RF10-20mm f/4L IS STM/ FL: 10mm/ Manual exposure (f/9, 1/1000 det.)/ ISO 400/ WB: 5800K
Kawanan angsa ini sudah terbiasa dengan kehadiran manusia. Saya menangkapnya saat angsa itu mendekati saya. Meskipun jaraknya hanya sekitar 30cm, namun dengan bidang pandang 10mm yang luas, saya dapat menyertakan warna-warni senja yang memukau di latar belakang.
EOS R5/ RF10-20mm f/4L IS STM/ FL: 10mm/ Manual exposure (f/4, 5 det.)/ ISO 1600/ WB: 3500K
Saya menempatkan titik fokus pada danau yang membeku ini untuk menarik perhatian ke teksturnya. Menggunakan 10mm untuk menyertakan bulan yang sedang terbenam, bintang gemintang di atasnya, dan langit biru fajar menyingsing yang unik dalam bingkai, menceritakan lebih banyak kisah dengan memberikan petunjuk kepada pemirsa mengenai waktu pengambilan foto.
Pelajari lebih lanjut mengenai RF10-20mm f/4L IS STM dan RF15-35mm f/2.8L IS USM dalam artikel:
Perluas Cakupan Penglihatan Anda di Perjalanan dengan Lensa Zoom Sudut Lebar
Ulasan Lensa: RF15-35mm f/2.8L IS USM dalam Fotografi Lanskap
Ulasan Lensa: RF10-20mm f/4L IS STM dalam Lanskap Lautan
5 Elemen Kunci untuk Mengembangkan RF10-20mm f/4L IS STM
Wawasan dan saran fotografi lanskap lainnya dari Takashi Karaki dalam artikel ini:
Teknik Fotografi Lanskap: Pegunungan Salju di bawah Sinar Bulan
Pasca-Pemrosesan 3 Menit: Berkas Sinar Surya di Air Terjun
Memulai Fotografi Lanskap: 5 Hal Untuk Diketahui
Penerangan dalam Fotografi Lanskap (2): Mengurangi pencahayaan untuk kesan Drama
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Setelah mengantongi sejumlah pengalaman sebagai instruktur olahraga yang kemudian diikuti 10 tahun pengalaman dalam bidang produksi serta penyuntingan majalah, Karaki pindah ke Yonago City di Prefektur Tottori, dan di sana dia menjadi terkenal karena karya pemotretan lanskap wilayah San' di Jepang. Hasil karyanya telah dipublikasikan di Amazing Village, suatu buklet tentang desa yang serba-indah di Jepang. Hasil karyanya diproduksi melalui CANON x — kolaborasi Discover Japan pada tahun 2017, dan karya bidikannya mengenai awan berarak di Akechi Pass di Prefektur Tottori merupakan salah satu di antara 12 foto yang dipilih oleh Japan National Tourism Organization (JNTO) untuk mewakili Jepang.
Instagram: @karakky0918