Mengambil Foto Makanan yang Dramatis dalam Gaya Chiaroscuro
EOS 5D Mark II/ EF85mm f/1.2L II USM/ FL: 85mm/ Manual exposure (f/13, 0,3 det., EV±0)/ ISO 320/ WB: Manual
Kue dalam gambar bertema Alice in Wonderland,yang mengilhami saya untuk menerapkan gaya 'seusai pesta minum teh di hutan'. Saya menggunakan reflektor hitam (juga dikenal sebagai bendera hitam) untuk memainkan bayangan dan latar belakang yang gelap. Pastikan area yang menampilkan lapisan gula beku diterangi secara memadai—kalau tidak, maka, gambar akan terlihat hambar. Untuk mencegah kue terlihat terlalu polos, saya menempatkan beberapa benda untuk menata gaya dan membidiknya dengan cahaya samping.
Saran 1: Kendalikan keduanya, cahaya dan bayangan
Jangan lupa, bahwa "chiaroscuro" artinya "light-dark" (gelap-terang), bukan “gelap”
Walaupun secara umum dikenal sebagai “dark photography”, Anda tidak akan mendapatkan bidikan chiaroscuro yang bagus hanya dengan pengurangan pencahayaan pada bidikan Anda. Keindahan gambar chiaroscuro terletak pada keterampilan penggunaan kontras antara bayangan terang dan bayangan yang gelap gulita.
Detail yang tidak kentara dalam pencahayaan, juga penting
Untuk mendapatkan bidikan chiaroscuro yang bagus, Anda harus memastikan bahwa:
- Pencahayaan cukup lembut untuk menonjolkan subjek dalam tiga dimensi, dan
- transisi antara area terang dan bayangan terlihat mulus dan bertahap.
Untuk mencapai semua sasaran ini, Anda harus menyiasati cahaya dan bayangan. Saya melakukannya dengan menciptakan jalur yang menentukan cara cahaya memasuki gambar, dan dengan menggunakan papan reflektor hitam (atau bahkan beberapa papan) sedemikian rupa sehingga menciptakan bayangan yang cukup dalam gambar sehingga ada kesan ketegangan.
Rekomendasi
Cahaya samping Sudut pencahayaan ini mempermudah untuk menciptakan kontras sorotan cahaya-bayangan yang lebih kuat
Latar belakang berwarna gelap/aneka benda latar belakang: Warna gelap menyerap cahaya, dan menambahkan bayangan, sempurna untuk menghasilkan penampilan chiaroscuro.
Bidikan yang berhasil
EOS-1D X/ EF28-70mm f/2.8L IS USM/ FL: 70mm/ Manual exposure (f/6.3, 1/50 det., EV±0)/ ISO 500/ WB: 4700K
Gambar monokrom ini dihasilkan dengan penataan gaya yang menampilkan kue salju putih, nampan hitam dan peralatan makan, serta alas warna abu-abu. Pencahayaan samping dari kanan, menciptakan dimensi yang tepat dan transisi yang mulus antara area yang terang dan berbayangan, memandu perhatian pemirsa ke kue bola salju dan alas bertekstur.
Penataan pencahayaan
A: Menciptakan bukaan untuk cahaya yang masuk
B: Menciptakan bayangan dan transisi tonal antara bagian yang terang dan berbayangan pada bagian alasnya
C: Gunakan reflektor hitam untuk menyerap cahaya dan menambah bayangan.
Saya menggunakan reflektor untuk memblokir area sekitar subjek. Reflektor hitam juga berfungsi menegaskan bayangan subjek. Cahaya diarahkan ke dalam pengaturan melalui celah pada A.
Saran bonus: Di sini, Anda dapat menciptakan suasana yang senyap. Pencahayaan yang terlalu benderang, akan menghasilkan kontras yang kasar antara area yang terang dan area bayangan. Gunakan tirai renda atau diffuser untuk melembutkan cahaya.
Menata bidikan: Kuncinya terletak pada latar belakangnya
Latar belakang berwarna gelap
Latar belakang berwarna terang
Apabila memotret foto chiaroscuro, pilih sesuatu yang berwarna gelap untuk latar belakang/alas. Latar belakang berwarna gelap menyerap cahaya dan menegaskan bayangan—persis seperti reflektor hitam Sebaliknya, latar belakang berwarna terang mencerminkan cahaya dan bayangan yang lembut, kebalikan efek yang ingin Anda hasilkan dalam fotografi chiaroscuro.
Perbedaan antara foto chiaroscuro dan foto yang kekurangan cahaya
Foto chiaroscuro
Foto kurang cahaya
Bidikan chiaroscuro: Bayangan memang sengaja diciptakan supaya hidangan makanan tampak lebih cerah dalam kontras. Seakan Anda bisa membayangkan makanan yang masih mengepul karena tampak bersinar, tetapi perhatikan area yang terang ini tetap terkendali sehingga tidak terjadi blowout.
Bidikan kekurangan cahaya: Cukup dengan baju terusan warna hitam. Tidak ada kontras sama sekali antara area yang terang dan area bayangan.
Saran 2: Jangan sampai membiarkan makanan menunggu saat Anda melakukan persiapan! Lakukan semua persiapan sebelumnya
Dua prinsip penting untuk fotografi makanan
1. Bidik saat makanan masih segar, baru keluar dari dapur. Semakin lama Anda membiarkannya, semakin tidak lezat penampilannya.
2. Bekerja cepat. Menangkap foto makanan panas saat masih mengepulkan asap, dan makanan dingin sebelum mencair. Jika Anda ingin agar gambar terlihat mengundang selera, kunci terpenting yaitu mengambil bidikan Anda ketika makanan masih segar saat keluar dari dapur.
Persiapkan sebanyak mungkin sebelum makanan siap
Dengan penyesuaian sudut pencahayaan yang sempurna, Anda mungkin perlu waktu beberapa lama sebelum seluruh persiapannya tuntas. Lakukan persiapan sebanyak mungkin sebelum makanan siap, atau bahkan sebelum Anda mulai menyiapkan makanan. Kuncinya yaitu, memastikan bahwa setelah makanan keluar dari dapur dan tersaji di atas meja, pemotretan berjalan mulus dan lancar.
---
Prosedur
1. Saat Anda melakukan persiapan, putuskan tentang latar belakang, piring dan peralatan makan, penataan, dan pencahayaan.
2. Selanjutnya, ambil sejumlah bidikan percobaan pada piring di posisinya (tanpa makanan).
3. Tetapkan jarak dan sudut pemotretan, panjang fokus lensa, pengaturan kamera, dan teknik komposisi (misalnya, apakah Anda akan menggunakan Aturan Segitiga).
---
Idealnya, Anda tinggal menaruh makanannya kemudian melepaskan rana.
Saran bonus: Akan membantu jika memasangkan kamera Anda pada tripod. Ini menjaga kamera di tempatnya, seandainya Anda harus mengubah pengaturan pencahayaan, aperture, atau titik fokus.
EOS 5D Mark II/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 88mm/ Manual exposure (f/5.0, 1/60 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Daylight
Segala yang bercita rasa matcha (teh hijau) kerap ditata dengan berbagai elemen tradisional Jepang, tetapi di sini, saya memutuskan untuk menggunakan penataan "Gaya barat". Perpaduan Timur dan Barat menciptakan penampilan yang elegan dan anggun. Untuk bidikan ini, selain memastikan irama dan daya tarik tata letak secara visual, saya juga ingin menonjolkan sejumlah detail dalam tekstur semprong es krim, dan memastikan transisi yang mulus secara bertahap antara area yang terang dan area bayangan. Hal ini memerlukan banyak penyesuaian halus sewaktu saya melakukan pemotretan percobaan.
Selama pemotretan percobaan, saya tidak saja membuat sekian banyak penyesuaian halus pada sudut pencahayaan dan pemosisian reflektor gelap, tetapi juga penempatan dan tata letak semprong es krim. Menggunakan tripod membantu menjaga kamera berada di tempatnya selama proses yang panjang. Saya menyendok es krim hanya setelah semua persiapan tuntas.
Saran 3: Makanan terlihat semakin mengundang selera jika Anda menangkap kilauan dan kilapan secara tepat
Kuncinya yaitu, cara Anda menangkap cahaya yang terang
Jika dilakukan secara tepat, Anda dapat membuat sup dan makanan berkuah serta saus, terlihat “lebih menggiurkan” dan semakin mengundang selera.
1. Sudut pencahayaan merupakan hal yang penting. Tentukan pencahayaan samping atau semi-pencahayaan latar, kemudian bidik secara diagonal dari atas subjek.
2. Jaga agar kilauan yang bersinar tidak melebihi dua puluh atau tiga puluh persen dari makanan. Jika terdapat terlalu banyak area yang bersinar, makanan akan terlihat kelebihan cahaya; jika tidak cukup cahaya, makanan tidak akan terlihat menggiurkan secara visual.
EOS 5D Mark II/ EF100mm f/2.8L Macro IS USM/ FL: 100mm/ Manual exposure (f/6.3, 1/40 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Daylight
Untuk bidikan ini, saya berhati-hati, agar jangan sampai membuka aperture terlalu banyak, karena efek defokus yang terlalu kuat bisa memburamkan detail dalam sorotan cahaya dan pada perlengkapan pecah-belah.
Saran bonus: Saya merekomendasikan panjang fokus minimal 70mm (setara film 35mm). Karakteristik lensa sudut lebar pada panjang fokus yang lebih pendek dapat mendistorsi bentuk piring dan menyebabkan gambar terlihat tidak wajar. (Untuk ilustrasi ini, lihat Teknik 3 dalam Teknik Lensa: 4 Rahasia untuk Menguasai EF-S18-55mm f/4-5.6 IS STM Anda).
Bacalah artikel berikut ini untuk mendapatkan saran dan tutorial lebih lanjut mengenai fotografi makanan:
3 Komposisi & Teknik Gaya Penataan untuk Fotografi Makanan
Fotografi Makanan dengan EOS M10: 2 gagasan untuk Memotret Jelly Desserts
Mengambil foto Pastry Lezat yang Menggiurkan Dengan Teknik Kontrol Cahaya
Fotografi Makanan dan Kiat dalam Penataan
Coffeetography – Memotret Kopi untuk Instagram
Teknik Strobist pada Fotografi Makanan
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Seorang profesional dalam bidang fotografi makanan, Reiko Nanto menemukan cintanya terhadap kesenian saat sedang belajar di luar negeri, di University of Angers, Prancis. Setelah kembali ke Jepang, ia mendaftarkan di Kuwasawa Design School untuk belajar desain dan lulus dengan spesialisasi dalam bidang fotografi. Setelah itu, selama lima tahun ia magang pada Yoshikatsu Saeki, seorang perintis dalam fotografi makanan di Jepang, sebelum terjun menjadi fotografer freelance dan mendirikan perusahaan sendiri, Nanto International, Ltd. Nanto bertujuan menciptakan berbagai foto desainer yang terlihat serba lezat yang memadukan seni, desain dan makanan. Sudah banyak foto makanan dan pastri yang dihasilkan untuk publikasi dan iklan.
Foto profil atas perkenan: JAPAN PHOTOSTYLING ASSOCIATION
https://photostyling.jp/