3 Saran agar Kisah Pernikahan Anda Lebih Agung (dengan Bantuan EOS R)
Fotografi pernikahan memang menantang. Dari kondisi cuaca dan lokasi, sampai dinamika manusia. Banyak sekali variabel yang tidak dapat diprediksi. Bahkan, fotografer yang paling siap pun, harus membuat banyak keputusan di tempat yang dapat menghasilkan karya yang cemerlang atau buruk. Meskipun Anda tidak dapat mengendalikan segalanya, namun dengan menguasai teknik yang baik, dapat membantu menambah kemungkinan Anda menghasilkan bidikan alur cerita yang memukau. Fotografer pemenang penghargaan internasional dan Canon Explorer of Light, Roberto Valenzuela memberikan sejumlah nasihat. (Foto oleh: Roberto Valenzuela)
1. Berpikir seperti seorang sinematografer
Apabila Anda mengambil satu foto, tindakan ini menangkap suatu momen. Namun demikian, suatu momen tidak serta-merta memberikan konteks atau latar belakang yang cukup untuk menceritakan sebuah kisah.
Roberto berbagi satu teknik tersebut yang sudah terbukti berhasil baginya dan membantunya menjadi seorang pendongeng visual yang ulung. Untuk memperoleh keterampilan ini, Anda harus berpikir seperti seorang videografer atau sinematografer, dan merangkai tiap pemandangan seperti urutan cerita.
Kita dapat melihatnya dalam urutan berikut:
i)
ii)
iii)
iv)
v)
vi)
vii)
viii)
Semua bidikan: EOS R/ RF28-70mm f/2L USM/ Manual exposure (f/3.2, 1/250 det., EV±0)
i) Pengantin pria berdiri sambil memandang dari teras balkon, merenung—menanti?
ii) Pengantin wanita dibantu oleh pengiring pengantin, menuruni anak tangga. Sebagai pemirsa, kita mengantisipasi: Kita tahu bahwa keduanya berada di ruang yang sama, dan perjumpaan pasti akan terjadi.
iii) Close-up, dengan fokus pada pengantin wanita. Kita bisa membayangkan, sang pengantin wanita berhenti sejenak saat melihat pengantin pria.
iv) Close-up lainnya, kali ini fokus pada pengantin pria.
v) Dari belakang, pengantin wanita meraih sang pengantin pria…
vi) ….ke dalam pelukan. Mereka tersenyum, malu-malu tetapi bahagia.
vii) Sang pengantin pria berbalik dan memeluk pengantin wanita.
viii) Mereka merenggangkan pelukan, dan saling menatap penuh cinta. Seandainya ini adalah sebuah film, Anda bisa membayangkan pemandangan yang mulai menghilang secara perlahan-lahan.
Saran bonus 1: Gunakan lensa zoom serbaguna—sebaiknya dengan aperture maksimum besar
Untuk menangkap urutan tersebut, ada baiknya menggunakan lensa zoom yang secara relatif mencakup rentang panjang fokus yang luas tanpa harus mengganti lensa. Memiliki aperture maksimum besar juga lebih menguntungkan: Tidak saja bagus untuk potret wajah, tetapi Anda juga bisa menggunakannya untuk menciptakan efek depth-of-field dangkal (bokeh) untuk menarik perhatian pemirsanya ke bagian pemandangan yang spesifik, yang pada dasarnya mereplika efek rack focusing (mengubah fokus lensa selama pengambilan gambar) dalam sinematografi.
Roberto membidik seluruh urutan di atas pada EOS R dengan lensa RF28-70mm f/2L USM, yang memiliki salah satu aperture maksimum terlebar pada lensa zoom standar. Aktifkan fitur faktor 1,6x krop pada kamera, dan pada dasarnya, Anda dapat mencakup hingga 112mm. Customisable control ring dapat diprogram untuk kontrol cepat pengaturan, seperti kecepatan ISO atau kompensasi pencahayaan.
Dengan keserbagunaan semacam itu, tidaklah heran kalau Roberto menyebutnya sebagai lensa pernikahan yang sempurna.
2. Kalaupun ada satu hal yang harus Anda atur secara sempurna, yaitu pengaturan pose.
“Anda mungkin bukan seorang fotografer maupun seniman, dan Anda mungkin tidak dapat mengetahui perbedaan antara cahaya yang mengagumkan, penerangan yang biasa saja, atau penerangan yang buruk. Tetapi, jika Anda terlihat buruk dalam foto, Anda langsung tahun,” begitu menurut pengamatan Roberto. Karena itulah, ia yakin bahwa pose adalah keterampilan teknis paling penting dalam fotografi pernikahan. “Anda dapat memotret subjek Anda dengan cahaya yang terindah, tetapi kalau mereka membungkuk, mereka pasti tidak akan menyukainya [foto].”
Seni “invisible posing”
Menurut Roberto, gagasan “berpose”, cenderung berkonotasi negatif, karena orang mengaitkannya dengan kecanggungan, posisi tubuh yang tidak wajar yang terlihat kaku dan diatur oleh sang fotografer. Namun demikian, jika fotografer meluangkan waktu dan mencurahkan upaya untuk benar-benar menguasai teknik berpose, dia akan memperoleh keterampilan “invisible posing”, pose yang mengalir secara alami dan mudah, serta terlihat seperti perilaku manusia yang wajar.
Roberto memiliki sistem berpose yang terdiri atas lima teknik. Artikel ini tidak mencakup semua teknik tersebut—Roberto menulis buku yang mengupas semuanya! Namun demikian, pada dua contoh berikut ini, Anda dapat melihat, bagaimana berpose dan dengan mengarahkan subjeknya, telah membantu Roberto menghasilkan foto pernikahan yang terlihat wajar.
i) Pose yang menawan
EOS R/ EF70-200mm f/2.8L IS II USM/ FL: 90mm/ Manual exposure (f/2.8, 1/60 det., EV±0)/ ISO 200/ WB: Auto
Mount adapter: Drop-in Filter Mount Adapter EF-EOS R dengan Variable ND Filter
Apabila memotret pasangan insan, satu teknik yang menciptakan posisi wajah yang bagus yaitu menarik garis imajinasi dari ujung hidung subjek dan sudut wajah mereka sehingga garis ini membentuk huruf ‘X’. Untuk bidikan seperti ini, Roberto biasanya memberi tahu pasangan untuk melihat pada spot tertentu dan mata mereka saling menatap, tanpa menghiraukan apa yang dikatakannya atau bagaimana reaksi mereka. Hal ini juga membantu mencapai sudut wajah yang benar. Selanjutnya, Roberto menambahkan semacam stimuli verbal. Apabila disampaikan dengan semangat yang tepat, stimuli verbal akan menghasilkan reaksi dari pasangan insan yang, apabila dipadukan dengan mata yang saling menatap, menghasilkan gambar yang terlihat jujur dan tidak diatur.
ii) Pose gaya yang disadari
EOS R/ RF28-70mm f/2L USM/ FL: 58mm/ Manual exposure (f/4.5, 1/160 det., EV±0)/ ISO 800/ WB: Auto
Untuk menciptakan kesan ceria tetapi terlihat wajar seperti yang satu ini, Roberto mengatur posisi subjek secara bebas, memastikan terdapat cukup variasi visual supaya pose mereka tidak sama atau saling meniru: “Terlalu sempurna, dan pose terlihat sangat diatur. Kuncinya yaitu, ada sedikit ketidaksempurnaan.” Di sini, Roberto minta agar pengantin wanita dan para pengiringnya—tanpa memberikan peringatan sebelumnya—untuk saling melihat lubang hidung satu sama lainnya. Semakin banyak lubang hidung yang mereka lihat, semakin baik hasilnya. Permintaan yang aneh dan subjek yang saling berdekatan menghasilkan ekspresi tertawa wajar yang meriah. Hal ini dengan sendirinya mengarahkan mata mereka, sehingga setiap orang sekurang-kurangnya tercakup dalam pandangan satu orang lainnya (lihat panah), yang mengesankan persahabatan.
Kiat pro: Akan memuaskan apabila subjek Anda menunjukkan reaksi yang bagus terhadap ucapan kocak yang Anda lontarkan, dan membuat mereka tertawa. Tetapi tidak berarti bahwa Anda harus mengulanginya bagi setiap klien Anda. Roberto mengamati, "Klien bisa mengetahui kalau fotografer menggunakan materi secara berulang kali dan itu membuat mereka merasa seperti bagian dari rangkaian dari karya foto pernikahan yang Anda hasilkan. Tidak bagus!” Roberto berupaya keras untuk tidak mengulangi ucapan yang sama. “Orang perlu merasa bahwa mereka diperlakukan sebagai diri mereka seutuhnya.”
Saran bonus 2: Interaksi secara tatap muka dengan para subjek
Apabila Anda mengatur pose dan mengarahkan subjek, menjalin hubungan dengan mereka, membantu menghasilkan bidikan yang pasti lebih bagus. Memang sulit untuk melakukan itu kalau Anda terus-menerus melihat kamera sambil mengatur fokus dan menyusun ulang komposisinya. Roberto sangat menyukai performa AF EOS R, karena begitu bagus dan dia tidak perlu memperhatikan kamera sepanjang waktu. Bahkan pada f/2.0, dia mengandalkan fitur pelacakan wajah dan pendeteksian mata pada kamera untuk menetapkan dan menjaga fokus penting pada subjeknya, bahkan ketika dia sedang berinteraksi dengan mereka.
Berikut ini sebagian kiat berpose yang dapat membantu:
Teknik untuk Mengatur Pose dan Mengarahkan Subjek Potret
3 Teknik Sanjungan untuk Dipelajari dari Model Profesional
3. Filter ND (neutral density) bisa menghasilkan bidikan yang serba memukau bagi Anda
Untuk menjadi fotografer yang sukses, karya Anda harus menonjol. Roberto memberi tahu kami, bahwa satu hal yang telah membantunya untuk membedakan bidikannya, yaitu, dia menggunakan filter ND (neutral density).
Apa yang biasanya dilakukan adalah menggunakan filter ND yang memungkinkannya menggunakan kecepatan rana sekitar 3 stop lebih lambat daripada biasanya. Hal ini “menaklukkan” cahaya dan menciptakan suasana sendu. Roberto akan mengompensasi cahaya yang hilang pada subjeknya dengan menggunakan lampu kilat misalnya, Speedlite 600EX RT-II, untuk menyinari subjek yang bersangkutan. Hasilnya: Penerangan yang menciptakan tampilan wajar namun menghadirkan efek sinematis, dengan warna yang lebih kaya berkat kecepatan rana yang lebih lambat.
EOS R/ EF70-200mm f/2.8L IS II USM/ FL: 120mm/ Manual exposure (f/2.8, 1/1250 det., EV±0)/ ISO 400/ WB: Auto
Mount adapter: Drop-in Filter Mount Adapter EF-EOS R dengan Variable ND Filter
Menggunakan filter ND variabel dengan fill flash, membantu Roberto menangkap nada keemasan yang cemerlang pada dedaunan dalam bidikan potret ini di kebun anggur, menciptakan kesan menakjubkan. Biasanya Roberto memiliki 20-30 filter ND di dalam tasnya yang sesuai untuk semua lensanya, tetapi Drop-In Filter Mount Adapter EF-EOS R dengan Variable ND Filter, memungkinkannya memutar roda untuk mengurangi cahaya antara 1,5 hingga 9 stop kecepatan rana. Ini sangat bagus apabila Anda harus menuntaskan bidikan secara cepat, misalnya untuk acara pernikahan ini, di mana kedua pengantin sangat canggung berhadapan dengan kamera.
Tahukah Anda, bahwa filter ND penting untuk mengendalikan pencahayaan dalam videografi profesional? Ketahui mengenai hal ini lebih lanjut dalam artikel:
4 Hal yang Tidak Anda Ketahui Mengenai Video 4K pada EOS R
Saran bonus 3: Mencemerlangkan sinar mata
Memang sulit untuk menerpakan cahaya ke area mata, khususnya apabila membidik dengan cahaya alami: Karena mata sudah menetap di dalam lubang mata, cahaya yang datang dari arah vertikal, seperti sinar matahari, akan dihalangi oleh tulang alis, sehingga menciptakan bayangan. Untuk menyinari lubang mata, Roberto menyarankan untuk menggunakan lampu kilat, dilembutkan dengan diffuser untuk menempatkan cahaya pada arah horizontal.
Untuk penataan yang mudah ditangani, gunakan octabox atau beauty dish yang dipasang pada tiang boom, dengan satu atau dua lampu kilat di dalamnya. Metode lain yang memberikan fleksibilitas yang lebih kreatif, yaitu menggunakan lampu kilat tunggal dan diffuser besar yang dapat direbahkan dan memiliki pegangan: Menempatkan lampu kilat lebih dekat atau lebih jauh dari diffuser, akan membantu Anda menciptakan tampilan yang berbeda. Namun demikian, memang sulit untuk menangani sendirian, karena Anda harus menahan lampu kilat dengan satu tangan dan diffuser dengan tangan satunya lagi.
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!
Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.
Daftar Sekarang!Mengenai Penulis
Disponsori oleh Canon USA dan merupakan anggota Canon Explorer of Light Program (Program Penjelajah Cahaya Canon), Roberto telah memenangkan lebih dari 100 penghargaan internasional untuk fotografi acara pernikahan dan potret wajah, serta diakui oleh para sesama fotografer sebagai salah satu dari sepuluh fotografer dan pendidik paling berpengaruh di dunia. Dia juga merupakan pengarang buku laris, dan sejumlah bukunya mengenai fotografi dan fotografi pernikahan, seperti Picture Perfect Practice and Wedding Storyteller Volume 1, telah terjual di seluruh dunia, dan diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa.