Super Telephoto Kehidupan Alam Liar: Tampilan Kontras Keheningan & Keriuhan pada 800mm
Seorang fotografer dalam bidang kehidupan alam liar, berbagi kisah di balik gambar burung bangau Jepang yang diambil dengan super telephoto, serta sejumlah saran untuk menemukan kecepatan rana terbaik untuk bidikan rana lambat. (Dilaporkan oleh: Yukihiro Fukuda, Digital Camera Magazine)
EOS R/ EF800mm f/5.6L IS USM/ FL: 800mm/ Manual exposure (f/25, 2 det.)/ ISO 200/ WB: Auto
Perlengkapan lainnya: Filter Variable ND
Kisah di balik bidikan
Saya ingin mengabadikan burung bangau Jepang saat unggas ini menggeliat dari tidurnya dan mulai melakukan rutinitasnya di pagi hari. Jadi, saya mengintai daerah tempat mereka bertengger pagi-pagi. Bidikan ini diambil sekitar pukul 7 pagi pada suatu hari yang cerah ketika sang surya baru saja terbit dan suasana hari secara perlahan mulai tampak cerah.
Tidak secerah seperti yang saya inginkan, tetapi suasananya menghadirkan kondisi yang agak unik
Hari itu sedikit berawan, jadi saya tidak mendapatkan cahaya yang banyak. Namun demikian, cahaya surya memantulkan warna awan pada permukaan sungai, jingga keemasan nan indah.
Pada waktu yang dingin di pagi hari, burung bangau biasanya masih berkelompok dan tidur lelap. Tetapi, karena cuaca hari itu terasa hangat, sebagian burung bangau sudah terjaga dari tidurnya dan bergerak kian-kemari. Jadi, saya memutuskan untuk menggunakan kecepatan rana lambat guna menunjukkan kontras antara burung bangau yang sedang tertidur dan yang sudah terjaga.
Perlengkapan: Lensa super telephoto
Pilihan profesional: EF800mm f/5.6L IS USM
Untuk memotret burung bangau tanpa mengganggunya, saya harus menggunakan lensa super telephoto. Di sini, saya menggunakan EF800mm f/5.6L IS USM. Apabila dipasangkan dengan EOS R, AF dapat dilakukan pada seluruh area AF (sekitar 88% horizontal × 100% vertikal sensor gambar) bahkan ketika menggunakan EF-EOS R Mount Adapter dan extender (juga dikenal sebagai teleconverter). Nyaris tidak ada penurunan kualitas gambar, bahkan dengan menggunakan extender. Ukurannya membuatnya lebih sulit untuk bermanuver, tetapi efek pull-in dan kompresi yang dimilikinya sungguh unik.
Alternatif anggaran
- RF800mm f/11 IS STM
- EF100-400mm f/4.5-5.6L IS II USM dengan Extender EF2xIII
Meskipun Anda mungkin harus bekerja dengan aperture yang lebih sempit pada alternatif ini, itu tidak masalah untuk bidikan rana lambat siang hari seperti ini, di mana Anda memang akan menggunakan aperture yang sangat sempit.
Langkah 1: Gunakan filter ND dan rana lambat
Pertama-tama, saya membidik pada 1/500 detik, dan mendapatkan gambar berikut ini:
Bidik pada 1/500 det.
Dapatkah Anda membedakan burung bangau mana yang bergerak? Saya juga tidak bisa membedakannya. 1/500 detik cukup cepat untuk membekukan semua gerakan, sehingga segalanya terlihat tajam.
Terkadang, Anda menginginkan hal itu. (Lihat: Alam Kehidupan Liar Bergerak melalui Shutter Speed Control) Namun demikian, untuk bidikan ini, saya ingin menangkap kontras antara keheningan dan keriuhan.
Jadi, dengan menggunakan filter variable ND, saya memilih kecepatan rana yang jauh lebih lambat, 2 detik. Hal ini memungkinkan buram gerakan tertangkap dan menciptakan kontras antara burung bangau yang sedang tertidur dengan yang sudah terjaga dan bergerak.
Langkah 2: Gunakan kecepatan rana lambat agar gambar Anda tampak lebih dinamis
Kalau Anda siap menerima tantangan, Anda juga dapat mencoba bidikan panning! Berikut ini adalah yang saya coba lakukan:
(Buat yang lebih baik daripada ini—baca Saran Panning untuk Menangkap Gambar Dinamis Burung Liar yang Terbang)
Ingat: Pertimbangkan keseimbangan secara keseluruhan apabila Anda memiliki kecepatan rana
Untuk bidikan ini, kecepatan rana yang lebih lambat akan sangat memburamkan gerakan burung bangau, bisa dibilang sang bangau itu menghilang.
Selain itu, jangan lupa bahwa elemen lainnya yang bergerak dalam bidikan Anda, juga akan terpengaruh oleh kecepatan rana. Saya tidak menggunakan kecepatan rana yang lebih cepat, karena saya lebih memilih air yang mengalir di sungai dilihat pada 2 detik
Untuk saran lainnya mengenai cara memotret burung atau unggas dengan rana lambat, bacalah:
Cara Mendapatkan Bidikan Memukau Burung Liar dengan Rana Lambat
Teknik lensa super telephoto lainnya dalam artikel:
Teknik Lensa Super Telefoto – Siluet Alam Liar di Terik Sang Surya
Teknik Telephoto Macro: Dedaunan Biasa Menjadi Pusat Perhatian
Teknik Komposisi Profesional (3): Memanfaatkan Lensa Dengan Sebaiknya
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation
Lahir pada tahun 1965 di Tokyo. Kunjungan Fukuda ke Hokkaido untuk mencari burung bangau Jepang yang ia sangat sukai, telah menuntunnya menjadi fotografer hewan. Setelah menghabiskan 10 tahun meliput kehidupan liar di Hokkaido, Fukuda meluaskan cakupannya ke negara lain dan fotografi bawah air. Fotografi kehidupan liar, bawah air, dan lanskap, sekarang membentuk tiga pilar aktivitasnya yang terbaru.