Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Kamera FAQ #14 : Bagaimana mengambil bidikan panning?

2016-07-14
6
9.23 k
Dalam artikel ini:

Bidikan panning memungkinkan Anda untuk secara tepat menangkap subjek sekaligus menciptakan latar belakang yang tampak seakan mengalir. Namun, bagaimana seharusnya Anda mengambil foto yang seakan-akan terlihat nyata dan hidup? Dalam artikel ini, saya akan memperkenalkan sejumlah saran mengenai cara menyiapkan dan menggerakkan kamera untuk bidikan yang memukau. (Dilaporkan oleh:  Yuya Yamasaki)

 

Gerakkan kamera secara sinkron dengan subjek Anda

Teknik di balik bidikan panning banyak sangkut-pautnya dengan pemahaman prinsip dan efek kecepatan rana. Apabila mengambil bidikan objek bergerak, aturan umumnya yaitu, menggunakan rana kecepatan tinggi supaya subjek tidak akan terlihat buram. Namun demikian, subjek yang bergerak akan tampak seakan terpaku dalam foto semacam itu, dan pemirsanya kerap tidak dapat meraba kecepatan gerak subjek tersebut.

Sebaliknya, bidikan panning pada umumnya diambil dengan menggunakan kecepatan rana lambat seraya menggerakkan kamera secara sinkron dengan subjeknya. Jika perkiraan waktu Anda bagus, sensor gambar menangkap bidikan subjek diam dan tidak buram, sementara terdapat keburaman gerakan di latar belakang, karena Anda menggerakkan kamera sewaktu rana sedang terbuka. Hal ini membuatnya tampak seakan-akan Anda benar-benar mengikuti subjek dengan mata Anda, dan karenanya, foto tersebut menarik Anda masuk ke dalam pemandangannya.

Bidikan panning memang merupakan teknik yang sangat populer, karena tidak memerlukan perlengkapan khusus, dan Anda dapat mengambil foto yang dengan mudah menggugah naluri kecepatan relatif. Meskipun ini adalah teknik yang diburu untuk fotografi kereta api dan motorsport, namun ini juga bisa digunakan untuk serangkaian subjek, seperti anak-anak yang berlarian dan hewan piaraan, jadi sebaiknya Anda coba.

 

SHUTTER SPEED: 1/8 det.

EOS-1D X/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 35mm/ Manual exposure (f/22, 1/8 det)/ ISO 50/ WB: Daylight
Selain merasa seakan balapan pada kecepatan tinggi, pemagaran dan palang pengaman di depan kereta api juga diburamkan, jadi dari polesan akhir foto, Anda tidak akan berpikir bahwa ada objek buatan dekat lokasi pemotretan.

 

SHUTTER SPEED: 1/5.000 det.

EOS-1D X/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL:  65mm/ Manual exposure (f/4, 1/5.000 det)/ ISO 800/ WB: Daylight
Apabila Anda membidik pada kecepatan rana tinggi, kereta api yang melaju tampak seakan-akan telah berhenti. Foto ini tidak banyak menyampaikan kedinamisan, yang membuatnya kurang melibatkan pemirsanya.

 

Butir 1:  Cara menyiapkan dan menggerakkan kamera

Bergerak secara horizontal

 

Bergerak secara diagonal

 

Pertama-tama, santaikan bahu Anda dan bergerak dengan pinggul Anda (bukan tangan Anda) sewaktu memegang kamera. Berdiri menghadap ke posisi yang akan Anda tangkap untuk bidikan Anda, dengan kaki agak terpisah pada jarak sekitar lebar bahu, lalu putar pinggul Anda pada arah kedatangan kereta Api. Pada dasarnya, Anda harus mengatur waktu pergerakan pinggul Anda dengan pergerakan kereta, tanpa menggerakkan siku atau tangan Anda.

Agar bergerak secara paralel dengan jalur gerakan kereta api, pegang kamera dengan kedua siku menghadap ke arah kedatangan kereta api. Saat kereta semakin mendekat, secara bertahap tekuk siku ke dalam sambil memutar pinggul Anda. Agar dapat mengimbangi kecepatan kereta yang melaju, saya akan menganjurkan untuk tidak hanya menggerakkan pinggul dan siku Anda, tetapi juga menghentakkan lutut dan pergelangan tangan Anda dengan gerakan yang sama.

 

Butir 2: Menghadap ke posisi yang ingin Anda bidik, dan atur jarak kaki selebar bahu Anda

Menghadap ke posisi yang ingin Anda bidik, dan atur jarak kaki selebar bahu Anda. Pada kasus kereta api, jumlah gerakan meningkat saat kereta api mendekati, entah secara horizontal atau pada sudut miring, jadi Anda harus ingat bahwa Anda harus secara bertahap mempercepat pergerakan kamera. Selain itu, yang juga penting adalah menjaga mata Anda agar tetap pada tempat yang ingin Anda fokuskan.

 

Butir 3:  Tingkat kesulitan berubah akibat hubungan antara kecepatan rana dan panjang fokus

Pada kecepatan rana yang sama, Anda harus menggerakkan lensa telefoto pada interval waktu yang sama dibandingkan lensa sudut lebar. Dengan sendirinya, semakin banyak Anda menggunakan telefoto, semakin tinggi tingkat kesulitannya. Apabila dipadukan dengan perbedaan menurut kecepatan rana, bidikan panning yang diambil dengan lensa telefoto dan pada kecepatan rana rendah, membuat bidikan panning menjadi paling menantang.

 

Saran: Latar belakang memburam secara berbeda, tergantung pada kecepatan rana

Apabila memotret pada kecepatan rana tinggi, bahkan jika pergerakan kamera agak tidak sinkron dengan subjeknya, selisihnya akan terlalu kecil untuk terlihat, sehingga pergerakan tampak seakan diatur secara tepat waktu. Hal ini membuatnya mudah untuk berhasil mengambil bidikan panning yang bagus. Namun demikian, karena kecepatan rana tinggi tidak memungkinkan latar belakang menjadi sangat buram, maka sulit untuk menegaskan naluri kecepatan.

Sebaliknya, apabila Anda membidik pada kecepatan rana rendah, hal ini memungkinkan latar belakang lebih buram, yang secara dramatis meningkatkan naluri kecepatan dalam foto. Namun demikian, karena rana terbuka untuk jangka waktu yang lebih lama, Anda harus tetap sinkron dengan pergerakan subjek, jadi, tingkat kesulitan pun meningkat.

Oleh karena itu, saya menganjurkan untuk memotret pada kecepatan rana tinggi pada awalnya, kemudian secara bertahap mengurangi kecepatan rana setelah Anda terbiasa mengikuti subjek yang bergerak.

1/250 det.
EOS 7D/ FL:  70mm/ Manual exposure (f/5, 1/250 det)/ ISO 200

 

1/60 det.
EOS 7D/ FL:  70mm/ Manual exposure (f/7,1, 1/60 det)/ ISO 200

 

1/15 det.
EOS 7D/ FL: 70mm/ Manual exposure (f/13, 1/15 det)/ ISO 100

 

 

Yuya Yamasaki

Lahir pada tahun 1970 di Hiroshima, Yamasaki adalah perwakilan “Railman Photo Office,” perpustakaan foto yang berspesialisasi dalam foto rel kereta api. Ia telah menghasilkan karya fotografis tentang rel kereta api, dari sudut yang tidak umum dengan kepekaannya yang unik.

 

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.

Diterbitkan oleh Impress Corporation

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami