Lanskap Musim Panas yang Memukau: Tempat Berpanorama di Jepang & Saran Fotografi Pro (1)
Empat musim yang sangat berbeda di Jepang, menyuguhkan pengalaman memotret yang menyenangkan bagi para fotografer sepanjang tahun. Dalam serial artikel ini, kami akan menampilkan sejumlah tempat yang khususnya berpanorama indah di musim panas, dan juga populer di antara para fotografer profesional, serta sebagian teknik yang amat sangat berguna untuk memotret pemandangan di pagi hari dan saat senja. (Dilaporkan oleh: Michiko Kaneko, Rika Takemoto)
1: Kebun Bunga Taman Kokaigawa Fureai (Ibaraki, Jepang)
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/16, 1/20 det., EV+0,7)/ ISO 100/ WB: Daylight
Foto oleh Michiko Kaneko
Lokasi: Horigome, Shimotsuma, Ibaraki, Jepang/ Waktu terbaik untuk memotret: awal Juni/ Waktu memotret: 05:00.
Buka poppy yang bermekaran, menyebar hingga ke kaki Gunung Tsukuba
Untuk memotret pemandangan ini, saya memilih lensa 24mm yang memiliki efek perspektif yang berlebihan yang bisa menghadirkan padang bunga poppy yang bermekaran, tanpa ujung. Saya mendekati bunga poppy yang bersinar cemerlang ditimpa cahaya matahari pagi hari, dan mengisi dua pertiga komposisi dengan bunga, untuk mendapatkan efek perspektif berlebihan yang semakin kuat.
Juga harus bersikap hati-hati untuk memastikan garis horizontal komposisi. Jika memotret setelah matahari terbit, saat sang surya terlihat jelas dari balik Gunung Tsukuba, Anda dapat menangkap kilauan sekilas embun pagi pada kelopak dan tangkai bunga, meskipun terdapat cahaya latar, dan Anda juga bisa memotret nada warna kelopak bunga yang terlihat paling jelas.
Bidikan yang gagal: embun pagi tidak akan berkilauan jika Anda memotretnya sebelum matahari terbit
EOS 5D Mark III/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 50mm/ Aperture-priority AE (f/16, 1/5 det., EV+0,3)/ ISO 200/ WB: Manual
Foto oleh Michiko Kaneko
Jika memotret sebelum matahari terbit, bunga poppy yang bermekaran akan tampak hambar dan pasti tidak mungkin menangkap kilauan embun pagi.
Bacalah artikel kami mengenai:
Fotografi Lanskap Dini Hari: Memotret Sebelum atau Sesudah Matahari Terbit?
2: Danau Shinji (Shimane)
EOS 5D Mark II/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 47mm/ Aperture-priority AE (f/8, 1/25 det., EV+0,3)/ ISO 200/ WB: Shade
Foto oleh Rika Takemoto
Lokasi: Sodeshi-cho, Matsue, Shimane, Jepang/ Waktu terbaik untuk memotret: akhir Juni/ Waktu memotret: Pk. 19.00
Tempat populer yang direkomendasikan, tercantum dalam “Japan Sunset Best 100” (100 Lokasi Senja Terbaik di Jepang)
Terpilih sebagai salah satu lokasi dalam 100 Lokasi Senja Terbaik di Jepang*, terdapat banyak tempat di tepi Danau Shinji yang menyuguhkan pemandangan senja yang spektakuler. Siluet menawan dalam foto di bawah, adalah pemandangan Yomegashima, satu-satunya pulau yang terhampar pada danau.
Pada waktu memotret, muncul awan di atas danau dengan kemilau warna senja, jadi saya memutuskan sebagian besar komposisi dipenuhi langit supaya menonjolkan kemegahan lanskap. Saya memilih panjang fokus 47mm setelah mempertimbangkan keseimbangan antara langit, matahari larut senja dan pulau.
Angin kencang berhembus pada hari itu, dan saya lalu menyesuaikan kecepatan ISO untuk mencegah kecepatan rana menjadi lambat, yang bisa menyebabkan goyangan kamera. Kaki langit tertutupi awan, dan pada saat saya mengira tidak akan sempat menangkap suasana matahari terbenam, tiba-tiba saja sang surya menampakkan diri di antara awan. "Encore" (kejadian berulang) yang tidak terduga seperti ini bukan hal yang aneh dalam fotografi senja, dan kerap menghasilkan foto yang paling memukau. Karena itulah saya anjurkan Anda untuk terus membidik sampai sekurangnya 30 menit setelah matahari tenggelam di bawah kaki langit.
Apabila memotret kemilau larut senja, dengan menetapkan white balance ke “Shade” atau “Cloudy”, akan meningkatkan rona merah matahari yang terbenam, sehingga menciptakan efek yang lebih dramatis. Parameter nada warna pada sebagian pengaturan Picture Style mungkin menghasilkan warna-warni yang sangat terang dalam foto jadi, sehingga Anda perlu mencurahkan perhatian pada keseimbangan warna sewaktu membidik.
*Disusun oleh NPO Association of Township Building Sunrise and Sunset in Japanese Islands, “Japan Sunset Best 100” adalah daftar 100 tempat pilihan di Jepang yang memiliki pemandangan senja paling berpanorama.
Bacalah artikel berikut ini untuk mendapatkan saran lebih lanjut mengenai white balance dan cara menyesuaikan nada warna:
Dasar-Dasar White Balance untuk Menghasilkan Nada Warna Dambaan!
Bagaimana Menorehkan Warna dengan Fungsi White Balance Correction
Bidikan yang gagal: Cahaya matahari menjadi kebiru-biruan
EOS 5D Mark II/ EF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 47mm/ Aperture-priority AE (f/8, 1/25 det., EV+0,3)/ ISO 200/ WB: Daylight
Foto oleh Rika Takemoto
Dengan menetapkan white balance ke “Daylight”, akan mengurangi nada merah dalam gambar dan membuat suasana senja tampak kebiru-biruan.
1: Kebun Bunga Taman Kokaigawa Fureai (Ibaraki, Jepang)
2: Danau Shinji (Shimane)
Bacalah artikel berikut ini untuk mendapatkan saran lebih lanjut mengenai cara memotret saat matahari terbit dan matahari tenggelam:
Membuat Keputusan dalam Fotografi Lanskap: Pagi atau Larut Senja?
Menangkap Warna Cemerlang dan Benderang Matahari Terbit
Membuat Keputusan dalam Fotografi Lanskap: Memutuskan, Apakan Menyertakan atau Tidak Menyertakan Matahari dalam Bingkai
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir di Sendai, Miyagi Prefecture, Kaneko mulai terlibat dalam kegiatan fotografi setelah kebetulan menemukan bidikan yang begitu menginspirasi di Okunikko pada tahun 1987. Ia belajar di bawah didikan mendiang fotografer terkenal, Shotaro Akiyama, sebelum menyiapkan studio foto dan menjadi fotografer freelance. Terpesona oleh aneka warna alam yang indah, ia bepergian mengelilingi Jepang dengan mengendarai mobil, untuk menangkap bidikan lanskap yang menenteramkan pada musim yang berbeda-beda serta membuat foto yang menampilkan kereta api dan lanskap. Ia adalah anggota Japan Professional Photographers Society (JPS) dan Japan Society for Arts and History of Photography (JSAHP).
Sebagai seorang fotografer lanskap, Takemoto mengawali fotografi sebagai hobi sejak tahun 2004. Pada tahun 2007, ia terlibat dalam mengelola situs web berbagi foto. Ia belajar di bawah asuhan seorang fotografer lanskap alam, Yoshiteru Takahashi, dan kemudian menjadi seorang fotografer freelancer. Semenjak itu, ia telah memotret sekian banyak lanskap di seluruh Jepang (sesekali di luar negeri), mencakup beragam luas tema.