Cara Mendapatkan Bidikan Memukau Burung Liar dengan Rana Lambat
Burung, jenis unggas yang tidak bisa diprediksi, sehingga biasanya, kami tidak mengaitkan "fotografi unggas" dengan "rana lambat". Namun demikian, rana lambat bisa membantu Anda membuat foto burung terlihat lebih dinamis. Begini cara melakukannya. (Dilaporkan oleh Gaku Tozuka)
EOS 7D Mark II/ FL: 700mm (setara dengan 1.120mm dalam format 35mm)/ EF500mm f/4L IS II USM + EXTENDER EF1.4 ×III/ Shutter-priority AE (f/22, 1/8 det., EV+1.0)/ ISO 100/ WB: Auto
Anda tidak selalu harus memotret unggas dengan kecepatan rana pesat
Para fotografer kerap disarankan untuk menggunakan kecepatan rana pesat untuk mencegah goyangan kamera (baca Dasar-Dasar Kamera #2: Kecepatan Rana), bahkan hingga sebatas peningkatan kecepatan ISO jika kondisi penerangan mengharuskannya. Tetapi, ini bukan suatu aturan yang kaku, bahkan untuk fotografi unggas. Ada sebagian pemandangan di mana Anda dapat menggunakan kecepatan rana lambat.
Satu konsep berguna untuk diingat, yaitu: Gerakan menegaskan keadaan diam, dan sebaliknya.
Apabila pemandangan memiliki keduanya, elemen dinamis (yaitu, sungai yang mengalir deras) dan elemen diam (yaitu, burung yang sedang bertengger), Anda bisa menggunakannya untuk saling memberikan dampak yang lebih besar pada pemandangan tersebut. Satu cara untuk melakukannya adalah menggunakan kecepatan rana lambat untuk menegaskan gerakan.
Mari kita lihat, bagaimana ini bisa dilakukan, menggunakan bidikan bebek mandarin di atas di tepi sungai yang ramai, sebagai contoh.
Cara mendapatkan bidikan sempurna
1. Temukan kecepatan rana dengan keseimbangan yang tepat
Semakin lambat kecepatan rana, semakin mulus aliran sungai akan terlihat—dan semakin besar kemungkinan elemen "diam", yaitu unggas (burung), juga akan bergerak dan diburamkan.
Untuk mendapatkan kecepatan rana yang tepat, amati secara dekat unggas (burung) yang akan dibidik. Dalam pemandangan ini, bebek mandarin sedang istirahat dan tidak banyak bergerak, yang berarti, Anda bisa menetapkan kecepatan rana sedikit lebih lambat.
2. Pilih pengaturan AF yang sesuai
Akan membantu jika Anda menguasai tentang mode AF yang berbeda-beda. Untuk pemandangan ini, saya menentukan mode pemilihan area AF, yang memungkinkan pemfokusan jitu. Saya ingin menyertakan aliran sungai sebanyak mungkin dalam komposisi, jadi saya menciptakan ruang di bagian atas dan memposisikan sepasang unggas, jantan dan betina, di bagian tengah.
Pengaturan AF saya
AF operation: One-Shot AF
Drive mode: Single shooting
AF area selection mode: Single-point Spot AF
AF Configuration Tool: Kasus 1
3. Lakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi goyangan kamera
Fotografi rana lambat akan menambah kemungkinan goyangan kamera. Hal ini diperkuat lebih jauh apabila Anda menggunakan lensa super telefoto. Untuk mengurangi goyangan kamera, Anda bisa:
- Menggunakan tripod
- Menggunakan pemotretan Live View untuk mencegah "mirror shock" (guncangan cermin)
- Lepaskan rana dengan remote switch/fungsi 2-second self-timer
Untuk menetapkan 2-second self-timer, tekan tombol Drive mode selection. Pilih ikon yang ditunjukkan.
4. Gunakan continuous shooting (pemotretan beruntun)
Walaupun unggas yang akan Anda foto sedang beristirahat, namun ia masih bisa terbang tanpa peringatan. Pada bidikan yang gagal di bawah ini, sang bebek, yang merupakan subjek utama dalam gambar pertama, tiba-tiba terbang melayang.
EOS 7D Mark II/ EL: 700mm (setara dengan 1.120mm dalam format 35mm)/ EF500mm f/4L IS II USM + EXTENDER EF1.4 ×III/ Shutter-priority AE (f/22, 1/8 det., EV+1.0)/ ISO 100/ WB: Auto
Agar tidak meluputkan suatu bidikan, gunakan pemotretan beruntun—bahkan dengan kecepatan rana lambat. Anda bahkan bisa menangkap pergerakan halus dan mendapatkan bidikan yang sungguh menarik! Untuk hasil terbaik, gunakan remote switch (sakelar jauh).
Untuk tutorial yang lebih detail mengenai fotografi unggas, bacalah artikel berikut ini:
[Bagian 1] Menangkap Burung yang Melayang di Langit
[Bagian 2] Menangkap Bidikan Dinamis Burung di Langit
[Bagian 3] Menangkap Momen, Saat Burung Akan Terbang
Berikut ini ada sejumlah artikel lainnya yang menelusuri gagasan tentang mengontraskan keadaan diam (suasana yang tenang) dengan gerakan (suasana yang bergejolak):
Fotografi Olahraga: Cara Menegaskan Kecepatan Dengan Mengontraskan Suasana yang Tenang dengan Suasana yang Bergejolak
Satu Lokasi, Dua Rupa: Nightscape Abstrak - Tenteram vs. Semarak
Anda mungkin juga tertarik untuk membaca:
Fotografi Kehidupan Alam Liar: 3 Teknik dari Fotografer Profesional
EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM: Lensa Unggulan untuk Para Pemula dalam Fotografi Unggas
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir pada tahun 1966 di Aichi, Tozuka mengembangkan minatnya dalam fotografi ketika ia masih di bangku sekolah lanjutan atas, dan mulai memotret lanskap alam serta hewan liar. Pada usia 20, ia begitu menghayati pemotretan burung liar setelah, secara tidak sengaja menangkap burung pelatuk dalam fotonya. Ia sudah merilis sejumlah besar karyanya di media, seperti majalah, buletin, buku, kalender dan acara TV.