Temukan yang Anda cari

atau cari melalui

topik

Article
Article

Article

e-Book
e-Book

e-Book

Video
Video

Video

Campaigns
Campaigns

Campaigns

Architecture
Kamera Saku

Kamera Saku

Architecture
DSLRs

DSLRs

Architecture
Videografi

Videografi

Architecture
Astrofotografi

Astrofotografi

Architecture
Tanpa Cermin

Tanpa Cermin

Architecture
Fotografi arsitektur

Fotografi arsitektur

Architecture
Teknologi Canon

Teknologi Canon

Architecture
Fotografi cahaya minimal

Fotografi cahaya minimal

Architecture
Wawancara fotografer

Wawancara fotografer

Architecture
Fotografi lanskap

Fotografi lanskap

Architecture
Fotografi makro

Fotografi makro

Architecture
Fotografi olahraga

Fotografi olahraga

Architecture
Fotografi Wisata

Fotografi Wisata

Architecture
Fotografi bawah air

Fotografi bawah air

Architecture
Konsep & Aplikasi Fotografi

Konsep & Aplikasi Fotografi

Architecture
Fotografi Jalanan

Fotografi Jalanan

Architecture
Kamera Mirrorless Full-frame

Kamera Mirrorless Full-frame

Architecture
Lensa & Aksesori

Lensa & Aksesori

Architecture
Nature & Wildlife Photography

Nature & Wildlife Photography

Architecture
Fotografi Potret Wajah

Fotografi Potret Wajah

Architecture
Fotografi Malam

Fotografi Malam

Architecture
Fotografi Hewan Piaraan

Fotografi Hewan Piaraan

Architecture
Solusi Pencetakan

Solusi Pencetakan

Architecture
Ulasan produk

Ulasan produk

Architecture
Fotografi Pernikahan

Fotografi Pernikahan

Saran & Tutorial >> Semua Saran & Tutorial

5 Teknik Fotografi untuk Dicoba Pada Perjalanan Anda yang Berikutnya

2019-07-10
2
1.6 k
Dalam artikel ini:

Ingin segera menjelajahi dan mengabadikan berbagai pemandangan di destinasi perjalanan Anda yang berikutnya? Kamera mirrorless yang ringkas dan portabel akan menjadi pendamping sempurna, khususnya dengan pilihan lensa yang tepat. Beginilah cara saya mampu mengabadikan lima jenis pemandangan yang berbeda dengan EOS RP (Versi Inggris), lensa zoom standar (RF24-105mm f/4L IS USM) dan lensa prima makro (RF35mm f/1.8 Macro IS STM). (Dilaporkan oleh Teppei Kohno)

 

1. Manfaatkan cahaya pagi yang indah untuk memotret jalanan dengan detail yang halus

Kincir ria dari observatorium

EOS RP/ RF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 105mm/ Aperture-priority AE (f/11, 1/250 det.)/ ISO 200/ WB: Auto


Arah cahaya dari matahari pagi, sempurna untuk menonjolkan dimensi

Untuk mengawali pagi hari dengan baik, coba temukan suatu tempat yang tinggi dengan pemandangan kota yang mengagumkan, mudah bukan?

Jika Anda membidik di pagi hari setelah matahari terbit, cahayanya ideal untuk memotret berbagai bangunan, karena matahari tidak terlalu rendah. Hal ini akan menghasilkan sudut pencahayaan diagonal yang menerpakan sejumlah bayangan yang cukup di berbagai tempat yang tepat, menonjolkan kesan dimensi pada bangunan dan jalanan.


Kiat pro tentang lensa: Gunakan panjang fokus yang panjang untuk merapikan komposisi

Banyak orang yang akan berupaya menggunakan sudut lebar untuk membidik pemandangan semacam itu, tetapi ini cenderung menangkap ruang yang tidak penting, yang bisa membuat bidikan terlihat menyebar.

Sebaiknya, gunakan panjang fokus telephoto untuk menangkap satu bagian pemandangan yang menarik. Misalnya, Anda bisa mengarahkan bidikan yang lebih dekat ke bangunan ikonis. Hal ini akan menghasilkan komposisi yang lebih rapi dan memiliki dampak yang lebih besar.

105mm: Subjek yang menarik terlihat jernih

Bidikan telephoto Kincir Ria

40mm: Menangkap segalanya

Bidikan sudut lebar pada pulau berikut Kincir Ria

Contoh di atas menunjukkan, bagaimana perbedaan panjang fokus memiliki efek yang drastis. Menggunakan sudut yang lebih lebar (40mm) akan memberikan kesan keluasan dan keterbukaan, sedangkan panjang fokus yang lebih panjang (105mm) menarik perhatian ke bangunan yang berdempetan, menghasilkan gambar yang dahsyat.

Baca juga: Teknik Komposisi Profesional (3): Memanfaatkan Lensa Dengan Sebaiknya.

 

2. Lensa makro: Sempurna untuk bidikan kafe

Lingkungan dan close-up pada hidangan pencuci mulut

EOS RP/ RF35mm f/1.8 Macro IS STM/ FL: 35mm/ Aperture-priority AE (f/2.2, 1/250 det., EV+0,3)/ ISO 400/ WB: Auto


Untuk menangkap berbagai detail pada makanan, gunakan lensa makro. Untuk juga menangkap detail lingkungan, coba lensa makro sudut lebar

Mampir di kafe atau restoran untuk rehat? Kemungkinan besar, naluri Anda membangkitkan hasrat fotografi Anda untuk memotret makanan. Tidak ada lensa yang lebih baik untuk menangkap bidikan tajam setiap hidangan secara close-up berikut detail yang menggoda, selain lensa makro.

Lensa makro sudut lebar seperti RF35mm f/1.8 Macro IS STM memungkinkan Anda untuk tidak hanya menangkap detail makanan, tetapi juga suasana latar belakang. Bagus sekali untuk mengabadikan kenangan saat Anda menikmati buttercream sponge sandwich cake.


Saran:

- Cari kursi dekat jendela. Cahaya samping tidak saja bagus untuk memotret makanan, tetapi juga potret wajah.
- Kalau Anda ingin menciptakan bokeh latar belakang, bidik subjeknya sedekat mungkin. Memang akan lebih sulit untuk memfokus dengan depth-of-field yang lebih dangkal, tetapi dengan menggunakan Touch Shutter (Rana Sentuh), akan lebih mudah dilakukan.


Kiat pro tentang lensa: Jangan lupa, bahwa lensa makro bagus juga untuk bidikan pull-back!

Jarak fokus terdekat

Agak lebih jauh lagi dari subjek

Lensa makro 35mm bagus sekali untuk berbagai macam bidikan. Apabila membidik pada jarak fokus terdekat, Anda akan mendapatkan bidikan yang rapi, yang menunjukkan tekstur makanannya. Kalau membidik dari jauh, sudut pandangnya cukup lebar untuk menangkap detail lingkungan. Lensa ini juga memiliki aperture lebar, yang memungkinkan Anda membidik di dalam ruangan dengan mudah.

Baca juga: Macro yang menggiurkan: Seni Fotografi Makanan Secara Close-up

 

3. Pernah melihat kendaraan yang menarik? Abadikan untuk dijadikan poster

Bus antik

EOS RP/ RF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 24mm/ Aperture-priority AE (f/11, 1/1.000 det., EV+0,3)/ ISO 800/ WB: Auto


Naikkan kecepatan ISO untuk menghasilkan gambar yang tajam dari subjek yang bergerak

Kendaraan ikonis, sekelompok burung terbang dalam formasi…kemungkinannya, ada banyak peluang pemotretan yang Anda jumpai saat di perjalanan, mencakup subjek bergerak.

Untuk subjek besar (misalnya: kendaraan) dan subjek yang cenderung muncul secara berkelompok (misalnya, burung), biasanya Anda ingin menggunakan aperture sempit dan membidik pada sudut lebar untuk memastikan ketajaman gambarnya. Tetapi, sebagai aturan pencahayaan, aperture yang lebih sempit memerlukan kecepatan rana yang lebih lambat untuk memastikan pencahayaan yang mencukupi, yang pada gilirannya akan meningkatkan peluang keburaman pada subjeknya.

Untuk menyiasatinya, naikkan kecepatan ISO untuk meningkatkan kecepatan rana.

Saran: Tetapkan control ring dapat disesuaikan pada adaptor dudukan lensa RF/EF-EOS R untuk mengontrol kecepatan ISO, dan Anda tinggal memutarnya untuk mengubah pengaturan ISO. Sempurna untuk mengabadikan momen sesaat!


Kiat pro tentang lensa: Untuk mendapatkan bidikan yang terlihat lebih tajam, gunakan aperture yang lebih sempit

Tajam pada f/11/ 1/1.000 det./ ISO 800

Bus antik pada f/11

Terlalu lembut pada f/4/ 1/250 det./ ISO 100

Bus antik pada f/4

Kedua gambar bus ini dibidik dari sudut yang kurang-lebih sama. Yang satu dibidik pada aperture maksimum (f/4) pada panjang fokus 65mm, memiliki depth-of-field yang begitu dangkal, sehingga bidikan terlihat lembut. Deep focusing bidikan dengan aperture sempit membantu membuat bidikan terlihat lebih tajam.


Peretasan pengaturan kamera: Bagaimana menyiapkan diri kalau tiba-tiba ada peluang pemotretan

Pertahankan pengaturan aperture default Anda yang cukup sempit untuk memastikan depth-of-field yang besar. Dengan begitu, apabila muncul peluang foto yang tidak terduga, Anda bisa secepatnya mendapatkan bidikan yang relatif tajam tanpa terlalu cemas mengenai penempatan fokusnya.

Baca juga: Pengaturan Kamera untuk Menangkap Momen yang Menentukan: Pesawat Udara Terbang Melintasi Pelangi

 

4. Mengejar bayangan, khususnya di waktu senja

Bayangan kala senja

EOS RP/ RF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 28mm/ Aperture-priority AE (f/11, 1/500 det., EV-0,3)/ ISO 100/ WB: Auto


Larut senja: Waktu yang sempurna untuk memotret dalam cahaya latar

Anda akan mendapatkan cahaya surya yang indah saat senja ketika matahari mulai tenggelam. Kalau membidik dalam cahaya latar, menyatukan bayangan dari orang yang lalu-lalang dan bangunan ke dalam gambar, Anda akan memiliki bidikan yang sangat dramatis. Hal ini disebabkan oleh matahari yang cemerlang menghadirkan kontras yang indah dengan berbagai elemen di depannya, dan bayangan yang diterpakan.

Saran: Semakin rendah kedudukan matahari di cakrawala, semakin panjang bayangannya.


Kiat pro tentang lensa: Apabila mengambil bidikan sudut rendah, amankan kamera dengan memegang erat lensa Anda

Saya mengambil bidikan di atas sambil berlutut di tanah. Kalau Anda harus membidik dari posisi rendah dan sudut rendah seperti ini, amankan kamera dengan memegang erat lensa Anda dari bawah dengan satu tangan. Tangan Anda yang satunya lagi bebas mengoperasikan kamera.

Gambar dibidik dalam Live View, menggunakan monitor Vari-angle dan Touch Shutter (Rana Sentuh).


Pahami hal ini: Lensa RF didesain untuk mengurangi flaring (efek seperti kabut atau asap) dan ghosting (semacam bentuk bayangan yang teramati secara jelas)

Apabila menyangkut soal bidikan cahaya latar, flaring dan ghosting biasanya paling dipertimbangkan, karena dapat menyebabkan kualitas gambar menjadi buruk. Lensa RF didesain untuk meminimalkan kejadiannya, sehingga Anda dapat membidik dalam cahaya latar tanpa masalah.


Baca juga: Cara Melakukan Bidikan yang Jitu: Waktu Cemerlang di Perjalanan

 

5. Mengambil bidikan rana lambat—menggunakan tangan!

Pemandangan jalan di malam hari

EOS RP/ RF24-105mm f/4L IS USM/ FL: 43mm/ Shutter priority AE (f/5.6, 1/4 det., EV+0,6)/ ISO 800/ WB: Auto (Otomatis)


Dengan stabilisasi gambar hingga 5 stop, goyangan kamera dapat sangat berkurang.

Saat malam tiba, pesona wajah kota pun berubah. Menangkap suasana ini seyogianya mudah dengan sistem stabilisasi gambar optik (IS) pada RF24-105mm f/4L IS USM dan RF35mm f/1.8 Macro IS STM. Ini, ditambah kombinasi dengan sistem Dual Sensing IS dalam kamera, yang menggunakan informasi dari sensor gambar, serta sensor gyro pada lensa untuk mengimbangi goyangan kamera, memastikan efek stabilisasi gambar hingga 5 stop kecepatan rana.

Saya memanfaatkan sepenuhnya sistem IS dalam bidikan genggam di atas, saya menggunakan rana lambat untuk menciptakan buram gerakan dari cahaya lampu belakang mobil yang melaju. Sensor gambar full-frame memastikan penggambaran detail, bahkan dengan kecepatan ISO 800 yang agak tinggi.

Apabila Anda ingin meniti cahaya, kadang, tidak ada yang lebih menyenangkan selain mampu mengambil bidikan rendah cahaya tanpa tripod.


Kiat pro tentang lensa: Temukan kecepatan rana yang memberi jumlah buram gerakan yang pas

1/4 det.

Nightscape (bentangan malam) dengan mobil yang melaju pada 1/4 det.

1/10 det.

Nightscape (bentangan malam) dengan mobil yang melaju pada 1/10 detik

Buram gerakan bisa menambah penekanan yang menarik ke bidikan pemandangan malam, tetapi harap diingat, seberapa banyak keburaman yang ingin Anda ciptakan. Pada contoh di atas, Anda bisa melihat, bagaimana kecepatan rana 1/4 detik menghasilkan buram gerakan yang lebih banyak pada mobil, menciptakan kesan yang lebih dinamis.

Waspada: Buram gerakan yang terlalu banyak bisa menyulitkan untuk melihat apa yang ada dalam gambar Anda, jadi jangan berlebihan.

Baca juga: Pengaturan Kamera yang Digunakan untuk Bidikan Rana Lambat yang Mencengangkan!


Perlengkapan yang digunakan

 

Cari tahu selengkapnya mengenai lensa RF di sini:
6 Fitur Signifikan Lensa RF

 


Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

Jadilah bagian dari Komunitas SNAPSHOT.

Daftar Sekarang!

Mengenai Penulis

Teppei Kohno

Lahir di Tokyo pada tahun 1976, Kohno lulus dengan menyandang gelar Social Work dari Fakultas Sosiologi, Meiji Gakuin University, dan magang dengan fotografer Masato Terauchi. Dia memberikan kontribusi untuk terbitan pertama majalah fotografi PHaT PHOTO, dan menjadi fotografer independen setelah itu, pada tahun 2003. Sebagai pengarang dari banyak buku, Kohno tidak hanya memotret semua jenis foto komersial, tetapi juga banyak menulis untuk majalah kamera dan lainnya.

http://fantastic-teppy.chips.jp

Berbagi foto Anda di My Canon Story & berpeluang ditampilkan pada platform media sosial kami