Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial Pengantar Konsep dan Teknik Lensa- Part2

Dasar-Dasar Lensa #2: Lensa Prima

2024-11-27
9
5.15 k

Lensa prima, juga dikenal sebagai lensa dengan panjang fokus tetap, cenderung memiliki aperture maksimum yang lebih besar daripada lensa zoom. Ini membuat lensa tersebut sangat bagus untuk menciptakan bokeh serta memotret di malam hari atau membekukan gerakan dengan kecepatan rana yang cepat. Mari kita telusuri, bagaimana fiturnya yang unik, bermanfaat untuk foto kita.

EOS R50 + RF35mm f/1.4L VCM @ 35mm (setara 56mm), f/2.8

Dalam artikel ini:

 

Mudah membuat bokeh yang hebat

Manfaat
- Aperture maksimum besar, sangat bagus untuk menciptakan bokeh.
- Memungkinkan kecepatan rana yang lebih cepat dalam kondisi minim cahaya.
- Bentuknya cenderung kecil, bobotnya ringan dan karenanya sangat mudah dibawa ke mana pun.

Kelemahan
- Perlu mengganti lensa untuk mengubah panjang fokus.
- Tidak dapat melakukan zoom untuk mengubah bidang pandang.

 

Apakah lensa prima itu?

Lensa prima, juga dikenal sebagai lensa fokus tunggal, atau lensa dengan panjang fokus tetap. Seperti namanya, lensa ini hanya memiliki satu panjang fokus, jadi, tidaklah mungkin untuk melakukan zoom in atau zoom out, untuk mengubah sudut pandang Anda.

Meskipun hal itu mungkin terdengar tidak praktis, namun para fotografer menyukainya karena berbagai alasan:

i) Bokeh indah
Lensa prima biasanya memiliki aperture maksimum yang lebih lebar daripada lensa zoom, seperti f/1.2, f/1.4, dan f/1.8, yang dengan mudah menciptakan bokeh latar belakang yang indah/efek fokus dangkal.

ii) Bagus untuk cahaya redup
Karena dapat menggunakan f-number yang lebih kecil (aperture yang lebih lebar) dalam kondisi redup atau gelap, berarti Anda memiliki lebih banyak keleluasaan dengan pengaturan kecepatan rana dan pengaturan kecepatan ISO. Anda dapat menggunakan kecepatan rana yang lebih pesat untuk membekukan gerakan atau menghindari keburaman akibat goyangan kamera, atau menetapkan kecepatan ISO yang lebih rendah supaya gambar tidak terlalu berbutir-butir.

---
Rekap hubungan antara aperture, kecepatan rana, dan kecepatan ISO dalam:
Dasar-Dasar Kamera #3: Pencahayaan
---

iii) Sering kali lebih kecil, lebih ringan, dan lebih portabel daripada lensa zoom
Dibandingkan lensa zoom, lensa prima memiliki konstruksi lensa yang lebih sederhana. Hal ini membuat banyak lensa prima yang lebih kecil, lebih ringan dan lebih portabel daripada lensa zoom, dan dapat mencakup panjang fokus yang sama. 

iv) Melatih keterampilan Anda dalam hal komposisi
Menggunakan lensa prima mengubah cara Anda membidik: Anda dipaksa bergerak untuk menemukan komposisi terbaik, alih-alih hanya memutar cincin zoom. Ini adalah latihan, tetapi juga mengasah keterampilan komposisi Anda dan mendorong Anda untuk menjadi kreatif!

Baca juga:
Gagasan untuk Pembatasan Pemotretan Self-Imposed yang Membantu Anda Keluar dari Kreativitas Rutin!
Lensa Prima atau Lensa Zoom: Manakah yang Harus Saya Beli?

 

Konsep utama (1): Jenis lensa prima

Lensa prima masuk ke dalam empat kategori utama.


Lensa sudut lebar

Lensa ini dapat menangkap area pemandangan yang luas. Lensa ini memiliki panjang fokus 35mm setara full frame atau kurang.

Lensa sudut ultra lebar adalah lensa sudut lebar jenis khusus dengan panjang fokus setara full frame yang lebih pendek daripada 24mm.


Lensa standar dan telefoto menengah

Lensa prima standar (juga dikenal sebagai lensa “normal”) memiliki panjang fokus setara full-frame sekitar 40 hingga 60mm. Lensa ini memberikan perspektif yang mendekati perspektif secara kasat mata. Lensa standar yang paling umum adalah lensa 50mm f/1.8 “nifty fifty”.

Lensa prima telefoto menengah adalah lensa prima yang memberikan panjang fokus setara full frame, 70 hingga 135mm. Sebagian panjang fokus klasik yaitu 85mm, 100mm, dan 135mm. Berbagai lensa ini populer untuk potret wajah dan fotografi produk, karena lensa tersebut menangkap bentuk sesuai aslinya dengan sedikit atau tanpa distorsi yang kentara.


Lensa telefoto dan lensa super telefoto

Semua lensa ini dapat menangkap objek di kejauhan secara close-up. Lensa prima super telefoto memiliki panjang fokus setara full frame sebesar 400mm atau lebih.


Lensa makro

Lensa ini dapat menangkap gambar subjek mungil dari jarak dekat.

 

Contoh lensa prima RF Canon

2 lensa sudut ultra lebar dan 2 lensa sudut lebar
(1) RF16mm f/2.8 STM
(2) RF24mm f/1.8L Macro IS STM
(3) RF28mm f/2.8 STM
(4) RF35mm f/1.4L VCM

Baca juga:
Ulasan Lensa: RF28mm f/2.8 STM vs. RF35mm f/1.8 Macro IS STM dalam pemotretan Perjalanan dan Jalanan


1 lensa standar dan 2 lensa telefoto menengah
(1) RF50mm f/1.8 STM
(2) RF85mm f/2 Macro IS STM
(3) RF135mm f/1.8L IS USM

Pahami hal ini: Pada kamera APS-C…
- Lensa prima 24mm dan 35mm bekerja seperti lensa standar
- Lensa prima 50mm bekerja seperti lensa telefoto menengah


Dua lensa prima super telefoto
(1) RF600mm f/11 IS STM
(2) RF600mm f/4L IS USM


Lensa makro
(1) RF24mm f/1.8 Macro IS STM
(2) RF35mm f/1.8 Macro IS STM
(3) RF85mm f/2 Macro IS STM
(4) RF100mm f/2.8L Macro IS USM

Pahami hal ini: Faktor pembesaran dan lensa makro sejati
- Lensa Canon yang menyandang nama “Macro” memiliki rasio pembesaran minimal 0,5x.
- RF100mm f/2.8L Macro IS USM mencapai pembesaran hingga 1,4x: lebih daripada ukuran aslinya! Hal ini membuatnya sebagai “true macro lens”.

 

Konsep utama (2): Lensa prima, lensa zoom dan perbedaan dalam efek bokeh

Lensa prima cenderung menjadi lebih baik untuk memburamkan latar belakang (menciptakan bokeh), dibandingkan dengan sebagian besar lensa zoom aperture variabel konsumen pada panjang fokus yang sama. Contoh di bawah, dibidik pada 35mm, pada kamera APS-C (panjang fokus setara full frame 56mm). Aperture maksimum pada lensa prima yaitu f/1.4, pada lensa zoom f/5.6. Perhatikan perbedaan ini memiliki signifikansi pada keburaman latar belakang (bokeh).

RF35mm f/1.4L VCM

EOS R50/ RF35mm f/1.4L VCM
FL: 35mm (setara 56mm)

RF-S18-45mm f/4.5-6.3 IS STM

EOS R50/ RF-S18-45mm f/4.5-6.3 IS STM
FL: 35mm (setara 56mm)

 

Konsep utama (3): Lebih banyak pengaturan f-stop yang dapat dipilih

Lensa prima menyediakan kisaran lebih lebar f-number yang bisa digunakan, dibandingkan lensa zoom aperture variabel pada panjang fokus yang sama. Contohnya, pada 35mm, aperture maksimum f/1.4 pada RF35mm f/1.4L VCM,  tetapi f/5.6 pada RF-S15-45mm f/4.5-6.3 IS STM. Lebih banyak pengaturan f-stop, semakin fleksibel!

Berikut ini yang dapat dilakukan dengan lensa f/1.4:
Astrofotografi: Menangkap Langit Berbintang yang Jernih dengan Lensa f/1.4

 

Konsep utama (4): Menetapkan fokus

Salah satu pemandangan paling menantang yang akan Anda jumpai dengan lensa prima yaitu, apabila Anda menggunakan aperture maksimum untuk membidik subjek kecil secara close-up. Akan lebih sulit untuk mendapatkan subjek dalam fokus yang wajar, karena depth of field akan lebih dangkal daripada biasanya, yaitu, area dalam fokus menjadi sangat tipis!

Anda dapat menangani bidikan semacam itu secara lebih baik dengan menguasai berbagai teknik yang berbeda untuk pemfokusan presisi.  Beberapa saran:

- Gunakan AF area mode dengan bingkai AF mungil, misalnya, mode Spot AF
- Secara langsung mengontrol fokus dengan menggunakan mode fokus manual dengan MF peaking
- Gunakan fungsi ‘Magnify’ untuk mengecek, apakah fokus pada titiknya sebelum Anda meninggalkan pemandangannya

EOS R50/ RF35mm f/1.4L VCM/ FL: 35mm (setara 56mm)/ Aperture-priority AE (f/1.4, 1/80 det., EV -0,3)/ ISO 400/ WB: Auto (Ambience-priority)/ Dikrop dalam pasca-pemrosesan

Fokus manual dengan MF peaking membantu memastikan bunga bugenvil putih kecil terfokus sempurna meskipun depth of field-nya sangat dangkal.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami