Menangani Penerangan Alami: Menambahkan Dampak ke Potret Wajah dan Lingkungannya
Mengetahui cara membaca cahaya merupakan keterampilan fotografi yang penting! Dalam rangkaian artikel ini tentang “Menangani Penerangan Alami”, kita akan mencermati cara fotografer menganalisis cahaya sekitar untuk menghasilkan gambar dengan penerangan yang lebih indah.
Ada kalanya, kiat jitu penerangan yang indah terletak bukan pada cahayanya, tetapi dalam bayangannya. Pelajari, cara fotografer dokumenter membuat potret wajah dan lingkungannya terlihat lebih dramatis dengan cara menemukan tempat yang pas untuk memposisikan subjeknya. Mungkin ini akan berguna, kalau lain kali Anda melakukan perjalanan sekaligus membuat potret tentang budaya! (Dilaporkan oleh: Kentaro Kumon, Digital Camera Magazine)
EOS RP/ RF35mm f/1.8 Macro IS STM/ FL: 35mm/ Manual exposure (f/8, 1/640 det.)/ ISO 200/ WB: Shade
Kisah di balik bidikan
Ini dari serangkaian gambar yang saya ambil untuk mendokumentasikan kehidupan di kota pedesaan dan kampung nelayan Noto Peninsula (Versi Inggris) di Ishikawa, Jepang.
Bidikan ini diambil pada suatu siang di musim dingin saat matahari terbenam dan memancarkan cahayanya yang indah pada bangunan gudang dari bambu dan daikon (lobak Jepang) yang sedang dikeringkan di luar pintunya. Pria dalam bidikan ini adalah penghuninya, yang akan meninggalkan gudangnya saat saya melihatnya. Terlintas dalam pikiran saya, betapa anggunnya pria yang sedang berdiri di sana, mengenakan jaketnya, dan saya memanggilnya serta minta izin untuk memotretnya.
Perhatikan bayangannya—bayangan ini dapat membantu Anda menemukan penerangan yang dramatis!
Pada hari saat cuacanya bagus, ini bisa sangat menggoda untuk mencari cahaya nan indah di alam terbuka. Tapi jangan lupa, bayangan pun bisa menerpakan cahaya: cermati cahayanya, karena ini bisa menuntun Anda ke penerangan dramatis yang mungkin terluputkan oleh Anda.
Dalam pemandangan ini, sumber cahaya berasal dari luar bingkai gambar. Cahayanya bersinar menembus tetumbuhan dan bangunan di seberang, menerpakan bayangan yang kuat.
Saya sengaja membuat pencahayaannya agak lebih gelap untuk menghasilkan kontras yang lebih bagus, sekaligus berhati-hati mengenai intensitas bayangan yang menerpa pada pria yang akan dipotret. Nada warna disesuaikan sewaktu pasca-pemrosesan untuk memperindah suasana yang diciptakan oleh matahari senja.
Menemukan tempat yang pas untuk memposisikan subjeknya, sangat penting untuk memastikan bahwa kontrasnya terlihat seimbang.
Menganalisis cahaya dan pemaparan
Arah cahaya: Penerangan samping, yang menyinari subjek potret dari sisi kanan atasnya
(A) Subjek potret wajah. Saya memutuskan untuk menempatkan separuh diri pria itu dalam bayangan untuk meningkatkan dampak visual.
(B) Bayangan yang diciptakan oleh bangunan dan tetumbuhan. Keduanya merupakan unsur penting bidikan ini.
Untuk menjaga keseimbangan penerangan, sangat penting untuk mempertahankan nada warna hijau rerumputan walaupun sebagian besar tertimpa bayangan.
Membaca histogram: Perlu, untuk memastikan wajah subjek menonjol
Histogram mencerminkan warna hitam pekat (B) pada sisi kanan bawah gambar. Kita juga bisa melihat, bahwa selain warna hitam, sebagian besar bidikan terdiri atas midtones. Wajah subjek (A) berada di antara midtones.
Untuk memastikan bahwa wajahnya menonjol, saya tidak membaurkan yang lainnya, tetapi memintanya untuk berdiri sehingga cahaya menimpa wajahnya tetapi, bagian lain tubuhnya, dari dada sampai kakinya, berada dalam bayangan. Ini lebih menarik perhatian ke wajahnya.
Cara menangani (A), dan (B)
Untuk (A): Sesuaikan posisi berdiri subjek dengan hati-hati.
Bidikan kurang berdampak apabila tidak ada bayangan pada subjek
Ini memerlukan suatu komunikasi yang baik dengan subjek saya. Saya memintanya berdiri, dan wajahnya akan tersinari, tetapi bagian bawah tubuhnya tertimpa bayangan. Ini akan lebih berdampak daripada menyinari seluruh tubuhnya.
Ingat: Bersikaplah santun saat berkomunikasi. Orang asing yang Anda dekati, tidak wajib memenuhi permintaan Anda untuk dipotret, dan dia justru membantu Anda kalau setuju untuk dipotret. Sebaiknya, berbagi foto yang diambil, setelahnya.
Berikut sebagian saran tentang potret perjalanan dan budaya:
Ulasan EOS M6 Mark II: Wisata Petualangan di Yogyakarta
Untuk B: Dapatkan penampilan “matahari senja” dengan menyesuaikan tone curve (lengkung nada)
Saat itu baru pukul 3 sore, tetapi saya ingin cahaya dalam gambar terasa hangat seperti cahaya larut senja. Hal ini melibatkan penyesuaian kanal Merah dan Biru tone curve (lengkung nada) dalam pasca-pemrosesan.
- Kanal Red (R): Tambah penerangan dari bagian tengah kurva ke depan.
- Kanal Blue (B): Kurangi penerangan dari bagian tengah kurva ke depan.
Hal ini akan menambah nada merah muda pada bidikan dan membuat area gelap tampak lebih kebiru-biruan, menciptakan ulang penerangan yang Anda ambil ketika memotret matahari senja.
Pelajari tentang cara fotografer lain memanfaatkan pencahayaan samping dan bayangan untuk menangkap potret wajah yang sangat berbeda dalam artikel:
Menangani Penerangan Alami: Potret Wajah dengan Bayangan Berpola
Terinspirasi untuk menjelajahi daerah baru dan mendokumentasikan pemandangan serta orang-orang yang Anda jumpai? Bacalah e-book kami dan dapatkan berbagai saran serta teknik untuk membantu Anda mengambil foto yang lebih bagus saat melakukan perjalanan jauh!
[eBook] Teknik Lensa untuk Fotografi Perjalanan
Untuk studi kasus lainnya tentang cara fotografer bekerja dengan cahaya alami demi menghasilkan berbagai gambar nan indah, bacalah:
Menangani Penerangan Alami: Peron Kereta Api di Pagi Hari
Menangani Penerangan Alami: Telephoto Macro Bebungaan dalam Cahaya Larut Senja
Menangani Penerangan Alami: Potret Wajah dengan Bayangan Berpola
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir di Tokyo pada tahun 1981, Kumon melakukan pemotretan untuk publikasi dan berbagai proyek majalah di Jepang dan di luar negeri. Dia pun telah menerbitkan sejumlah koleksi foto, seperti Daichi no Hana (Bunga Bumi: Kehidupan dan Doa Warga Nepal) (diterbitkan oleh Toho Shuppan), Koyomi Kawa (Calendar River) (diterbitkan oleh Heibonsha), dan BANEPA (diterbitkan oleh Seikyusha), berikut buku esai foto Goma no Youhinten (Goma’s Western Shop) (diterbitkan oleh Keiseisha) terinspirasi oleh pengalamannya di Banepa, Nepal. Pada tahun 2012, dia menerima penganugerahan Best Newcomer dari Photographic Society of Japan. Untuk proyeknya yang terbaru, dia telah melakukan perjalanan ke sejumlah kota dan pedesaan di sepanjang sungai dan semenanjung untuk menemukan serta mendokumentasikan berbagai aspek unik setiap tempat dan kehidupan sehari-hari para warganya.