Memotret Gunung Fuji di Musim Dingin: Saran Mengenai Tempat & Komposisi Pemotretan
Sebagai salah satu dari simbol Jepang yang paling ikonis, tidak heran kalau Gunung Fuji merupakan salah satu subjek fotografis paling populer di negeri ini. Pada pertengahan hingga akhir musim dingin, khususnya di bulan Januari sampai Maret, langit biasanya lebih jernih sehingga Anda dapat mengambil gambar Gunung Fuji yang puncaknya beselimutkan salju, atau bahkan siluetnya menjelang malam hari. Berikut ini sejumlah tempat pemotretan yang direkomendasikan dan beberapa saran fotografi. (Dilaporkan oleh: Shigeki Kawakita, hashimuki)
1. Menara Pelabuhan Chiba (Prefektur Chiba)
EOS 5D Mark III/ EF100-400mm f/4.5-5.6L IS USM/ FL: 130mm/ Aperture-priority AE (f/11, 15 det., EV-0,7)/ ISO 400/ WB: White fluorescent light (Cahaya neon putih)
Foto oleh: Shigeki Kawakita
Waktu penampilan terbaik: pertengahan Januari/ Waktu pemotretan: 17:30
Siluet Gunung Fuji pada larut senja, dilihat dari seberang Teluk Tokyo
Kepulauan Jepang berada dalam kondisi sedemikian rupa pada musim dingin, sehingga tekanan atmosfernya tinggi di bagian barat, dan rendah di bagian timur, serta angin utara yang berhembus kencang. Hal ini menyebabkan suasana menjelang malam hari tampak jernih, khususnya di wilayah Kanto, termasuk Tokyo, yang menghadirkan pemandangan Gunung Fuji nan indah.
Saya membidik gambar di atas dari lantai pengamatan Menara Pelabuhan Chiba, yang memiliki panorama pemandangan yang dapat Anda bingkai dan menyertakan sejumlah bangunan pabrik di Teluk Tokyo di latar depan. Lokasi di dalam ruangan memastikan Anda untuk tidak mencemaskan hembusan angin kencang yang menyebabkan goyangan kamera. Namun demikian, interior yang cerah akan terpantul pada jendela kaca, jadi waspadai hal tersebut, dan menutupi kamera Anda dengan kain hitam, jaket atau semacamnya. (Untuk saran lainnya mengenai pemotretan di dalam ruangan dek pengamatan, bacalah: Cara Mengurangi Pantulan)
Saat saya menyusun bidikan ini, saya terus-menerus memikirkan tentang keseimbangan antara dua elemen—Gunung Fuji dan tangki minyak. Pada waktu pemotretan, langit tampak biru gelap dan merah merona yang indah. Saya tergoda untuk menangkap seluruhnya, tetapi pada akhirnya memutuskan untuk tetap mengikuti tujuan pemotretan saya semula dan menyusun gambar pada panjang fokus 130mm, dan hanya menyertakan bagian langit yang merah merona. Saya menggunakan aperture yang lebih sempit untuk mendapatkan depth-of-field yang lebih besar, dan menetapkan white balance ke “White fluorescent light” untuk menambahkan nada biru ke gambar.
Contoh alternatif: Memotret dari sudut pandang standar
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 67mm/ Aperture-priority AE (f/11, 20 det., EV-0,3)/ ISO 400/ WB: Auto
Foto oleh: Shigeki Kawakita
Dengan menggunakan panjang fokus standar 67mm, saya dapat menangkap lebih banyak langit dan menyertakan transisi warna yang indah, dari biru gelap ke merah, tetapi kedua subjek (Gunung Fuji dan tangki minyak) tampak lebih kecil dan menyebar, sehingga membuat gambar terlihat agak kosong.
Cara menuju ke sana
Tempat ini terletak di pojokan Taman Pelabuhan Chiba, dan Menara Pelabuhan Chiba ditutupi dengan kaca kembar serta memiliki lantai pengamatan yang menghadirkan pemandangan 360 derajat dari area sekeliling. Tempat ini dapat ditempuh dengan berjalan kaki 12 menit dari Chiba-Minato Station, naik Chiba Urban Monorail dan JR Keiyo Line.
Jam buka: 09.00 - 19.00
2. Mizugatsuka Park (Prefektur Shizuoka)
EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Manual exposure (f/11, 1/500 det.)/ ISO 500/ WB: Auto
Foto oleh: hashimuki
Waktu penampilan terbaik: Awal December / Waktu pemotretan: 11:30
Gunung Fuji diapit oleh Gunung Hoei dalam bingkai pepohonan berselimutkan embun beku
Pemandangan ini dibidik di Mizugatsuka Park, terletak pada ketinggian 1.500m di atas permukaan laut, pada suatu pagi setelah hembusan angin yang menyapu salju. Pepohonan di taman diselimuti embun beku, menghadirkan pemandangan Gunung Fuji yang memukau, menjulang tinggi di tengah hamparan negeri ajaib bernuansa warna perak.
Memotret puncak Gunung Fuji yang diselimuti salju dengan cara konvensional, yaitu, memencilkannya dengan menggunakan lensa telefoto, akan memberi Anda hasil foto yang bagus. Namun, untuk membuat bidikan Anda lebih menarik, cobalah menggunakan sudut lebar untuk menyertakan pepohonan yang diselimuti embun beku nuansa perak dalam bingkai. Maukah Anda mencobanya? Jika pada hari yang cerah di musim dingin menghadirkan langit yang biru, dan Anda memotret di pagi hari saat terdapat cahaya dari depan, seluruh pemandangan akan tampak bersinar.
Embun beku pada pepohonan akan meleleh tatkala cuaca mulai menghangat pada siang hari. Jadi, pergilah sepagi mungkin. Malahan, kalau Anda mulai membidik pada dini hari, Anda bisa mendapat bidikan rona merah Gunung Fuji yang megah, berbaur dengan warna matahari terbit.
Berikut ini suatu studi kasus, bagaimana fotografer yang sama membidik Gunung Fuji dari sudut pandang yang lain pada saat matahari terbit.
Cara Melakukan Bidikan yang Jitu (2): Memotret Matahari Terbit di Atas Hamparan Sawah
Saran 1: Mengamati cahaya, dan membidik saat cahaya matahari jatuh menimpa pepohonan yang tertutupi embun beku
Pada hari yang cerah, hanya dengan menampakkan Gunung Fuji dan langit biru, akan memberi Anda pemandangan yang berpanorama indah. Namun, dengan menambahkan pepohonan yang tertutupi embun beku, akan menambah kesan suasana musim dingin. Untuk menyampaikan pemandangan hamparan bumi bernuansa perak, bidik pada saat matahari berada pada suatu posisi yang menerpakan cahaya dari depan, dan pastikan cahayanya menyinari pepohonan yang tertutupi embun beku. Kalau matahari tertutupi awan, tunggulah sampai awan bergeser.
EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Manual exposure (f/11, 1/400 det.)/ ISO 500/ WB: Auto
Foto oleh: hashimuki
Dalam bidikan ini, matahari tertutupi awan sehingga tidak ada cahaya yang jatuh menimpa pepohonan. Salju terlihat abu-abu dan suram, dan gambar terlihat datar serta membosankan.
Saran 2: Pastikan bidikan Anda menangkap bentuk Gunung Fuji yang tepat
Cuaca di Gunung Fuji sangat tidak bisa diprediksi—Anda bisa saja mengalami kehadiran awan yang menghalangi arah bidikan Anda. Menampakkan awan dalam bidikan Anda, juga bisa menciptakan gambar yang indah, tetapi kalau awan tersebut sepenuhnya menghalangi gunung, satu-satunya yang bisa Anda lakukan adalah menunggu sampai awan bergeser. Faktanya, menunggu adalah salah satu hal yang mendasar dalam memotret Gunung Fuji.
EOS 6D/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 50mm/ Manual exposure (f/11, 1/500 det.)/ ISO 500/ WB: Auto
Foto oleh: hashimuki
Jika pemandangan Gunung Fuji terhalang awan, tunggulah sampai awan bergeser.
Cara menuju ke sana
Naik mobil: Dari Susono IC pada Tomei Expressway, berkendara menuju ke Shizuoka Prefectural Route 24. Terus ikuti jalan itu ke arah National Route 469. Dari sana, Mizugatsuka Park berjarak sekitar 22km melalui Minami-Fuji Ever Green Line dan Mount Fuji Skyline. Anda akan memerlukan ban salju non-studded. Taman ini merupakan tempat yang sangat populer untuk fotografi. Banyak penggemar fotografi yang berkunjung di pagi hari dan siang hari.
1. Menara Pelabuhan Chiba (Prefektur Chiba)
2. Mizugatsuka Park (Prefektur Shizuoka)
Anda mungkin juga tertarik untuk membaca:
Cara Melakukan Bidikan yang Jitu (2): Memotret Matahari Terbit di Atas Hamparan Sawah
Juga baca mengenai rekomendasi kami tentang tempat pemotretan di Jepang untuk musim semi, musim panas dan musim gugur:
Lanskap Musim Panas yang Memukau: Tempat Berpanorama di Jepang & Saran Fotografi Pro (1)
Lanskap Musim Panas yang Memukau: Tempat Berpanorama di Jepang & Saran Fotografi Pro (2)
Lanskap Musim Panas yang Memukau: Tempat Berpanorama di Jepang & Saran Fotografi Pro (3)
Memotret Bunga Sakura di Jepang: Saran Tempat Panorama & Fotografi Pro (1)
Memotret Bunga Sakura di Jepang: Saran Tempat Panorama & Fotografi Pro (2)
Memotret Bunga Sakura di Jepang: Saran Tempat Panorama & Fotografi Pro (3)
Tempat Memotret Dedaunan Musim Gugur di Jepang: 2 Tempat di Jalur Terpencil
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!
Mengenai Penulis
Lahir pada tahun 1977 di Shizuoka Prefecture, Hashimuki menekuni fotografi setelah membeli kamera tanpa cermin pada tahun 2012. Terpesona oleh Gunung Fuji, ia kemudian membeli EOS 6D Canon dan lensa untuk menekuni fotografi secara lebih serius. Bidikan Gunung Fuji karyanya, ditampilkan di banyak publikasi di Jepang, termasuk majalah dan kalender fotografi.
Instagram: @hashimuki
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir di Kyoto pada tahun 1967. Lulus dari Photography Department di Osaka University of Arts. Fotografer nightscape (bentangan malam). Aktif di Jepang dan di luar negeri sebagai fotografer untuk buku dan stok foto. Pada saat ini, dia terutama mengambil bidikan nightscape berbagai tempat terkenal di sejumlah kota. Shigeki Kawakita adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS).