Seni Rana Lambat: 2 Gagasan untuk Membuat Bidikan Panning Menjadi Lebih Menarik
Panning adalah salah satu teknik terpopuler yang digunakan untuk mengekspresikan kecepatan dan dinamisme kendaraan yang melaju pesat. Tapi, tahukah Anda bahwa buram gerakan yang diciptakannya, dapat juga digunakan untuk mempercantik gambar Anda? Berikut ini dua teknik untuk melakukan itu. (Dilaporkan oleh: Yuya Yamasaki, Digital Camera Magazine)
EOS 5D Mark III/EF70-200mm f/2.8L IS II USM/ FL: 200mm /Manual Exposure (f/11, 1/30 det.)/ ISO 50/ WB: Daylight (M4)
Perlengkapan lainnya: Filter PL
Teknik #1: Lakukan panning pada bokeh latar depan
Percaya atau tidak, gambar di atas merupakan foto #nofilter (atau setidaknya, #nosoftwarefilter). Dapatkah Anda menemukan perbedaan pada bidikan panning konvensional?
Pada bidikan panning konvensional, kesan kecepatan berasal dari buram gerakan di latar belakang. Tetapi, jika Anda melakukan defokus latar depan kemudian melakukan pan dengan kamera Anda, Anda akan mendapatkan hasil seperti bidikan di atas, di mana bokeh latar depan tampak seakan “diseka” pada seluruh gambar.
Warna merah muda dalam buram gerakan berasal dari bunga sakura di latar depan yang saya tempatkan di luar fokus sebelum melakukan panning. Saya mulai melakukan panning kamera saat bullet train bergerak. Meskipun saya menggunakan filter polarisasi (filter PL) untuk menyempurnakan warna merah muda bunga sakura, namun efeknya tidak cukup bagus, jadi saya melakukan koreksi white balance, meningkatkan nada warna magenta sebesar +4.
Saran #1: Panjang fokus yang semakin panjang, buram gerakan pun tampak semakin jelas
Mempertimbangkan kecepatan bullet train, saya tidak dapat membidik dengan kecepatan rana yang terlalu lambat—keretanya akan sirna!
Untungnya, dengan panjang fokus telephoto, tidaklah sulit mendapatkan garis-garis buram gerakan yang nyata dalam bokeh latar depan dan latar belakang apabila Anda melakukan bidikan panning. Panjang fokus yang semakin panjang, efeknya pun tampak semakin jelas. Menggunakan ujung telephoto 200mm lensa saya, saya mendapatkan hasil seperti yang Anda lihat di atas, pada 1/30 detik.
Pemandangan sesungguhnya
Dibidik pada f/5/ 1/2.500 det./ ISO 640
Ini adalah pemandangan yang sama seperti gambar pertama, dibidik dengan lensa standar. Sudut pandang yang lebih lebar akan menunjukkan seberapa cepat kereta melaju, jadi saya harus membidiknya secepat 1/2.500 detik untuk membekukannya. Kondisi penerangan sama seperti gambar yang pertama.
Saran #2: Jangan menyetel aperture terlalu sempit!
Saya punya alasan lain untuk tidak menggunakan kecepatan rana yang lebih lambat: ini harus menggunakan aperture yang lebih kecil, yang akan melemahkan bokeh latar depan dan efek-seperti-filter. Untuk gambar pertama, saya menetapkan ISO pada 50 dan aperture pada f/11. Panjang fokus telephoto menjamin bahwa bokeh yang memadai dapat diperoleh, bahkan pada f/11.
Teknik #2: Ubah lampu perkotaan menjadi torehan kuas warna pelangi
EOS 5DS R/EF70-200mm f/2.8L IS II USM/ FL: 200mm/ Manual exposure (f/7.1, 1/2 det.)/ ISO 200/ WB: Daylight
Memotret di pusat keramaian Shinjuku pada suatu malam, saya mempertimbangkan untuk melakukan bidikan panning dengan menggunakan tangan untuk mengubah cahaya neon di kota menjadi torehan kuas warna-warni cahaya yang menyerupai ombak.
Karena letak stasiun yang dekat, kereta api melaju sangat perlahan, dan saya harus memperlambat kecepatan rana hingga ½ detik untuk mendapatkan efek yang saya inginkan.
Pada kamera DSLR, pemotretan pada kecepatan rana yang begitu lambat, menghasilkan durasi panjang mirror-up, yang membuatnya lebih sulit untuk mengkoordinasikan pergerakan Anda dengan subjek. Satu-satunya cara yaitu terus berlatih sampai Anda tidak perlu lagi melihat melalui viewfinder!
Saya menetapkan white balance ke “Daylight” untuk menambah sedikit pancaran warna dan membuat bidikan terlihat lebih surealis.
Saran #3: Kecepatan rana terbaik untuk panning adalah yang memberi Anda hasil yang ideal
Buram gerakan tidak cukup pada 1/8 det.
Saat kereta api bergerak perlahan, kecepatan 1/8 detik tidak menghasilkan gambar yang ideal: Tidak saja gambar yang dihasilkan terlihat agak buram, tetapi Anda masih bisa melihat bentuk bangunan, yang memupus kesan ajaib dari gambarnya. Tidak ada kecepatan “ideal” untuk panning—kecepatan rana terbaik adalah yang memberi Anda hasil seperti yang dibayangkan.
Untuk mempelajari teknik seni rana lambat lainnya, baca:
Gambar Unik Apakah yang Bisa Saya Hasilkan Dengan Circular Panning?
Pengaturan Kamera yang Digunakan untuk Bidikan Rana Lambat yang Mencengangkan!
Seni Shutter Lambat: Menggunakan Zoom Burst untuk Mengubah Bintang Gemintang di Langit menjadi Hujan Meteor
Baca juga:
3 Cara Lebih Menarik untuk Mengambil Foto Subjek yang Bergerak-Cepat
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir pada tahun 1970 di Hiroshima, Yamasaki adalah perwakilan “Railman Photo Office,” perpustakaan foto yang berspesialisasi dalam foto rel kereta api. Ia telah menghasilkan karya fotografis tentang rel kereta api, dari sudut yang tidak umum dengan kepekaannya yang unik.