f/16: Menghasilkan Penggambaran Lanskap yang Tajam dari Latar Depan hingga ke Latar Belakang
Apa yang terjadi apabila Anda menjumpai pemandangan dengan subjek menarik berada dekat Anda di latar depan, dan pemandangan nan indah membentang jauh hingga ke latar belakang? Cobalah deep focusing pada f/16, yang memberikan depth-of-field besar yang sangat bagus untuk situasi semacam itu. (Dilaporkan oleh: Teppei Kohno)
f/16, 1/100 det., ISO 400
f/16: Bagus untuk deep focusing apabila subjek latar depan terletak dekat dengan Anda, dan latar belakang yang sangat jauh
Dalam artikel terdahulu, kami sarankan menggunakan f/11 untuk menangkap lanskap yang megah dengan depth of field yang dalam. Namun demikian, mungkin ada sejumlah kasus di mana Anda ingin menyertakan close up benda yang berada di sekitarnya dalam bidikan yang sama. (Satu contoh: Apabila memanfaatkan perspektif yang dibesar-besarkan pada lensa sudut ultra lebar)
Dalam kasus semacam itu, f/11 Anda mungkin tidak memberikan depth-of-field yang cukup untuk mempertahankan keduanya, subjek latar depan dan latar belakang yang jauh dalam fokus yang tajam. Inilah mengapa banyak fotografer profesional memilih untuk menggunakan f/16.
f/16
f/16, 1/400 det., ISO 400
(Klik untuk melihat versi yang lebih besar)
Pemandangan pantai terlihat jernih dan semua area berada dalam fokus.
f/5
f/5, 1/2500 det., ISO 400
(Klik untuk melihat versi yang lebih besar)
Tumbuhan di latar depan merupakan subjek utama satu-satunya yang tampak jernih, sedangkan pantai di belakang tampak buram. Kapal di belakang pun tidak terlalu tajam.
Untuk satu lagi studi kasus, lihatlah contoh situs Pusaka Dunia dalam artikel ini:
Saran Menarik dari Para Profesional Fotografi Perjalanan
Pahami hal ini:
- Semakin sempit aperture, semakin tinggi kemungkinan terjadi difraksi, yang menyebabkan detailnya kurang tajam dan kualitas gambar secara keseluruhan tidak bagus. Fungsi koreksi difraksi pada kamera Anda dan fungsi Digital Lens Optimizer dalam Digital Photo Professional, dapat mengoreksi ini hingga batas tertentu, tetapi sebaiknya mencegah daripada memperbaiki. Inilah mengapa banyak fotografer profesional yang berupaya untuk tidak mempersempit di bawah f/16 dalam kondisi khusus.
- Kecepatan rana akan melambat untuk memastikan pencahayaan yang mencukupi. Selalu siap dan melakukan sesuatu untuk menstabilkan perlengkapan Anda. Kalau Anda tidak ingin memperlambatnya terlalu banyak, tetapkan kecepatan ISO yang lebih tinggi.
Teknik bonus: Ciptakan semburat cahaya untuk menegaskan bidikan!
Apabila Anda meningkatkan nilai aperture dan mempersempit aperture, sumber cahaya terkonsentrasi dalam bingkai (seperti matahari), akan tampak menghasilkan garis cahaya yang panjang dan tajam, yang dikenal sebagai starburst (semburat cahaya). Anda dapat menggunakannya untuk membuat bidikan Anda terlihat lebih menarik.
Untuk detail selengkapnya, bacalah: Panduan untuk Menciptakan Efek Semburat Cahaya dengan Matahari.
f/3.5: Tanpa starburst
f/3.5, 1/4000 det., ISO 800
Area di sekeliling matahari terlihat cerah, menyebabkan flaring (efek seperti kabut atau asap) dan membuat subjek terlihat redup.
f/16: Starburst yang cantik
f/16, 1/320 det., ISO 800
Cahaya matahari berubah menjadi efek semburat cahaya berkilauan, yang menegaskan fotonya.
Cari tahu, apa lagi yang bisa Anda lakukan dengan pengaturan aperture f/16 dalam artikel berikut ini:
Fotografi Ombak: Kecepatan Rana Manakah yang Digunakan untuk Menggambarkan Kedahsyatan dan Kekuatan?
3 Siasat Situasional oleh Fotografer Sigap-Tanggap
Cara Melakukan Bidikan yang Jitu: Pengaturan Kamera untuk Menangkap Suasana yang Tenteram & Hening di Danau
Dalam situasi apa Anda pernah menggunakan f/16 untuk membidik? Jangan sungkan berbagi dengan kami di Kisah Canon Saya
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Lahir di Tokyo pada tahun 1976, Kohno lulus dengan menyandang gelar Social Work dari Fakultas Sosiologi, Meiji Gakuin University, dan magang dengan fotografer Masato Terauchi. Dia memberikan kontribusi untuk terbitan pertama majalah fotografi PHaT PHOTO, dan menjadi fotografer independen setelah itu, pada tahun 2003. Sebagai pengarang dari banyak buku, Kohno tidak hanya memotret semua jenis foto komersial, tetapi juga banyak menulis untuk majalah kamera dan lainnya.