Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Produk >> Semua Produk Review dan Perbandingan Kamera EOS R dan Lensa RF- Part7

[Ulasan Langsung] EOS R6 dalam Fotografi Konser Seni Tari

2020-12-14
3
995
Dalam artikel ini:

Bagaimana performa EOS R6 ketika melakukan pemotretan dalam kondisi cahaya remang-remang? Kami meminta kepada Bernie Ng, seorang fotografer seni tari untuk membawa kamera ini ke pertunjukan tari, dan ia berbagi pengalamannya di sini. (Foto oleh Bernie Ng, sesuai ungkapannya kepada tim SNAPSHOT).

Semua gambar dalam artikel ini berasal dari pertunjukan From Here On oleh Singapore Dance Theatre (Versi Inggris) yang berkolaborasi dengan Esplanade - Theatres on the Bay, dan didukung oleh National Arts Council.

Semua gambar dibidik pada EOS R6 dan RF70-200mm f/2.8 IS USM, kecuali disebutkan lain.

 

Pemotretan dalam teater harus memiliki kemampuan membidik dalam cahaya redup

Sebagai fotografer pertunjukan seni tari, saya selalu berupaya menangkap momen yang ekspresif dalam seni tari dan mengabadikannya dalam gambar yang tak lekang ditelan masa. Memotret di dalam teater dengan cahaya panggung yang redup, karena hanya itulah satu-satunya penerangan yang lazim didapatkan, dan dalam kondisi semacam itu, sungguh penting untuk memiliki perlengkapan yang mampu bekerja prima dalam kondisi cahaya redup.

Selama bertahun-tahun, saya mengandalkan kamera DSLR EOS 5D series dan lensa EF milik saya yang telah digunakan dalam sekian banyak pertunjukan dan pemotretan. Oleh karena itu, dengan rasa penasaran dan kegembiraan, mungkin bercampur dengan sedikit kekhawatiran, saya mengambil kesempatan untuk menguji kamera mirrorless EOS R6 baru dari Canon bersama dengan lensa RF70-200mm f/2.8L IS USM dalam pertunjukan From Here On, suatu karya dari sanggar seni tari, Singapore Dance Theatre, sebagai salah satu pertunjukan skala kecil Esplanade Theatre yang disaksikan langsung oleh penonton.

 

Kesan pertama: Ukuran, berat dan penanganan

Setelah EOS 5D Mark IV, terdapat EOS R6 yang jauh lebih kecil dan ringan, dengan pegangan yang mantap dan terasa nyaman di tangan. Saya sendiri memiliki perawakan yang kecil dan biasanya lebih suka menggunakan EOS 5D Mark IV dan EF70-200mm f/2.8L IS III USM dengan monopod; EOS R6 dan RF70-200mm f/2.8L IS USM jelas lebih mudah dipegang dan dimanuver.

Ukuran dan berat EOS R6 vs EOS 5D Mark IV


Sangat responsif

Sebelum mencoba EOS R6, dan mengingat pengalaman terdahulu dengan sistem kamera mirrorless yang lain, kekhawatiran saya paling utama adalah daya tanggap kamera. Penanganan secara cepat pada pertunjukan panggung, sangat penting. Ternyata, kekhawatiran saya tidak terbukti, karena memotret dengan EOS R6 berjalan lancar dan sungguh merupakan pengalaman yang sangat menyenangkan.

Satoru Agetsuma, “Don Quixote Act III pas de deux”
Flexible-priority AE mode, f/2.8/ 1/250 det./ ISO 2500

Saya selalu berpendapat, bahwa jangan mengandalkan pemotretan beruntun, tetapi sebaiknya belajar untuk menentukan waktu pembidikan yang sempurna—bahkan untuk bidikan lompatan seperti foto di atas. Daya tanggap EOS R6 sempurna untuk gaya pemotretan saya!


Pengoperasian Satu Tangan yang mudah

Selain dari tombol ON/OFF, Menu dan Rate, saya menyukai tata letak tombol lainnya. Hampir semua tombol kontrol utama, termasuk dial-nya berada di sebelah kanan, sehingga mudah untuk mengoperasikan dengan satu tangan.

EOS 5D Mark IV

EOS R6

Dibandingkan dengan EOS 5D Mark IV, tata letak tombol dan dial pada EOS R6 dioptimalkan lebih baik untuk pengoperasian dengan satu tangan.


Mode 1.6x crop yang praktis

Saya membidik dari belakang teater, dari tempat saya biasanya menggunakan lensa 300mm. Mode 1.6x crop sangat berguna untuk mengambil foto close-up yang setara dengan panjang fokus 320mm pada RF70-200mm f/2.8L IS USM.

 

AF: Kamera yang sangat cerdas. Memang tidak 100% sempurna, namun performanya sungguh mengesankan

Chihiro Uchida dan Kenya Nakamura, “Configurations” (Koreografer: Choo San Goh)
Flexible-priority AE mode, f/2.8/ 1/250 det./ ISO 640

Bagi saya, yang sangat menonjol pada EOS R6 adalah kemampuan sistem Dual Pixel CMOS AF II baru yang dimilikinya. Bahkan dalam penerangan yang redup, EOS R6 tidak sulit menentukan fokus dan melacak para penari.


AF Pendeteksian Wajah dan Mata: Menjaga fokus pada ekspresi wajah

Akira Nakahama dan Etienne Ferrère, “Nutcracker Act II pas de deux”
Flexible-priority AE mode, f/2.8/ 1/250 det./ ISO 2000

Pada sistem lainnya, fokus lebih mudah “berpaling” dari wajah sang penari oleh gerakannya, seperti ayunan lengan atau hentakan, tetapi AF Pendeteksian Wajah dan AF Pendeteksian Mata pada EOS R6 sungguh berguna untuk mempertahankan fokus di tempat yang semestinya.


Dua bidikan berikut ini dibidik dalam mode 1.6x crop, yang diambil selang satu detik.


AF menemukan wajah sang penari meskipun dari samping, dan saat sang penari menghadap ke depan, selang satu detik kemudian, fokus secara cepat mendeteksi matanya.

 

Saya biasanya tidak membidik gerakan pirouettes (istilah dalam seni balet yang berarti gerakan berputar dengan satu kaki), tetapi rentetan burst yang sangat cepat untuk menguji kamera. Gambar GIF di atas dibuat dari 15 gambar, dan bingkai merah mengindikasikan bingkai AF dalam fokus seperti yang ditampilkan dalam aplikasi Digital Photo Professional Canon. AF tetap terkunci pada sang penari balet saat ia berputar, dan pendeteksian beralih secara cepat dari wajah ke mata, ke kepala, kemudian kembali lagi ke pendeteksian wajah.


Kwok Min Yi dan Satoru Agetsuma , “Don Quixote Act III pas de deux”
Flexible-priority AE mode, f/2.8/ 1/250 det./ ISO 800

Pada pengaturan default, pelacakan subjek sangat jitu sepanjang waktu. Meskipun memang ada sedikit jeda untuk gerakan yang lebih cepat, misalnya saat akan melakukan lompatan besar, namun dengan menyetel pengaturan sensitivitas pelacakan subjek, hal ini bisa meningkatkan keberhasilan lebih lanjut.

 

Kecepatan ISO Tinggi: Menangkap detail halus, bahkan pada ISO 16.000

Fotografer seni pertunjukan, mungkin memiliki ambang batas yang lebih tinggi untuk noise kecepatan ISO tinggi dibandingkan fotografer lainnya, karena lebih mendahulukan pengambilan bidikan pada momen yang sangat penting. Karena itu, sebaiknya selalu berupaya untuk menghasilkan gambar yang lebih jernih dan lebih detail pada kecepatan ISO tinggi. EOS R6 dilengkapi dengan sensor gambar yang disesuaikan dari sensor yang terdapat pada DSLR unggulan Canon, EOS-1D X Mark III, yang menjanjikan kemampuan ISO tinggi yang sama-sama istimewa.

Ternyata, tidak mengecewakan saya. Gambar tanpa suntingan berikut ini dibidik selang satu detik dengan pengaturan pencahayaan yang sama pada ISO 16.000:


EOS R6 + RF70-200mm f/2.8L IS USM

f/7,1/ 1/250 det./ ISO 16000


EOS 5D Mark IV + EF70-200mm f/2.8L IS III USM

f/7,1/ 1/250 det./ ISO 16000

Butiran noise lebih halus dan lebih samar dalam gambar EOS R6.

Perbaikan kualitas gambar menjadi lebih nyata apabila kita mengkrop payet pada baju penari balet.

 

EOS R6 @ ISO 16000

100% krop dari file RAW

EOS 5D Mark IV @ ISO 16000

100% krop dari file RAW, ukuran diubah agar sesuai dengan gambar dari EOS R6

Bahkan, pada kecepatan ISO tinggi yang sama, EOS R6 menyelesaikan detailnya dengan lebih baik.

Chihiro Uchida dan Kenya Nakamura, “Swan Lake Act II pas de deux”
Flexible-priority AE mode, f/3.5/ 1/250 det./ ISO 4000

 

Pemikiran secara keseluruhan: “Ini membuat segalanya mudah. Antara benci dan cinta!”

Memotret dengan EOS R6 memang merupakan pengalaman yang menyenangkan: begitu mudah, yang membuat saya merasa benci tapi cinta.

Saya benci bahwa sebagian keterampilan teknis yang saya kuasai dengan susah payah, ternyata bisa dilakukan hanya dengan mengeklik sebuah tombol. Menghasilkan bidikan yang pencahayaannya sesuai dan terfokus—hal paling minimal untuk gambar yang bagus secara teknis—sekarang begitu mudah, bahkan bagi para pemula yang baru belajar fotografi seni pertunjukan.

Fotografi ini lebih daripada sekadar menciptakan gambar bagus secara teknis, dan saya sangat mencintai kamera untuk alasan yang sama. Performa AF sungguh istimewa, sehingga saya dapat lebih mencurahkan perhatian pada pembingkaian dan mengabadikan momen tertentu. Dan ternyata, beberapa minggu kemudian setelah saya mengembalikan kamera ini, saya berharap untuk bisa memilikinya saat saya melakukan pemotretan pertunjukan panggung tempo cepat dan dinamis.

Pasti akan menarik untuk mengetahui sebaik apa performa kamera ini di tempat yang lebih gelap, dengan latar yang lebih rumit, dan lebih banyak orang di atas panggung, atau penerangannya kurang merata. Namun, pertunjukan ini membuat saya terkesan. EOS R6 memang merupakan kamera upgrade yang sangat menggoda.


Gambar lainnya dari EOS R6

Chihiro Uchida dan Kenya Nakamura, “Configurations” (Koreografer: Choo-San Goh)
Flexible-priority AE mode, f/2.8/ 1/250 det./ ISO 5000


Kwok Min Yi, “Don Quixote Act III pas de deux”
Flexible-priority AE mode, f/2.8/ 1/250 det./ ISO 1250


Akira Nakahama dan Etienne Ferrère, “Nutcracker Act II pas de deux”
Flexible-priority AE mode, f/2.8/ 1/250 det./ ISO 2500

 

Pelajari selengkapnya mengenai EOS R6 di:
EOS R6: Didesain Untuk Visioner

Memutuskan antara EOS R5 dan EOS R6? Bacalah:
EOS R5 vs EOS R6: 5 Perbedaan Penting yang Perlu Dicatat

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Bernie Ng

Bernie Ng adalah fotografer utama untuk sekian banyak sanggar tari dan seni pertunjukan besar di Singapura, seperti Singapore Dance Theatre dan T.H.E Dance Company, juga berkolaborasi secara rutin dan memotret kelompok seni dari berbagai disiplin yang berbeda-beda. Dia juga memotret untuk Esplanade - Theatres on the Bay apabila ada sejumlah artis/seniman dan sanggar tari internasional yang berkunjung ke Singapura. Karyanya telah dipublikasikan di berbagai majalah tari skala internasional, seperti Dance Europe. Melalui fotografi tarinya, Bernie berharap dapat menciptakan gambar untuk, dan dengan para penari yang akan menghadirkan kebahagiaan dan kenangan manis mereka.

Situs web: www.MsBernPhotography.com
Instagram: @msbern

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami