Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

FAQ Kamera: Bagaimana Meningkatkan Depth-of-Field Saat Melakukan Shooting Wide Open?

2023-06-29
0
516

Memotret dengan aperture lebar memiliki keuntungan tersendiri: bokeh yang indah, gambar yang lebih cerah dengan kecepatan rana yang lebih cepat dalam kondisi minim cahaya. Namun demikian, depth-of-field yang pada dasarnya dangkal, juga dapat mempersulit untuk mendapatkan subjek sepenuhnya dalam fokus. Solusi: focus bracketing dalam kamera dan fungsi depth compositing (penggabungan kedalaman) pada kamera mirrorless sistem EOS R terbaru! Kami menunjukkan contoh menggunakan fotografi makro dan close-up, tetapi ini juga berfungsi untuk menangkap gambar detail interior yang remang-remang, (Dilaporkan oleh Chikako Yagi, Digital Camera Magazine)

Jamur dengan latar belakang buram

EOS R7/ RF100mm f/2.8L Macro IS USM/ FL: 100mm (160mm equivalent)/ Aperture-priority AE (f/2.8, 1/200 det.)/ ISO 100
Digabungkan dari 30 bidikan dengan braket fokus

Focus bracketing dan depth compositing membantu jamur ini tetap berada sepenuhnya dalam fokus sekaligus mempertahankan keburaman latar belakang f/2.8 yang membuai.

Dalam artikel ini:

 

Dilema depth-of-field dalam fotografi jarak dekat/close-up

Melihat objek secara close-up melalui lensa makro memang merupakan hal yang mengagumkan, tetapi untuk mendapatkan bidikan dengan pencahayaan yang baik, yang juga terlihat sepenuhnya dalam fokus, memerlukan upaya lebih dari yang diperkirakan!

Salah satu alasannya adalah depth-of-field (DOF) yang sangat dangkal selama fotografi close-up. DOF yang dangkal menciptakan keburaman latar belakang (bokeh) yang indah, yang sangat diinginkan dalam fotografi potret wajah, tetapi juga dapat menyebabkan subjek terlihat "buram" atau "tidak tajam" jika terlalu di luar fokus. Namun begitu, menggunakan aperture yang lebih sempit untuk meningkatkan DOF mungkin tidak menghasilkan efek yang diinginkan.


f/2.8: Apa (yang biasanya) terjadi dengan pengaturan aperture lebar

EOS R7/ RF100mm f/2.8L Macro IS USM/ FL: 100mm (setara 160mm)/ Aperture-priority AE (f/2.8, 1/200 det.)/ ISO 100

Pengaturan aperture lebar seperti f/2.8 menghasilkan DOF yang dangkal, dan pemotretan close-up membuatnya semakin sempit. Meskipun ada efek bokeh latar belakang yang indah, hanya sebagian kecil dari jamur yang menjadi fokus, membuat keseluruhan gambar terlihat sangat lembut.


f/22: Subjek dalam fokus, latar belakang yang ramai

Apabila kita menyempitkan aperture ke f/22, DOF menjadi cukup besar untuk menempatkan jamur sepenuhnya dalam fokus. Namun, ada trade-off (barter):

- Latar belakang tidak terlalu buram, yang membuatnya lebih mengganggu.
- Dalam kondisi cahaya redup, gambar mungkin menjadi terlalu gelap. Anda mungkin harus menggunakan kecepatan rana yang lebih lambat, meningkatkan kemungkinan goyangan kamera dalam bidikan genggam..
- Gambar Anda masih bisa menjadi lembut karena keburaman difraksi.

 

Solusi: Focus bracketing + depth compositing

EOS R7/ RF100mm f/2.8L Macro IS USM/ FL: 100mm (setara 160mm)/ Aperture-priority AE (f/2.8, 1/200 det.)/ ISO 100
Digabungkan dari 30 bidikan dengan braket fokus/ peningkatan Fokus: 1

Subjek kecil seperti jamur ini hanya memerlukan lebih sedikit bidikan dan pengaturan peningkatan fokus yang lebih kecil agar fokus sepenuhnya, terutama dari sudut pemotretan yang relatif datar ini.

 

Apa yang dimaksud dengan focus bracketing dan depth compositing?

Focus bracketing melibatkan pengambilan beberapa bidikan dengan bagian subjek yang berbeda-beda dalam fokus. Apabila bidikan ini digabungkan ["focus-stacked" (tumpukan fokus) atau “depth-composited” (gabungan-kedalaman)], gambar yang dihasilkan memiliki DOF yang lebih besar daripada biasanya.

Kamera yang lebih lama, seperti EOS RP dan PowerShot G7 X Mark II memiliki fungsi yang mengotomatiskan focus bracketing dengan mengambil beberapa bidikan secara beruntun. Kamera yang lebih baru, seperti EOS R7, EOS R10, dan EOS R50 juga dapat menumpuk gambar di dalam kamera sehingga Anda dapat langsung melihat hasilnya tanpa harus menunggu komputer untuk memadukannya.

 

Langkah demi langkah: Cara menggunakan focus stacking (penumpukan fokus) dan depth compositing (penggabungan kedalaman)

1. Temukan dan aktifkan fungsi ‘Focus bracketing’
Jika kamera Anda dilengkapi dengan fungsi ini, maka, fungsi ini akan terletak dalam menu SHOOT yang dilingkari garis merah. Lokasi tepatnya tergantung pada model kamera Anda.

2. Tetapkan ‘Focus bracketing’ ke ‘Enable’
Seperti yang dianjurkan oleh saran pada layar, membuat folder baru untuk urutan bracketing akan memudahkan untuk mengidentifikasi dan mengelola bidikan yang di-bracket nantinya.

Pengaturan untuk dua langkah berikutnya bergantung pada subjek Anda. Anda mungkin perlu melakukan beberapa kali uji coba sampai menemukan hasil terbaik untuk pemandangan tersebut.


3. Tetapkan focus increment (peningkatan fokus)

Hal ini menetapkan berapa banyak fokus yang digeser untuk setiap bidikan Kamera secara otomatis menyesuaikan posisi fokus agar sesuai dengan pengaturan aperture. Depth of field gabungan adalah yang terbesar dengan pengaturan aperture sempit (f-angka tinggi). Panjang fokus dan lensa, juga dapat memengaruhi hasil akhir.


4. Tetapkan jumlah bidikan

Untuk subjek kecil seperti jamur pada contoh di atas, 30 bidikan dengan peningkatan fokus sempit "1" pada pengaturan aperture f/2.8 sudah cukup untuk mendapatkan seluruh subjek dalam fokus, sekaligus membiarkan latar belakang tetap buram. Bokeh latar belakang mungkin terlihat janggal jika peningkatan fokus terlalu lebar. Tentu saja, jika Anda menggunakan fungsi ini untuk melakukan deep-focus pada pemandangan dari latar depan sampai ke latar belakang, pengaturan Anda akan berbeda.


Yang perlu diperiksa: Apakah kartu memori Anda memiliki cukup ruang?

Bidikan focus bracketing direkam dalam format rekaman Anda yang biasanya. Jika Anda memotret dalam format file RAW, pastikan Anda memiliki sisa ruang penyimpanan yang cukup!

5. Aktifkan depth composite
Hal ini dinonaktifkan secara default. Mengaktifkan fitur ini untuk memberi tahu kamera untuk memadukan sejumlah gambar focus bracketing secara otomatis setelah pemotretan.
Gambar depth-composited (gabungan kedalaman) akhir disimpan sebagai file JPEG.

6. Tetapkan “Exposure smoothing” dan “Crop depth comp” jika perlu
Secara default, kedua fitur ini ditetapkan ke “Enable”.
"Exposure smoothing" mengompensasi perubahan kecerahan yang mungkin terjadi di antara bidikan.
"Crop depth comp." memotong gambar secara otomatis untuk memastikan bahwa semua gambar dalam tumpukan, sejajar.


7. Membuat folder baru, jika perlu

Ikon dalam kotak merah memungkinkan Anda membuat folder rekaman baru, sehingga Anda dapat memisahkan gambar focus-bracketed dan focus-stacked dari bidikan normal.


8. Tempatkan titik fokus di bagian depan gambar, di mana pun Anda ingin bidang fokus dimulai.

Kemudian tekan sepenuhnya dan lepaskan tombol rana. Kamera akan mengambil jumlah bidikan yang ditentukan, dengan menggeser posisi fokus yang sesuai. Jika "Depth composite" diaktifkan, maka secara otomatis akan menggabungkan bidikan menjadi satu gambar JPEG.

 

Hal yang perlu diperhatikan saat membidik

- Komposisikan dengan ruang ekstra.
Bidikan mungkin harus dipotong/dikrop untuk penyelarasan sewaktu melakukan proses penggabungan.

- Jangan gunakan ini pada subjek yang bergerak. Pegang kamera agar tidak bergerak.
Ini meningkatkan peluang keberhasilan pemotretan.

- Apabila membidik di bahwa cahaya buatan, tetapkan kecepatan rana untuk mencegah terjadinya banding.
Fungsi anti-flicker (antikedipan) tidak tersedia karena fungsi focus bracketing menggunakan rana elektronik. Anda harus menemukan pengaturan kecepatan rana yang sesuai untuk frekuensi kedipan sumber cahaya. 

Sering kali, frekuensi (siklus) ini harus sama dengan arus bolak-balik (AC) di negara Anda. Misalnya, jika negara Anda menggunakan siklus 50 hertz, cobalah 1/50 atau 1/100 detik. Jika itu tidak berhasil, sumber cahaya mungkin memiliki siklus kedipan yang berbeda, jadi lakukan beberapa bidikan percobaan pada kecepatan rana lain dalam mode rana elektronik.

1/125 detik

Semua bidikan yang membentuk gambar gabungan 1/125 detik ini memiliki garis melintang. Pemrosesan kamera membuat garis melintang menjadi kurang jelas, tetapi masih terlihat di bagian bawah gambar.

1/30 detik

Bidikan yang membentuk gambar ini tidak memiliki garis melintang sama sekali.

 

Focus Bracketing dalam kamera dan depth compositing (penggabungan kedalaman) juga membantu dalam fotografi lanskap dan situasi pengambilan gambar sudut lebar! Ini mengurangi alur kerja biasa yang dijelaskan dalam artikel di bawah ini:
Panduan tentang Penumpukan Fokus untuk Foto Lanskap yang Super Tajam

Untuk saran fotografi makro dan close-up lainnya, bacalah sejumlah artikel ini:
Macro yang menggiurkan: Seni Fotografi Makanan Secara Close-up
Teknik Fotografi Makro: Menciptakan ilusi Ruang dan Kedalaman
FAQ Lensa: Gambar Apa yang Dapat Saya Peroleh dengan Pembesaran 0,25x atau 0,5x?

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Chikako Yagi

Chikako Yagi baru berusia dua puluh tahun ketika ia mulai mengajar dirinya tentang fotografi dengan menggunakan kamera SLR film. Ia meninggalkan pekerjaan tetapnya untuk menjadi fotografer lanskap purna waktu pada tahun 2016. Ia magang pada fotografer terkenal, seperti Kiyoshi Tatsuno dan Tomotaro Ema, ia adalah anggota Shizensou Club, yang didirikan oleh salah satu mantan fotografer lanskap paling terkenal dari klub ini. Pada tahun 2013, ia dipilih sebagai salah satu dari 10 Fotografer Top Tokyo Camera Club.

www.chikakoyagi.com
Instagram: @chikako_yagi

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami