Teknik Fotografi Lanskap: Pegunungan Salju di bawah Sinar Bulan
Panorama pegunungan memang selalu memukau, meskipun pada saat ditutupi serta diselimuti salju tebal, pemandangannya pun membangkitkan rasa takjub dan menghadirkan keheningan yang tiada duanya. Ada banyak cara memotret pemandangan untuk mengungkapkan perasaan Anda tentangnya. Di sini, fotografer lanskap Takashi Karaki membagikan apa yang dia perhatikan ketika dia membidik gambar berbintang dari Gunung Daisen dan Lembah Motodani, yang terletak di bagian Barat Jepang. (Dilaporkan oleh: Takashi Karaki, Digital Camera Magazine)
EOS R5/ RF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 35mm/ Manual exposure (f/4, 30 det.)/ ISO 4000/ WB: 3,500K
Bulan: 6,9 hari
Lokasi dan inspirasi di balik bidikan
Apabila ada orang yang menanyakan kepada saya tentang tempat terbaik untuk melihat bintang-gemintang di Gunung Daisen, maka, yang langsung terlintas di benak saya adalah Lembah Gendani. Lokasi lembah ini dekat stasiun ke-3 dari jalur puncak Gunung Daisen, dan memberi Anda pemandangan bintang-gemintang di langit selatan.
Ketinggiannya memberikan panorama bintang yang jelas, bahkan di bawah sinar bulan
Pada ketinggian hampir 1.000 m di atas permukaan laut, udara di sekitar lembah biasanya cerah pada musim dingin. Seperti yang ditunjukkan pada gambar utama, Anda dapat melihat banyak bintang, bahkan di malam yang diterangi cahaya bulan! Bagaimana pun, wajah utara pegunungan yang putih, tertutup salju, juga merupakan pemandangan yang mengesankan, muncul di kegelapan, diterangi oleh cahaya bulan.
Untuk bidikan ini, selain bintang dan keheningan pemandangan, saya juga menginginkan suatu kekontrasan pada gambar yang juga memperlihatkan dimensi pegunungan. Meskipun komposisi dan pengaturan kamera penting untuk mencapai tujuan saya, langkah yang paling menentukan adalah merencanakan bidikan saya sehingga saya berada di lokasi pada waktu yang terbaik.
Langkah 1: Bayangan dan dimensi—waktu yang tepat, bulan yang tepat
Di bawah seperempat penggalan bulan atau lebih besar
Untuk mencapai bayangan dan dimensi yang menyorot detail gunung, perlu ada cahaya bulan. Bidik setidaknya di bawah seperempat bulan (di mana setengah dari permukaan bulan diterangi)—kalau tidak, gambar akan menjadi terlalu gelap. Gambar utama diambil di bawah bulan seperempat pertama, 6,5 hari dalam siklus bulan.
1-2 jam sebelum bulan terbenam, saat bulan bersinar dari suatu sudut
Di lokasi ini, sekitar 1 hingga 2 jam sebelum bulan terbenam, bulan bersinar miring dari barat, menerpakan bayangan pada sebagian gunung. Kontras ini memberikan dimensi yang lebih besar pada pemandangan.
Gambar di atas dibidik di bawah pencahayaan yang lebih merata. Tetap indah meskipun tidak ada bayangan, tetapi menurut saya gunung itu terlihat kurang mengesankan, karena kurang dimensi.
Saran lainnya tentang fotografi gunung dalam artikel:
6 Fitur EOS R yang Berguna untuk Memotret Pegunungan dengan Awan
Untuk mendapatkan gagasan lain mengenai pemotretan lanskap di bawah sinar bulan, baca artikel berikut:
Pola Hamparan Pasir dalam Sinar Bulan: Bagaimana Saya Membuat Penampilan Malam Bagaikan Siang Hari
Bidikan Jitu: Bulan dan Bintang Bima Sakti Di Atas Laut
Satu Lokasi, Dua Rupa: Memotret Mercusuar saat Purnama v.s di Bawah Bintang Gemintang
Langkah 2: Komposisi dinamis yang menonjolkan gunung
Salah satu keuntungan lain dari memotret di bawah sinar bulan yaitu, bagian utara gunung yang diselimuti salju tampak cerah dan jernih. Di sini, saya memilih untuk membidik pada 35mm—cukup dekat untuk bidikan gunung yang dinamis dan mendetail.
Apa yang terjadi dengan bidikan yang lebih lebar?
Gambar ini dibidik pada 24mm. Apabila memotret lanskap dengan langit berbintang, memang kita kerap tergoda untuk menggunakan panjang fokus yang lebih lebar agar dapat menangkap lebih banyak pemandangan. Namun, itu juga akan mengurangi dampak gunung.
Langkah 3: White balance dan pencahayaan
Untuk menekankan kontrasnya, saya menerpakan pencahayaan pada bidikan lereng gunung. Hal ini akan mempertahankan detail pada lereng bersalju, dan juga memperdalam bayangan pada lembah dan pepohonan yang tertutup salju.
Bergantung pada kamera yang digunakan,Auto White Balance mungkin dapat menambahkan kehangatan pada pemandangan yang dibidik di bawah sinar bulan. Di sini, saya menetapkan pengaturan white balance secara manual ke 3.500K. Hal ini memberikan nada warna yang lebih sejuk pada gambar yang menonjolkan suasana malam hari yang lebih baik.
Perlengkapan yang berguna: Tripod stone bag (kantong batu tripod)
Sebagian lembah, seperti Lembah Motodani, rentan terhadap angin lereng yang kencang dari pegunungan sekitarnya. Tripod yang ringan saja tidak akan cukup, tetapi Anda dapat melengkapinya dengan kantong batu tripod. Ini adalah kantong lipat yang terbuat dari bahan yang awet. Hemat ruang, tetapi dapat menahan batu dan benda berat lainnya untuk menstabilkan tripod.
Kantong batu tripod yang saya gunakan.
Untuk saran lainnya tentang memotret pemandangan bersalju, baca:
3 Cara Menangkap Gambar Monokrom Pemandangan Musim Salju yang Memikat
2 Pemandangan Panorama Musim Dingin di Biei, Hokkaido (dengan Saran Komposisi)
Berencana bepergian ke Jepang di musim dingin dan memikirkan tentang apa yang layak dipotret? Lihat:
2 Tempat Fotografi Musim Dingin yang Memukau di Hokkaido
Bentangan Musim Salju nan Ajaib: Ketika Butiran Berlian Menjadi Pilar Surya
Anda mungkin juga tertarik untuk membaca:
Cara Melindungi Kamera Anda Saat Melakukan Pemotretan di Cuaca Dingin
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Setelah mengantongi sejumlah pengalaman sebagai instruktur olahraga yang kemudian diikuti 10 tahun pengalaman dalam bidang produksi serta penyuntingan majalah, Karaki pindah ke Yonago City di Prefektur Tottori, dan di sana dia menjadi terkenal karena karya pemotretan lanskap wilayah San' di Jepang. Hasil karyanya telah dipublikasikan di Amazing Village, suatu buklet tentang desa yang serba-indah di Jepang. Hasil karyanya diproduksi melalui CANON x — kolaborasi Discover Japan pada tahun 2017, dan karya bidikannya mengenai awan berarak di Akechi Pass di Prefektur Tottori merupakan salah satu di antara 12 foto yang dipilih oleh Japan National Tourism Organization (JNTO) untuk mewakili Jepang.
Instagram: @karakky0918