Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Seni Rana Lambat: Mengubah Bidikan menjadi Lukisan Cat Air Abstrak

2020-02-10
3
661
Dalam artikel ini:

Temukan cara baru untuk membidik tempat yang sudah tidak asing lagi, bisa merupakan tantangan, tetapi dengan pemikiran yang tidak lazim, solusinya mungkin lebih sederhana daripada yang Anda perkirakan. Fotografer lanskap, Toshiki Nakanishi berbagi detail tentang cara ia menciptakan efek torehan kuas cat air dalam bidikannya, melestarikan keindahan warna biru-hijau Kolam Biru yang terkenal di Hokkaido. (Dilaporkan oleh: Toshiki Nakanishi, Digital Camera Magazine)

Gambar abstrak Kolam Biru di Hokkaido, dibidik dengan rana lambat.

EOS 5D Mark IV/ EF100-400mm f/4.5-5.6L IS II USM/ FL: 400mm/ Aperture-priority AE (f/16, 1.3 det., EV±0)/ ISO 100/ WB: Daylight

Kolam Biru (Versi Inggris) di Biei, Hokkaido telah mulai populer bagi para wisatawan pada tahun-tahun belakangan ini. Apabila kita mengambil foto di tempat seperti ini, biasanya kita lakukan untuk melestarikan dan memajangkan pernak-pernik pesonanya. Namun demikian, apabila Anda sudah membidik tempat yang sama beberapa kali, Anda pasti ingin agar bidikan berikutnya agak berbeda dari yang biasanya. 

Beginilah cara fotografer lainnya menghasilkan bidikan Kolam Biru di musim dingin:
2 Pemandangan Panorama Musim Dingin di Biei, Hokkaido (dengan Saran Komposisi)


Langkah pertama—Singkirkan semua anggapan yang terpikirkan sebelumnya

Saya mengawalinya dengan menciptakan bidikan Kolam Biru yang memiliki karakter dan menyampaikan warna birunya yang menggetarkan. 

Sebagai fotografer lanskap, kita biasanya bertujuan menangkap pemandangan dalam detail yang tajam. “Aturan” tak tertulis atau tak terucapkan ini adalah hal pertama yang saya langgar.  Alih-alih, saya memutuskan untuk fokus mengisi bingkai saya dengan warna.

Saya tetap ingin agar bidikan saya menyampaikan sebagian detail lanskap, tetapi cukup untuk mengutarakan konteksnya kepada para pemirsa.

Dengan berbagai konsep ini dalam benak saya, saya menggerakkan kamera saya seraya menggunakan rana lambat. Hasilnya adalah bidikan ini, yang membaurkan warna biru air kolam dengan warna pepohonan, menghadirkan efek seperti lukisan cat warna abstrak.

Saran: Hal ini dilakukan melalui uji-coba menggunakan kecepatan rana yang berbeda serta arah buram gerakan, sebelum saya mendapatkan efek yang diinginkan.

 

Hal lainnya yang perlu diperhatikan

Perlengkapan dan persiapan

Ilustrasi posisi pemotretan dan teknik

Lensa: Lensa zoom telephoto karena saya ingin mengisi seluruh bingkai saya dengan warna-warni kolam.

Posisi dan sudut pemotretan: Saya menyiapkan perlengkapan saya di tepi kolam sedemikian rupa sehingga lensanya menunjuk ke bawah pada permukaan air. Bidikan utama diambil dengan menggerakkan kamera ke atas dan ke bawah.

Mengapa menggunakan tripod? Saya ingin buram gerakan yang saya ciptakan berada pada satu arah, dan tripod membantu menjaga kestabilan sumbu pergerakan.

Saran: Menggunakan kepala tripod tiga arah atau kepala tripod tipe bola, Anda dapat mudah menggerakkan kamera. Kalau menggunakan tripod kepala bola, ini mungkin lebih sulit untuk bergerak secara sempurna pada garis lurus, tetapi juga dapat memberikan hasil yang menarik bagi Anda. 

Anda mungkin juga tertarik untuk membaca:
Memulai Fotografi Lanskap: 5 Hal untuk diketahui

 

Teknik: Lakukan eksperimen dengan kecepatan rana yang berbeda-beda; menegaskan warna, tetapi tetap mempertahankan sebagian kecil detailnya.

Seiring dengan warnanya, saya juga ingin bidikan saya menunjukkan kesan pergerakan. Karena itulah, penting untuk menggerakkan kamera dan menciptakan buram gerakan selama pencahayaan.

Saya mencoba memotret dengan kecepatan rana yang bervariasi, dan ternyata, bidikan yang diambil pada sekitar 1 detik, adalah yang paling mendekati bayangan kreatif saya. Bidikan tersebut menghasilkan keseimbangan antara realitas dan imajinasi, yang saya ingin ekspresikan melalui bidikan saya. Kecepatan rana yang lebih lambat membaurkan warna terlalu banyak sehingga pemirsa tidak punya gambaran mengenai pemandangan yang sesungguhnya.

Namun demikian, kecepatan rana berbeda, mungkin berhasil untuk pemandangan yang lain. Kuncinya adalah melakukan eksperimen dengan kecepatan dan arah pergerakan yang berbeda-beda.

 

Pahami hal ini: Bahkan perbedaan beberapa milidetik pada kecepatan rana, sangat berarti!

Close up dari bidikan rana lambat

Bidikan rana lambat diambil pada 1,6 detik, 1,3 detik

Perbedaan beberapa milidetik dalam kecepatan rana dan perubahan arah pergerakan kamera dapat menyebabkan perbedaan sangat besar pada bidikan akhir. Pada bidikan 1,6 detik di atas, semakin banyak intens buram gerakannya yang telah menyebabkan warna kecokelatan pepohonan melumpuri warna biru dan hijau yang jernih nan cerah.

 

Saran: Jika terlalu cerah, gunakan filter ND

Dengan menggunakan kecepatan rana lambat di hari yang cerah, dapat menyebabkan bidikan Anda berlebihan cahaya. Sebaiknya selalu tersedia filter ND untuk situasi semacam itu. Filter ND 3-stop (filter ND8) seyogianya sudah cukup bagus untuk sebagian besar pemandangan dasar. Kalau itu membuat kecepatan rana terlalu lambat, naikkan kecepatan ISO untuk mengimbanginya.

 

Baru belajar fotografi rana lambat? Berikut ini sebagian dasar-dasarnya:
Pengaturan Kamera yang Digunakan untuk Bidikan Rana Lambat yang Mencengangkan!

Pelajari tentang teknik rana lambat kreatif dalam artikel:
Seni Shutter Lambat: Menggunakan Zoom Burst untuk Mengubah Bintang Gemintang di Langit menjadi Hujan Meteor
Seni Shutter Lambat: Menciptakan Lingkaran Buram Surealis
Seni Shutter Lambat: 3 Saran Cemerlang untuk Memotret Lukisan Cahaya

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Toshiki Nakanishi

Lahir pada tahun 1971 di Osaka. Setelah mempelajari fotografi secara otodidak, Nakanishi memindahkan basis kegiatan fotografinya ke kota Biei yang terletak di Kamikawa-gun, Hokkaido. Selain menangkap lanskap yang fokus pada cahaya, ia juga menghasilkan berbagai karya yang menonjolkan keindahan kiasan alam. Ia juga adalah Pimpinan PHOTO OFFICE atelier nipek.

http://www.nipek.net/

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami