Cara Menggunakan Teknik Kuadran untuk Menyeimbangkan Subjek dan Pemandangan
Semakin sering Anda berlatih menemukan komposisi yang berbeda-beda, semakin mudah Anda menemukan cara baru yang kreatif dalam memotret pemandangan. Dalam artikel ini, Hirokazu Nagane, seorang fotografer lanskap rel kereta api yang terkenal akan komposisinya yang indah, berbagi satu teknik yang sangat efektif, yang sering ia gunakan: kuadran. Coba praktikkan, apakah Anda bisa menerapkan teknik ini pada pemandangan yang Anda bidik dengan subjek utama yang berlatar belakang pemandangan yang indah, tetapi ramai, atau banyak elemen di sekelilingnya. Anda akan terkejut dengan cara kerjanya, bahkan dalam genre selain fotografi lanskap atau rel kereta api! (Dilaporkan oleh Hirokazu Nagane, Digital Camera Magazine)
EOS R/ RF24-240mm f/4-6.3 IS USM/ FL: 94mm/ Manual exposure (f/8, 1/1250 det.)/ ISO 400/ WB: Daylight
Lokasi: JR Hokkaido - Jalur Utama Hakodate, antara stasiun Ebeotsu dan Moseushi, Hokkaido, Jepang
Pendahuluan: Yang saya pikirkan saat menyusun komposisi
Saya memiliki pendekatan yang agak metodis untuk menyusun lanskap rel kereta api.
1. Menganalisis pemandangan
Hal pertama yang saya lakukan yaitu menganalisis secara rasional, bagian mana dari pemandangan yang paling menarik bagi saya. Saya menjadikannya sebagai jangkar bidikan dan menyusunnya sedemikian rupa sehingga memenuhi 70% hingga 80% bingkai.
2. Menentukan penempatan kereta api
Untuk genre fotografi saya, kereta api (subjek utama) harus memiliki kehadiran yang signifikan (bobot visual). Jika orang hanya melihat pemandangan dan tidak memperhatikan kereta api, foto saya hanya akan menjadi lanskap pemandangan, bukan lanskap rel kereta api!
Bobot visual bukan sekadar soal melakukan zoom in supaya kereta api memenuhi lebih banyak ruang bingkai. Ada cara yang lebih canggih untuk menyesuaikannya. Metode yang paling sering saya gunakan yaitu, menempatkan pemandangan utama dan kereta api secara diagonal, saling berhadapan. Dengan begitu, mata pemirsa selalu bergerak dari pemandangan utama ke kereta api, meskipun kereta api menempati lebih sedikit ruang dalam bingkai. Tergantung pada apa yang tersedia, elemen seperti terowongan dan pencahayaan juga bisa digunakan untuk menarik lebih banyak perhatian ke kereta api.
Tidak seperti komposisi diagonal konvensional, biasanya tidak ada elemen diagonal yang kentara dalam bingkai. Tetapi, Anda bisa melatih diri Anda untuk melihat hubungan diagonal dengan menggunakan teknik kuadran, yang sudah saya uraikan tadi, ke dalam 4 langkah di bawah ini.
Langkah 1: Berlatihlah melihat pemandangan dalam kuadran
Apabila Anda melihat melalui viewfinder atau layar LCD belakang, bayangkan gambar dibagi ke dalam kuadran seperti ilustrasi di atas. Anda bisa menggunakan tampilan kisi-kisi untuk membantu Anda.
Kemudian, coba lakukan, apakah Anda bisa menyesuaikan pembingkaian Anda supaya subjek utama (bagi saya, kereta api) berada pada satu kuadran, dan pemandangan di sekelilingnya pada tiga kuadran lainnya. Tidak masalah jika Anda tidak bisa membentuk diagonal yang sempurna: kami hanya ingin mengetahui apakah Anda bisa mengatur berbagai elemen dengan cara ini! Tidak masalah jika subjek tumpang-tindih dengan garis kuadran.
Langkah 2: Identifikasi bagian pemandangan yang paling menarik dan bingkai subjek secara diagonal di atasnya
Pada langkah ini, kita menjadi lebih spesifik daripada langkah sebelumnya. Mungkin terdapat beberapa elemen dalam pemandangan, jadi tentukan yang paling menarik bagi Anda. Bagian yang menarik ini akan menjadi jangkar komposisi. Tempatkan di salah satu kuadran, dan cobalah menempatkan subjek utama Anda di kuadran yang berlawanan secara diagonal.


Susun komposisi dengan menggunakan bunga sakura sebagai jangkar


Susun komposisi dengan menggunakan rumput perak sebagai jangkar.
Saran Pro: Mendapatkan hasil yang bagus bisa jadi lebih menantang dari yang diperkirakan, tetapi jangan menyerah!
Terkadang, kesulitannya adalah mendapatkan jangkar dan subjek di kuadran yang berlawanan. Di lain waktu, Anda mungkin menyadari bahwa proporsi subjek terhadap lanskap tidak terlihat ideal dari tempat Anda memotret. Bersiaplah untuk banyak bergerak demi menemukan posisi dan sudut terbaik. Jangan menyerah: hal ini sering terjadi, bahkan pada saya!
Langkah 3: Cermati bingkai untuk elemen yang tidak diinginkan
Sesudah
EOS R3/ RF100-500mm f/4.5-7.1L IS USM/ FL: 428mm/ Manual exposure (f/8, 1/4000 det.)/ ISO 1600
Sebelum
A: Struktur buatan manusia
B: Rumah-rumah berpotensi mengganggu
C: Cabang pepohonan pun terlihat mencolok
Ketika Anda menyusun komposisi, Anda mencermati apa yang ada di dalam bingkai. Carilah elemen yang secara visual mengganggu atau mengacaukan pemandangan yang ingin Anda ciptakan dengan foto Anda. Sebagai contoh, dalam fotografi lanskap rel kereta api, kita biasanya mencoba untuk menghindari adanya rumah, tiang listrik, atau elemen buatan manusia lainnya di dalam bingkai.
Anda bisa melakukan zoom in untuk menghilangkan gangguan ini, atau mengubah sudut pandang Anda sehingga semua itu tersembunyi di balik sesuatu yang lebih estetis. Namun terkadang, pilihan terbaik adalah mengubah posisi pemotretan Anda.
Saran Pro: Tambahkan waktu penyangga yang cukup untuk pemecahan masalah
Waktu bisa berlalu lebih cepat daripada yang diperkirakan apabila Anda mencari sudut terbaik yang bebas gangguan. Terkadang, segera setelah saya berhasil menyembunyikan satu gangguan, saya akan melihat hal lain yang mengganggu saya, dan harus menyesuaikan lagi komposisinya. Dalam situasi yang menantang, saya mungkin harus berpindah-pindah tempat beberapa kali sebelum merasa puas. Itulah mengapa saya selalu merencanakan untuk mencapai tempat pemotretan setidaknya 1 jam sebelum jadwal kereta api target saya akan melintas.
Langkah 4: Pikirkan tentang teknik kuadran apabila Anda melihat pemandangan
Langkah 1 hingga 3 adalah dasar-dasar untuk menyusun komposisi dengan teknik kuadran. Langkah terakhir adalah melatih mata dan keterampilan visualisasi Anda sampai Anda bisa melihat hubungan diagonal dengan mudah! Lakukan itu setiap kali Anda mengerjakan pemotretan, atau sekadar mencari lokasi. Saya masih memvisualisasikan gambar dengan cara ini, dan jika saya tahu bahwa kereta api akan segera melintas, saya memotretnya untuk mengetahui, apakah komposisi yang ada di kepala saya sesuai dengan kenyataan.
Berikut ini sebagian contoh bidikan yang saya susun dengan teknik kuadran.
Kereta api di tengah kehijauan musim semi
EOS R/ RF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 50mm/ Manual exposure (f/11, 1/500 det.)/ ISO 800

Kereta api berada dalam satu kuadran, dan ranting pepohonan yang hijau segar di latar depan dalam tiga kuadran lainnya.
Kereta api dengan bunga kosmos
EOS R6 Mark II/ RF24-70mm f/2/8L IS USM/ FL: 27mm/ Manual exposure (f/14, 1/800 det.)/ ISO 1600

Di sini, saya menempatkan bunga kosmos yang bermekaran di latar depan supaya terlihat seakan-akan kereta api sedang menuju ke arahnya.
Dengan bunga matahari
Full-frame EOS DSLR/ 24-70mm lens/ FL: 31mm/ Manual exposure (f/11, 1/640 det.)/ ISO 500

Di sini, saya menempatkan kereta api di 1 kuadran, Gunung Kaimon di kuadran lainnya, dan padang bunga matahari di 2 kuadran terakhir.
Dalam bentangan salju yang membeku
EOS R5/ RF16mm f/2.8 STM/ FL: 16mm/ Manual exposure (f/13, 1/2500 det.)/ ISO 1600

Di sini, saya telah “membekukan” kereta api tepat pada saat kereta api itu secara diagonal berlawanan dengan semburat sinar matahari di pohon yang membeku.
Melintasi pegunungan
APS-C EOS DSLR/ Lensa 70-200mm f/2.8L / FL: 105mm (setara 168mm)/ Manual Exposure (f/8, 1/2 det.)/ ISO 400

Bidikan lainnya sengaja diatur waktunya untuk membekukan kereta api saat kereta api berada di seberang pegunungan yang tertutup salju.
Saran Pro: Yang penting itu adalah prosesnya
Akan ada saat di mana, bagaimana pun Anda mencoba, elemennya tidak akan masuk ke dalam kuadran secara rapi. Itu tidak masalah. Yang penting adalah proses belajar untuk melihat komposisi. Melalui proses ini, Anda akan membangun pengertian Anda sendiri tentang apa yang berhasil dan apa yang tidak, dan hal ini akan membantu meningkatkan keterampilan komposisi Anda.
Saran terakhir: Jika Anda tidak dapat menemukan hubungan diagonal, cobalah sesuatu yang lain
Langkah 4 untuk latihan. Akan selalu ada situasi di mana teknik komposisi yang lain memberikan hasil yang lebih baik! Teknik komposisi lainnya yang sering saya gunakan adalah komposisi terpisah dan komposisi tengah. Biasakan diri Anda dengan berbagai teknik komposisi yang berbeda supaya Anda bisa memilih yang terbaik.
Komposisi terpisah
EOS R5/ RF15-35mm f/2.8L IS USM/ FL: 17mm/ Manual exposure (f/8, 1/4000 det.)/ ISO 1600
Komposisi terpisah adalah cara termudah untuk menunjukkan simetri, seperti yang Anda dapatkan dari pantulan yang indah pada air yang tenang. Terkadang, Anda bisa melapisi teknik kuadran untuk menghasilkan keseimbangan yang lebih baik. Contohnya, pada gambar di atas, saya menempatkan pantulan pepohonan dan awan di kuadran kiri bawah, secara diagonal di seberang kereta api. Pengingat: jangan terlalu terpaku pada penerapan teknik ini secara paksa, kalau ada komposisi lain yang lebih baik!
Komposisi tengah
APS-C EOS DSLR/ Lensa 600mm f/4 + Extender EF2x III/ FL: 1200mm (setara 1920mm)/ Manual Exposure (f/11, 1/3200 det.)/ ISO 400
Ada banyak materi yang menganjurkan para fotografer untuk tidak menggunakan komposisi tengah, di mana Anda menempatkan subjek di bagian tengah bingkai. Namun demikian, hal ini bisa berhasil dengan sangat baik, khususnya apabila Anda ingin mengarahkan perhatian pemirsa ke subjek yang sangat mencolok.
Rekap dasar-dasar komposisi Anda dengan sejumlah artikel berikut ini:
- Pembingkaian, Horizontal dan Vertikal
- Subjek Utama dan Kedua; Segitiga
- Komposisi Tengah, Komposisi Simetris
- Panduan Visual, Hal Tidak Terduga, dan Pengurangan
- Aturan Segitiga & Aturan Segiempat
- Komposisi Diagonal dan Aturan Segitiga
- “Pattern & Rhythm” & “S-Curve”
Tingkatkan keterampilan komposisi Anda dengan melakukan sejumlah latihan berikut ini:
- Konsep Baru Komposisi Tengah: 2 Latihan untuk Photowalk Anda yang Berikutnya
- Fotografi Lanskap Minimalis dengan Bentangan Langit
- Closeups 24mm: 3 Latihan Mudah untuk Menguasai Perspektif Sudut Lebar
- Metode Matrix: Cara yang Sistematis untuk Menambahkan Variasi ke Bidikan Anda
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir di Yokohama pada tahun 1974. Setelah lulus dari Musashi Institute of Technology (Sekarang dirujuk sebagai ‘Tokyo City University’), ia belajar di bawah asuhan Mitsuhide Mashima, fotografer rel kereta api, yang juga adalah CEO Mashima Railway Pictures. Beberapa tahun belakangan ini, ia terlibat dalam menjelaskan berbagai teknik fotografi rel kereta api di majalah fotografi, dan menulis panduan fotografi rel kereta api. Ia berkeliling Jepang, mengambil foto kereta api sambil menjunjung tinggi motto, yaitu "mengambil foto yang begitu hidup sampai-sampai Anda bisa mendengar bunyi kereta, hanya dengan melihat fotonya".