Lensa FAQ #2: Benarkah Lensa Cepat Mampu Memperjelas Bidikan Lewat Viewfinder?
Serial ini mengupas segala pertanyaan mengenai lensa yang menurut Anda sudah Anda ketahui (padahal belum). Dalam artikel ini, kita akan menengok hubungan antara aperture maksimum pada lensa dan bidikan melalui viewfinder. (Dilaporkan oleh: Ryosuke Takahashi)
Apa yang dimaksud dengan lensa cepat (“terang”)?
Lensa cepat adalah lensa dengan aperture maksimum besar, seperti f/1.2, f/1.4, atau f/2.8.
Jika sebuah lensa memiliki aperture maksimum yang besar, artinya lensa tersebut mampu menyerap lebih banyak cahaya sehingga cahaya dapat sampai ke sensor. Pada pengaturan aperture maksimum, Anda akan lebih cepat memperoleh eksposur yang pas dibandingkan pada lensa yang aperture maksimumnya lebih kecil. Oleh sebab itu, lensa semacam ini juga dikenal dengan nama “cepat” atau “terang”.
Bagaimana hal ini memengaruhi bidikan melalui viewfinder optik?
Bidikan melaui OVF (lensa f/1.4)
Bidikan melaui OVF (lensa f/4)
Setiap gambar di atas dihasilkan dari viewfinder optik (OVF) EF24-105mm f/4L IS USM dan EF24mm f/1.4L II USM. Kedua gambar tadi menunjukkan bagaimana aperture lensa langsung memengaruhi tingkat kecerahan bidikan yang dilakukan menggunakan OVF. Dengan bidikan viewfinder yang lebih cerah, Anda dapat melihat detail pada subjek dengan lebih jelas. Hal tersebut juga jadi kelebihan jika pemotretan dilakukan dalam kondisi minim cahaya.
Kendati tidak terlalu tampak pada gambar yang diambil di kondisi terang, misalnya gambar luar ruang, perbedaan ini akan terlihat jelas pada gambar yang diambil di kondisi minim cahaya.
Apa yang menimbulkan perbedaan ini?
Ilustrasi di bawah ini menunjukkan proses cahaya memasuki lensa DSLR untuk membentuk gambar OVF.
A: Pentaprisma atau pentamirror
B: Viewfinder optik
C: Cermin utama
1. Cahaya masuk ke lensa.
2. Cahaya dipantulkan oleh cermin utama (C) ke pentamirror (A).
3. Gambar yang terbentuk di (A) adalah yang Anda lihat melalui OVF (B).
Cahaya yang mencapai OVF sama sekali tidak dipengaruhi oleh pengaturan aperture, ataupun pengaturan kamera lainnya. Dengan kata lain, kecerahan bidikan OVF sepenuhnya tergantung dari jumlah cahaya yang masuk ke lensa saat aperture maksimum*.
Ketika Anda menggunakan lensa cepat, secara alami, cahaya yang masuk ke lensa lebih banyak. Hasilnya, makin banyak cahaya yang dipantulkan ke OVF. Dengan begitu, bidikan yang dilakukan menggunakan OVF tampak lebih cerah dibanding saat Anda menggunakan lensa lambat.
*Wajib tahu: Full-aperture metering
Sebagian besar kamera DSLR mengukur tingkat kecerahan pemandangan dengan full-aperture metering (Versi Inggris) (juga dikenal sebagai open-aperture metering). Artinya diafragma aperture akan tetap berada pada aperture maksimum secara otomatis. Jika bukaan kamera disetel menyempit, diafragma aperture akan ikut menyempit sebentar saat Anda melepaskan tombol rana. Lalu setelah itu, diafragma aperture akan kembali ke aperture maksimum. Cara kerja kamera mirrorless Canon juga sama, tetapi mungkin akan berbeda pada kamera-kamera lain.
Catatan tambahan: Alasan beberapa fotografer senang membidik melalui OVF
Dengan sistem ini, objek yang dilihat lewat OVF sama persis dengan yang akan dilihat oleh mata telanjang. Bidikan yang asli, apa adanya, dan “langsung” inilah yang membuat banyak fotografer gemar mengambil gambar menggunakan OVF.
Apakah lensa cepat dapat memengaruhi bidikan yang dilihat lewat EVF?
Berikut adalah proses terbentuknya gambar yang Anda lihat di viewfinder elektronik (EVF):
1. Cahaya masuk ke lensa.
2. Cahaya ditangkap oleh sensor gambar.
3. Gambar yang terbentuk di sensor gambar diproyeksikan ke EVF.
Jika pengaturan kamera diubah, proses ini akan berlaku pada gambar yang terbentuk di sensor gambar sehingga gambar itulah yang akan muncul di EVF. EVF juga meningkatkan kecerahan gambar secara elektronik. Oleh sebab itu, aperture maksimum lensa tidak langsung memengaruhi tingkat kecerahan bidikan EVF.
Sebaliknya, lensa cepat dapat memengaruhi kualitas gambar EVF.
Dampak lensa cepat pada hasil EVF
Jika Anda mengambil gambar di kondisi gelap, EVF secara otomatis akan melakukan “penambahan” (meningkatkan kecerahan) agar objek yang dilihat pengguna lebih jelas. Akan tetapi, jika terlalu cerah, gambar pada EVF akan tampak berbintik.
EVF tidak akan terlalu meningkatkan kecerahan apabila ada banyak cahaya yang masuk ke sensor gambar. Dalam kasus ini, lensa cepat lebih unggul. Performa AF di kondisi minim cahaya akan lebih bagus jika tidak banyak bintik yang muncul dan ada lebih banyak cahaya yang masuk ke sensor gambar.
Bidikan melalui EVF
Kondisi pemotretan sebenarnya
Baca selengkapnya tentang perbedaan OVF dan EVF di:
Dasar-Dasar Kamera #12: Viewfinder
Dapatkan pembaruan terkini tentang berita, saran, dan kiat fotografi.
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir di Aichi tahun 1960, Takahashi memulai karier freelance pada tahun 1987 setelah bekerja pada studio foto iklan dan penerbit. Di samping memotret untuk iklan dan majalah di Jepang dan di luar Jepang, beliau juga adalah pengulas untuk “Digital Camera Magazine” sejak peluncuran publikasi ini serta menerbitkan sejumlah karyanya. Dalam ulasan produk dan lensa, Takahashi secara khusus mendukung berbagai teknik fotografi yang menonjolkan performa lensa melalui sudut pandang dan pengujian uniknya. Takahashi adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS).