Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial Dasar-dasar Fotografi- Part5

Dasar-Dasar Kamera #5: Kecepatan ISO

2017-02-09
92
27.75 k
Dalam artikel ini:

Kecepatan ISO memiliki peran yang sama penting seperti kecepatan aperture dan shutter mengenai efeknya pada pencahayaan. Sekarang, mari kita belajar lebih lanjut mengenai keuntungan dan kerugian meningkatkan kecepatan ISO. (Dilaporkan oleh: Tomoko Suzuki)

 

Di lingkungan rendah cahaya, kita bisa meningkatkan kecepatan shutter (rana) dengan meninggikan kecepatan ISO

Hal yang perlu dicatat

- Dalam kisaran kecepatan ISO Normal, semakin rendah kecepatan ISO, semakin tinggi kualitas gambarnya.
- Meningkatkan kecepatan ISO, memungkinkan kamera menetapkan shutter speed yang lebih cepat.
- Noise terjadi pada kecepatan ISO yang lebih tinggi.
 

Sederhananya, kecepatan ISO adalah kemampuan sensor gambar dalam meraba cahaya, direfleksikan sebagai nilai numerik. Katanya, pencahayaan menentukan baik-tidaknya sehelai gambar, tetapi kecepatan ISO juga merupakan faktor besar dalam menentukan pencahayaan.

Jika aperture adalah lebar sinar cahaya yang melintas dan kecepatan shutter adalah waktu yang diperlukan sinar cahaya untuk melintas, maka kecepatan ISO menjelaskan kemampuan sensor gambar dalam meraba cahaya. Semakin tinggi nilainya, semakin sensitif kamera terhadap cahaya. Bahkan, dalam lingkungan gelap atau ketika mengambil gambar pemandangan malam, kita masih bisa mengambil gambar yang bagus dan cerah. Dengan kata lain, dengan berasumsi bahwa kita tidak memerlukan gambar yang lebih cerah, maka, kecepatan ISO yang lebih tinggi memungkinkan shutter speed yang lebih cepat. Hanya dengan menyesuaikan kecepatan ISO, kita meningkatkan shutter speed (kecepatan rana). Dengan melakukan hal itu, kita bisa mencegah keburaman yang disebabkan oleh goyangan kamera atau buram gerakan subjek.

Kecepatan ISO yang lebih tinggi, juga memungkinkan kita untuk mencapai aperture yang lebih sempit tanpa mengorbankan kecerahan gambar, selama kita menggunakan shutter speed tetap (misalnya, dengan menggunakan mode Shutter-priority AD).

Meskipun saya banyak sekali mengatakan bahwa kecepatan ISO merupakan fungsi yang berguna, namun juga memiliki kerugian. Semakin tinggi kecepatan ISO, semakin banyak noise (butiran) yang dihasilkan. Keseluruhan gambar terlihat penuh butiran. Ya, memang ada kamera dengan fitur pengurangan noise, tetapi sebagian besar fotografer akan tetap mencoba sebaik-baiknya untuk menjaga kecepatan ISO pada pengaturan yang tidak cukup mencegah keburaman akibat goyangan kamera. Biasanya, hal ini sebanyak mungkin mendekati kecepatan ISO dasar (kecepatan ISO Normal terendah), tetapi bisa lebih tinggi, tergantung tujuan fotografis dan kondisi pemotretan.

Misalnya, Anda mungkin bisa berhasil dengan kecepatan ISO dasar apabila memotret jejak cahaya dan bangunan di malam hari. Namun demikian, Anda akan memerlukan kecepatan ISO yang lebih tinggi untuk mencegah goyangan kamera apabila melakukan pemotretan genggam di malam hari. Dan, jika Anda ingin menangkap bintang gemintang dalam bidikan Anda, bahkan jika Anda menggunakan tripod, Anda pasti akan memerlukan keduanya, kecepatan rana rendah dan kecepatan ISO yang sangat tinggi. 

 

Dari kiri:
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 2,5 det., EV-0,7)/ ISO 100/ WB: Auto
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/6 det., EV-0,7)/ ISO 1600/ WB: Auto
EOS 5D Mark III/ EF50mm f/1.4 USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/5.6, 1/50 det., EV-0,7)/ ISO 12800/ WB: Auto

Perhatikan, bagaimana noise dalam gambar meningkat saat menggunakan kecepatan ISO yang lebih tinggi. Tergantung pada situasinya, berbagai hal mungkin terlihat sangat menyolok. Pastikan Anda tidak meningkatkan kecepatan ISO terlalu tinggi.

 

Kata kunci: ISO AUTO

Apabila berpindah dari lingkungan yang terang ke yang gelap, ingat untuk menaikkan kecepatan ISO, kalau tidak, maka terdapat risiko terjadi goyangan kamera. Jika Anda berpikir bahwa Anda mungkin bisa lupa, Anda dapat membiarkan kamera dalam mode ISO AUTO. Ini adalah fitur yang nyaman, yang secara otomatis menyesuaikan kecepatan ISO pada kamera sehingga pengaturan kecepatan rana akan cukup cepat untuk mencegah goyangan kamera. Ini juga dapat mencegah kamera menggunakan kecepatan ISO tinggi yang sama untuk mengambil foto, bahkan setelah Anda berpindah ke lingkungan yang terang dari yang gelap.

 

Layar ISO AUTO
Apabila menetapkan ISO AUTO, pilih [AUTO] pada layar untuk pengaturannya. Setelah AUTO dipilih, kamera akan secara otomatis menentukan kecepatan ISO menurut pemandangan dan mode gambar. Ini adalah fitur yang sangat nyaman, yang membantu menstabilkan gambar apabila terjadi goyangan kamera dan buram gerakan subjek.

 

Menetapkan batas atas untuk ISO AUTO
Apabila menetapkan kecepatan ISO ke AUTO, Anda juga bisa menetapkan batas atas kecepatan yang bisa dioperasikan kamera. Jika batas atas ditetapkan lebih tinggi, meskipun bisa mengambil gambar dengan mudah dalam pemandangan yang gelap, atau pada subjek yang gelap, akan ada noise lebih banyak. Tetapkan kecepatan ISO ke sesuatu yang tidak akan memengaruhi kualitas gambar terlalu buruk.

 

Saran berguna: Perbedaan antara kecepatan ISO Normal dan kecepatan ISO Expanded

Sebagian kamera membedakan, antara kecepatan ISO Normal dan kecepatan ISO Expanded. “Normal ISO speed” ( juga dikenal sebagai "native ISO speed") merujuk ke kisaran kecepatan ISO yang telah diuji oleh produsen kamera dan seyogianya akan memberi Anda kualitas gambar yang optimal. “Expanded ISO speed” merujuk ke kecepatan yang lebih tinggi atau lebih rendah daripada kisaran kecepatan ISO Normal, dan biasanya akan menghasilkan kualitas gambar yang terkompromikan apabila Anda menggunakannya. Apabila memutuskan, kapan menggunakan apa, pertimbangkan pula tujuan dan subjek yang akan dibidik. Jika kualitas gambar memang penting untuk situasi dimaksud, dianjurkan agar Anda bekerja dalam kisaran kecepatan ISO Normal.

Untuk sejumlah saran mengenai cara menggunakan kecepatan ISO expanded, bacalah:
Kamera FAQ #3: Bagaimana saya menggunakan kecepatan ISO yang diperluas pada kamera saya?

 

Layar pengaturan Expanded ISO speed
Pada kebanyakan kamera, Expanded ISO speed dinonaktifkan secara default. Sebagian kamera memungkinkan Anda untuk menetapkan kecepatan ISO expanded yang lebih rendah di samping kecepatan ISO expanded yang lebih tinggi.

 

Layar pengaturan Noise Reduction
Nosie Reduction (Pengurangan Noise) menurunkan efek noise apabila melakukan bidikan dengan kecepatan ISO tinggi atau pencahayaan lama. Pilih level yang tepat menurut pemandangannya.

 

Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

 

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Tomoko Suzuki

Setelah lulus dari Tokyo Polytechnic University Junior College, Suzuki bergabung dengan perusahaan periklanan. Dia juga bekerja sebagai asisten fotografer, termasuk Kirito Yanase, dan mengkhususkan diri dalam bidikan komersial untuk produk perlengkapan busana dan kosmetik. Sekarang, dia bekerja sebagai fotografer studio untuk produsen perlengkapan busana.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami