Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

5 Saran untuk Pendeteksian dan Pelacakan Subjek yang Lebih Baik

2023-06-19
6
364

Kamera sistem EOS R terbaru, seperti EOS R7 dan EOS R6 Mark II memang layak membanggakan interface pengoperasian AF yang baru dan performa pendeteksian dan pelacakan subjek yang lebih baik. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diketahui untuk menggunakan kedua fitur tersebut sepenuhnya untuk keuntungan Anda.  (Dilaporkan oleh: Yuta Murakami, Digital Camera Magazine)

Dalam artikel ini:

1. Gunakan mode area AF terbaik untuk situasinya

1. Gunakan mode area AF terbaik untuk situasinya

Langkah pertama untuk mendapatkan performa pelacakan subjek yang terbaik, adalah memastikan bahwa kamera mengenali dan mengunci subjek tersebut (atau bagian dari subjeknya) yang ingin Anda lacak. Kamera ini memang cerdas, tetapi bisa lebih baik lagi jika Anda memberikan arahan yang bagus! Mode area AF memberi tahu ke mana mencari subjek.

Mode area AF yang ada pada kamera Anda bisa dibagi ke dalam dua kategori:

  1: Auto-selection (Pemilihan otomatis) 2: User-defined (Ditentukan pengguna)
Perolehan subjek Secara otomatis menetapkan fokus pada, dan melacak subjek yang terdeteksi dalam area AF yang sudah ditentukan. Ada titik AF awal yang dapat Anda gunakan untuk memilih objek atau bagian yang Anda inginkan kamera menetapkan fokus dan melacaknya.
Mode area AF Seluruh AF area
AF Zona Fleksibel
Spot AF
1-point AF
Expand AF area

Begini cara Anda menggunakannya.

 

Contoh 1: Pemfokusan presisi dengan area AF ditentukan pengguna

Kereta api ini sangat kecil dalam bingkai gambar, jadi saya gunakan Spot AF untuk memastikan fokus presisi pada kereta api. Titik AF awal berupa kotak putih kecil yang mendeteksi subjek yang bersinggungan dengannya.

Fokus tetap tepat pada kepala kereta api bahkan saat kereta semakin dekat dan menempati area bingkai yang lebih besar.

Bergantung pada ukuran subjek dan cara pergerakannya, Anda juga dapat menggunakan AF 1 titik, AF Zona Fleksibel, atau salah satu mode Perluas area AF. Mode Perluas area AF menggunakan titik yang secara tepat berada di samping titik AF yang ditunjuk untuk mendeteksi dan fokus pada subjek yang bergerak.

 

Contoh 2: Membidik subjek yang tidak dapat diprediksi dan bergerak cepat

Dengan subjek yang bergerak cepat melintasi bingkai, seperti kereta peluru, kurang efektif untuk mulai memfokuskan dan melacaknya saat kereta masih jauh. Meskipun performa pelacakan telah meningkat pesat pada kamera terbaru, namun, bagi saya, performanya terasa lebih efisien untuk memulai pelacakan dengan Zone AF atau Flexible Zone AF (tergantung pada model kamera Anda), tepat sebelum Anda membidik. Hal itu mengurangi kemungkinan gangguan.

Dalam mode Zone AF (AF Zona)/Flexible Zone AF (AF Zona Fleksibel), jika pelacakan subjek dinonaktifkan, kamera hanya fokus pada subjek di dalam area AF yang ditentukan (tanda putih) saat Anda memulai AF/tekan separuh tombol rana.

Catatan: Pada EOS R6 Mark II dan kamera yang lebih baru, apabila "Pelacakan seluruh area Servo AF" diatur ke "On", fokus dapat beralih ke subjek yang terdeteksi di luar area AF Zona Fleksibel. Lihat butir 3.)


Saran Pro 1: Deteksi subjek paling mudah apabila subjek kontras dengan latar belakang

Subjek yang lebih mudah dideteksi, juga lebih mudah dilacak. Jika subjek Anda menonjol dengan latar belakang karena warna atau kontrasnya, Anda dapat mengharapkan pelacakan yang lebih mantap dibandingkan dengan kondisi kontras rendah.

Cari tahu bagaimana Flexible Zone AF membantu fotografer bawah air, William Tan dalam:
Mengabadikan Kehidupan Margasatwa Laut dengan EOS R3: Ulasan Gambar karya

2. Cek pengaturan deteksi subjek Anda

2. Cek pengaturan deteksi subjek Anda

Tanpa deteksi subjek, kamera menentukan objek mana yang akan difokuskan dan dilacak berdasarkan informasi kontekstual seperti komposisi, warna, kontras, dan jarak dari kamera. Deteksi subjek (pengenalan) membantu kamera membuat keputusan yang lebih baik tentang objek mana yang akan diprioritaskan. Ini juga memastikan pelacakan subjek yang lebih mantap dengan gerakan yang tidak terduga atau tidak menentu, seperti anak-anak atau hewan.


Ketahui apa yang dapat dideteksi kamera Anda, dan atur sesuai kebutuhan

Kamera yang lebih baru seperti EOS R6 Mark II memiliki “Subjek u/ deteksi: Otomatis”, yang bagus untuk memulai. Dengan pengaturan ini, jika beberapa subjek terdeteksi dalam bingkai (mis., dalam adegan yang menyertakan mobil, orang, dan anjing), kamera menganalisis informasi kontekstual dan memutuskan subjek mana yang akan difokuskan dan dilacak.

Di kamera yang tidak memiliki pengaturan "Otomatis", Anda harus memilih jenis subjek yang akan diprioritaskan.


Ingat, bahwa:
- “Orang” memprioritaskan orang
- “Hewan” memprioritaskan hewan, tapi juga mendeteksi orang. 
- “Kendaraan” memprioritaskan kendaraan motorsports, tapi juga mendeteksi orang.

Gambar oleh: Asuka Yano
Model: Aki Takada

People-priority

Dalam mode People-priority (Prioritas orang), kamera tidak hanya mendeteksi dan melacak wajah orang, tetapi juga kepala dan tubuh mereka. Jika Anda mengaktifkan Deteksi Mata, Deteksi Mata akan mendeteksi dan juga melacak mata.
Pada kamera seperti EOS R7, kamera akan terlebih dulu mencari wajah dan mata. Jika ini tidak dapat dideteksi, kamera akan mencari tubuh dan kepala subjek. Deteksi kepala berfungsi pada bagian belakang kepala, serta wajah yang tertutup sebagian, seperti saat subjek mengenakan kacamata atau masker bedah. Model kamera yang lebih baru dan lebih canggih, dapat mendeteksi orang dengan "mengambil" dan mengidentifikasi bagian tubuh. 

Hal ini membuat kamera semakin efektif untuk memotret anak-anak yang berlarian, atau bahkan atlet yang sedang beraksi!

 

Gambar oleh: Masayuki Oki

Animal-priority
Jenis hewan yang dapat dideteksi bergantung pada model kamera Anda. Sebagian besar kamera setidak-tidaknya dapat mendeteksi kucing, anjing, dan burung; kamera seperti EOS R6 Mark II juga dapat mendeteksi kuda.

Seperti pada deteksi prioritas orang, kamera mendeteksi dan melacak mata, wajah, dan seluruh tubuh hewan. Profil samping, juga dapat cepat dideteksi dan secara tepat, bahkan jika hewan lebih kecil dalam bingkai.

Gambar oleh: Hirohiko Okugawa

Vehicle-priority
Mode ini terutama berfungsi pada mobil dan sepeda motor olahraga balap, tetapi sebagian model kamera, juga dapat mendeteksi kereta api dan pesawat terbang.

Apabila Deteksi Tempat (Spot Detection) diaktifkan, kamera juga mendeteksi area yang lebih kecil seperti helm pengendara sepeda motor.


Saran Pro: Tetapkan pintasan untuk mengubah subjek yang diprioritaskan

Penyesuaian ini berguna untuk pemandangan dengan banyak subjek, seperti saat Anda memotret orang dengan hewan kesayangannya. Gunakan dengan fungsi "Batasi subjek untuk dideteksi" di menu merah muda sehingga Anda memiliki lebih sedikit opsi untuk beralih.

Baca juga:
3 Jenis Potret Anjing Dibidik dengan menggunakan Animal Detection AF
Teknik Fotografi Motorsport (1): Teknik Panning

3. Nonaktifkan pelacakan subjek seluruh area jika perlu

3. Waspadai pelacakan subjek seluruh area

Ini penting, terutama jika Anda menggunakan mode area AF selain AF seluruh area.
Setelah pada awalnya, Anda menemukan subjek untuk difokuskan, dan memulai AF sehingga titik AF biru muncul di atas subjek, perilaku pendeteksian subjek seperti apa yang Anda inginkan, jika subjek bergerak di luar area AF yang sudah ditentukan?

Pelacakan subjek seluruh area: On (Hidup)

Secara default, kamera akan melacak subjek di seluruh area, tanpa menghiraukan pengaturan area AF Anda selama Anda tetap menahan tombol rana (atau tombol mana pun yang Anda tetapkan untuk memulai AF).

Namun demikian, jika subjek asli menjadi tidak terdeteksi, tetapi Anda tetap menekan tombol rana/AF, kamera akan mencari subjek di seluruh bingkai gambar. Kamera mungkin memfokuskan pada objek lain di luar area AF yang sudah ditentukan.

Pelacakan subjek seluruh area: Off (Mati)

Jika Anda menonaktifkan pelacakan subjek/pelacakan subjek seluruh area, kamera tidak akan melacak subjek apabila subjek bergerak terlalu jauh dari area AF. Kamera akan menemukan dan mengunci subjek lain yang berada di dalam atau di dekat area AF.

Mungkin ada situasi di mana penonaktifan pelacakan subjek membantu Anda bekerja lebih baik, seperti saat Anda ingin dapat lebih mengendalikan tempat untuk operasi AF. Bergantung pada gaya dan preferensi pemotretan Anda, serta kemampuan penyesuaian kamera, Anda mungkin ingin:
- Menetapkan tombol untuk mengaktifkan dan menonaktifkan pelacakan subjek seluruh area.
- Menetapkan tombol untuk mengalihkan fokus ke subjek yang terdeteksi meskipun subjek tersebut berada di luar area AF yang Anda tetapkan.

4. Mengonfigurasi AF Deteksi Mata

4. Mengaktifkan AF Deteksi Mata untuk potret wajah

Model kamera yang dilengkapi dengan EOS iTR AF X (EOS Intelligent Tracking & Recognition AF), yang mendukung AF berbasis deep learning (pembelajaran mendalam), dapat mendeteksi mata dengan presisi yang lebih tinggi daripada sebelumnya, bahkan saat wajah subjek berada dalam bayangan, atau dalam profil. Ini sangat efektif untuk membidik potret wajah dengan depth of field yang sangat dangkal!

Gambar asli dibidik pada EOS R7 + RF85mm f/2 Macro IS STM @ f/2, 1/200 det., ISO 100

Potongan close-up dari bidikan ini, di mana model menghadap ke samping, menunjukkan bahwa mata terfokus secara tajam.


Saran Pro: Anda dapat memilih mata mana yang diprioritaskan pada beberapa kamera

Pada model kamera canggih seperti EOS R7 atau EOS R6 Mark II, Anda dapat mengatur kamera untuk memprioritaskan mata kiri atau mata kanan.

Dalam mode “Otomatis”, kamera akan menempatkan bingkai pelacakan di atas mata yang lebih dekat ke kamera. Jika mata lainnya juga terdeteksi, Anda akan melihat tanda panah di samping bingkai pelacak. Gunakan tombol silang atau Multi-controller untuk mengubah mata yang dipilih.


Pahami hal ini: Deteksi Mata hanya bekerja apabila arah subjek diaktifkan

Jika Anda memilih "Tidak Ada" di menu "Subjek u/ deteksi", Deteksi Mata tidak akan bekerja meskipun diaktifkan di menu AF.

5. Menyesuaikan Karakteristik Servo AF

5. Gunakan karakteristik Servo AF (menu AF2) untuk kontrol yang lebih halus

Karakteristik Servo AF (pengaturan kasus Servo AF) memungkinkan Anda mengonfigurasi perilaku pelacakan saat objek lain melintasi titik AF ("Sensitiv. pelacakan"), atau jika subjek yang dilacak tiba-tiba berubah kecepatan ("Plckn prcept/prlambt").


Ada 5 kasus Servo AF pada kamera yang lebih baru.

- Kasus 1: Pengaturan multiguna serba-bisa yang harus melayani sebagian besar subjek yang bergerak.
- Kasus 2: Untuk situasi di mana rintangan cenderung muncul, atau apabila subjek cenderung menjauh dari titik AF (mis., tenis, ski gaya bebas).
- Kasus 3: Untuk situasi di mana Anda ingin segera memperoleh fokus pada subjek yang tiba-tiba muncul dalam bingkai (mis., dimulainya balapan sepeda jalan raya, ski Alpine).
- Kasus 4: Untuk subjek yang cenderung mempercepat atau memperlambat secara tak terduga (misalnya sepak bola, olahraga motor, bola basket, senam ritmik)
- Otomatis: Kamera secara otomatis menyesuaikan pelacakan dengan perubahan gerakan subjek.

Mengubah kasus Servo AF dapat mengubah perilaku pelacakan secara drastis. Pada umumnya, Kasus 1 atau Otomatis sudah cukup. Tetapi, untuk pemandangan tertentu, atau jika Anda hanya ingin lebih mengontrol perilaku pelacakan, Anda dapat mencoba kasus yang berbeda atau menyesuaikan parameternya. 

Baca juga:
Burung Terbang: Pengaturan Kamera untuk Meningkatkan Bidikan Anda yang Berhasil

 

Saran bonus: Manfaatkan sepenuhnya tombol yang dapat ditetapkan

Jika Anda sering beralih di antara beberapa mode atau pengaturan AF yang berbeda, baca manual kamera Anda atau jelajahi item "Sesuaikan Tombol" di menu oranye. Mungkin ada sesuatu di sana yang memungkinkan Anda beralih dengan cepat di antara mode atau pengaturan AF dengan menekan satu tombol. Kami telah memberikan beberapa contoh dalam artikel ini.

Sudahkah Anda menetapkan pintasan ke tombol kamera Anda? Beri tahu kami dalam komentar di bawah!

 

Pelajari lebih lanjut tentang berbagai fitur dan setelan kamera di:
7 Fotografer Berbagi Ilmu: Pengaturan AF & Drive yang Saya Alihkan Berdasarkan Pemandangannya
Mengungkap Berbagai Fitur AF pada EOS R3
7 Pengaturan Kamera yang Pasti Membuat Bidikan Lebih Mulus
5 Pengaturan Dasar EOS R5/ EOS R6 untuk Kustomisasi Dari Awal

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Yuta Murakami

Berasal dari Shimbashi, Tokyo, tempat sistem perkereta-apian Jepang berasal, Murakami lahir pada tahun 1987, yang menjadikannya seumuran dengan Japan Railways dan sistem EOS. Fotografer yang aktif sejak SMA, di mana ia sering berkompetisi dalam lomba fotografi untuk siswa sekolah menengah, ia lulus dengan menyandang gelar fotografi dari Nihon University College of Art. Dia suka naik kereta, sama seperti memotretnya, dan foto keretanya, biasanya diambil saat ia dalam perjalanan naik kereta.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami