Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Konsep Baru Komposisi Tengah: 2 Latihan untuk Photowalk Anda yang Berikutnya

2022-01-13
3
552
Dalam artikel ini:

Sangat mudah untuk mengabaikan centre composition sebagai amatir—bagaimanapun juga, ini mungkin teknik komposisi yang paling intuitif. Tetapi, kesederhanaan ini bagus untuk digunakan kembali saat kita perlu mengalihkan pola pikir kita dari komposisi keseluruhan gambar untuk kembali ke subjeknya. Berikut adalah dua latihan untuk dicoba. Anda dapat menerapkannya secara terpisah atau bersama-sama! (Dilaporkan oleh: Kazuyuki Okajima, Digital Camera Magazine)

EOS R/ RF50mm f/1.2L USM/ Aperture-priority AE (f/2.8, 1/1300 det.)/ ISO 100/ WB: Auto

 

Mungkin terlalu memperhatikan komposisi

"Komposisi" mengacu pada bagaimana kita mengatur elemen foto di dalam bingkai. Ini adalah bagian penting dari seni visual termasuk fotografi. Namun demikian, apabila kita terlalu banyak berpikir tentang bagaimana menyusun bidikan kita, maka, akhirnya kita hanya akan fokus pada "gambaran besar" secara keseluruhan dan mengabaikan subjek utama kita. Begitulah. kita akhirnya mendapatkan gambar yang secara teknis sempurna, tetapi perhatian pemirsa tertuju ke banyak hal dan tidak ada yang menonjol secara khusus.

Pusatkan kembali perhatian ke subjeknya, baik secara harfiah maupun secara kiasan

Menempatkan subjek tepat di tengah gambar adalah cara paling langsung untuk menarik perhatian. Ini sangat intuitif sehingga sebagai fotografer pemula, Anda mungkin harus belajar untuk berhenti menggunakannya secara berlebihan! Tetapi kesederhanaannya justru membuatnya menjadi cara mudah untuk berlatih membangun kesadaran Anda tentang subjek, karena Anda tidak perlu memikirkan terlalu banyak hal lain. Kesadaran seperti itu membantu Anda membuat gambar dengan maksud yang lebih jelas.

Tentu saja, ini bukan soal sekadar keluar rumah untuk memotret semuanya dengan komposisi tengah: latihan harus dilakukan secara serius untuk menunjukkan hasil! Berikut adalah dua latihan untuk dicoba. Habiskan satu jam untuk masing-masing, atau dua jam untuk keduanya—waktu selama itu pun sudah cukup untuk mulai melihat pemandangan secara berbeda.

 

Latihan 1: Latihan gerakan kaki Anda dengan bantuan dua batasan

Pola pikir "komposisi-prioritas" dapat menyebabkan kebiasaan yang membatasi kreativitas Anda dalam hal memotret untuk memusatkan perhatian pada suatu subjek. Dua kebiasaan umum tersebut adalah:
i) Melihat pemandangan hanya melalui lensa Anda
ii) Menyesuaikan komposisi hanya dengan tangan Anda (dengan memperbesar atau menggerakkan kamera, selain itu, Anda tetap berada pada posisi pemotretan yang sama)

Untuk mengatasinya, cobalah memotret dengan dua batasan berikut:


Batasan #1: Hanya gunakan bingkai AF di bagian tengah

Asah kesadaran Anda mengenai subjek

Jika Anda sudah terbiasa dengan rule of thirds atau aturan segitiga, dan komposisi lainnya semacam itu, Anda mungkin akan tergoda untuk menggeser sedikit bingkai AF dari bagian tengah. Tetapi, apabila Anda melakukannya, Anda hanya akan mencurahkan segenap upaya untuk mempertimbangkan berbagai faktor seperti, keseimbangan dalam komposisi, dan kurang memperhatikan subjek utama Anda.

Hanya memastikan penggunaan bingkai AF di bagian tengah, hal ini akan memaksa Anda untuk menempatkan subjek tepat di tengah-tengah. Alur bidikan Anda menjadi cukup sederhana: mengenali subjek→menyejajarkannya dengan bingkai AF→lepaskan rana. Pada akhirnya, Anda akan menemukan diri Anda menjadi lebih sadar akan subjek Anda, dan menjadi lebih mudah untuk menjalin hubungan.


Batasan #2: Gunakan lensa prima (atau rekat zoom Anda)

Bangun kesadaran jarak dan sudut secara fisik

Lensa zoom memang praktis dan nyaman. Dengan satu (atau beberapa) putaran cincin zoom, Anda dapat beralih dari bidikan lebar yang menunjukkan subjek dalam konteks, ke bidikan close-up yang memperlihatkannya dalam detail yang luar biasa. Tetapi terlalu mengandalkan hal itu, tidak hanya membatasi perspektif Anda, tetapi juga dapat menghentikan Anda untuk mengatur jarak yang akan membantu Anda menangkap peluang foto secara lebih intuitif.

Untuk mengimbanginya, gunakan lensa prima. Anda juga dapat merekat lensa zoom, tetapi menurut saya, menggunakan lensa prima lebih baik karena tidak ada pilihan lain bagi Anda! Lensa yang paling mudah digunakan adalah lensa prima dengan panjang fokus antara 35mm hingga 50mm setara full-frame, karena ini memberikan bidang pandang yang serupa dengan penglihatan manusia.

Mengagumkan, bukan? Anda mungkin mau mencoba teknik berikut ini jika Anda perlu rehat sejenak dari latihan.
Teknik Lensa Standar: Menggunakan Titik Pandang untuk Menarik Pemirsa

Baca juga: Lanskap 50mm, Gayaku: Lensa yang Menginspirasi Petualangan


Mundur selangkah


Mendekat


Berpindah

Apabila Anda melakukan "zoom dengan kaki Anda", Anda secara wajar akan lebih banyak bereksperimen dengan sudut dan posisi kamera yang berbeda-beda saat Anda mencoba mencari cara terbaik untuk menangkap subjek Anda.


Saran: Amati dulu pemandangan tanpa kamera

"Bingkai" yang dibuat oleh jendela bidik kamera atau monitor belakang pasti membatasi pandangan Anda. Menggunakan mata Anda sendiri untuk mengamati terlebih dahulu, akan memberi Anda gambaran yang lebih baik tentang pemandangan serta suasananya—dan lebih banyak ide tentang apa yang akan difoto.

Menantang diri Anda dengan panjang fokus tetap seharian, seminggu penuh, atau bahkan sebulan penuh, juga merupakan cara yang bagus untuk menginspirasi kreativitas. Berikut ini ada sejumlah hal lainnya yang dapat Anda coba:
3 Tantangan Sederhana yang Menyiasati Peningkatan Keterampilan Fotografi Anda

 

Latihan 2: Keluar dari "pola pikir bingkai" dan pikirkan dari segi subjek yang menarik

Jangan memprioritaskan komposisi, tapi, prioritaskan subjeknya

Apabila kita terlalu terpaku untuk mencapai komposisi yang baik, maka, akan juga mudah untuk masuk ke dalam pola pikir "bingkai" yang memungkinkan kita melihat pemandangan dari segi bingkai dua dimensi. Kita lupa bahwa elemennya adalah tiga dimensi, jadi, ketika kita bergerak untuk menyesuaikan komposisi, kita cenderung bergerak secara linier untuk mengubah posisi elemen di dalam bingkai.


Berhentilah melakukan ini: Pola pikir bingkai

Kita sering pada akhirnya bergerak apabila kita mengutamakan komposisi.

Meskipun "pola pikir bingkai" membantu kita mencapai komposisi yang seimbang, namun, terlalu banyak "keseimbangan" dapat membuat perhatian pemirsa tercerai-berai, alih-alih memfokuskannya pada subjek tertentu. Untuk melepaskan diri dari itu, rangkul pola pikir "subjek yang menarik", yang memungkinkan Anda mengenali satu subjek utama dan melihatnya sebagai subjek menarik tiga dimensi.


Sebaiknya lakukan ini: Pola pikir subjek yang menarik

Dalam pola pikir subjek yang menarik, Anda akan terus-menerus menjadikan subjek sebagai prioritas. Sekarang, tinggal memilih latar belakang dan latar depan.

Berikut adalah beberapa contoh lagi tentang bagaimana pendekatan ini dapat membantu Anda mengkomunikasikan niat Anda kepada pemirsa dengan lebih baik.


Ini memfokuskan komposisi Anda

Apabila Anda benar-benar menempatkan subjek Anda di tengah, hal itu mengarah pada pergeseran pola pikir bawah sadar: subjek juga menjadi pusat perhatian Anda, dan Anda mulai membuat komposisi di sekitarnya bukan dengannya. Cara Anda bergerak saat menyesuaikan komposisi juga berubah.

Pola pikir bingkai

Dalam bidikan ini, saya terlalu banyak memikirkan tentang keseimbangan warna dan elemen. Sulit untuk mengatakan apa subjek utamanya—jendela, bangunan merah, cabang pohon, dan langit, semuanya bersaing untuk mendapatkan perhatian, tetapi tidak ada yang benar-benar menonjol.

Pola pikir subjek yang menarik (komposisi tengah)

Disusun untuk menempatkan jendela bangunan merah di tengah. Terlihat jauh lebih berdampak, bukan?


Menjadi lebih mudah untuk memandu perhatian pemirsa

Dengan subjek menarik yang tetap, akan lebih mudah untuk berkonsentrasi pada pemfokusan dan pencahayaan. Anda juga menjadi lebih sadar tentang elemen yang berpotensi mengganggu atau menghalangi pandangan pemirsa. Agar dapat lebih menyadari, ingatlah untuk terlebih dahulu mengamati pemandangan dengan mata Anda. Anda mungkin melewatkan detail seperti itu saat melihat melalui jendela bidik atau monitor belakang.

Pola pikir bingkai

Subjek utama berbaur dengan latar belakang. Dalam pemandangan seperti ini, mata cenderung mencari kontras dan akan menemukan sumber pengalih perhatian di langit yang cerah.

Pola pikir subjek yang menarik

Bergerak di sekitar subjek yang merupakan hal menarik, ternyata, bahwa pemotretan dari sisi berlawanan memberikan latar belakang yang membuat subjek lebih menonjol.

 

Saran bonus: Pastikan subjek Anda sudah mendapatkan pencahayaan yang sesuai

Subjek yang kekurangan cahaya

Dalam situasi yang sangat kontras, misalnya apabila ada cahaya latar, menggunakan evaluative metering mode default, yang memungkinkan kamera mengukur cahaya dengan menggunakan seluruh gambar untuk menentukan pencahayaan terbaik, mungkin tidak akan membuahkan hasil yang ideal. Misalnya, pada gambar di atas, hal itu menyebabkan subjek menjadi kurang terang dan latar belakang yang seakan-akan bertaburan cahaya yang tampak sangat benderang. Mata kita tertarik pada latar belakang yang cerah.

Tentu saja, Anda dapat memotret dalam format RAW dan menyesuaikan kecerahan di pasca-pemrosesan nanti. Tetapi untuk tujuan latihan ini, bagaimana kalau menggerakkan kaki Anda untuk menemukan sudut yang tidak terlalu kontras? Anda tidak pernah tahu kapan gerak kaki di tempat, meskipun sedikit, dapat menghasilkan penemuan baru!


Hal lainnya untuk dicek: Daya tarik yang bersaing

Perhatikan elemen yang mengalihkan perhatian pemirsa atau bersaing dengan subjek utama Anda untuk mendapatkan perhatian. Jika elemen tersebut berada di tepi bingkai, Anda bisa memotongnya nanti. Namun demikian, jika elemen tersebut menghalangi subjek atau sangat dekat dengan subjeknya, solusi terbaik adalah menyesuaikan sudut Anda di tempat.

Beberapa gangguan yang mudah diabaikan:


Teks di latar belakang

Mata kita akan tertuju pada teks, bukan tanamannya.


Warna cerah

Di sini, mata kita tertuju pada pintu mobil berwarna putih, karena warnanya lebih cerah.


---

Gambar menarik seperti apa yang dapat Anda peroleh dengan lensa prima dan komposisi tengah? Beri tag untuk kami di Instagram pada @canonasia, atau berbagi bidikan Anda dengan kami di Kisah Canon Saya dan berpeluang ditampilkan!

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Kazuyuki Okajima

Lahir di Fukuoka City pada tahun 1967, dan Kazuyuki Okajima adalah lulusan Tokyo School of Photography (nama saat ini: Tokyo Visual Arts). Setelah bekerja sebagai asisten studio dan asisten fotografer, dia menjadi fotografer freelance. Selain bekerja sebagai fotografer iklan dan majalah, Kazuyuki Okajima juga bepergian ke seluruh dunia untuk memotret berbagai gambar dengan penjiwaan yang puitis. Dia telah menghasilkan banyak publikasi foto termasuk koleksi foto Dingle. Pameran hasil karyanya mencakup “The Light and Wind of Dingle,” “Shio-sai” (Tidal Tints), dan “Let's Go to School.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami