Kamera FAQ #8: Bagaimana Menyusun Gambar yang Sepenuhnya Memanfaatkan Rasio Aspek?
Apabila berhadapan dengan subjek, terdapat berbagai elemen seperti cahaya dan komposisi yang mungkin perlu Anda catat. Elemen lainnya, rasio aspek, juga sesuatu yang mungkin ingin Anda ubah. Dalam artikel ini, ikuti saya saat saya menjelaskan fitur berbeda, yang khas untuk masing-masing rasio aspek. (Dilaporkan oleh: Ryosuke Takahashi)
Secara terampil selaraskan subjek Anda di layar dengan mengubah jarak pandang di setiap arah
Rasio aspek adalah fitur yang memungkinkan Anda menentukan dimensi area yang ditangkap dalam gambar. Dengan ini, Anda dapat memutuskan, sebanyak apa pemandangan yang ditampilkan dalam gambar, secara horizontal dan vertikal. Untuk gambar panorama, 16:9 sudah optimal, karena ini memotong bagian atas dan bawah gambar agar tampak seolah-olah lensa memiliki sudut pandang lebar. Memilih 1:1, juga dikenal sebagai format segiempat, menempatkan fokus gambar di bagian tengah layar. Hal ini efektif apabila Anda ingin subjek tertentu menonjol dalam gambar.
Alih-alih memotret dengan tujuan untuk mengkrop foto ke rasio aspek yang dikehendaki setelah dibidik, Anda sebaiknya mengonsep dulu komposisi Anda dalam rasio yang dikehendaki sejak awal. Kiat untuk menguasai proporsi tiap rasio aspek adalah mengubah luasnya pandangan pada arah vertikal maupun horizontal untuk menyelaraskan subjek Anda dalam layar.
Rasio aspek utama yang digunakan oleh kamera digital
Digunakan oleh banyak kamera DSLR
Rasio aspek ini digunakan oleh banyak kamera DSLR. Ini berasal dari rasio aspek untuk film 35mm, dan membuatnya mudah untuk menangkap foto yang berkarakter, bagaimanapun keadaan cuaca saat Anda membidik lanskap atau potret.
Untuk suasana yang tenang
Menggunakan rasio aspek yang lebih mendekati (tapi belum) segiempat, memungkinkan Anda menangkap suasana yang tenang. Ini juga cocok untuk situasi yang Anda inginkan agar gambar Anda memancarkan kesan retro, karena ini menggunakan rasio yang sama seperti perangkat TV (tabung sinar katode) CRT gaya lama.
Mudah untuk menyoroti subjek utama
Karena proporsi horizontal dan vertikal sama, sudut pandang pun sama pada semua arah. Efek keseluruhan tergantung pada cara pengaturan subjek.
Menarik perhatian hingga sebatas arah horizontal
Rasio aspeknya sama seperti yang digunakan untuk TV high-definition (definisi tinggi). Ini memungkinkan Anda untuk membuat layar yang sangat panjang (tinggi), supaya dapat menghasilkan gambar panorama.
Pilih serta atur juga subjek utama dan kedua, kemudian gunakan rasio 3:2 untuk menonjolkan getaran gambarnya
EOS 100D/ EF-S18-55mm f/3.5-5.6 IS STM/ FL:20mm (kira-kira 32mm pada kesetaraan film 35mm)/ mode Shutter-priority AE (f/10, 4det.)/ ISO 100/ WB: Auto
Karena pandangan lebih jauh pada arah horizontal, maka mudah untuk menyatukan beberapa elemen ke dalam satu bidikan. Di sini, saya menetapkan kecepatan rana bidikan saya untuk menciptakan jejak cahaya lampu mobil yang tertata di antara arsitektur indah di kota pada malam hari.
Gunakan rasio 4:3 untuk menghasilkan kesan lapang yang alami
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ mode Aperture-priority AE (f/2.8, 1/50 det., EV +0.7)/ ISO 400/ WB: Auto
Rasio ini juga menciptakan sudut pandang yang besar pada arah vertikal, dan sebagai hasilnya, ini secara sangat alami menonjolkan kesan lapang, bersama dengan kehadiran subjek utama. Ini adalah penampilan khas untuk rasio aspek 4:3.
Gunakan rasio 1:1 untuk menyoroti seseorang sebagai subjek utama
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ mode Aperture-priority AE mode (f/2.8, 1/160 det., EV+0.3)/ ISO 100/ WB: Shade
Pada rasio 1:1, terdapat sedikit efek visual yang diciptakan oleh rasio aspek, sehingga ini cocok untuk memfokuskan pada subjek bidikan Anda. Di sini, saya memilih undakan lereng yang menurun sebagai latar belakang untuk menciptakan komposisi dengan daya pikat.
Ekspresikan ketinggian hutan bambu dengan rasio 16:9
EOS M10/ EF-M18-55mm f/3.5-5.6 IS STM/ FL: 18mm (setara 29mm)/ Program AE mode (f/3.5, 1/250 det., EV+0.7)/ ISO 200/ WB: Auto
Pada rasio 16:9, bidang pandangan meluas melampaui sudut lensa, membuatnya mudah untuk menciptakan aliran tertentu dalam gambar. Di sini, saya menggunakan rasio 16:9 pada posisi vertikal, dengan ketinggian pepohonan bambu sebagai subjeknya.
Ryosuke Takahashi
Lahir di Aichi tahun 1960, Takahashi memulai karier freelance pada tahun 1987 setelah bekerja pada studio foto iklan dan penerbit. Melakukan pemotretan untuk majalah besar, ia telah bepergian ke banyak penjuru dunia dari tempat kedudukannya di Jepang dan Tiongkok. Takahashi adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS).
Digital Camera Magazine
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyak seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation