Lingkaran Matahari: Saran & Teknik Fotografi dan Pasca-Pemrosesan
Lingkaran cahaya di sekeliling matahari atau bulan, adalah fenomena optik yang menakjubkan, yang menghasilkan foto yang mempesona. Meskipun biasanya dikaitkan dengan cuaca dingin, namun lingkaran cahaya atau halo, bisa muncul pada musim apa pun, dan telah terlihat, bahkan di Asia Tenggara yang beriklim tropis! Dalam artikel ini, kita akan belajar tentang bagaimana lingkaran cahaya matahari terbentuk, serta beberapa teknik untuk memotretnya dan pasca-pemrosesan gambar. (Dilaporkan oleh: Chikako Yagi, Digital Camera Magazine)
EOS R5/ RF15-35mm f/2.8L IS USM/ FL: 15mm/ Aperture-priority AE (f/8, 1/800 det., EV -0,7)/ ISO 100/ WB: Daylight
Lokasi: Kai Choshizuka Kofun, Prefektur Yamanashi/ Awal April/ 24:50
Lingkaran cahaya mengapung di langit biru di atas pepohonan dalam gambar surealis mirip lukisan ini, dibidik pada lensa sudut ultra lebar pada 15mm. Saya mencoba berbagai cara untuk menyusun komposisi sehingga pepohonan yang unik berada dalam bingkai. Gambar yang tak lekang oleh waktu dan anggun ini diciptakan melalui proses eliminasi, yang tidak menyertakan semua karakteristik unik lainnya dari lokasi tersebut.
Langkah 1: Cari awan sirostratus (ketinggian)
Anda akan lebih siap untuk mencari lingkaran cahaya matahari apabila memahami kondisi cuaca yang membuat lingkaran cahaya matahari lebih mungkin terbentuk.
Kondisi untuk lingkaran cahaya matahari:
- Apabila terdapat banyak awan sirostratus (awan ketinggian yang tipis dan seperti cadar)
- Apabila badai, front cuaca (wilayah transisi tempat pertemuan dua massa udara dengan karakteristik yang berbeda), atau sistem tekanan rendah, yang mendekati.
Halo matahari adalah fenomena cuaca optik yang cenderung terjadi apabila awan sirostratus berbentuk cadar, yang terbuat dari kristal es, tumbuh dan menutupi area yang luas. Awan sirostratus ini terbentuk ketika kristal es di awan membiaskan cahaya matahari yang melewatinya pada sudut tertentu. Meskipun dapat terbentuk sepanjang tahun, di Jepang, halo cenderung lebih sering terjadi pada akhir musim semi hingga awal musim panas, ketika front tekanan rendah mendekati pantai selatan.
Airplane Contrail (asap putih yang dikeluarkan pesawat) terbentuk dalam kondisi yang sama seperti halo, jadi, jika Anda melihat lebih banyak contrail yang bertahan lebih lama di langit daripada biasanya, ini merupakan pertanda kondisi yang sempurna untuk terjadinya halo. Suatu ketika, setelah melihat banyak contrail, saya melihat ke arah matahari, dan ternyata, ada lingkaran cahaya di sekelilingnya!
Saran Pro: Lihat prakiraan awan
Gunakan situs atau aplikasi prakiraan awan untuk memantau awan di ketinggian. Anda bisa mencoba Windy.com, yang juga memiliki aplikasi ponsel cerdas untuk perangkat Apple dan Android.
Langkah 2: Bidik dengan lensa sudut ultra lebar
24mm tidak cukup lebar untuk menangkap pemandangan ini
Ujung sudut lebar 24mm pada sebagian besar lensa zoom standar, kemungkinan besar tidak akan cukup untuk menangkap lingkaran cahaya dan pemandangan di bawahnya.
Apabila kita melihat fenomena alam yang unik, seperti lingkaran cahaya matahari, mata kita akan tertuju ke fenomena tersebut terlebih dulu. Tetapi, bidikan Anda akan lebih menonjol jika Anda menjadikan lingkaran cahaya sebagai subjek sekunder dan menemukan sesuatu yang lain dalam pemandangan di sekelilingnya sebagai subjek utama.
Panjang fokus terbaik, bergantung pada posisi matahari dan ukuran lingkaran cahaya. Namun demikian, akan lebih mudah bagi Anda untuk membidik dengan lensa sudut ultra lebar seperti RF15-35mm f/2.8L IS USM Saya gunakan untuk bidikan utama di bagian paling atas.
Saran pemotretan
1. Pencahayaan untuk menghindari sorotan yang terpotong
Lingkaran cahaya terbentuk di sekeliling matahari, sehingga membuat bidikan ini sangat kontras. Jika Anda menerpakan pencahayaan untuk pemandangan, Anda bisa saja kelebihan cahaya pada lingkaran cahaya dan kehilangan detail pada bagian yang disorot.
- Aktifkan fungsi Highlight Tone Priority (Prioritas Nada Sorotan) untuk melindungi sorotan Anda.
- Jika Anda memotret dalam mode semi-otomatis, gunakan kompensasi pencahayaan negatif. Ingat: Anda selalu dapat mencerahkan latar depan dalam pasca-pemrosesan nanti.
- Tampilkan histogram Anda dan periksa, bahwa tidak ada bagian putih yang terpotong terlalu banyak. Anda bisa mengetahui lebih lanjut mengenai cara menggunakan histogram dan saran lainnya dalam artikel Memahami Dynamic Range: Cara Menghindari Blown Highlight yang Tidak Perlu
2. Hindari menggunakan filter lensa sebisanya
Filter lensa bisa menyebabkan ghosting dan flaring. Sebaiknya, jangan menggunakannya.
Berikut ini adalah gambar yang terlihat dari kamera sebelum pasca-pemrosesan:
Langkah 3: Dehaze (penghilangan kabut) gambar Anda dalam pasca-pemrosesan


×Jangan lakukan: Cukup cerahkan seluruh gambar
✓Lakukan: Menghilangkan kabut pada bidikan, kemudian mengangkat bayangan
Awan Sirostratus sering tampak berkabut karena kandungan uap airnya. Jika Anda terlalu mencerahkan bidikan saat mencoba mencerahkan pemandangan latar depan, hal ini juga dapat menyebabkan area sorotan di sekitar matahari menjadi terlalu terang atau kehilangan detail.
Jika perangkat lunak pasca-pemrosesan Anda memiliki alat bantu Dehaze, inilah saatnya untuk menggunakannya! Ini akan membuat bentuk lingkaran cahaya tampak lebih menonjol, langit terlihat lebih jernih serta lebih biru, dan sekaligus mengurangi ledakan cahaya. Untuk mempercerah latar depan, angkat bayangannya.
Penyesuaian dasar saya dengan menggunakan Adobe Lightroom Classic
Setelah itu, saya tinggal menyesuaikan warna sesuai selera.
Untuk saran dan teknik lainnya mengenai cara menemukan, memotret, dan pasca-pemrosesan gambar fenomena cuaca, bacalah:
Bentangan Musim Salju nan Ajaib: Ketika Butiran Berlian Menjadi Pilar Surya
Mengabadikan Air Terjun Dramatis: Hamparan Awan
Fotografi Lanskap: Teknik Memotret Badai yang Menjelang
Saran Kilat untuk Memotret Pelangi
Lensa yang digunakan dalam artikel ini
Lensa zoom sudut ultra lebar lainnya untuk dipertimbangkan:
- RF14-35mm f/4L IS USM
- RF10-20mm f/4L IS STM
- RF15-30mm f/4.6-6.3 IS STM
- (Untuk pengguna kamera APS-C) RF-S10-18mm f/4.5-6.3 IS STM
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Chikako Yagi baru berusia dua puluh tahun ketika ia mulai mengajar dirinya tentang fotografi dengan menggunakan kamera SLR film. Ia meninggalkan pekerjaan tetapnya untuk menjadi fotografer lanskap purna waktu pada tahun 2016. Ia magang pada fotografer terkenal, seperti Kiyoshi Tatsuno dan Tomotaro Ema, ia adalah anggota Shizensou Club, yang didirikan oleh salah satu mantan fotografer lanskap paling terkenal dari klub ini. Pada tahun 2013, ia dipilih sebagai salah satu dari 10 Fotografer Top Tokyo Camera Club.
www.chikakoyagi.com
Instagram: @chikako_yagi