Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

Kamera Full-Frame vs APS-C: Manakah yang Sebaiknya Saya Pilih?

2022-02-18
12
48.68 k
Dalam artikel ini:

Saat memilih kamera pertama, Anda mungkin sering menemukan istilah "full-frame" dan "APS-C". Atau, mungkin Anda bertanya-tanya, apakah perlu mengganti kamera APS-C ke kamera full-frame. Apa perbedaan di antara keduanya, dan apakah hal itu penting? Baca terus untuk mengetahuinya.

1. APS-C dan full-frame: 2 sensor gambar yang berbeda ukuran
2. Pertimbangan #1: Dampak pada ukuran kamera dan lensa
3. Pertimbangan #2: Performa ISO cahaya redup dan ISO tinggi
4. Pertimbangan #3: Faktor krop 1,6x
5. Pertimbangan #4: Depth of field
6. Kesimpulan: Kamera APS atau full-frame?

 

APS-C dan full-frame: 2 sensor gambar yang berbeda ukuran

Pada kamera digital, sensor gambar adalah bagian dari kamera yang menerima cahaya yang masuk dari lensa dan mengubahnya menjadi sinyal listrik yang dapat dilihat, dianalisis, atau disimpan. Semua komponen ini tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran, tetapi ada format standar tertentu yang banyak digunakan oleh produsen kamera.

Apa pun yang Anda beli, entah itu DSLR atau kamera mirrorless, dua format yang paling sering akan Anda temui adalah "full-frame" dan "APS-C". Meskipun mungkin ada sedikit variasi di antara model kamera yang berbeda, namun secara umum, dimensi sensor gambar adalah sebagai berikut:
Full-frame: 36 x 24mm
APS-C (Canon): 22,3 x 14,8mm


35mm full-frame

"Full-frame" juga dikenal sebagai "35mm full-frame", dan itu berasal dari film 35mm yang digunakan dalam kamera film. Jika Anda mengukur film negatif 35mm, Anda akan menemukan bahwa area gambar adalah 36 x 24mm—yang kebetulan berukuran kurang-lebih sama dengan sensor gambar pada kamera full-frame.

Kebetulan, film 35mm itu sendiri diadaptasi dari gulungan film 35mm yang digunakan di bioskop. Baca tentang sejarah dan pelajari tentang kamera bioskop di:
6 Hal Tentang Cinema Camera yang Wajib Diketahui oleh Para Pembuat Video yang Serius


Format APS-C

“APS-C” adalah singkatan untuk “Advanced Photo System type-C”. Ini berasal dari format C (“Classic”) dari format negatif film APS yang pertama kali diperkenalkan oleh produsennya pada tahun 1996 sebagai bagian dari upaya untuk membuat kamera lebih mudah diakses oleh pengguna kamera non-profesional. Ketika fotografi digital menjadi lebih populer, produsen kamera memasukkan sensor gambar digital dengan ukuran yang hampir sama.

 

Pertimbangan #1: Dampak pada ukuran kamera dan lensa

Saat Anda melepas lensa pada sebagian kamera mirrorless, Anda dapat langsung melihat sensor gambar, dan perbedaan ukurannya cukup jelas apabila Anda meletakkan kamera mirrorless full-frame dan APS-C secara berdampingan. Pada kamera DSLR, sensor gambar berada di belakang cermin tetapi hal yang sama tetap berlaku.


Ukuran kamera

Dampak paling langsung dari ukuran sensor yaitu pada ukuran kamera. Bagaimana pun, kamera harus cukup besar untuk menampung sensor dan komponen lainnya! Pada kamera DSLR, ini juga memengaruhi ukuran cermin yang berada tepat di depan sensor dan pentaprisma atau penta-mirror di bagian atas, yang semakin menambah ukuran dan bobotnya. Itulah mengapa ada batasan, seberapa ringan dan ringkasnya kamera full-frame, dibandingkan dengan kamera yang memiliki sensor gambar APS-C.

Baris belakang: Kamera DSLR EOS 6D Mark II (full-frame) dan EOS 200D II (APS-C), 
Baris depan: Kamera Mirrorless EOS R6 (full-frame) dan EOS M50 Mark II (APS-C)
Kamera APS-C dapat diperkecil dan lebih ringan daripada kamera full-frame.


Ukuran lensa

Gambar yang diproyeksikan oleh lensa adalah sebuah lingkaran. Sensor gambar full-frame memerlukan lingkaran gambar yang lebih besar daripada sensor gambar APS-C, yang berarti bahwa elemen kaca di dalam lensa harus lebih besar untuk menutupi area sensor sepenuhnya. Sebagai perbandingan, lingkaran gambar yang jauh lebih kecil, yang diperlukan oleh sensor gambar APS-C, memungkinkan lensa untuk kamera APS-C menjadi lebih kecil dan lebih ringan.


Bagaimana hal ini memengaruhi pilihan Anda

Ukuran sensor gambar memengaruhi ukuran dan berat bodi kamera serta lensa, dan juga memengaruhi biaya produksinya. Jika Anda membutuhkan sesuatu yang kecil dan ringan, dan/atau memiliki anggaran yang lebih kecil, Anda mungkin akan melihat banyak model kamera APS-C.

 

Pertimbangan #2: Performa ISO cahaya redup dan ISO tinggi

Ukuran sensor gambar juga memengaruhi kemungkinan ukuran piksel, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kinerja kamera dalam kondisi cahaya redup.

Berikut adalah ilustrasi sederhana tentang penampilan jumlah piksel yang sama pada sensor gambar APS-C dan full-frame. Dapatkah Anda perhatikan, bagaimana area yang lebih besar pada sensor full-frame memungkinkan piksel menjadi lebih besar?

Piksel pada sensor gambar adalah photosites atau pengumpul cahaya, yang kemudian mengubahnya menjadi data. Data ini digunakan tidak hanya untuk membentuk gambar, tetapi juga untuk proses seperti pengukuran cahaya dan pencahayaan, atau penghitungan Dual Pixel CMOS AF*. Di bawah kondisi cahaya yang sama, area photosite (pengumpul cahaya) yang lebih besar secara teknis memungkinkan lebih banyak cahaya untuk dikumpulkan. Hal ini meningkatkan sensitivitas cahaya dan mengurangi rasio noise-sinyal, yang berkontribusi pada pengurangan noise gambar pada kecepatan ISO tinggi serta performa AF cahaya redup keseluruhan yang lebih baik*.

* Pada kamera mirrorless, dan pada kamera DSLR selama pemotretan Live View. Kamera DSLR memiliki sensor AF terpisah untuk pemotretan OVF.


Bagaimana tentang sensor full-frame dengan megapiksel lebih?

Pada kenyataannya, banyak faktor lain yang memengaruhi performa cahaya redup:

- Piksel yang lebih kecil berarti resolusi yang lebih baik, dan ini juga berarti bahwa butiran noise yang dihasilkan tampak lebih halus dan kurang kentara

- Struktur sensor gambar: Sensor gambar konvensional memiliki sirkuit di sekitar tiap piksel, yang menempati ruang pada sensor dan memengaruhi ukuran piksel yang sebenarnya. Sirkuit dan ukuran piksel yang sebenarnya tergantung pada model kamera. Namun, struktur sensor tumpuk seperti yang ada pada EOS R3 menggerakkan sirkuit di belakang piksel, menyisakan lebih banyak ruang untuk photosites (pengumpul cahaya) yang lebih besar.

- Kemajuan teknologi: Hal-hal seperti teknologi pengurangan noise dan efisiensi piksel selalu bertambah baik.


Dalam hal ini, selain hanya ukuran sensor gambar, Anda juga perlu mempertimbangkan teknologi lain yang terlibat. Kamera APS-C kelas atas yang lebih baru, mungkin memiliki performa cahaya redup yang sama baiknya atau lebih baik daripada kamera full-frame kelas bawah yang dirilis beberapa tahun sebelumnya.

EOS RP (full-frame) @ 35mm, f/4, 1/60 det., ISO 12800


EOS M6 Mark II (APS-C) @ 13mm, f/11, 1/15 det., ISO 12800

 

Pertimbangan #3: Faktor krop 1,6x

Sensor gambar APS-C juga disebut "sensor krop". Bisakah Anda menebak, mengapa?

Mari kita lihat apa yang terjadi apabila kita membidik gambar dari tempat yang sama, menggunakan panjang fokus yang sama tetapi dengan ukuran sensor kamera yang berbeda.

Apakah Anda perhatikan, bahwa sudut pandang yang ditangkap oleh sensor APS-C lebih sempit? Faktanya, hasilnya sama dengan apa yang akan Anda capai apabila memotret dengan panjang fokus yang 1,6x lebih panjang pada kamera full-frame. Misalnya, jika Anda menggunakan lensa 50mm pada kamera APS-C, gambar yang dihasilkan akan memiliki sudut pandang yang sama seperti yang dibidik pada 80mm (50 x 1,6) pada kamera full-frame. Efek ini disebut "Krop APS-C", dan 1,6x adalah “faktor krop”.

Dalam artikel ini, kita akan menyebut panjang fokus yang sesuai dengan sudut pandang setelah APS-C mengkrop "panjang fokus yang setara".


Kapan hal itu menjadi penting?

Sudut pandang juga bergantung pada jarak Anda dari subjek, jadi dengan sebagian besar subjek sehari-hari, Anda tidak akan merasakan banyak perbedaan. Namun, hal itu memang membuat perbedaan jika Anda memotret subjek Anda pada jarak dekat, dan jika Anda suka membidik gambar dengan sudut ultra lebar.


APS-C: Ini seperti terus-menerus memiliki lensa yang lebih panjang

Dengan faktor krop, hal ini nyaris seperti Anda secara otomatis memiliki lensa yang lebih panjang. Lensa 100mm berfungsi seperti lensa 160mm, lensa 200mm berfungsi seperti lensa 320mm, dan lensa 400mm berfungsi seperti lensa 640mm—sempurna untuk subjek seperti hewan dan satwa di kehidupan alam liar, dan sangat berguna jika memiliki jangkauan yang lebih jauh.

EOS M50 (kamera APS-C) + EFbM55b200mm f/4.5b6.3 IS STM @ 187mm (setara 299,2mm)

Anda tidak pernah tahu kapan lensa yang memiliki jangkauan lebih jauh akan berguna—tapi yang pasti, lensa seperti ini tentu berguna untuk memotret bunga teratai ini secara close up dari sudut yang menarik, dan dari jarak jauh di seberang kolam! Kombinasi kamera APS-C dan lensa zoom telephoto yang digunakan di sini memiliki berat 647g yang cukup ringan untuk dibawa mendaki ke tempat tinggi, dan jauh lebih ringan daripada kombinasi lensa full-frame dan kamera apa pun yang setara saat ini.

Bagaimana dengan crop mode 1.6x pada sebagian kamera full-frame?

Sebagian kamera full-frame memiliki crop mode 1,6x, yang memungkinkan Anda melihat dan menangkap pemandangan dengan efek krop APS-C. Itu sangat berguna karena Anda dapat memeriksa komposisi dengan efek close-up secara langsung di tempat tanpa harus menggunakan lensa yang lebih panjang.

Namun demikian, karena hanya sebagian dari sensor gambar yang digunakan untuk merekam gambar krop 1,6x, gambar yang dihasilkan kurang dari resolusi penuh kamera Anda. Misalnya, untuk gambar di bawah, menggunakan crop mode 1,6x pada EOS R 30,3 megapiksel menghasilkan gambar 4176 x 2784—sekitar 11,6 megapiksel.

Mungkin tidak masalah kalau Anda hanya berbagi gambar secara online tanpa melakukan edit. Tetapi jika Anda berniat untuk mengkrop gambar Anda lebih jauh selama pasca-pemrosesan, memiliki megapiksel yang lebih sedikit akan membatasi seberapa banyak yang dapat Anda krop.

Pemotongan 2000 piksel dari bidikan gambar dalam crop mode 1,6x
Bidikan gambar asli pada 200mm pada EOS R (full-frame) + EF70-200mm f/4L IS II USM

Secara umum, gambar harus memiliki setidaknya 2000 piksel pada ujung terpanjang untuk memberikan hasil terbaik apabila ditayangkan pada sebagian besar perangkat tampilan. Gambar di atas dibidik dalam crop mode 1,6x pada EOS R, dan mengambil pemotongan 2000 piksel darinya (gambar bawah) memberikan hasil seperti gambar di atas. Mengkrop lebih jauh dapat menyebabkan kualitas gambar terlihat kurang tajam dan lebih berpiksel, terutama pada layar yang lebih besar.

Pada kamera sensor APS-C 24 megapiksel seperti EOS M50, Anda akan mendapatkan gambar asli yang lebih besar (6000 x 4000 piksel), di mana pemotongan 2000 piksel akan memungkinkan gambar burung mengisi lebih banyak ruang dalam bingkai. Pilihan lain yang lebih mahal adalah memiliki lensa yang lebih panjang, atau menggunakan kamera full-frame dengan lebih banyak megapiksel.

 

TJ: Dapatkah saya menggunakan lensa APS-C pada kamera full-frame?

Lensa yang dirancang untuk kamera APS-C DSLR (lensa pemasangan EF-S dan EF-M) tidak akan muat pada kamera DSLR Canon full-frame. Bahkan jika Anda berhasil memasangnya, lingkaran gambar yang lebih kecil mungkin akan menyebabkan vinyet pada gambar sensor full-frame. Kamera mirrorless sistem EOS R full-frame dapat memasang lensa RF-S secara langsung, dan lensa EF-S melalui adaptor dudukan EF-EOS R. Namun demikian, Anda secara otomatis dialihkan ke 1.6x crop mode yang hanya menggunakan sebagian sensor gambar. Untuk memaksimalkan kemampuan kamera full-frame, Anda harus menggunakan lensa yang memang dirancang untuk kamera full-frame.

 

Kamera full-frame: memanfaatkan sepenuhnya lensa sudut ultra lebar

Dibidik pada 14mm pada EOS R5 (full-frame) + RF14-35mm f/4L IS USM

Jika Anda berencana untuk mengambil banyak bidikan sudut lebar, Anda sebaiknya mempertimbangkan pilihan lensa yang tersedia karena pemotongan APS-C secara otomatis membuat sudut pandang lebih sempit daripada kamera full-frame. Contohnya, memasangkan lensa 16mm pada kamera APS-C, memberi Anda sudut pandang seperti bidikan pada 25,6mm (16 x 1,6) pada kamera full-frame (“setara 25,6mm”).

Ini bukan masalah besar kalau Anda menggunakan lensa zoom sudut ultra lebar yang secara spesifik dirancang untuk kamera APS-C, misalnya:
- EF-M11-22mm f/4-5.6 IS STM (untuk kamera EOS M series)
- EF-S10-18mm f/4.5-5.6 IS STM
- EF-S10-22mm f/3.5-4.5 USM

Ini menawarkan rentang panjang fokus yang mencapai lebar setara 16mm (untuk lensa EF-S) atau setara 17,6mm (untuk lensa EF-M), dan dapat memberikan hasil yang sangat baik. Namun demikian, karena tantangan teknis dalam mendesain lensa sudut ultra lebar dengan distorsi minimal, jika Anda ingin lebih lebar lagi, Anda akan memiliki lebih banyak opsi dengan kamera full-frame.

Pelajari lebih lanjut tentang apa yang bisa Anda lakukan dengan lensa sudut lebar dalam artikel berikut:
Dasar-Dasar Lensa #6: Lensa Sudut Lebar
Menjelajahi Lensa Sudut Lebar Bagian 1: Efek Foto Lensa Sudut Lebar

Fakta menyenangkan lainnya dalam artikel:
Lensa FAQ: Apa Arti Nama Lensa dan Mengapa Sebagian Lensa Berwarna Putih?


Pahami hal ini: Efek fisheye (mata ikan) melingkar hanya dapat dicapai pada kamera full-frame

Suka bermain-main dengan lensa yang berbeda? Jika Anda kebetulan memiliki lensa fisheye EF8-15mm f/4L Fisheye USM yang unik, kamera full-frame memungkinkan Anda mencapai sesuatu yang unik dengan lensa tersebut, tetapi hal ini tidak dapat dilakukan pada kamera APS-C:

EOS R + EF8-15mm f/4L Fisheye USM @ 8mm

Ini disebut efek (fisheye) mata ikan melingkar, dan memberikan pemandangan 180 derajat. Ini hanya mungkin dilakukan pada kamera full-frame. Efek crop kamera APS-C akan memangkas gambar sehingga tidak lagi menjadi lingkaran utuh.


Fisheye diagonal: Dapat dilakukan pada full-frame dan APS-C

EOS R + EF8-15mm f/4L Fisheye USM @ 15mm

Apa pun yang Anda gunakan, entah itu APS-C atau full-frame, Anda tetap bisa mendapatkan efek dinamis dengan efek fisheye diagonal, yang muncul dari sekitar kesetaraan full-frame 12mm pada lensa fisheye.

Ini bukan hanya tentang distorsi yang unik. Ketahui, bagaimana lensa fisheye dapat menciptakan lanskap bintang yang mengagumkan dalam artikel:
EF8-15mm f/4L Fisheye USM: Lensa My Go untuk Memotret Lanskap Bintang

 

Pertimbangan #4: Depth of field

Anda mungkin pernah mendengar bahwa kamera full-frame dapat menghasilkan depth of field yang lebih dangkal (keburaman latar belakang/bokeh lebih kentara) dibandingkan dengan kamera APS-C. Salah satu alasan utamanya adalah, karena ukuran sensor memengaruhi jarak pemotretan Anda dari subjek.

Pertama-tama, mari kita rekap empat faktor yang memengaruhi bokeh latar belakang/depth of field yang dangkal:
i)  Jarak antara subjek dan latar belakang
ii)  Pengaturan aperture
iii) Panjang fokus efektif
iv) Jarak antara kamera dan subjek

Apa yang terjadi apabila kita memotret dengan kamera full-frame dan APS-C, dan menjaga agar i) dan ii) tetap konsisten? Pada gambar berikutnya, perhatikan ukuran lingkaran bokeh di latar belakang dan bagaimana bokeh tersebut berubah.

Kedua gambar ini dibidik dengan lensa 50mm yang sama pada f/1.8. Kami menggunakan crop mode 1,6x pada kamera full-frame sehingga kedua gambar memiliki sudut pandang yang sama.

 

Kamera full-frame pada 50mm dalam mode 1.6x crop, f/1.8

APS-C pada 50mm (setara 80mm), f/1.8

Lingkaran bokeh berukuran kurang-lebih sama pada kedua gambar, yang menunjukkan bahwa setelah faktor krop diperhitungkan, pada posisi dan pengaturan pemotretan yang sama, tidak ada perbedaan depth of field (kedalaman bidang) yang terlihat antara gambar yang diambil dengan full-frame dan kamera APS-C.


Bagaimana kalau, alih-alih menggunakan crop mode 1,6x untuk jangkauan yang lebih luas, kita memindahkan kamera full-frame lebih dekat ke subjek sehingga ukurannya sama seperti pada gambar APS-C?

Kamera full-frame pada 50mm, f/1.8, lebih dekat ke subjek

APS-C pada 50mm (setara 80mm), f/1.8

Depth of field lebih dangkal dalam gambar dari kamera full-frame: memiliki lingkaran bokeh yang lebih besar. Membidik lebih dekat ke subjek akan mengurangi depth of field (kedalaman bidang).


Ini menunjukkan apa bagi kita?

Apabila menggunakan kamera full-frame, kita sering kali akhirnya memotret secara fisik, lebih dekat ke subjek dibandingkan ketika kita menggunakan panjang fokus yang sama pada kamera APS-C. Biasanya inilah yang menghasilkan depth of field yang lebih dangkal dan bokeh yang lebih intens.

Ketahui cara merancang ulang latar belakang yang gemerlap di sini

 

Kesimpulan: Kamera APS atau full-frame?

Berikut adalah rangkuman keunggulan dan kekurangan dari kedua jenis kamera.


Keunggulan kamera APS-C
- Seringkali lebih kecil, lebih ringan, dan harganya lebih terjangkau
- Lensa yang dirancang untuk kamera APS-C biasanya juga lebih kecil, lebih ringan, dan lebih murah
- Pemangkasan atau krop 1,6x secara otomatis memperluas jangkauan Anda
- Biasanya dapat memasukkan lensa full-frame selain lensa APS-C (tetapi tergantung pada sistem pemasangannya, mungkin memerlukan adaptor dudukan)

Kekurangan kamera APS-C
- Tidak dapat memanfaatkan sepenuhnya lensa sudut lebar
- Mungkin memiliki lebih banyak noise yang kentara apabila membidik pada kecepatan ISO tinggi dalam cahaya redup

Keunggulan kamera full-frame
- Menangkap bidang pandang yang lebih luas dibandingkan dengan kamera APS-C dengan lensa yang sama di tempat yang sama
- Dapat memanfaatkan sepenuhnya lensa sudut lebar
- Kemungkinan menampilkan lebih sedikit noise apabila membidik dalam kondisi cahaya redup pada kecepatan ISO tinggi

Kekurangan kamera full-frame
- Lebih mahal
- Penggunaan terbatas dengan lensa APS-C


Tanyakan kepada diri Anda: seberapa banyak Anda bersedia atau mampu berinvestasi untuk perangkat ini?

Keunggulan terbesar dari kamera dan lensa APS-C adalah harganya yang relatif terjangkau. Jika ini adalah kamera pertama Anda dan anggaran Anda terbatas, Anda dapat membuat perlengkapan yang layak dengan kamera APS-C, beberapa lensa, dan bahkan mungkin Speedlite seharga perlengkapan kamera full-frame baru.

Sistem kamera full-frame membutuhkan lebih banyak investasi, tetapi sebagai gantinya, sistem ini memberikan keserbagunaan dalam berbagai kondisi pemotretan yang lebih banyak. Itulah mengapa begitu banyak fotografer profesional lebih suka menggunakan kamera full-frame, dan mengapa banyak fotografer yang antusias akhirnya memutuskan bahwa mereka perlu "naik tingkat" dari sistem kamera APS-C mereka.

Tidak ada aturan resmi dan menyeluruh tentang bagaimana perjalanan fotografi harus dimulai. Anda dapat memulai dari yang kecil dengan sistem kamera APS-C dan melihat bagaimana hasilnya, atau berinvestasi dalam perlengkapan kamera full-frame untuk meningkatkan diri (dan berkembang). Pada akhirnya, perlengkapan kamera Anda adalah alat yang Anda gunakan untuk ekspresi visual, dan yang terpenting adalah Anda belajar menggunakannya dengan baik! Untuk itulah keberadaan SNAPSHOT di sini.

Selamat memotret!

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi.

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami