Pendahuluan tentang Membuat Film pada Canon EOS (3): Cara Mengedit dan Merekam Video yang Lebih Baik
Dalam 4 pelajaran terakhir dari serial tutorial video Simeon Quarrie tentang pembuatan film dengan EOS Canon, kita belajar mengenai pemilihan lensa, menetapkan fokus, mengedit, dan saran serta teknik lainnya tentang cara merekam video yang lebih baik.
7. Memilih lensa
Dalam Tutorial Pembuatan Film 7, kita belajar, bahwa lensa zoom, lensa prima, serta panjang fokus yang kita gunakan, semuanya memiliki dampak yang berbeda-beda pada gambar. Pilihan lensa tergantung pada film apa yang kita buat dan keputusan kreatif kita. Tujuan utama adalah menggunakan panjang fokus yang bervariasi untuk menceritakan kisah dan menjaga komposisi urutan foto yang menawan.
Para videografer kerap mengawali adegan dengan sudut lebar "establishing shot" (menetapkan bidikan) untuk memandu pemirsa dengan adegan dan keberadaan mereka. Setelah ini, mereka akan membidik secara close-up untuk menyampaikan detail dan emosi yang penting.
Salah satu kekhawatiran terbesar yang dirasakan oleh para videografer, khususnya apabila merekam dengan menggunakan tangan, adalah goyangan kamera, yang bisa menyebabkan cuplikan film yang goyah, yang membuat pemirsanya merasa tidak nyaman. Sebagian lensa EF dilengkapi dengan stabilisasi built-in, yang bermanfaat untuk merekam video, karena membantu meminimalkan goyangan kamera.
Simeon Quarrie mencermati, bahwa meskipun lensa zoom fotografis memberikan fleksibilitas dalam panjang fokus, namun tidaklah mudah untuk mendapatkan transisi yang mulus apabila melakukan zoom sewaktu merekam, karena lensa ini didesain untuk melakukan zoom sebelum mengambil gambar. Ia menyarankan agar kita memutuskan panjang fokus terlebih dulu sebelum menekan tombol rekam. Apabila kita harus membidik dari panjang fokus yang berbeda, kita harus berhenti merekam, mengubah panjang fokus, dan mulai lagi merekam. Ia juga memberi tahu, bahwa ia kerap menggunakan lebih dari satu kamera jika ia memerlukan sudut lebar dan bidikan close-up dari momen yang sama. Cuplikan film diambil dengan panjang fokus yang berbeda-beda, nantinya bisa dirajut menjadi satu untuk membentuk cuplikan film yang mulus selama mengedit.
Namun demikian, pengguna lensa EF-S18-135mm f/3.5-5.6 IS USM bisa menggunakan Power Zoom Adapter PZ-E1 Canon, yang akan membantu mencapai zoom yang mulus sewaktu merekam video apabila dipadukan dengan EOS 80D.
Tutorial Pembuatan Film 7: Memilih lensa
8. Tetap dalam Fokus
Pelajaran ke-8 Simon Qaurrie dalam pembuatan film, mencakup topik fokus.
Fungsi fokus sebagai cara untuk memandu perhatian pemirsa ke area bingkai, dan dalam video, titik ini bisa mengubah durasi perekaman. Oleh karena itu, sebagian besar pembuat video merekamnya dengan fokus manual (MF). Ini adalah teknik yang memerlukan banyak latihan, tetapi bisa dikuasai.
Merekam dengan aperture yang sangat lebar, misalnya f/1.2, menyebabkan depth-of-field yang sangat dangkal, khususnya pada kamera full-frame, tetapi ini juga menyulitkan untuk menetapkan fokus secara manual pada subjek yang bergerak. Simeon Quarrie menyarankan untuk menggunakan aperture yang lebih sempit, misalnya, f/4, agar lebih mudah mencapai fokus. Namun demikian, ia menyarankan untuk tidak menggunakan aperture yang terlalu sempit, misalnya f/16, karena bisa menyulitkan untuk melihat, apa yang terlihat secara tajam dan yang agak halus.
Teknologi Dual Pixel CMOS AF Canon untuk pemfokusan otomatis ketika sedang merekam video sehingga pelacakan fokus subjek bergerak bisa dilakukan secara mulus. AF pendeteksian wajah adalah fitur lain yang juga memberikan kenyamanan, khususnya berguna untuk membuat rekaman wawancara. Kita bisa mengunci atau menggeser area fokus dengan menyentuh area tertentu di layar. (Bacalah mengenai performa EOS 7D Mark II)
Tutorial Pembuatan Film 8: Tetap dalam Fokus
9. Mengedit Video
Pelajaran 9 dari serial tutorial mencakup tentang mengedit video.
Mengedit video adalah suatu proses kreatif dan subjektif yang menggunakan perangkat lunak untuk mengedit, efek suara dan grafik serta menerapkan koreksi warna, kemudian mengekspornya ke dalam format pilihan untuk berbagi.
Idealnya, kita membayangkan soal edit ini, bahkan saat kita membuat film. Pertama-tama, rapikan setiap klip yang sudah Anda ambil dengan menjejerkannya pada suatu rentang waktu agar pas dengan narasinya. Ini disebut “rough assembly” (susunan kasar). Gunakan transisi untuk merajut bidikan secara kreatif—cara yang umum untuk melakukannya adalah menggunakan fade-in sebelum klip pertama, dan fade-out untuk klip terakhir.
Kita juga bisa mengedit suara. Anda juga bisa menyingkirkan suara yang tidak diinginkan dari cuplikan film (dan mempertahankan gambarnya), atau sebaliknya, menyingkirkan gambar dari cuplikan film sementara mempertahankan suaranya. Selanjutnya, pilih efek musik dan suara yang sesuai untuk menata adegan, suasana hati dan emosi bagi penonton, memastikan bahwa video dan audio bekerja secara harmonis.
Setelah selesai mengedit cuplikan film, transisi dan suara, berikutnya kita memutuskan, bagaimana kita akan berbagi video, dan pilih bitrate yang sesuai untuk mengekspor/mengkodenya. Bitrate tinggi memungkinkan pemutaran berkualitas tinggi pada komputer, tetapi ukuran file akan lebih besar. Mengekspor video yang dikompresi akan menyebabkan bit rate lebih rendah dan kualitasnya pun lebih rendah, tetapi ukuran file lebih kecil sehingga lebih mudah diunggah ke media sosial.
Setelah video tayang online, video ini siap untuk ditonton oleh orang dari seluruh dunia.
Tutorial Pembuatan Film 9: Mengedit Video
10. Kesimpulan
Dalam tutorial terakhir, Simeon Quarrie mengulang kembali secara singkat pelajaran terdahulu, dan mengingatkan kita, bahwa merekam video bukanlah sesuatu yang bisa dikuasai dalam satu malam. Diperlukan waktu dan harus banyak berlatih, tetapi manfaat yang diperoleh sungguh sepadan. Ia mendorong kita untuk terus belajar, melihat lagi tutorial video kalau ada sesuatu yang masih ragu, dan lakukan riset untuk mengetahui detail lebih lanjut.
Sebaiknya kita selalu mengingat, bahwa video bukan hanya soal pengaturan teknis, melainkan tentang apa yang terjadi di depan kamera. Simeon Quarrie mengingatkan kita untuk memberi makna pada video yang kita buat, dan menceritakan kisah bilamana memungkinkan.
Nah, begitulah pesannya, ia mendorong kita untuk memulai sesuatu yang ia harapkan akan menyenangkan, menghasilkan perekaman video yang apik dengan kamera EOS Canon.
Tutorial Pembuatan Film 10: Kesimpulan
Seluruhnya ada 10 tutorial oleh Simeon Quarrie mengenai cara membuat film. Klik tautan untuk melihat tutorial!
Tutorial Pembuatan Film 1: Mengapa Membuat Video?
Tutorial Pembuatan Film 2: Cara Merajut Cerita
Tutorial Pembuatan Film 3: Pentingnya Frame Rate dan Resolution
Tutorial Pembuatan Film 4: Cara Mengekspos Video
Tutorial Pembuatan Film 5: Pergerakan dan Stabilisasi Kamera
Tutorial Pembuatan Film 6: Penggunaan Suara dan Musik
Tutorial Pembuatan Film 7: Memilih Lensa
Tutorial Pembuatan Film 8: Tetap dalam Fokus
Tutorial Pembuatan Film 9: Mengedit Video
Tutorial Pembuatan Film 10: Kesimpulan
Berikut ini sebagian artikel SNAPSHOT lainnya mengenai membuat video dan film:
Canon Singapore Mengumumkan Peningkatan Log Firmware Canon untuk EOS 5D Mark IV
Pengantar Pembuatan Film EOS untuk Pengguna EOS 5D Mark IV (Bagian 1)
Pengantar Pembuatan Film EOS untuk Pengguna EOS 5D Mark IV (Bagian 2)
Fitur Pembuatan Film yang Nyaman pada EOS 80D
Ulasan Bidikan Uji-Coba EOS 80D: Performa Pelacakan Subjek sewaktu Pembuatan Film
Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!