Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

#hellofromPhilippines: Menjelajahi Permata Tersembunyi Mindanao

2023-02-24
6
5.06 k

Sering kali terluputkan karena riwayat historisnya, bagian selatan pulau Mindanao di Filipina penuh dengan pemandangan yang serba memukau. Membuat Anda dapat lebih dekat dengan alam. Kita akan mempelajari beberapa tempat favorit setempat yang tidak banyak orang tahu dari Rod Fernandez, penduduk asli Mindanao. (Gambar dan saran oleh: Rod Fernandez)

 

Dalam artikel ini:

Mindanao: Sarat dengan keindahan alam yang sangat luas

Akibat masalah kerusuhan dengan pemberontak dan teroris di masa silam, Mindanao memiliki reputasi sebagai tempat yang berbahaya. Akibatnya, banyak lanskap alam nan indah permai terluputkan oleh para wisatawan asing maupun turis lokal.

Saya bertekad untuk menjelajahi berbagai tempat yang berbeda-beda di pulau ini dan menunjukkan keindahan alam pulau ini kepada dunia. Situasi politis dan keamanan telah jauh lebih baik selama beberapa tahun ini, dan sekarang terbilang aman untuk berkelana ke berbagai wilayah di pulau ini.

Inilah beberapa tempat favorit saya dan saran pemotretannya.

 

1. Danau Leonard, Davao de Oro

EOS R + RF15-35mm f/2.8L IS USM @ 35mm, f/8, 141 det., ISO 100
Perlengkapan lainnya: CPL, 5-stop ND filter


Warna-warni matahari terbit setelah badai berlalu

Gambar ini dibidik saat kunjungan saya yang pertama ke danau seluas 200 hektare, yang sesungguhnya adalah kawah Gn. Leonard, gunung api yang aktif. Badai baru saja berlalu, dan gambar ini dibidik ketika suasana langit tampak jernih sesaat, sehingga surya pagi dapat menembusnya.

Untuk bidikan ini, saya memutuskan untuk menunggu sampai cahayanya tepat dan mengambil gambar dengan pencahayaan yang sangat lama agar setidaknya, saya bisa memiliki foto dini hari yang sangat beraneka-warna dengan Gn. Leonard, danau, dan langit matahari terbit dalam satu gambar. Air danau tampak tenang: ideal untuk fotografi refleksi!

 

Kalau berkunjung ke sini, jangan terburu-buru. Nikmati dan syukuri kerimbunan tumbuhan nan hijau, bunga, dan keragaman hayati

Puluhan tahun silam, Danau Leonard ini dianggap sebagai danau “mati”, dibunuh oleh limbah pertambangan nikel. Waktu itu danau ini merupakan kolam besar atau bendungan yang menyimpan pasir, lumpur, tanah liat, dan air yang tersisa setelah proses penambangan untuk perusahaan pertambangan dari tahun 1984 hingga 1992. Melalui upaya rehabilitasi yang berkesinambungan, kini danau ini dikelilingi oleh rumpun hijau yang rimbun dan subur dengan keragaman hayati.

Tapi, suatu hari kelak, bisa saja tempat ini menjadi satu dari sedikit pegunungan hijau yang masih berdiri. Banyak gunung yang diaspal untuk menciptakan kawasan pemukiman, meninggalkan tanah datar tandus yang dulunya dipenuhi tumbuhan nan rimbun.


Tahukah Anda: Danau Leonard pernah dijuluki “Danau Buaya”

Nama danau dan gunung Leonard diambil dari nama seorang penambang yaitu, Leonard Kniazeff, yang menemukan danau tersebut. Sebelumnya, danau itu disebut "Danau Buaya" oleh penduduk asli Mansakan, yang memiliki banyak legenda rakyat tentang buaya Filipina yang pernah menghuni daerah tersebut. Anda beruntung kalau dapat melihat buayanya sekarang karena  populasi buaya saat ini terancam punah.

EOS R + RF15-35mm f/2.8L IS USM @ 15mm, f/10, 30 det., ISO 100
Perlengkapan lainnya: CPL, 5-stop ND filter


Blue hour di pagi hari nan jernih

Ini dibidik pada kunjungan saya yang ke dua ke danau, hanya selang satu minggu saja. Cuaca saat ini sangat jernih, dan saya pun sudah lebih mengenal tempatnya dan tahu ke mana harus pergi untuk mendapatkan komposisi yang ideal bagi saya. Bentuk simetris dan pantulan langit di danau, menonjolkan warna biru lazuardi nan indah, dipertegas oleh warna hijau tumbuhan.

 

Apa lagi yang bisa diperoleh di Danau Leonard?

- Suhu Dingin: Danau Leonard berada sekitar 800m di atas permukaan laut, sehingga udaranya akan sangat dingin, terutama menjelang matahari terbit.
- Embun dan kabut: Terdapat secercah halimun dan kabut pada dini hari ketika saya pergi ke sana selama musim kemarau. Seluruh danau akan diselimuti oleh embun dan kabut saat kondisi menjadi semakin lembap!
- Serangga: Termasuk nyamuk. Sebaiknya Anda mempersiapkan diri.

Saran perjalanan: Sebaiknya berkunjung pada musim kering (November hingga Mei). Risiko tanah longsor lebih tinggi selama musim hujan.

 

2. Tagbibinta Falls, Maragusan, Davao de Oro

Mindanao terkenal memiliki banyak air terjun, dan beberapa di antaranya digunakan sebagai sumber listrik untuk kota-kota kecil. Salah satu yang paling terkenal dan mudah diakses juga ada di Davao de Oro: Tagbibinta Falls.

EOS R + RF15-35mm f/2.8L IS USM @ 15mm, f/11, 5 det., ISO 100
Perlengkapan lainnya: CPL, 5-stop ND filter


“Bagi saya, foto adalah sarana saya untuk berbagi perasaan yang saya alami tentang suatu tempat dengan mereka yang tidak bisa mengunjunginya, karena alasan apa pun”

Air terjun adalah subjek favorit saya. Air terjun memiliki kekuatan yang menggelegar, namun juga memiliki efek yang menenangkan. Saya tidak akan pernah bosan mendengar suara air jeram yang mengalir deras, dan suara gemercik air yang mengalir di antara bebatuan menuju ke hilir.

Fotografi juga merupakan cara saya berbagi kesan saya tentang suatu tempat dengan mereka yang tidak bisa berada di sana. Fotografi lanskap selalu memengaruhi orang dalam berbagai cara. Saya senang setiap kali orang memberi tahu saya, bahwa foto saya membuat mereka merasa seperti berada di tempat yang sama dan mereka berharap untuk melakukan sendiri perjalanan ke sana.

 

Mudah diakses: hanya 5 menit berjalan kaki dari pintu masuk

Menurut masyarakat adat Mansaka Maragusan, kawasan Air Terjun Tagbibinta dulunya merupakan tempat perdagangan berbagai suku. Nama “Tagbibinta” berasal dari kata Mansaka yang berarti “kecil”, karena aliran yang mengalir dari situ dulunya kecil! Tinggi air terjun seluruhnya 700 kaki, dan terdiri atas setidaknya tujuh kaskade, tetapi saat ini hanya yang terendah yang dibuka untuk umum.

Baca lebih lanjut tentang sejarah air terjun di: https://davaodeoro.gov.ph/tagbibinta-falls/(Versi Inggris)

EOS R + RF24-105mm f/4L IS USM @ 24mm, f/11, 1,3 det., ISO 100
Perlengkapan lainnya: CPL
Menggunakan CPL akan menonjolkan kejernihan air terjun sebening kristal. 

 

Saran untuk memotret dari jarak dekat ke air terjun

1. Jangan mengganti lensa dekat air terjun
Kabut dari air terjun dapat masuk ke dalam kamera dan meningkatkan risiko kerusakan akibat kelembapan. Saya biasanya hanya menggunakan satu lensa: andalan saya RF15-35mm f/2.8L IS USM.

2. Lensa zoom sudut lebar sangat berguna
Dengan rentang zoom lensa RF15-35mm f/2.8L IS USM yang saya miliki, saya dapat menangkap seluruh ketinggian air terjun ke mana pun arahnya, dan melakukan zoom-in untuk bidikan yang agak sempit.

3. Selalu bawa kain lap lensa
Anda akan sering menyeka lensa dan filter apabila memotret air terjun, terutama saat Anda berada di dekat dasarnya.

4. Pertimbangkan berinvestasi dalam perlengkapan tahan cuaca
Terutama jika Anda sering memotret di luar ruangan. Dengan begitu, Anda tidak perlu khawatir tentang debu dan kelembapan (seperti percikan dari air terjun) yang masuk ke kamera.

5. Gunakan tripod dengan kaki penopang yang tangguh
Tripod tipis tidak cocok untuk tanah lunak atau sungai yang mengalir. Dengan tripod yang saya miliki, saya dapat mengganti kaki karet tripod dengan paku yang menancap ke dalam tanah agar lebih stabil.

6. Hindari pengambilan gambar pada siang hari
Silau sulit dihindari bahkan dengan CPL, dan juga sulit untuk diperbaiki dalam pasca-pemrosesan.

 

Apa yang diharapkan di Air Terjun Tagbibinta?

- Lingkungan pedesaan terpencil: Anda tidak akan menemukan banyak kenyamanan dan fasilitas yang umum didapatkan di daerah perkotaan.
- Air terjun ini mudah dicapai: Sekarang ada jalur beton yang menuju ke air terjun dari gerbang masuk taman, hingga mencapai bebatuan karang di kolam air terjun.
- Cuaca yang lebih dingin: Maragusan berada hampir 1km di atas permukaan laut. Suhu rata-rata 24°C.
- Biaya masuk: 30 PHP (warga lokal), 70 PHP (warga asing) pada saat berita ini dipublikasikan
- Jam buka: 07.00 hingga 18.00

Saran perjalanan: Menginap semalam di Maragusan. Ada banyak area yang memungkinkan Anda dapat melihat gumpalan awan di pagi hari.

 

3. Dila Falls, Impasugong, Bukidnon

EOS R + RF15-35mm f/2.8L IS USM @ 15mm, f/11, 3,2 det., ISO 100
Perlengkapan lainnya: CPL, 3-stop ND filter


Anda lihat “lidah air terjunnya”?
“Dila” berarti lidah dalam dialek Bisaya setempat. Ternyata, itu karena bentuk air terjun yang menyerupai lidah manusia yang sedang menjulur keluar dari batu karang!

 

Tempat ini sempurna bagi mereka yang senang mendaki gunung di area perhutanan

Dila Falls atau Air Terjun Dila, terletak di dalam taman ekologi CEDAR (Pusat Pengembangan dan Rekreasi Ekologis) seluas 1703 hektare, yang dikelola oleh Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina.  Berjarak 960 meter (sekitar 20 menit berjalan kaki) dari pintu masuk, ini adalah yang terjauh di dalam taman dari tiga air terjun yang dapat diakses di area tersebut. Itu juga satu-satunya air terjun yang bisa Anda dapatkan tepat di depannya.

Saran: Hati-hati menuruni jalan terjal dan licin menuju anak sungai Air Terjun Dila. Tongkat hiking akan berguna di sini.

 

Saran Pro untuk pendakian yang panjang

- Pakai alas kaki yang sesuai
Alas kaki dapat membuat perbedaan penting antara menikmati pendakian dan sengsara sepanjang perjalanan.
- Periksa tali sandang tas Anda
Jika Anda membawa banyak perlengkapan melintasi perjalanan jarak jauh, bahu Anda lama-lama akan pegal dan mati rasa kalau tali sandangnya tidak dilapisi bantalan yang empuk. Tentu saja, yang terbaik adalah mengemas bawaan seringan mungkin—terkadang, hanya lensa superzoom yang Anda perlukan.

EOS R + RF15-35mm f/2.8L IS USM @ 15mm, f/8, 1,6 det., ISO 100
Perlengkapan lainnya: CPL, 3-stop ND filter


Horizontal atau Vertikal?
Mengubah orientasi foto menekankan aspek pemandangan yang berbeda. Meski diambil dari tempat yang sama, gambar horizontal membuat air terjun dan cekungannya terlihat luas; versi vertikal menarik perhatian pada jarak dan ketinggiannya.

Banyak lagi saran lainnya mengenai pemotretan air terjun di sini:
Memotret Air Terjun: Saran Pokok
Mendesain dan Menyusun Komposisi Foto Air Terjun: Pendekatan Visual

Anda akan menemukan beberapa sungai di taman CEDAR dalam perjalanan menuju air terjun. Sangat menyegarkan untuk duduk di dekatnya dan bersantai!

 

Hal lainnya yang perlu diketahui tentang Taman CEDAR dan Air Terjun Dila

- Biaya masuk: 20 PHP pada saat publikasi
- Pemandu (opsional): sekitar 200 PHP. Pemandu tidak diperlukan kecuali Anda membutuhkan bantuan saat melintasi jalur yang sulit.

 

4. Pine Ridge, Malaybalay, Bukidnon

EOS R + EF70-200mm f/2.8L IS II USM @ 200mm, f/10, 1/10 sec, ISO 100
Perlengkapan lainnya: Adaptor dudukan

 

Berhenti sejenak di sini dalam perjalanan Anda ke/dari taman CEDAR

Seperti banyak pengunjung lainnya, saya melewati Kota Malaybalay dalam perjalanan menuju taman CEDAR, berhenti untuk mengagumi pemandangan di Pine Ridge, tempat perkemahan di dataran tinggi yang dikelilingi panorama pohon pinus. Nyaris tidak ada sinyal ponsel di sini, dan ini memberikan peluang sempurna untuk keluar dari jaringan dan terhubung kembali dengan alam.

Saya berencana kembali ke sana untuk berkemah. Menginap semalam. Anda mungkin bisa melihat bintang-gemintang, dan pemandangan matahari terbit serta kabut di pagi hari.

EOS R + EF70-200mm f/2.8L IS II USM @ 200mm, f/8, 1/40 det., ISO 100
Perlengkapan lainnya: Adaptor dudukan


Saran: Lensa yang lebih panjang, berguna
Lensa telephoto saya membantu menangkap detail spesifik di Pine Ridge, di mana bidikan yang lebih lebar terlihat terlalu "ramai".

Baca juga: 5 Hal untuk Mencoba Lensa Telephoto

EOS R + RF15-35mm f/2.8L IS USM @ 18mm, f/8, 1/60 det., ISO 100
Salah satu kabin yang tersedia untuk disewa di Pine Ridge, dengan ayunan kayu di luar. Pemandangan dan fasilitas yang indah menjadikan area ini lokasi yang populer, tidak hanya untuk liburan singkat, tetapi juga untuk pemotretan keluarga dan pre-wedding.

Informasi selengkapnya di: https://www.facebook.com/PineRidgeBukidnon/

 

Catatan akhir: Saran untuk keselamatan

Sejumlah daerah yang diperkenalkan dalam artikel ini umumnya aman untuk dilalui kecuali wilayah bekas ARMM yang lebih rawan konflik. Namun, beberapa negara masih memiliki saran perjalanan di Mindanao—Anda mungkin ingin memeriksanya sebelum pergi ke sana.

Kalau tidak, seperti bepergian ke tempat asing lainnya, lakukan tindakan pencegahan yang wajar untuk keselamatan pribadi. Hindari mengenakan apa pun yang mencolok, dan kenakan pakaian praktis untuk penjelajahan dan petualangan.

EOS R + RF24-105mm f/4L IS USM @ 70mm, f/11, /1/200 det., ISO 100
Di Bukidnon sering turun hujan, jadi melihat pelangi dalam perjalanan pulang merupakan hal yang menyenangkan. Yang satu ini sungguh menggetarkan!

 

Mungkin Anda juga menyukai:

Mengenai Penulis

Rod Fernandez

Lahir dan dibesarkan di Mindanao, Filipina, Rod pindah kembali ke sini pada tahun 2021 setelah bertugas di luar negeri. Dia berharap dapat menggunakan fotografinya untuk menunjukkan keindahan Mindanao yang luas kepada dunia.

Instagram: @rod_dafourth

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami