Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Potret 50mm, Gayaku: Seorang fotografer ‘Creating A Picture of a Memory’ (Menciptakan Gambar Kenangan)

2021-11-05
0
541
Dalam artikel ini:

Lensa prima 50mm, merupakan salah satu dari lensa paling serbaguna yang dapat dimiliki seorang fotografer, dan ada sekian banyak alasan, mengapa lensa ini sangat disukai. Dalam artikel ini, seorang fotografer berbagi dengan kita, bagaimana dia menggunakan lensa 50mm untuk menciptakan sejumlah gambar dengan gayanya yang khas yaitu, setiap gambar menyampaikan pemandangan yang langsung didapatkan dari kenangan seseorang. (Dilaporkan oleh: Taishi Arashida, Digital Camera Magazine)

50mm @ f/1.4, 1/2000 det., EV +0.7, ISO 100, WB: Auto

 

Mengapa saya senang menggunakan lensa 50mm

Saya menggunakan lensa 50mm, karena menghasilkan efek perspektif yang lemah dan natural, sehingga memudahkan untuk menciptakan gambar yang terlihat wajar.

Kalau seandainya saya hanya mempertimbangkan sudut pandang, lensa 35mm akan memperlihatkan konteks latar belakang yang lebih banyak. Namun demikian, perspektif yang diciptakannya, bisa terlihat tidak wajar, tergantung pada jarak atau sudut pemotretan. Pada panjang fokus yang lebih pendek, akan ada distorsi perspektif yang kuat pada wajah subjek. Sebaliknya, jika fokusnya terlalu panjang, gambar bisa terlihat terlalu datar.

Sebagai perbandingan, lensa 50mm memberikan penampilan yang lebih konsisten—masih ada nuansa perspektif, tetapi tidak banyak terdapat distorsi perspektif, meskipun saat Anda memiringkan kamera.

Saat memotret, saya sering bertujuan untuk membuat gambar yang menunjukkan bahwa itu adalah pemandangan dari ingatan seseorang. Lebih mudah mendapatkan tampilan yang saya inginkan dengan sudut pandang stabil dan familier yang diberikan oleh lensa 50mm, terutama jika lensa tersebut juga menghasilkan penampilan agak lembut yang menyerupai lensa vintage. EF50mm f/1.4 USM adalah satu lensa semacam itu.


50mm @ f/1.4, 1/6400 det., EV +1, ISO 100, WB: Auto

Saya merasa tertarik melihat kemeja yang berkibar-kibar tertiup angin laut. Ini dibidik dengan kamera yang sedikit dimiringkan ke bawah. Saya berhati-hati untuk tidak memiringkan kamera terlalu banyak, karena akan menyebabkan distorsi perspektif yang kentara, terutama pada elemen garis lurus seperti pagar balkon. Perspektif moderat dari lensa 50mm memberi saya lebih banyak fleksibilitas untuk bekerja dengan sudut kamera yang berbeda daripada yang mungkin bisa dilakukan dengan lensa sudut lebar.

 

Saran komposisi pro, gaya Arashida

50mm @ f/1.4, 1/3200 det., EV +1, ISO 100, WB: Auto


1. Menciptakan komposisi yang senyap dengan mengendalikan garis panduan

Menggunakan garis panduan untuk menciptakan kesan perspektif dan memandu mata pemirsa, adalah cara yang sangat bagus, khususnya dengan lensa sudut lebar, yang secara inheren melebih-lebihkan perspektif. Namun demikian, cara ini tidak berhasil baik dengan lensa 50mm, yang memiliki banyak perspektif yang lebih lemah. Saya mencoba untuk tidak memasukkan elemen apa pun yang menggerakkan garis pandang pemirsa, yang dapat mengalihkan perhatian mereka. Sebaliknya, saya bertujuan untuk mendapatkan suasana yang agak "lebih senyap".


2. Gunakan keburaman latar belakang dan latar depan untuk menciptakan sejumlah lapisan dan dimensi

Saya tidak melakukan deep focus apabila saya menggunakan 50mm. Saya merasa bahwa segala sesuatu dalam fokus yang tajam membuat gambar terlihat datar, terutama karena 50mm memiliki perspektif yang lemah. Fotografer lain mungkin memiliki cara lain, tetapi gaya saya adalah menggunakan aperture lebar dan menciptakan bokeh latar belakang—atau bokeh latar depan jika selaras dengan pemandangannya.


---

Apa gaya 50mm Anda? Berbagilah dengan kami di Kisah Canon Saya, atau tag kami di media sosial dengan #canonasia 


Untuk saran lainnya tentang memanfaatkan lensa 50mm sepenuhnya, juga baca:
Teknik Komposisi Profesional (3): Memanfaatkan Lensa Dengan Sebaiknya
Teknik Lensa Standar: Menggunakan Titik Pandang untuk Menarik Pemirsa
EF50mm f/1.8 STM: Ulasan dengan Saran Komposisi yang Berguna

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Digital Camera Magazine

Majalah bulanan yang berpendapat bahwa kegembiraan fotografi akan meningkat dengan semakin banyaknya seseorang belajar tentang berbagai fungsi kamera. Majalah ini menyampaikan berita mengenai kamera dan fitur terbaru serta secara teratur memperkenalkan berbagai teknik fotografi.
Diterbitkan oleh Impress Corporation

Taishi Arashida

Taishi Arashida yang tinggal di Tokyo, pada umumnya memotret foto keluarga dan pemandangan perkotaan, menyediakan sejumlah foto untuk platform media lokal serta luar negeri, dan juga merupakan instruktur fotografi. Dia juga pengarang dari dua buku. Dejitaaru de Firumu o Saigenshitai [Mereplikasi Film dalam Media Digital], dan Kamera ja naku, Shashin no Hanashi o Shiyou [Mari Kita Bicara Tentang Fotografi, Bukan Kamera], keduanya diterbitkan oleh Genkosha.

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami