Keajaiban f/2.2 dalam Fotografi Still-Life
Memang asyik menciptakan bokeh pada aperture maksimum, khususnya apabila lensa Anda bisa selebar f/1.8 atau f/2.0 dan bisa menghasilkan buram yang indah dan membuai. Tetapi aperture super-lebar ini mungkin bukan pilihan terbaik apabila Anda membidik benda kecil. Berikut ini alasannya, mengapa para fotografer profesional merekomendasikan untuk sedikit mempersempit, dengan f/2.2 sebagai aturan umum. (Dilaporkan oleh: Teppei Kohno)
Aperture maksimum tidak selalu optimum untuk menciptakan gambar bokeh yang indah
Dalam artikel Teknik AE Aperture-Priority #1, kita telah belajar bahwa lensa dengan aperture maksimum yang lebih besar (f-number minimum lebih kecil), dapat menghasilkan efek bokeh yang lebih kuat, dan kita dianjurkan untuk menggunakan aperture maksimum agar subjek potret wajah yang kita bidik, menonjol lebih baik terhadap latar belakangnya
Memang, aperture yang sangat lebar, seperti f/1.4 atau f/1.8 bisa menciptakan bokeh latar belakang yang indah. Ini alasan utama, mengapa lensa prima untuk potret wajah dari Canon yang paling disukai (seperti lensa 50mm dan 85mm), bisa selebar f/1.2.
Namun demikian, pada sebagian situasi yang lain, menggunakan aperture maksimum untuk menciptakan bokeh, mungkin tidak begitu ideal.
Alasan untuk sedikit mempersempit
- Jika f-number terlalu kecil, bidang fokus menjadi sangat sempit, yang menyulitkan kita untuk menetapkan fokus.
- Jika efek bokeh latar belakang terlalu kuat, ini bisa menyebabkan subjek utama terlihat seakan sirna dalam pemburaman.
- Untuk sebagian jenis subjek, aberasi lensa tertentu menjadi lebih nyata pada aperture maksimum, yang membuat bidikan terlihat kurang tajam.
Satu situasi di mana dengan sedikit mempersempit, hasilnya akan lebih baik apabila Anda membidik berbagai benda kecil. Untuk memulainya, cobalah f/2.2.
Perhatikan gambar berikut yang dibidik dengan menggunakan Aperture-priority AE mode. Melihat pada gambar yang berdampingan, dapatkah Anda menunjukkan perbedaannya?
f/1.8
f/1.8/ 1/80 det./ ISO 200
f/2.2
f/2.2/ 1/150 det./ ISO 200
Mari kita lihat gambar versi yang lebih besar.
f/2.2
Efek bokeh yang kuat diciptakan, dan fokus terpaku pada subjek utamanya.
f/1.8
Efek bokeh sangat memikat, tetapi gambarnya tidak terlihat tajam.
Teknik bonus: Tingkatkan “Contrast” dan “Saturation” Picture Style
Apabila memotret benda kecil, terlalu banyak bokeh, juga bisa membuat bidikan terlihat menjemukan. Di samping memotret dengan aperture yang agak dipersempit, cobalah meningkatkan pengaturan "Contrast" dan "Saturation" dalam menu Picture Style [Detail set.]. Hal ini akan menambah lebih banyak warna dan semarak pada bidikan Anda.
Picture Style - Standard
(Menggunakan parameter default)
Walaupun terdapat efek bokeh yang indah, namun warna yang dipudarkan membuat bidikan terlihat menjemukan.
Picture Style - Standard
(Contrast +3, Saturation +2)
Gambar yang dihasilkan mempertahankan bokeh latar belakang yang indah, dan terlihat lebih berdampak.
Bingung cara mengubah pengaturan aperture Anda? Klik di sini untuk petunjuk langkah-demi-langkah.
Cobalah sendiri!
Jika Anda memiliki EF50mm f/1.8 STM, EF-M22mm f/2.0 STM atau lensa cepat apa pun, Anda bisa mengujinya untuk diri sendiri: Temukan beberapa ornamen, figurin atau benda kecil lainnya. Bidik semua ini pada aperture maksimum, kemudian persempit aperture ke f/2.2, lalu coba lagi. Bandingkan hasilnya. Anda juga bisa mencoba mempersempit aperture lebih jauh dan lihat bagaimana perubahan pada bidikan Anda. Perbedaannya mungkin tidak kentara, tetapi ini memengaruhi kesan pemirsa tentang bidikan Anda. Pada sebagian situasi, Anda mungkin mendapatkan hasil yang lebih baik dengan lebih jauh mempersempit aperture (misalnya, f/2.5 atau f/2.8)!
Lihat, bagaimana f/2.2 digunakan untuk menangkap gambar makanan yang cantik dalam artikel:
5 Teknik Fotografi untuk Dicoba Pada Perjalanan Anda yang Berikutnya
Anda juga dapat membaca:
Cara Menciptakan Latar Belakang Berkilau dengan Lingkaran Bokeh untuk Gambar Hiasan yang Cantik
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Lahir di Tokyo pada tahun 1976, Kohno lulus dengan menyandang gelar Social Work dari Fakultas Sosiologi, Meiji Gakuin University, dan magang dengan fotografer Masato Terauchi. Dia memberikan kontribusi untuk terbitan pertama majalah fotografi PHaT PHOTO, dan menjadi fotografer independen setelah itu, pada tahun 2003. Sebagai pengarang dari banyak buku, Kohno tidak hanya memotret semua jenis foto komersial, tetapi juga banyak menulis untuk majalah kamera dan lainnya.