[Pelajaran 3] Belajar mengenai Aperture (Bukaan Diafragma)
Dalam optik, “aperture” merujuk ke sekelompok bilah kecil yang dibangun ke dalam lensa dan mengendalikan seberapa banyak cahaya yang memasukinya. Walaupun ukurannya kecil, namun aperture memiliki peran vital dalam ekspresi fotografis. (Dilaporkan oleh: Ryosuke Takahashi)
Apakah aperture itu?
"Aperture" artinya "membuka". Kita sering menggunakan istilah "aperture" untuk merujuk ke f-number (pengaturan f-value/ f-stop/ aperture) pada kamera. Namun demikian, ini juga merujuk ke pembukaan dalam lensa ("aperture diaphragm") yang terdiri atas sejumlah bilah ("aperture blades"), dan yang memungkinkan cahaya masuk ke lensa untuk mencapai sensor.
Aperture diaphragm atau bukaan diafragma terutama:
1. Mengatur jumlah cahaya yang melintas ke dalam bodi kamera
2. Mengontrol ukuran area dalam (depth-of-field), atau sebesar apa keburaman di latar belakang atau di latar depan
Hubungan antara pembukaan diafragma & f-number
f-number adalah nilai yang mengindikasikan ukuran bukaan yang dibentuk oleh bilah aperture.
Apabila Anda mengubah f-number pada kamera, atau kamera menyesuaikan f-number, ukuran aperture diaphragm berubah sebagaimana kesesuaiannya, yang juga mengubah jumlah cahaya yang mencapai sensor gambar.
Apabila aperture diaphragm “terbuka”, ini memungkinkan sejumlah besar cahaya untuk masuk.
Apabila aperture diaphragm “tertutup”, pembukaan menyempit, dan cahaya yang masuk berkurang.
Semakin sempit bukaannya, f-number semakin besar. Menyesuaikan bukaan ini dirujuk sebagai “opening up the aperture” atau “stopping down the aperture.”
Detail selengkapnya dalam artikel Dasar-Dasar Kamera #1: Aperture
Saran: F-number yang lebih kecil, lebih efektif untuk memotret di lokasi yang pencahayaannya redup—ini membiarkan lebih banyak cahaya untuk masuk.
Hubungan antara aperture dan depth-of-field
Di samping fungsinya sebagai katup kontrol cahaya, aperture juga dapat digunakan untuk menyesuaikan area yang ada dalam fokus (depth-of-field).
Apabila aperture-nya kecil, depth-of-field-nya besar. Hal ini akan membawa semua subjek latar depan dan latar belakang ke dalam fokus.
Apabila aperture terbuka lebar (aperture maksimum), depth-of-field akan dangkal.
Jika subjek Anda di latar depan, dan Anda sudah menetapkan fokus padanya, Anda dapat menciptakan efek yang disebut bokeh (buram latar belakang). Hal ini mengisolasi subjek dari latar belakang, sehingga subjeknya menjadi tajam dan latar belakang menjadi buram.
Saran:
- Jika ada sesuatu di depan subjek Anda, Anda juga dapat menggunakan aperture maksimum untuk memburamkannya dan menciptakan bokeh latar depan.
- Apabila depth-of-field dangkal, tetapkan fokus secara hati-hati—mungkin ada bagian subjek yang keluar dari zona fokus. Bacalah artikel ini mengenai menangkap ekspresi wajah untuk belajar lebih lanjut mengenai di mana menetapkan fokus untuk potret dari bagian dada ke atas.
Aperture besar: Depth-of-field dangkal
Aperture-priority AE (f/1.8, 1/1000 det., EV±0)
Apabila mengambil bidikan dengan aperture yang terbuka sepenuhnya, area yang berada di dalam fokus menjadi lebih sempit, akibatnya, latar belakang menjadi begitu buram.
Aperture kecil: Depth-of-field lebih besar
Aperture-priority AE (f/11, 1/320 det., EV±0)
Mengambil bidikan dengan aperture kecil akan menghasilkan gambar tajam yang berada di dalam fokus, baik pada latar depan maupun latar belakang.
Efek aperture pada depth-of-field
f/2.8
f/4.0
f/5.6
f/8.0
f/11
f/16
f/22
Dalam contoh ini, saya menetapkan fokus pada tudung lampu dan mengambil beberapa bidikan dengan nilai aperture yang bervariasi. Seperti diilustrasikan, area yang lebih lebar masuk ke dalam fokus dan efek bokeh di latar belakang berkurang tatkala nilai aperture meningkat. Area di dalam fokus ini dikenal sebagai "depth of field." Gambar dengan area fokus yang besar memiliki "deep focus," sedangkan area dalam fokus yang kecil memiliki "shallow focus."
Difraksi dan aperture kecil
Salah satu saran yang sering dilakukan adalah berhati-hati dalam melakukan stopping down aperture Anda secara efektif. Karena, apabila Anda menggunakan aperture yang terlalu sempit, akan terjadi difraksi.
Difraksi terjadi apabila bukaan diafragma begitu sempit sehingga menyebabkan cahaya melengkung ketika memasukinya, mengakibatkan pantulan yang tidak beraturan di sekeliling bilah aperture. Pantulan yang tidak beraturan ini menyebabkan gambar Anda terlihat kurang tajam.
Karena itu, apabila Anda ingin memperdalam fokusnya, nilai aperture f/8 hingga f/11, biasanya sudah cukup.
Efek difraksi: f/8 v.s f/22
Setelah kamera berada di tempatnya yang aman, saya mengambil beberapa bidikan dari posisi yang sama sementara mengubah nilai aperture. Dua foto di bawah adalah perbesaran area yang ditunjukkan oleh bingkai merah. Perhatikan, bahwa gambar yang diambil pada f/8 tampak lebih tajam dibanding gambar yang diambil pada f/22.
f/8.0
f/22
Ketahui selengkapnya, mengenai cara kamera dan lensa Canon mengatasi difraksi dan aberasi lensa lainnya di sini:
EOS-1D X Mark II – Optimalisasi Lensa dalam Kamera untuk Gambar Berkualitas Tinggi
Apa yang dimaksudkan dengan aperture maksimum lensa?
Dalam istilah awam, nilai aperture maksimum lensa adalah kecerahan saat aperture terbuka sepenuhnya.
Dalam berbagai istilah yang sangat teknis, aperture maksimum lensa adalah fungsi inversi (pembalikan) diameter lensa efektif dibagi focal length (panjang fokus).
Bagaimana pun, ini artinya, bahwa semakin besar ukuran pembukaan aperture, semakin kecil nilai aperture.
Bagaimana cara mengetahui aperture maksimum pada lensa
Jika aperture maksimum lensa adalah f/3.5, ini akan ditunjukkan sebagai “1:3.5” pada lensa.
Pada sebagian lensa zoom nilai aperture maksimum dapat bervariasi dengan panjang fokus. Jika tertera “1:3.5-5.6” pada lensa zoom, ini berarti bahwa aperture maksimum adalah f/3.5 pada ujung wide-angle, dan f/5.6 pada ujung telefoto.
Selebihnya tentang setiap f-number dan pemandangan yang pada umumnya menggunakannya, bacalah serial Teknik Aperture-Priority:
#1: Hubungan Antara Aperture Lensa dan Bokeh
#2: Menciptakan Bokeh Latar Belakang Foto Keluarga yang Hangat dan Akrab
#3: Keajaiban f/2.2 dalam Fotografi Still-Life
#4: Membuat Foto Ekspresi Wajah (f/2.8)
#5: Pengaturan Kamera untuk Potret Wajah Sempurna di Luar Ruangan (f/4)
#6: Pengaturan Aperture yang Berguna untuk Fotografi Jalanan (f/5.6)
#7: Pengaturan Aperture untuk Penggambaran Bentangan Malam yang Tajam (f/8)
#8: Aperture Ideal untuk Penggambaran Lanskap Alam yang Tajam dengan Kedalaman (f/11)
#9: Mendapatkan Penggambaran Lanskap yang Tajam dari Latar Depan hingga ke Latar Belakang (f/16)
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Lahir di Aichi tahun 1960, Takahashi memulai karier freelance pada tahun 1987 setelah bekerja pada studio foto iklan dan penerbit. Di samping memotret untuk iklan dan majalah di Jepang dan di luar Jepang, beliau juga adalah pengulas untuk “Digital Camera Magazine” sejak peluncuran publikasi ini serta menerbitkan sejumlah karyanya. Dalam ulasan produk dan lensa, Takahashi secara khusus mendukung berbagai teknik fotografi yang menonjolkan performa lensa melalui sudut pandang dan pengujian uniknya. Takahashi adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS).