Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Mendapatkan Foto yang Lebih Baik dengan 3 Saran Sederhana ini!

2019-10-14
2
5.89 k
Dalam artikel ini:

Jadi, Anda sudah mulai memotret, tetapi tampaknya tidak bisa meningkatkan keterampilan Anda ke level berikutnya, dan sulit mengambil gambar tanpa memiliki kejelian fotografi. Namun begitu, sebelum Anda menyerah, pastikan Anda mencoba 3 saran berikut ini yang kami sampaikan dalam artikel ini, dan kami pastikan bahwa Anda bahkan tidak perlu mencemaskan soal f-number atau kecepatan rana. (Diedit oleh studio9)

Komposisi yang menunjukkan Torii

 

1. Buatlah koleksi foto favorit Anda

yang sudah dikurator

Sebelum memulai, pikirkan dan kenali apa yang sesungguhnya membuat sebuah foto tampak hebat. Jika Anda mulai memotret tanpa bayangan yang jelas, Anda tidak akan memiliki sasaran yang ingin dituju.

 

Langkah 1: Himpun koleksi foto favorit Anda

Kumpulkan semua foto dari fotografer favorit Anda, atau bahkan, foto dari majalah atau situs web yang memukau Anda. Untuk permulaan, kumpulkan sekitar 50 foto.

Selalu perbarui koleksi ini dengan mengganti 50 foto awal dengan foto favorit yang baru. Dengan begitu, 50 foto favorit Anda akan semakin mencerminkan preferensi Anda, dan foto-foto terdahulu yang hanya merupakan “foto angan-angan” yang samar, kini akan mulai berbentuk.

 

Langkah 2: Kumpulkan 50 foto Anda sendiri

Anggap ini sebagai penyusunan portofolio Anda.

Sekarang, Anda akan mempunyai dua kelompok foto. Satu kelompok mencerminkan gagasan foto ideal Anda. Kelompok lainnya mencerminkan keberadaan Anda dari segi keterampilan fotografi. Anda seyogianya dapat melihat perbedaan yang jelas antara kedua kelompok itu, yang akan membantu Anda mengenali bidang yang perlu Anda kerjakan.

Lanjutkan untuk mengganti sejumlah bidikan dalam koleksi “portofolio” ini dengan bidikan foto yang lebih baru, dan lebih baik. Tatkala keterampilan Anda menjadi semakin baik, maka semakin dekat Anda menciptakan koleksi 50 bidikan ideal pada Langkah 1.

 

2. Pikirkan tentang subjek dan keadaan sekelilingnya sebagai satu kesatuan

Ketika pertama kali Anda mulai memotret, memang mudah terlena untuk memfokuskan pada subjek, dan meluputkan keadaan di sekelilingnya. Namun demikian, foto bukan sekadar tentang subjek itu sendiri. Anda juga harus mempertimbangkan subjek secara relatif dengan keadaan di sekelilingnya.

Setelah menemukan subjek, sisihkan waktu untuk mengecek area sekeliling, dan memutuskan subjek apa yang akan diambil bersama dengan keadaan sekitarnya, atau, apakah ada yang harus disingkirkan. Hal ini akan membuat keharmonisan di antara berbagai elemen dalam komposisi Anda terlihat lebih baik.

Ada banyak situasi pemotretan yang berbeda-beda, tetapi berikut ini ada sebagian komposisi yang bisa Anda mulai.


i) Kombinasikan Rule of Thirds (Aturan Segitiga) dengan Garis Diagonal

Setelah menemukan subjek utama (yang paling Anda inginkan untuk membidiknya), cobalah menyusun komposisi Anda sedemikian rupa sehingga membentuk garis diagonal dengan subjek sekunder (yang ingin Anda bidik bersama-sama). Ini adalah bentuk komposisi diagonal, dan Anda dapat mengombinasikannya dengan Rule of Thirds.

Ikan paus Orca di akuarium

Ikan paus besar, orca (subjek utama) diatur secara diagonal terhadap siluet ayah dan anak (subjek sekunder).

 

Kue macaroon dengan secangkir teh

Karena piring di kiri bawah berbentuk panjang dan sempit, saya juga menempatkannya dalam garis diagonal sambil mencoba mengaturnya dalam garis diagonal dengan cangkir teh.

 

ii) Buatlah garis diagonal terhadap pemandangan di sekeliling

Jika hanya ada satu subjek, Anda juga dapat membuat garis diagonal terhadap pemandangan di sekelilingnya.

Gerbang Torii dalam komposisi diagonal

Dengan menempatkan bagian jalur—yang dikenal sebagai vanishing point (titik hilang)—pada titik persimpangan garis kisi-kisi dalam Aturan Segitiga, ini tampak seakan-akan pemandangan di sekelilingnya ditarik ke arah titik itu. Cobalah sebanyak mungkin untuk membidik pada sudut lebar untuk mendapatkan bidikan yang hebat.

 

Jerapah dan bayangan

Menggunakan bayangan untuk membuat garis diagonal, juga merupakan gagasan yang bagus!


Pelajari lebih lanjut mengenai teknik komposisi dalam artikel:
Teknik Komposisi Profesional (1): Panduan Visual, Hal Tidak Terduga, dan Pengurangan
Teknik Komposisi Profesional (2): “Pattern & Rhythm” & “S-Curve”

 

3. Melangkah lebih dekat

Ketika pertama kali Anda mulai memotret, kadang Anda mungkin tidak dapat benar-benar memahami tentang jarak antara kamera (panjang fokus lensa) dan subjeknya, atau sejauh mana jarak Anda saat memotret.


i) Ambil jarak sedekat-dekatnya, lalu bidik sambil melangkah mundur

Kecuali Anda memotret subjek pada jarak sekian ratus meter, maka, hanya dengan melangkah lebih dekat ke subjeknya, dapat secara hebat mengubah penampilan foto, khususnya jika subjek hanya berjarak beberapa meter dari Anda.

Cermati bidikan berikut ini, yang diambil pada jarak yang berbeda-beda dari bagian bawah pohon. Bidikan yang diambil dari jarak 20cm terlihat sungguh berbeda dari yang dibidik dari jarak 1m, bukan?

Dibidik dari jarak 20cm

bidikan sudut rendah dari bagian bawah pohon

Dibidik dari jarak 100cm

bidikan sudut rendah dari bagian bawah pohon Pohon terlihat lebih kecil

Namun demikian, kebanyakan orang biasanya tidak akan mengambil jarak sedekat ini. Pokoknya, mereka tidak akan terlalu dekat ke subjeknya, kecuali memang mereka sudah terbiasa melakukannya. Ini merupakan sesuatu yang harus Anda upayakan secara sadar.

Saran: Cobalah mendekati subjek, sehingga seakan keluar dari bingkainya, lalu bidik saat Anda mundur ke belakang.

 

ii) Tetapkan zoom Anda—beri selotip agar diam

Lensa zoom memang nyaman, tetapi penggunaannya yang cukup sering, juga menyebabkan fotografer membentuk suatu kebiasaan melakukan zoom in untuk mengambil bidikan secara dekat, bukannya mengambil satu langkah untuk lebih dekat ke subjeknya.

Namun demikian, jika lensa zoom Anda dipertahankan pada ujung sudut lebar dan “memperbesar” subjek Anda dengan bergerak lebih dekat secara fisik, sudut pemotretan yang baru, bisa menghasilkan bidikan yang lebih mengesankan daripada kalau Anda hanya berdiri di tempat dan melakukan zoom in. 

Rekomendasi favorit saya untuk memutus kebiasaan, adalah terus berlatih memotret dengan zoom ring yang diberi perekat Hal ini akan memaksa Anda menggunakan lensa zoom seperti lensa prima, dan secara fisik bergerak maju atau mundur untuk mendapatkan pembingkaian yang Anda inginkan. (Anda dapat membaca lebih banyak mengenai ini dalam artikel 3 Tantangan Sederhana yang Menyiasati Peningkatan Keterampilan Fotografi Anda.)

Kamera dengan zoom ring yang diberi perekat pada 50mm

Lensa ini sudah dipaku pada posisi 50mm dengan perekat hitam. Pilih pita perekat yang tidak meninggalkan bekas setelah Anda melepaskannya, misalnya pita masker atau pita perekat Permacel. 

Jika menggunakan lensa kit 18-55mm, Anda bisa mencoba panjang fokus pada tiga panjang fokus lensa prima populer, yaitu 24mm, 35mm dan 50mm. Siapa tahu? Bisa saja Anda jatuh cinta pada panjang fokus tertentu dan akhirnya memiliki lensa prima tersebut!

 

Kesimpulan

Untuk meningkatkan keterampilan Anda melampaui tingkat tertentu, tidak saja memerlukan latihan, tetapi juga melakukan banyak sekali latihan yang disengaja. Ketiga saran di atas, baru awalnya saja! Kami berharap, bahwa dengan mencobanya, akan membantu Anda melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang baru. Teruslah belajar, mencari inspirasi dan selamat memotret-ria!

 

Apakah semua saran ini membantu Anda mengambil gambar yang tidak pernah terpikirkan oleh Anda, bahwa ternyata Anda mampu memotretnya? Kami sungguh ingin tahu! Berbagilah dengan kami mengenai Kisah Canon Saya, dan siapa tahu, hal itu bisa juga menginspirasi orang lain!

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

artikel terkait

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami