Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial Dasar-dasar Fotografi- Part

Dasar-dasar Kamera #19: Depth of Field

2024-03-19
3
3.47 k

Pelajari lebih lanjut mengenai konsep penting ini yang dapat membantu komposisi dan penceritaan kisah, baik dalam fotografi maupun sinematografi.

Dalam artikel ini:

1. Depth of field itu merujuk apa?

Depth of field: Merujuk ke luasnya penampakan pemandangan yang diterima dalam fokus

Depth of field (DOF) menjelaskan jarak antara titik terdekat dan terjauh dari kamera yang tampak dalam fokus yang dapat diterima (“area dalam fokus”).

Anda dapat menganggapnya seperti lensa Anda yang memproyeksikan wadah kaca besar yang sejajar dengannya. Wadah kaca berubah posisi, tergantung di mana Anda menempatkan fokus, namun selalu sejajar dengan lensa. Benda di dalam wadah kaca ini tampak tajam dan fokus, sedangkan benda di luar wadah tampak semakin buram jika semakin jauh jaraknya dari wadah.

Besar-kecilnya (kedalaman) depth of field dapat dikontrol dengan menggunakan:

1. Aperture
2. Panjang fokus
3. Ukuran sensor gambar
4. Jarak kamera dari subjek

Faktor perubahan 2-4 juga akan mengubah pembingkaian dan perspektif, memengaruhi komposisi. Untuk keterangan dan contoh selengkapnya tentang ini, gulir terus ke bawah.


Shallow focus
Jika wadah kacanya tipis, kita katakan depth of field-nya “shallow” (dangkal) atau “narrow” (sempit).  Hanya sebagian kecil dari pemandangan ini berada dalam fokus sementara yang lainnya di depan dan di belakang, diburamkan (berubah menjadi bokeh). Hal ini juga dikenal sebagai bidikan fokus dangkal.

Deep focus
Jika wadah kacanya begitu tebal sehingga sebagian besar pemandangan berada dalam fokus yang dapat diterima dari depan ke belakang, kita katakan bahwa depth of field-nya “large” (besar) atau “deep” (dalam). Hal ini juga dikenal sebagai bidikan fokus dalam.

Topik terkait:
Dasar-dasar Kamera #1: Aperture
Dasar-dasar Lensa #3: Menciptakan Bokeh

2. 5 aturan untuk mengendalikan depth of field

5 aturan untuk mengendalikan depth of field

1. Semakin besar aperture (yaitu, semakin kecil f-number), semakin dangkal depth of field-nya.

f/1.8

f/8

Pada f/1.8, hanya sebagian batang hijau dan merah yang berada dalam fokus. Segala sesuatu yang lainnya menjadi buram. Apabila kita meningkatkan depth of field dengan menggunakan f-number yang lebih tinggi, maka, akan lebih banyak pemandangan yang berada dalam fokus.


Pertimbangkan: Depth of field apabila membidik subjek yang bergerak

Apabila membidik subjek yang bergerak, pertimbangkan untuk menggunakan depth of field yang lebih besar sehingga besar kemungkinan subjek tetap berada di area fokus meskipun sedang bergerak. Cara termudah untuk melakukannya tanpa mengubah komposisi adalah dengan mempersempit aperture (gunakan f-number yang lebih besar).

Jika Anda lebih suka menggunakan depth of field yang dangkal, pelacakan AF berbasis deep learning Canon yang andal akan membantu menjaga subjek tetap dalam fokus. Berikut adalah 5 Saran untuk Pendeteksian dan Pelacakan Subjek yang Lebih Baik untuk meningkatkan keeper shots (istilah fotografer untuk bidikan yang kita sukai untuk disimpan dalam file permanen dan dicetak) Anda!


2. Semakin dekat lensa ke subjek, semakin dangkal depth of field-nya.

Lebih dekat ke subjek: 105mm @ f/4

Lebih jauh dari subjek: 105mm @ f/4

Lensa lebih dekat ke pagar di gambar pertama. Hal ini juga membuat latar belakang tampak lebih dekat (dan terlihat lebih besar), membesarkan keburaman di luar fokus.

Saran: Juga perhatikan, saat kami menjauhi subjek, bagaimana pembingkaian dan perspektif berubah meskipun panjang fokusnya sama.


3. Semakin panjang fokusnya, semakin dangkal depth-of-field-nya.

Panjang fokus yang lebih pendek: 35mm @ f/4

Panjang fokus yang panjang: 105mm @ f/4

Kedua gambar ini ditangkap dari posisi pemotretan yang sama, dengan melakukan zoom dari 35mm ke 105mm. Pembesaran dari panjang fokus yang lebih panjang membuat depth of field terlihat lebih dangkal. Hal sebaliknya juga berlaku: lensa sudut lebar secara alami memberikan depth of field yang lebih dalam bahkan pada aperture yang lebih lebar.

Itulah sebabnya kamera full-frame menciptakan “bokeh yang lebih intens” dan kamera APS-C serta kamera saku memberikan depth of field yang lebih. Ukuran sensor memengaruhi panjang fokus yang Anda gunakan untuk mencapai bidang pandang tertentu. (Pelajari selengkapnya dalam artikel: Kamera Full-Frame vs APS-C: Manakah yang Sebaiknya Saya Pilih?)


4. Depth of field lebih dangkal daripada biasanya selama pemotretan close-up dan telefoto

Jika Anda membidik secara close-up atau menggunakan lensa telefoto, Anda harus menggunakan aperture yang lebih sempit daripada biasanya untuk mendapatkan depth of field yang lebih dalam. Jika Anda membidik gambar diam dari subjek statis, Anda mungkin ingin mempertimbangkan focus bracketing dan komposisi kedalaman untuk mencapai depth of field yang diinginkan.


Close-up pada f/1.8
Dibidik pada EOS R6 Mark II + RF35mm f/1.8 Macro IS STM

Hanya sehelai kain tipis yang menjadi fokus dalam bidikan close-up ini. Itu sebabnya pemfokusan bisa menjadi sangat menantang saat melakukan fotografi close-up dan makro!


Telefoto@ pada f/11
Dibidik pada EOS R + RF600mm f/11 IS STM

Kita biasanya memerlukan aperture yang sangat lebar untuk mendapatkan latar belakang yang diburamkan pada 600mm, fokusnya dangkal, bahkan pada f/11.


5. Sudut kamera juga penting

Ingatkan tentang “glass box” fokus kami? Kecuali Anda sedang menggunakan fungsi kemiringan pada lensa tilt-shift, fungsi kemiringan selalu sejajar dengan bidang sensor gambar (dan ujung lensa Anda).  Jika Anda memiringkan kamera atau membidik subjek dari sudut yang berbeda, Anda dapat mengubah apa yang ada di dalam “glass box” tanpa mengubah depth of field-nya.

Inilah yang terjadi pada gerbang dari contoh sebelumnya ketika kami memotretnya dari sudut yang berbeda.


f/1.8 - Secara frontal

Seluruh gerbang putih berada dalam fokus bahkan pada f/1.8.


f/1.8 - Diagonal

Hanya satu tiang logam yang berada dalam fokus. Untuk mendapatkan lebih banyak tiang dalam fokus saat memotret dari sudut ini, kita akan memerlukan depth of field yang lebih besar.

3. Pengaturan kamera yang berguna: Pratinjau Depth-of-field

Pengaturan kamera yang berguna: Pratinjau Depth-of-field

Secara default, kamera Anda melakukan pratinjau pencahayaan (kecerahan gambar), tetapi tidak melakukan pratinjau depth of field-nya. Hal ini terkait dengan pengukuran aperture penuh, dan tanpa menghiraukan pengaturan aperture Anda, bilah aperture-nya selalu terbuka sepenuhnya sampai saat sebelum Anda mengambil gambarnya, sehingga bilah aperture dapat mengambil informasi cahaya sebanyak mungkin. Apa yang Anda lihat di layar LCD belakang atau jendela bidik elektronik adalah simulasi dari prosesor gambar.

Ada dua cara untuk menampilkan pratinjau depth of field.


Opsi 1: Selalu melakukan pratinjau depth of field

Kamera akan menutup bilah aperture menurut pengaturan aperture Anda, bahkan saat melakukan pengukuran. Ini mungkin memengaruhi pemfokusan khususnya dalam kondisi cahaya redup, karena lebih sedikit cahaya yang masuk ke kamera.

Langkah 1
Pilih “Display simulation” (Simulasi tampilan) di menu merah.

Langkah 2
Pilih “Exposure+DOF” (Pencahayaan+DOF) kemudian tekan tombol SET. Kamera Anda sekarang akan menampilkan pratinjau kecerahan aktual dan depth of field menurut pengaturan pencahayaan Anda.


Opsi 2: Tekan tombol untuk pratinjau depth of field

Kamera menutup bilah aperture untuk sementara saat tombol yang ditetapkan ditekan. 

Step 1
Masuk ke menu oranye dan cari “tombol Customize” (Sesuaikan).

Langkah 2
Dari daftar, pilih tombol yang Anda perlukan untuk membuat cara pintas “Depth-of-field preview” (Pratinjau Depth of field) dan konfigurasikan sebagaimana mestinya.

Sebagian kamera seperti EOS R6 Mark II memiliki tombol pratinjau depth of field default, tetapi Anda dapat menetapkan fungsinya ke tombol yang lain. Pada kamera lain, Anda harus memutuskan tombol mana yang digunakan.

4. Bagaimana depth of field memengaruhi ekspresi visual

Bagaimana depth of field memengaruhi ekspresi visual

Mata kita cenderung mengutamakan benda yang tampak tajam dan dalam fokus. Oleh karena itu, mengendalikan depth of field adalah keterampilan penting yang dapat membantu kita menghasilkan gambar yang lebih baik dan bahkan membantu dalam penceritaan kisah. Ini berlaku untuk fotografi dan sinematografi.

1. Ini menentukan, sebanyak apa subjek kami terlihat tajam

f/1.8

f/16

Pada kedua gambar, kami menempatkan titik fokus pada ujung stroberi. Pada f/1.8, segalanya di luar fokus dan buram; pada f/16, segalanya tampak lebih jernih.  (Kami mempertahankan titik fokus yang sama untuk lebih memudahkan perbandingan. Dalam praktiknya, menggeserkan titik fokus ke krim, akan membantu kita mendapat krim yang lebih fokus dengan aperture yang agak lebih lebar.)


2. Ini dapat menetapkan subjek gambar

Depth-of-field lebih dangkal

50mm, f/2.5
Hanya kue tart yang berada dalam fokus. Yang lainnya diburamkan, menunjukkan bahwa kue tart adalah subjek gambarnya.

Depth of field lebih dalam

50mm, f/16
Depth of field yang lebih dalam menempatkan kue tart dan minuman dalam fokus. Keduanya adalah subjek gambar.

Pahami hal ini: Apabila semakin banyak benda dalam fokus, ini juga berarti lebih banyak potensi gangguan. Anda harus mempertimbangkan komposisi secara lebih cermat.

Baca juga:
Dasar-dasar komposisi (2): Subjek Utama dan Kedua; Segitiga


3. Ini dapat menentukan, berapa banyak detail kontekstual yang diperlihatkan

Depth-of-field dangkal

f/4

Depth of field dalam

f/16

Depth of field dangkal memburamkan (“simplifies”) dedaunan di latar belakang dan latar depan sehingga perhatian kita terutama ditujukan pada bunga. Depth-of-field lebih besar membuat kita memperhatikan dedaunan yang juga mengelilingi bunga.


Sinematografi Transisi fokus sebagai alat ekspresif

Dalam pembuatan video dan film, perubahan pada depth of field dan titik fokus direkam. Anda dapat menggunakan transisi ini secara kreatif untuk menentukan bagaimana kisah diungkapkan. Itu juga merupakan cara untuk menambahkan gerakan pada bidikan Anda tanpa menggerakkan kamera!

Misalnya, tingkatkan depth of field secara perlahan-lahan pada bidikan fokus dangkal untuk mengungkap benda di latar belakang, atau sebaliknya:


Hal ini mungkin menyertai “focus pulling” (penarikan fokus) atau “focus racking” (teknik pembuatan film yang mengubah fokus lensa selama pemotretan beruntun), yaitu memindahkan fokus dari satu benda dalam bingkai ke benda yang lain. Transisi focus racking tampak lebih jelas apabila depth of field-nya dangkal. 

 

Latih mata Anda: Curahkan perhatian ke depth of field dalam pembuatan film dan fotografi

Waktu berikutnya Anda melihat foto yang Anda suka, atau menonton film atau drama, pertimbangkan bagaimana fotografer atau sinematografer menggunakan depth of field. Apakah dangkal atau dalam? Apa yang ditampilkan atau disembunyikannya? Bagaimana DOF membantu menceritakan kisahnya? Hal ini sering kali merupakan pilihan yang memang disengaja, khususnya dalam sinematografi.

Salah satu film klasik Hollywood yang terkenal dengan penggunaan pengambilan gambar fokus mendalam pada pengembangan cerita adalah Citizen Kane (Sinematografer: Gregg Tolland; Sutradara: Orson Welles), khususnya pada pemandangan ikonis ini (Versi Inggris).


Pelajari lebih lanjut mengenai depth of field dan teknik terkait dalam artikel:
Dalam Fokus: Pengaturan Aperture untuk Berbagai Pemandangan
Apa perbedaan antara Lensa zoom telefoto f/2.8 dan f/4?
Fotografi Potret Wajah: 3 Pengaturan Aperture yang Menjadi Favorit Para Fotografer Profesional
4 Konsep Lensa untuk Merombak Foto Anda
Cara Menciptakan Potret Wajah Berwarna-warni nan Membuai

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami