Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Yang Baru >> All Happenings

CPMC 2019: Mengenal lebih dekat Pemenang Hadiah Pertama, Mohd Safuan

2019-06-26
9
967
Dalam artikel ini:

Bagi Mohd Safuan bin Salahudin, juara Canon PhotoMarathon Asia Championship 2019 (CPMC2019), fotografi sudah begitu menyatu dengan dirinya, sehingga keputusannya untuk meninggalkan pekerjaannya dalam bidang engineering untuk meniti karier fotografi sepenuhnya, terasa begitu wajar. Dia bercerita kepada kita mengenai perjalanan fotografinya, suatu strategi yang membantunya memenangi sekian banyak lomba fotografi, serta kisah di balik sebagian bidikannya dalam COPMC2019.

 

Hai Safuan, selamat atas kemenangan Anda! Maukah Anda menceritakan sedikit tentang diri Anda dan perjalanan fotografi Anda?

Kakek dan ayah saya, keduanya sangat menggemari fotografi. Saya mulai mencoba-coba kamera mendiang kakek ketika saya berusia sekitar 5 tahun, dan membeli kamera film pertama saya saat usia remaja pada tahun 1998. Ingatan seseorang kerap tidak mampu mengenang sesuatu, dan saya menyukai fotografi, karena saya dapat melestarikan berbagai momen dan berbaginya dengan dunia.

Ketika saya masih di bangku sekolah, saya memotret berbagai acara dan mengambil foto grup teman sekelas saya, mencetak fotonya, dan menjualnya kepada mereka. Saya terus melakukan ini selama saya kuliah, sampai saya lulus pada tahun 2008.

Saya sudah jatuh hati dengan fotografi, tetapi orangtua saya ingin agar saya meniti karier yang stabil. Begitulah, saya bekerja sebagai engineer di sebuah perusahaan. Namun demikian, saya tetap bekerja paruh waktu sebagai fotografer pada akhir pekan, memotret upacara pernikahan dan berbagai acara. Dengan penghasilan yang saya dapatkan, akhirnya saya bisa membeli kamera DSLR pertama milik saya pada tahun 2010.

Pada tahun 2013, saya berhenti bekerja sebagai engineer, dan menekuni fotografi penuh waktu.


Meninggalkan karier yang sudah stabil dan beralih ke fotografi freelance penuh waktu, memang suatu keputusan yang cukup sulit bagi kebanyakan orang. Faktor apa yang menjadi penentu bagi Anda?

Bagi saya, mungkin semuanya soal penghayatan. Meskipun bekerja sebagai seorang engineer, saya menghabiskan banyak waktu untuk fotografi, termasuk pada akhir pekan dan di tengah malam. Dan saya merasa bahagia melakukannya. Lambat-laun, saya menyadari bahwa fotografi membuat saya bahagia, bahkan penghasilan saya lebih besar daripada penghasilan saya selama menjabat sebagai engineer. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk “berhenti” bekerja sebagai engineer dan mulai meniti karier sepenuhnya dalam fotografi.


Apa saja tantangan yang Anda hadapi, dan bagaimana mengatasinya?

Saya mengalami suatu kemunduran, satu minggu sebelum saya berhenti bekerja:  mobil saya dijarah perampok dan mencuri semua perlengkapan saya! Saya harus menggunakan perlengkapan kawan dalam tim saya (EOS 40D dan EOS 60D) untuk beberapa lama sampai saya memiliki sendiri EOS 6D pada tahun 2015.

Selain itu, saya merasa bahwa saya sungguh dikaruniai kemudahan. Pada awalnya, memang sulit untuk memperoleh klien. Saya beruntung bahwa saya sudah memiliki pengalaman berkat fotografi paruh waktu saya, jadi paling tidak, orang tahu bahwa saya memang seorang fotografer.

Memenangi sejumlah perlombaan, seperti Canon PhotoMarathon (CPM) Malaysia dan berpartisipasi dalam berbagai program, seperti Canon Photo Face-Off (CPO), telah membantu membangun reputasi bisnis saya, karena semua itu membuktikan potensi dan kemampuan saya. CPMC2019 telah memajukan langkah saya lebih jauh, dan memberikan kesempatan untuk menjalin jaringan bisnis. 

Mohd Safuan sedang memeriksa EOS R miliknya

Mohd Safuan memeriksa bidikannya pada EOS R miliknya sewaktu dia mengikuti salah satu tantangan CPMC2019.

(Catatan: Mohd Safuan memenangi hadiah pertama dalam ajang Canon PhotoMarathon Malaysia pada tahun 2016 dan 2017, Hadiah Utama dalam ajang Canon PhotoMarathon Malaysia 2018, dan sekarang, hadiah pertama dalam ajang Canon PhotoMarathon Championship Asia 2019.)


Selain dari semua ini, bagaimana dengan program lainnya, seperti Canon PhotoMarathon dan Canon Photo Face-Off telah membantu Anda tumbuh sebagai seorang fotografer?

CPM, CPMC2019 dan PFO, semuanya menguji kreativitas kita. CPM dan CPMC menempatkan kami di berbagai tempat yang asing dengan waktu terbatas untuk menciptakan sejumlah foto. Saya belajar mengelola keterbatasan waktu tersebut dan menciptakan sejumlah gambar unik yang sesuai dengan temanya. Sementara itu, dalam ajang PFO, kami harus menggunakan kamera yang disediakan, yang bisa berupa model apa saja, untuk menangani tantangan kejutan di sejumlah lokasi yang tidak terduga. Anda harus benar-benar memeras otak sambil memotret dan mencurahkan seluruh kreativitas Anda dan bekerja dengan kamera yang belum dikenal. Ini menunjukkan, bahwa keterampilan seorang fotografer sungguh penting.

Melalui CPMC, saya menjalin pertemanan baru dari berbagai negara di kawasan Asia. Kami berkolaborasi dan saling berbagi karya kami serta karya pihak lain, dan melalui itu, kami saling menginspirasi satu sama lain. Melalui PFO, saya berkesempatan bertemu dan belajar dari fotografer profesional yang memenangi penghargaan internasional, Justin Mott, dan foto saya dinilai oleh dia, yang kemudian memberikan umpan-balik yang sangat berharga.

Mohd Safuan bersama GOTO AKI dan Hirokazu Nagane

Mohd Safuan (tengah), bersama instruktur CPMC, GOTO AKI (kanan) dan instruktur tamu, Hirokazu Nagane (kiri).


Anda sudah memenangi beberapa kali perlombaan foto. Dapatkah Anda berbagi dengan kami tentang strategi Anda?

Kuncinya adalah memahami yang diinginkan pihak penyelenggara. Kalau Anda tahu, siapa yang akan menjadi juri dalam perlombaan itu, akan membantu kalau Anda mencari tahu tentang gaya dan preferensinya. Kemudian, Anda menyusun rencana strategi, yang biasanya mengharuskan Anda berpikir di luar kebiasaan untuk menciptakan sesuatu yang sesuai dengan temanya. Ini seperti, merebut hati wanita yang Anda senangi—kita harus tahu cara menaklukkannya.


Hal terpenting apakah yang Anda pelajari dari berbagai perlombaan ini?

Saya belajar untuk bersabar. Dari pengalaman yang lalu, saya menyadari bahwa, meskipun saya sudah menyusun rencana bidikan di muka, saya tetap saja akan kehilangan jejak gagasan saya kalau membiarkan adrenalin mengambil alih kendali. Otak harus ditenangkan dan santai demi memunculkan kreativitas. Jadi, saya akan menyarankan kepada para peserta lomba fotografi untuk tetap gembira, menikmati pengalaman dan jangan stres. Jangan terburu-buru membidik, tapi cermati dan pahami dulu lingkungan sekitar, kemudian ciptakan sebuah gambar.

 

Sebagian dari bidikan CPMC2019 milik Mohd Safuan, dan kisah di baliknya

Sakura dan lebah

Tantangan Terbuka/Lokasi: Ryuganbuchi
EOS R/ EF100mm f/2.8L Macro IS USM/ FL: 100mm/ Manual exposure (f/10, 1/1000 det., EV+0,7)/ ISO 800/ WB: Manual

Ini bidikan favorit saya dan paling dikenang. Itu adalah bidikan di Ryuganbuchi (Versi Inggris), tempat yang terkenal untuk memotret pohon sakura dengan Gunung Fuji di latar belakang. Sayang sekali, bunga sakura belum sepenuhnya mekar saat kami ke sana.  Tetapi, ketika saya mendekati salah satu pohon sakura, saya melihat lebah yang sedang terbang di sekitar bunganya. Karena saya tahu bahwa sakura adalah salah satu simbol Jepang, saya memutuskan untuk mengambil bidikan makro lebah dengan sakura.

Saya menghabiskan waktu hampir 40 menit, mengamati lebah dan bunga, berdoa semoga Yang Maha Kuasa memberi saya kemudahan untuk mendapatkan bidikan bagus yang bisa membantu saya untuk menang. Doa saya dijawab saat seekor lebah terbang dari salah satu bunga, dan saya mendapatkan bidikan ini, yang tajam dan terbingkai sempurna.


Anda ingin mengambil foto sakura? Berikut ini ada sebagian tempat fotografi dan saran: 
Memotret Bunga Sakura di Jepang: Saran Tempat Panorama & Fotografi Pro: Bagian 1, Bagian 2, Bagian 3

 

Kereta api uap pada jembatan di atas sungai

Tantangan Terbuka/Lokasi: Dalam perjalanan ke Stasiun Senzu
EOS R/ RF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Shutter-priority AE (f/10, 1/80 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Manual

Saya terinspirasi oleh Mr. Hirokazu Nagane (Versi Inggris), seorang fotografer kereta api yang terkenal, yang menjadi instruktur tamu pada CPMC2019. Dia menempatkan lanskap dan kereta api bersama dalam satu gambar, dan bagi saya, bidikannya sungguh mengagumkan. Karena bidikan kami sempat diulas oleh beliau, saya mencoba untuk menciptakan gambar yang menurut saya akan membuatnya terkesan. Potret ini adalah salah satunya.

Bidikan ini diambil di bus saat melaju dalam perjalanan menuju Stasiun Senzu. Saya membayangkan, lokomotif uap tempo dulu melaju memasuki terowongan di suatu tempat, bagaikan adegan pada film “Back to the Future”.

 

Para peserta CPMC2019 di Pantai Otago

Tantangan 5: Momen/Lokasi: Otago Kaigan
EOS R/ EF17-40mm f/4L USM/ FL: 35mm/ Manual exposure(f/5, 1/100 det., EV±0)/ ISO 200/ WB: Auto

Pantai di Otago Kaigan (Otago Beach) terkenal untuk memotret suasana senja. Dua kali setahun, matahari akan muncul secara sempurna di tengah kedua pulau.

Karena temanya adalah “Moment”, semua peserta ingin membidik saat senja, matahari terbenam. Jadi, untuk memastikan bahwa foto saya berbeda, saya memutuskan untuk membidik jenis momen yang berbeda: Pada momen para fotografer dari seluruh dunia membidik suasana senja, matahari terbenam. Dengan sendirinya, itu merupakan momen yang patut dikenang.

Saya memilih untuk membidiknya dalam hitam-putih untuk mengekspresikan ungkapan jiwa gambarnya. Meskipun untuk membidik itu, saya tidak dapat menangkap suasana indah cahaya keemasan (Golden Moment), namun ini membantu saya untuk lebih fokus pada arah cahaya, jumlah dan kualitas cahaya di sekeliling saya. Menurut saya, hal itu juga membantu saya menangkap emosi subjek dengan lebih baik.


Nantikan refleksi GOTO AKI, instruktur fotografi CPMC2019, yang akan hadir berikutnya.

 

Ketahui selengkapnya mengenai penggalan ajang CPMC terdahulu dalam:
Menelusuri Lensa yang Berbeda-beda: Wawancara dengan Pemenang CPMC 2018
Laporan Kejuaraan Canon PhotoMarathon Asia: Bertarung untuk merebut Tempat Terhormat dalam Babak Akhir di Jepang!

Anda mungkin juga tertarik untuk membaca:
GOTO AKI: Mengubah Karier untuk Menuruti Hasrat Fotografi Saya
Jadi, Anda Ingin Jadi Seorang Fotografer Lepas

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

 

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami