Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni – Bagian 11: Mewujudkan Cetakan Foto ke Dalam Karya Seni
Dengan segala upaya yang dicurahkan dan waktu yang dihabiskan dalam membuat gambar dan penyuntingan gambar, cetakan karya seni lukis murni Anda hampir tuntas. Langkah terakhir dalam penyiapan kertas, melakukan retouch pada bagian yang berdebu, membubuhkan tanda tangan dan membingkai, merupakan hal yang sangat krusial dalam mengubah hasil cetakan foto menjadi karya seni.
Mempersiapkan kertas sebelum mencetak
Kertas fine art terbaik sering kali terbuat dari bubur kapas, dan dengan begitu, permukaan kertas mungkin memiliki kantung serbuk kecil yang dihasilkan sewaktu proses merapikan potongan kertas. Abrasi antara kertas dan penambahan serbuk pelumasan sewaktu proses pembuatan kertas, juga punya andil dalam hal ini.
Serbuk merusak kualitas cetakan, karena mencegah kelekatan tinta pada permukaan berlapis sehingga menyebabkan bintik-bintik putih pada permukaan cetakan. Penimbunan serbuk dalam printer bisa juga menyebabkan kegagalan printer.
Ada dua cara untuk membersihkan serbuk pada kertas sebelum mencetak:
1) Ketuk-ketuk tumpukan kertas pada meja – getarannya akan meluruhkan serbuk dari permukaan kertas.
2) Menggunakan air blower untuk menghilangkan sebagian besar serbuk dan bersihkan sisanya dengan sikat bulu hewan. Jangan menggunakan sikat nylon, karena sikat ini terlalu abrasif dan dapat merusak permukaan lapisan.
Lakukan retouching spot dengan tangan
Gambar karya Tsiklonaut melalui http://4nalog.blogspot.sg
Meskipun kita telah berupaya sebaik-baiknya, namun noda serbuk yang bandel bisa bertahan. Hal ini dapat meninggalkan noda putih secara acak pada cetakan final. Anda punya dua pilihan—melakukan cetak ulang yang biayanya mahal, atau touch up (merapikan) noda putih dengan tangan. Syukurlah, dengan kuas halus dan sisa tinta dari kartrid tinta, merapikan noda putih relatif mudah.
Langkah satu – Keluarkan tinta dengan kuas
Masukkan kuas super halus ke dalam bukaan kartrid tinta untuk mengeluarkan tinta. Untuk gambar monokrom, gunakan tinta warna abu-abu atau abu-abu muda.
Langkah dua – Periksa kepekatan tinta
Oleskan tinta ke kuku atau pergelangan tangan Anda untuk mengetahui kepekatan warnanya. Encerkan dengan air jika perlu.
Langkah tiga – Oleskan tinta
Sentuh kertas dengan ujung kuas secara hati-hati—jangan mewarnainya dengan menyikatnya.
Membubuhkan tanda tangan fotografer
Ada kegunaan yang lain dari sisa tinta dalam kartrid tinta Anda—ini kesempatan yang bagus untuk mengkustomisasi lembar cetakan foto dengan tanda tangan Anda. Anda hanya memerlukan pena celup kaligrafi atau pulpen.
Gambar oleh John Dunne melalui https://www.johndunne.ie
Gunakan pena celup atau pulpen
Masukkan tinta ke dalam pulpen dari kartrid tinta. Jika Anda menggunakan pena celup, cukup celupkan ujung pena ke dalam kartrid tinta.
Tuliskan pada muka lapisan
Tulis seperti biasa, tapi ingat, bahwa pada kertas fine art berbasis kapas, adalah normal kalau tintanya agak sedikit membelobor.
Membuat catatan pengaturan cetak Anda
Dalam proses menyempurnakan lembaran cetak, mungkin diperlukan beberapa cetakan percobaan. Contohnya, Anda mungkin menggunakan profil tujuan penorehan atau dicetak dari perangkat lunak imaging yang berbeda. Oleh karena itu, ini merupakan praktik yang bagus untuk memberikan label atau tag pada tiap cetakan percobaan dengan pengaturan cetak agar mudah diidentifikasi. Tampaknya, ini adalah langkah yang tidak penting, tetapi kelak, akan mudah melupakan pengaturan mana yang diterapkan pada tiap cetakan. Anda bisa mencatat pengaturan cetak pada gambar melalui tanda air digital, atau mencatatnya dengan pensil di balik lembar cetakan. Apa pun caranya, catatan ini merupakan sumber daya pembelajaran yang berharga.
Membingkai cetakan foto
Untuk cetakan fotografis, yang sering digunakan adalah bingkai aluminium atau kayu yang sederhana, karena keduanya dapat menyangga cetakan foto secara elegan dan tidak berlebihan sehingga mengalahkan tampilan foto itu sendiri. Bersama-sama dengan teknik matting dan mounting, bingkai yang lengkap akan menambah nilai pada cetakan foto. Matting mengacu ke penggunaan keratan kertas karton tebal sebagai hamparan cetakan foto yang sesungguhnya. Teknik berikut ini tersedia untuk pertimbangan fotografer.
Float Mounting
Apabila cetakan foto langsung mengenai bahan akrilik atau lembar kaca bingkai, akan terbentuk Newton Rings (Cincin Newton) yang tidak kentara. Untuk menghindari ini, float mounting sering kali digunakan pada bingkai kayu, karena ini menciptakan celah antara cetakan foto dan lembar atas yang bening. Pada waktu yang sama, pemisahan ini menambahkan kedalaman pada cetakan foto sehingga menghasilkan efek tiga dimensi.
(Kiri) Newton rings
(Kanan) Contoh float mounting
Yang penting mengenai matting
Matting menciptakan batasan di sekeliling cetakan untuk membuatnya tampak lebih besar. Sebuah celah, yang ukurannya sesuai dengan cetakan, menegaskan dampak cetakan foto itu.
Ukuran matting yang disarankan adalah sebagai berikut untuk masing-masing ukuran kertas:
A4 - 50mm (Lebar bingkai)
A3 - 60-70mm (Lebar bingkai)
A2 - 60-70mm (Lebar bingkai)
Yang paling utama, seni membingkai adalah tentang menciptakan perspektif. Kami menyarankan untuk menggunakan lebar alas papan, yaitu sepertiga dari separuh lebar gambar (untuk gambar persegi panjang). Lebar alas papan tebal menambah dampak gambar, mengubah gambar cetakan menjadi jendela penglihatan fotografer. Bukaan papan, bisa juga dibuat lebih besar dari permukaan cetakan foto, sehingga memberikan sekilas tekstur kertas dan wawasan ke dalam proses pemikiran sang fotografer.
Penggunaan alas papan yang kreatif
Gambar melalui http://www.logangraphic.com
Untuk mengilustrasikan, bagaimana matting bisa secara radikal memengaruhi gambar, pertimbangkan pembingkaian di atas. Perhatikan bayangan tipis yang diciptakan oleh alas papan bagian atas. Bisakah Anda lihat? Hal ini secara dramatis meningkatkan kualitas cetakan foto dan lebih menyempurnakan dampak gambarnya. Anda bisa dengan mudah menciptakan efek ini dengan meninggikan papan atas dengan sisipan lapisan busa.
Untuk gambar yang terdiri atas nada gelap yang mendominasi sebelumnya, fotografer juga bisa mempertimbangkan penggunaan papan alas warna arang atau warna gelap. Batas pinggir yang gelap melengkapi penampilan gambar dan membuat gambar itu serta pembingkainya menjadi kesatuan yang saling melekat.
Seperti yang bisa Anda lihat, menikmati cetakan foto memang suatu bentuk seni. Ini memerlukan waktu, kesabaran dan sedikit pengetahuan teknis untuk sepenuhnya memahami potensinya. Semoga pengenalan tentang pencetakan karya seni lukis murni ini telah menggugah minat Anda. Bicaralah dengan spesialis printer Canon di tempat Anda dan cari tahu, bagaimana Anda bisa mulai menghasilkan cetakan karya seni lukis murni milik Anda sendiri.
Artikel terdahulu:
Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni
Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni – Bagian 2: Ruang Warna
Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni – Bagian 3: Profil Warna dan Rendering Intent
Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni – Bagian 4: Bagaimana Cahaya Memengaruhi Warna
Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni – Bagian 5: Mengkalibrasi Monitor Anda
Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni – Bagian 6: Mengkalibrasi Printer Anda
Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni – Bagian 7: Memilih Kertas untuk Cetakan Karya Seni Lukis Murni
Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni – Bagian 8: Menguji Kertas
Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni – Bagian 9: Menentukan Gaya Pewarnaan dan Toning Anda
Pendahuluan tentang Pencetakan Seni Lukis Murni – Bagian 10: Wawancara dengan Profesional EOS, Edgar Su
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!