Hembusan angin kencang akan sungguh menyulitkan untuk menangkap gambar yang tajam dan stabil. Kenji Kato berbagi cara, bagaimana ia bisa mendapatkan bidikan jitu bongkahan es yang memecah di Semenanjung Shiretoko, di Hokkaido. (Dilaporkan oleh: Kenji Kato)
EOS 5DS R/ EF28-300mm f/3.5-5.6L IS USM/ FL: 28mm/ Shutter priority AE (f/22, 1/1.250 det., EV-1,0)/ ISO 400/ WB: Auto
Awasi goyangan kamera, dan sesuaikan kecepatan rana sebagaimana mestinya
Mengambil foto pemandangan spektakuler dari udara di langit nan tinggi, dan tergantung pada kondisinya, akan memerlukan helikopter atau pesawat kecil. Sebelum tinggal landas, yang penting adalah memonitor kondisi cuaca dan mempelajari pergerakan angin serta awan secara saksama.
Pesawat biasanya terbang pada kecepatan sekitar 200km/j, tetapi cobalah mengurangi kecepatan hingga ke sekitar 100km/j sebelum Anda membidik. Tripod tidak dapat digunakan, karena getaran pesawat akan mengenai bodi tripod yang menyebabkan tripod bergoyang. Apabila mengambil foto planet yang indah dari ketinggian, keburaman akibat goyangan kamera biasanya merupakan masalah utama yang paling dikhawatirkan. Karena itu, sesuaikan kecepatan rana jika situasi mengharuskannya.
Hamparan megah lautan yang tercipta oleh bongkahan es yang mengapung
Di musim dingin, es yang mengapung mengelilingi semenanjung Shiretoko. Pemandangan spektakuler ini yang tidak bisa dilihat dari darat, tampak begitu luas sehingga sulit menangkapnya secara keseluruhan. Dengan menggunakan shutter-priority AE mode, saya menetapkan kecepatan rana ke 1/1.250 detik untuk menghindari bidikan yang buram.
Dengan posisi pesawat di atas rangkaian pegunungan Shiretoko, kami melanjutkan ke tanjung Shiretoko. Saat harus memutuskan komposisi, saya membingkai gambar sedemikian rupa sehingga pegunungan yang berada jauh di belakang juga terlihat, serta demi mendapatkan sebagian kedalaman dalam foto. Dengan secara cermat mengatur waktu untuk membidik momen yang tepat ketika cahaya menerpa secara indah pada hamparan tanjung serta es yang mengapung, dan juga memastikan keseimbangan berbagai elemen secara menyeluruh, saya bisa menangkap seluruh pemandangan dengan lensa ujung lebar 28mm milik saya.
SARAN 1: Bidik dalam mode shutter-priority AE pada 1/1.000 detik atau lebih cepat
Apabila kondisi cuaca dan angin kencang menyebabkan pesawat bergetar, maka getaran ini akan ditransfer ke kamera dan tubuh Anda. Khususnya, apabila sedang membidik pada 50 megapiksel, karena keburaman akibat goyangan kamera bisa tampak jelas, bahkan pada kecepatan rana 1/800 detik. Dalam kondisi seperti ini, biasanya kita ingin kecepatan rana yang lebih cepat dari 1/1.000 detik, jadi saya menetapkan kecepatan rana ke 1/1.250 detik.
1/1.000 det.
1/500 det.
Sebagai contoh, mari kita cermati kedua foto yang diambil dari udara, atap Kastil Himeji, yang dibidik pada waktu yang berbeda. Setelah memperbesar kedua foto, kita bisa melihat bahwa, foto yang dibidik pada 1/500 detik memiliki keburaman yang cuku jelas.
SARAN 2: Gunakan untaian karet untuk menggantung kamera dari plafon pesawat
Dulu, saya menggunakan monopod atau melakukan bidikan genggam. Namun demikian, satu metode bagus untuk mencegah goyangan kamera yang tidak melibatkan pemasangan kamera pada pesawat, tetapi menggunakan tali karet yang salah satu ujungnya dikaitkan ke rangka pesawat dan ujung lainnya ke kamera. Kelenturan tali karet akan membantu menyerap sebagian besar getaran dan mencegah keburaman akibat goyangan kamera.
Cara menggantung kamera
Ikatkan tali karet ke bagian tengah kamera dan lensa. Pasangkan ujung tali yang satu ke rangka pesawat. Pastikan Anda bisa menyesuaikan panjang tali secara cepat dan mudah, serta tidak ada ruang untuk kamera bergeser ke kiri dan ke kanan.
Lokasi pemotretan: Shari, Shari County, Hokkaido
Waktu memotret: Akhir Februari, pk. 11:00
Penerbangan langsung menggunakan pesawat Cessna ke Semenanjung Shiretoko dari Bandara Memanbetsu, memerlukan waktu sekitar 30 menit. Namun demikian, setelah berada di angkasa, kenakan pakaian dan sarung tangan untuk melindungi diri Anda dari udara dingin yang membeku. Selain itu, Anda juga mungkin mengalami mabuk udara akibat goyangan pesawat yang terus-menerus lantaran hembusan angin kencang. Yang terakhir, siapkan 3 baterai cadangan sebelum berangkat, kalau-kalau baterai Anda habis selama penerbangan 90 menit.
Untuk artikel lainnya mengenai fotografi, bacalah artikel berikut ini:
Daya Pikat Fotografi Udara: Menangkap Lanskap yang Tak Terduga di Bawah Kondisi yang Menantang
Memperkuat Ikatan Dua Bangsa melalui Pameran Fotografi dari Udara - Aspiring New Zealand
Memotret dari Sudut Pandang Bird’s Eye (Ketinggian)
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir di Yokohama City, Kanagawa, Kato belajar fotografi komersial di Kanda Studio di Jepang, dan kemudian menjadi seorang freelancer. Pada tahun 1999, ia memulai fotografi udara dan semenjak itu telah mengumpulkan jam terbang lebih dari 6500 jam, yang menambah hingga lebih dari 200 hari di udara. Ia juga mengadakan pameran fotografi yang berjudul “From the Skies of Japan” (Dari Langit Jepang) pada tahun 2006 dan 2009. Kato masih terus berkelana, dan memotret lanskap Jepang yang belum terungkapkan, dari langit nun tinggi di udara.