Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial Dalam Fokus: Dasar-dasar Fotografi Flash Eksternal- Part10

Stroboscopic Flash

2014-09-18
2
4.83 k
Dalam artikel ini:

Sensor gambar melakukan pencitraan dengan cara menanggapi cahaya, dan karenanya, kamera tidak dapat menangkap apa pun di lokasi yang gelap gulita, meskipun shutter dibuka. Namun demikian, dengan memanfaatkan flash, gambar dapat ditangkap pada saat flash ditembakkan. Dengan kata lain, unit flash berperan sebagai shutter dalam gelap. Dalam artikel ini, saya akan memperkenalkan teknik fotografi yang memanfaatkan sejumlah karakteristik unit flash. (Dilaporkan oleh: Koji Ueda)

Halaman: 1 2

Menangkap Pergerakan dalam Foto dengan Penembakan Flash yang Bersinambungan

Stroboscopic flash adalah fitur yang menyinari subjek beberapa kali dalam satu kali bidikan dengan menembakkan flash secara bersinambungan. Di antara berbagai unit flash eksternal Canon, semuanya yang disertakan bersama fitur ini mencakup Speedlite 600EX-RT dan Speedlite 580EX II. Pada fotografi stroboscopic flash, Anda dapat menentukan jumlah kilatan per detik, atau jumlah total kilatan. Namun demikian, harap diperhatikan bahwa hitungan kilatan juga bergantung pada output flash. Pertama-tama, lokasinya harus merupakan tempat di mana Anda setidak-tidaknya dapat mengenali subjek. Karena tidak dimungkinkan untuk menyesuaikan fokus menurut pergerakan subjek, Anda harus terlebih dahulu menetapkan titik fokus.

EOS 60D/ EF-S18-135mm f/3.5-5.6 IS/ Manual exposure (f/8, 4 det.)/ ISO 100/ WB: Frekuensi penembakan Auto/ Speedlite 580EX II (Manual, 1/16)/ (Stroboscopic flash): 1Hz; flash count: 3

Saran

  • Ekspresikan pergerakan subjek dengan cara mengendalikan flash count (hitungan kilatan) dan waktu daur ulang
  • Tetapkan terlebih dahulu titik fokusnya

Kondisi Pemotretan

Bidikan diambil di dalam ruangan pada malam hari dengan lampu dipadamkan. Siluet subjek dapat secara samar-samar dikenali. Saya memasang kamera pada tripod dan mengarahkan Speedlite pada subjek. Saya menutupi latar belakang dengan selembar kain hitam untuk mencegah tertangkapnya benda apa pun yang tidak diinginkan. Saya menetapkan flash count ke [3], lalu mengatur firing frequency (frekuensi penembakan) ke [1Hz].

Posisi subjek, kamera dan Speedlite

A: Kira-kira 2m

B: Pindah tempat setiap kali seusai menembak

Langkah-langkah untuk Menggunakan Stroboscopic Flash

1. Pilih shooting mode

Mode Manual Exposure direkomendasikan, karena lebih memudahkan untuk menetapkan shutter speed menurut flash count (hitungan kilatan), dan depth-of-field dapat juga dikendalikan dengan mudah.

2. Tetapkan fokus

Karena pemotretan dilakukan dalam kondisi rendah cahaya yang nyaris gelap gulita, tetapkan terlebih dahulu fokusnya dengan MF.

3. Tentukan flash count

Tentukan flash count (hitungan kilatan) menurut jumlah, berapa kali Anda ingin subjek ditangkap dalam satu foto.

4. Tetapkan firing frequency (frekuensi penembakan) dan shutter speed

Firing frequency (Hz) menentukan berapa kali flash ditembakkan per detik. Setelah melakukan itu, tetapkan shutter speed berdasarkan durasi (lama waktu) sampai berakhirnya stroboscopic flash. Berikutnya, lepaskan shutter menurut pergerakan subjek.

Saran untuk Menggunakan Stroboscopic Flash

1. Jangan menaruh benda apa pun di latar belakang

Selama fotografi stroboscopic flash, yang penting adalah, Anda tidak menempatkan benda apa pun di belakang subjek. Apabila menangkap bidikan multiple-exposure, benda di latar belakang dapat tumpang-tindih dengan subjek sehingga menghasilkan gambar yang tidak beraturan. Oleh karena itu, latar belakang sebaiknya sederhana, misalnya, dengan menggunakan dinding. Selain itu, harap diperhatikan bahwa dinding putih dapat menyebabkan subjek tampak seakan tembus cahaya. Dalam kasus ini, Anda dapat memasang sehelai kain atau selembar kertas hitam pada dinding.

2. Tetapkan shutter speed menurut jumlah gambar yang akan ditangkap dalam satu foto

Anda harus menentukan firing frequency (Hz), flash count, dan shutter speed berdasarkan berapa kali subjek akan ditangkap dalam satu foto. Contohnya, jika Anda ingin menangkap subjek sebanyak tiga kali seluruhnya dalam satu foto, dengan tiap gambar ditangkap pada interval satu detik, tetapkan firing frequency ke 1Hz dan flash count ke 3 kali. Dalam kasus ini, tetapkan shutter speed ke 3 detik. Jangan lupa untuk menetapkan shutter speed menurut firing frequency dan flash count.

3. Pindahkan subjek secara horizontal dengan memperhatikan kamera

Karena fotografi stroboscopic flash dilakukan di lokasi yang nyaris gelap gulita, maka tidak mungkin menyesuaikan fokus menurut pergerakan subjek. Anda harus terlebih dahulu menetapkan fokusnya. Ingat, bahwa hanya dengan memindahkan subjek ke samping dengan memperhatikan kamera, alih-alih ke belakang atau ke depan, Anda tidak perlu mencemaskan soal fokus yang tidak akan sejajar. Jika subjek agak bergerak ke depan atau ke belakang, stop down aperture sebanyak mungkin sehingga fokus masih dapat diperoleh.

Koji Ueda

Lahir di Hiroshima tahun 1982, Ueda mengawali kariernya sebagai asisten fotografer Shinichi Hanawa. Kemudian, ia menjadi fotografer freelance dan sekarang aktif dalam beragam luas pekerjaan, dari majalah hingga iklan seraya memotret berbagai kota dan lanskap di seluruh dunia. Ia juga seorang penulis dan penceramah pada berbagai ceramah dan lokakarya fotografi.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami