Fotografi Kehidupan Alam Liar: 3 Teknik dari Fotografer Profesional
Dalam fotografi kehidupan alam liar, pemfokusan dan mendapatkan kecerahan yang diinginkan pada foto bisa merupakan tantangan, tergantung pada waktu dan lokasinya. Mari kita cermati sebagian teknik yang digunakan para fotografer profesional untuk menyikapi situasi semacam itu. (Dilaporkan oleh: Gaku Tozuka, Yukihiro Fukuda)
Teknik 1: Gunakan Single-point Spot AF untuk memfokuskan pada burung liar di hutan yang gelap
Dalam kondisi rendah cahaya, bisa semakin sulit untuk menetapkan fokus dengan fokus otomatis (AF). Hal ini memang betul kalau berada di hutan dan menggunakan mode AF yang melaksanakan pengoperasian pada area yang lebih luas, bisa menghasilkan fokus yang "terganggu" oleh cabang dan dedaunan di latar depan, atau pada area lainnya yang tidak diperkirakan. Namun, meskipun titik AF tengah dengan Single-point AF sangat akurat, namun menggunakan mode ini akan membatasi cara Anda menyusun bidikan. Inilah saat Single-point Spot AF menjadi praktis, karena memberikan kebebasan yang lebih besar dalam komposisi Anda, sekaligus memastikan fokus tetap terkunci pada subjek Anda.
Dalam foto di bawah ini, saya memposisikan burung agak ke pinggir kanan untuk menyatukan tata letak cabang pohon yang menarik. Titik AF dipindahkan dua titik ke kanan untuk menghasilkan bidikan ini.
EOS 7D Mark II/ EF500mm f/4L IS II USM + Extender EF1.4×III/ FL: 700mm (setara 1.120mm)/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/40 det., EV-0,7)/ ISO 1600/ WB: Auto
Foto oleh Gaku Tozuka
Saran 1-1: Ubah pengaturan AF agar sesuai dengan situasinya
Pada pemandangan yang tidak bisa mengalami kesalahan, atau apabila Anda ingin menangkap momen yang bisa hilang dalam sekejap, pendekatan dalam teori ini adalah, memfokuskan dengan menggunakan titik AF tengah yang sangat akurat dalam Single-point AF sambil membidik secara beruntun. Jika hewan liar tidak banyak bergerak, Anda akan lebih leluasa. Cobalah menetapkan Single-point Spot AF, yang akan lebih memudahkan untuk mengubah komposisi Anda. Tetapi, jika Anda ingin memotret subjek yang bergerak cepat, seperti burung yang terbang di langit, saya anjurkan pengaturan yang mencakup area yang lebih luas.
EOS-1D X Mark II/ EF500mm F4L IS II USM+EXTENDER EF2×III/ FL: 1000mm/ Aperture-priority AE (f/8.0, 1/1600 det., EV±0)/ ISO 800/ WB: Auto
Foto oleh Gaku Tozuka
Jika menggunakan Single-point Spot AF untuk memotret burung yang sedang melayang di angkasa, kemungkinan kamera memfokuskan pada latar belakang jika subjek bergerak ke luar area fokus. Mungkin akan lebih ideal menggunakan mode AF yang mencakup area yang lebih luas.
Bacalah artikel berikut ini untuk mendapatkan saran mengenai cara menggunakan AF untuk fotografi kehidupan alam liar/burung liar:
Menangkap Burung yang Melayang di Langit
Menangkap Bidikan Dinamis Burung di Langit
Menangkap Momen, Saat Burung Akan Terbang
Pro Techniques untuk Menggunakan EOS 7D Mark II – Kehidupan Liar
Memikirkan tentang perlengkapan fotografi? Bacalah ulasan Gaku Tozuka tentang kebolehan EOS-1D X Mark II dalam fotografi burung liar:
Akurasi Fokus dan Performa Pelacakan AF Mencengangkan
Dual Pixel CMOS AF—Fokus Sempurna, Bahkan dalam Pemandangan Gelap
Teknik 2: Untuk mempertahankan suasana malam hari, bidiklah dengan negative exposure compensation (kompensasi pencahayaan negatif) dalam mode Aperture-priority AE
Pada kamera Canon paling anyar, batas kisaran cahaya rendah untuk pemotretan Live View telah diperbaiki hingga tahap pemfokusan dapat dilakukan, bahkan dalam situasi yang sulit untuk melihat secara kasat mata, misalnya, pada EV-4.
Sewaktu memotret spesies hewan liar yang aktif setelah senja, saya memikirkan tentang bagaimana saya bisa menunjukkan dunia kegelapan di sekitar hewan. Kamera digital memiliki kecenderungan untuk membidik seperti yang dilakukan pada siang hari, bahkan di lokasi yang gelap, jadi, saya menggunakan Aperture-priority AE dengan kompensasi pencahayaan yang ditetapkan antara EV-1,0 dan -2,0 untuk menekan efek ini, dan menggambarkan suasana malam hari dalam bidikan. Inilah teknik pemotretan yang saya sebut "Night mode" (Mode Malam), yang efektif untuk digunakan pada saat suhu warna rendah, setelah matahari terbenam dan sebelum matahari terbit.
EOS 5D Mark IV/ EF70-200mm f/2.8L IS II USM/ FL: 70mm/ Aperture-priority AE (f/2.8, 1/5 det., EV-1,3)/ ISO 10000/ WB: Daylight
Foto oleh Yukihiro Fukuda
Saran 2-1: Bidikan dalam Live View dari balik photographic blind
Untuk menangkap foto beruang cokelat ini di Finlandia bagian timur laut, saya membidik dari blind yang dibuat secara khusus untuk memotret beruang cokelat. Saya memasukkan lensa melalui celah kecil dalam blind untuk membidik, dan dapat mengencangkan kepala tripod dalam blind, sehingga lebih memudahkan pemotretan. Lakukan dengan hati-hati, jangan kehilangan penampakan subjek apabila menggunakan AF Live View sewaktu membidik. Teknik ini efektif apabila daya penglihatan minimal.
Saran 2-2: Tetapkan white balance pada "Daylight" untuk menangkap perubahan dalam suhu warna, segera setelah matahari terbenam
Dengan menetapkan white balance pada "Daylight", Anda bisa mengambil foto yang mempertahankan perubahan beruntun dalam suhu warna, sebelum dan sesudah matahari terbenam. Saya merekomendasikan teknik ini, karena Anda dapat menangkap perubahan dalam warna yang terjadi tatkala malam menjadi semakin gulita.
Warna kemerahan hadir 7 menit sebelum matahari tenggelam
EOS 5D Mark IV/ EF70-200mm f/2.8L IS II USM/ FL: 200mm/ Aperture-priority AE (f/2.8, 1/60 det., EV-1,3)/ ISO 3200/ WB: Daylight
Foto oleh Yukihiro Fukuda
Warna kebiruan meningkat, 13 menit setelah matahari terbenam
EOS 5D Mark IV/ EF200mm f/2L IS USM/ FL: 200mm/ Aperture-priority AE (f/2.0, 0,4 det., EV-1)/ ISO 12800/ WB: Daylight
Foto oleh Yukihiro Fukuda
Anda bisa mengetahui dari indikator level pencahayaan, bahwa kegelapan semakin cepat turun setelah matahari terbenam. Dengan menetapkan white balance, warna kebiruan akan secara alami meningkat seiring dengan matahari terbenam. Tidak ada perbedaan dalam pengaturan pasca-pemrosesan dari kedua foto di atas. Satu-satunya parameter yang berubah selama pasca-pemrosesan adalah kontras yang meningkat. Anda bisa melihat, bahwa memotret pada waktu yang berbeda-beda bisa menghasilkan gambar yang memberikan kesan yang sama sekali berbeda.
Untuk opsi lebih lanjut mengenai cara menyiasati suhu warna, bacalah:
Bagaimana Menorehkan Warna dengan Fungsi White Balance Correction
Gagasan lainnya untuk memotret kehidupan alam liar:
Teknik Lensa Super Telefoto - Siluet Alam Liar di Terik Sang Surya
Bagaimanakah Memotret Hewan Kecil dengan Latar Belakang yang Ramai Tapi Indah?
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir pada tahun 1965 di Tokyo. Kunjungan Fukuda ke Hokkaido untuk mencari burung bangau Jepang yang ia sangat sukai, telah menuntunnya menjadi fotografer hewan. Setelah menghabiskan 10 tahun meliput kehidupan liar di Hokkaido, Fukuda meluaskan cakupannya ke negara lain dan fotografi bawah air. Fotografi kehidupan liar, bawah air, dan lanskap, sekarang membentuk tiga pilar aktivitasnya yang terbaru.
Lahir pada tahun 1966 di Aichi, Tozuka mengembangkan minatnya dalam fotografi ketika ia masih di bangku sekolah lanjutan atas, dan mulai memotret lanskap alam serta hewan liar. Pada usia 20, ia begitu menghayati pemotretan burung liar setelah, secara tidak sengaja menangkap burung pelatuk dalam fotonya. Ia sudah merilis sejumlah besar karyanya di media, seperti majalah, buletin, buku, kalender dan acara TV.