Cara Melakukan Bidikan yang Jitu (3): Saran untuk Gambar Jejak Asap Pesawat yang Mencengangkan
Bagaimana pun jejaknya, entah itu jejak kondensasi (“contrail”) atau jejak uap yang biasanya ditinggalkan di belakang pesawat, atau jejak asap dari aerobatik udara, jejak yang ditinggalkan oleh pesawat, bisa menghasilkan gambar yang mencengangkan. Kuncinya yaitu, menciptakan gambar dramatis dari jejak tersebut dalam cahaya latar dan pengaturan white balance. Berikut ini sebagian saran dari fotografer aviasi profesional, menggunakan sejumlah contoh jejak asap dari aerobatik. (Dilaporkan oleh: Eisuke Kurosawa)
EOS 5D Mark IV/ EF24-105mm f/4L IS II USM/ FL: 58mm/ Aperture-priority AE mode (f/11, 1/2.000 det., EV-1,0)/ ISO 100/ WB: Daylight
Pasca-pemrosesan: WB ditingkatkan ke 5.400K; koreksi terpaan warna: +16
Gunakan pencahayaan latar sehingga jejak asap terlihat tiga dimensi
Metode pemotretan yang saya gunakan untuk foto Blue Impulse (tim demo aerobatik Jepang) dari udara yang sedang beraksi, bervariasi menurut musimnya. Contohnya, di musim dingin, langit di atas Jepang tampak jernih dan bersih, sehingga selama periode itu, saya cenderung mengambil foto dari suatu tempat yang agak jauh daripada biasanya. Udara yang bersih memungkinkan untuk menangkap pemandangan latar belakang dan pesawat udara dalam bingkai yang sama.
Apabila mengambil bidikan semacam itu, secara sadar saya membidik foto yang memadukan keindahan lanskap alam dengan jejak asap. Apabila terpaparkan ke pencahayaan latar yang miring, jejak asap terlihat lebih tiga dimensional, jadi saya mencoba membidik selama rentang waktu ketika cahaya berubah warna setelah matahari terbit. Untuk gambar ini, saya menyesuaikan WB untuk menonjolkan warna jingga yang samar-samar di langit. Ini begitu indah sehingga mata pemirsa akan tertarik, tidak hanya ke jejak asap, tetapi juga ke lanskapnya.
Ternyata, bahwa selain pencahayaan depan bisa menggambarkan garis jejak asap secara indah, pencahayaan latar pun dapat menciptakan foto yang terlihat lebih dramatis.
Untuk informasi selengkapnya mengenai sudut pencahayaan, bacalah:
[Pelajaran 14] Mengetahui Sinar Cahaya Anda
Anda mungkin juga tertarik mengenai artikel berikut ini:
Membuat Keputusan dalam Fotografi Lanskap: Cahaya Depan atau Cahaya Latar?
Bidikan yang gagal: Selama siang hari, penampilan tiga dimensi jejak asap kurang menonjol
EOS-1D Mark II/ FL: 21mm/ Aperture-priority AE (f/8, 1/500 det., EV±0)/ ISO 100/ WB: Manual
Jejak asap, apabila dibidik saat siang hari dengan pencahayaan atas, akan tampak putih dan indah. Namun demikian, jejak asap ini kurang berdampak dalam bidikan ini, dibandingkan gambar utama, yang difoto dalam cahaya latar dan terlihat lebih tiga dimensional.
Tingkatkan sedikit suhu warna untuk menggambarkan warna langit pagi hari
Agar dapat menggambarkan langit pagi hari dengan rona merah yang indah, saya menetapkan white balance ke 'Daylight' untuk membidik, sehingga kamera bisa mengekspresikan warna seperti yang saya lihat. Sewaktu pasca-pemrosesan RAW, saya mengoreksi terpaan warna dengan meningkatkan suhu warna dari 5000K ke 5400K, agar reproduksi warna lebih baik seperti yang saya bayangkan.
Daylight
Setelah penyesuaian white balance
Rujuk ke artikel berikut ini untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai white balance.
Dasar-Dasar Kamera #6: White Balance
Dasar-Dasar White Balance untuk Menghasilkan Nada Warna Dambaan!
Dunia Sejuk, Tenteram dengan Pantulan Air dan White Balance
Saran: Apabila udaranya bersih, Anda sebaiknya rencanakan untuk membidik dari kejauhan
EOS 7D Mark II/ EF100-400mm f/4.5-5.6L IS II USM/ FL: 286mm (setara 458mm)/ Aperture-priority AE (f/8, 1/4 det., EV-1,0)/ ISO 100/ WB: Manual
Foto ini secara khusus diambil di lokasi laut yang berkilauan, disinari oleh cahaya pagi hari. Karena jarak saya jauh, saya dapat menangkap bayangan jejak asap yang terpantul di laut, sehingga membuat foto lebih mengesankan.
Saya yakin bahwa untuk menciptakan karya terbaik, Anda harus secara akurat menilai kondisi cuaca dan menyiapkan rencana pemotretan yang tepat. Contohnya, di Jepang, udaranya bersih selama musim dingin, jadi saya tahu bahwa pada waktu itu sepanjang tahun, saya bisa membidik dari kejauhan daripada yang biasa saya lakukan, dan tetap masih bisa menangkap bidikan yang jernih dan lebar dari seluruh pemandangan yang akan menghasilkan foto lanskap indah seperti yang di atas.
Anda mungkin tertarik untuk membaca: Cara Memotret Jejak Uap, Asap, dan Uap Air
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir di Sendai, Prefektur Miyagi pada tanggal 20 November 1970, Kurosawa mengawali fotografi setelah menjumpai tim T-2 Blue Impulse saat ia masih muda belia. Dengan tekad menjadi seorang fotografer profesional, ia mengikuti pendidikan tinggi fotografi di sebuah college dan bergabung dengan perusahaan penerbitan setelah lulus, dan terutama ia memotret berbagai mobil, meliput acara balapan, dan melakukan fotografi di studio. Pada tahun 1999, ia mulai bekerja sebagai fotografer freelance dalam bidang aviasi. Ia telah memotret untuk selebar resmi Blue Impulse, dan menghasilkan majalah aviasi spesialis dan kalender aviasi.