Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Seni Rana Lambat: 2 Gagasan untuk Membuat Bidikan Panning Menjadi Lebih Menarik

2020-09-11
8
729
Dalam artikel ini:

Panning adalah salah satu teknik terpopuler yang digunakan untuk mengekspresikan kecepatan dan dinamisme kendaraan yang melaju pesat. Tapi, tahukah Anda bahwa buram gerakan yang diciptakannya, dapat juga digunakan untuk mempercantik gambar Anda? Berikut ini dua teknik untuk melakukan itu. (Dilaporkan oleh: Yuya Yamasaki, Digital Camera Magazine)

Bullet train (kereta peluru) dengan bokeh latar depan yang di-panning

EOS 5D Mark III/EF70-200mm f/2.8L IS II USM/ FL: 200mm /Manual Exposure (f/11, 1/30 det.)/ ISO 50/ WB: Daylight (M4)
Perlengkapan lainnya: Filter PL

 

Teknik #1: Lakukan panning pada bokeh latar depan

Percaya atau tidak, gambar di atas merupakan foto #nofilter (atau setidaknya, #nosoftwarefilter). Dapatkah Anda menemukan perbedaan pada bidikan panning konvensional?

Pada bidikan panning konvensional, kesan kecepatan berasal dari buram gerakan di latar belakang. Tetapi, jika Anda melakukan defokus latar depan kemudian melakukan pan dengan kamera Anda, Anda akan mendapatkan hasil seperti bidikan di atas, di mana bokeh latar depan tampak seakan “diseka” pada seluruh gambar. 

Warna merah muda dalam buram gerakan berasal dari bunga sakura di latar depan yang saya tempatkan di luar fokus sebelum melakukan panning. Saya mulai melakukan panning kamera saat bullet train bergerak. Meskipun saya menggunakan filter polarisasi (filter PL) untuk menyempurnakan warna merah muda bunga sakura, namun efeknya tidak cukup bagus, jadi saya melakukan koreksi white balance, meningkatkan nada warna magenta sebesar +4.


Saran #1: Panjang fokus yang semakin panjang, buram gerakan pun tampak semakin jelas

Mempertimbangkan kecepatan bullet train, saya tidak dapat membidik dengan kecepatan rana yang terlalu lambat—keretanya akan sirna!

Untungnya, dengan panjang fokus telephoto, tidaklah sulit mendapatkan garis-garis buram gerakan yang nyata dalam bokeh latar depan dan latar belakang apabila Anda melakukan bidikan panning. Panjang fokus yang semakin panjang, efeknya pun tampak semakin jelas. Menggunakan ujung telephoto 200mm lensa saya, saya mendapatkan hasil seperti yang Anda lihat di atas, pada 1/30 detik.


Pemandangan sesungguhnya

Bullet train (kereta peluru) dengan bunga sakura

Dibidik pada f/5/ 1/2.500 det./ ISO 640

Ini adalah pemandangan yang sama seperti gambar pertama, dibidik dengan lensa standar. Sudut pandang yang lebih lebar akan menunjukkan seberapa cepat kereta melaju, jadi saya harus membidiknya secepat 1/2.500 detik untuk membekukannya. Kondisi penerangan sama seperti gambar yang pertama.


Saran #2: Jangan menyetel aperture terlalu sempit!

Saya punya alasan lain untuk tidak menggunakan kecepatan rana yang lebih lambat: ini harus menggunakan aperture yang lebih kecil, yang akan melemahkan bokeh latar depan dan efek-seperti-filter. Untuk gambar pertama, saya menetapkan ISO pada 50 dan aperture pada f/11. Panjang fokus telephoto menjamin bahwa bokeh yang memadai dapat diperoleh, bahkan pada f/11.

 

Teknik #2: Ubah lampu perkotaan menjadi torehan kuas warna pelangi

Kereta api diterpa lampu neon

EOS 5DS R/EF70-200mm f/2.8L IS II USM/ FL: 200mm/ Manual exposure (f/7.1, 1/2 det.)/ ISO 200/ WB: Daylight

Memotret di pusat keramaian Shinjuku pada suatu malam, saya mempertimbangkan untuk melakukan bidikan panning dengan menggunakan tangan untuk mengubah cahaya neon di kota menjadi torehan kuas warna-warni cahaya yang menyerupai ombak.

Karena letak stasiun yang dekat, kereta api melaju sangat perlahan, dan saya harus memperlambat kecepatan rana hingga ½ detik untuk mendapatkan efek yang saya inginkan.

Pada kamera DSLR, pemotretan pada kecepatan rana yang begitu lambat, menghasilkan durasi panjang mirror-up, yang membuatnya lebih sulit untuk mengkoordinasikan pergerakan Anda dengan subjek. Satu-satunya cara yaitu terus berlatih sampai Anda tidak perlu lagi melihat melalui viewfinder!

Saya menetapkan white balance ke “Daylight” untuk menambah sedikit pancaran warna dan membuat bidikan terlihat lebih surealis.


Saran #3: Kecepatan rana terbaik untuk panning adalah yang memberi Anda hasil yang ideal

Bidikan panning kereta pada 1/8 detik

Buram gerakan tidak cukup pada 1/8 det.

Saat kereta api bergerak perlahan, kecepatan 1/8 detik tidak menghasilkan gambar yang ideal: Tidak saja gambar yang dihasilkan terlihat agak buram, tetapi Anda masih bisa melihat bentuk bangunan, yang memupus kesan ajaib dari gambarnya. Tidak ada kecepatan “ideal” untuk panning—kecepatan rana terbaik adalah yang memberi Anda hasil seperti yang dibayangkan.

 

Untuk mempelajari teknik seni rana lambat lainnya, baca:
Gambar Unik Apakah yang Bisa Saya Hasilkan Dengan Circular Panning?
Pengaturan Kamera yang Digunakan untuk Bidikan Rana Lambat yang Mencengangkan!
Seni Shutter Lambat: Menggunakan Zoom Burst untuk Mengubah Bintang Gemintang di Langit menjadi Hujan Meteor

Baca juga:
3 Cara Lebih Menarik untuk Mengambil Foto Subjek yang Bergerak-Cepat

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Yuya Yamasaki

Lahir pada tahun 1970 di Hiroshima, Yamasaki adalah perwakilan “Railman Photo Office,” perpustakaan foto yang berspesialisasi dalam foto rel kereta api. Ia telah menghasilkan karya fotografis tentang rel kereta api, dari sudut yang tidak umum dengan kepekaannya yang unik.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami